Umum  

Menebak Perilaku Para Pembohong

MEMBUKA TOPENG; memang sulit membedakan dan mengukur perilaku antara individu yang jujur atau bohong

Oleh Kendra Cherry, Juli 2016

Berbohong dan menipu, kalau menyadari, selalu kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi orang yang suka bohong biasanya tidak menyadari, atau justru tidak mau mengaku, kalau ia sudah terbiasa berbohong.

bohong,4

  • Tak Mengakui Suka Bohong

Belum lama ini ada penelitian, seberapa sering orang berbohong. Dan hasil survei menyatakan, 96 persen orang mengaku hanya sekali waktu berbohong. Sebuah studi nasional di AS terhadap 1.000 orang dewasa; 60 persen responden mengaku mereka tidak pernah berbohong. Nah.

Sebaliknya, para peneliti membuktikan, semua kebohongan itu hanya separuhnya diakui. Dari separuh jumlah kebohongan itu, nyatanya hanya 5 persen responden yang terang-terangan mengakui kebohongannya.

Dari studi itu bisa disimpulkan, mungkin memang hanya ada sekelompok kecil orang yang memang tidak jujur. Namun kebohongannya ‘sangat produktif’ (tidak habis-habisnya mengulangi kebohongan)

Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak orang suka berbohong dari waktu ke waktu. Beberapa kebohongan ini sebagian kecil saja yang ‘white lies’ (bohong putih, bohong tapi bermaksud baik) untuk melindungi perasaan orang lain (“Kamu kelihatan cantik, apalagi kalau kulitmu lebih bersih!”).  Namun sebagian besar, kebohongan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari benar-benar bertujuan menutupi maksud jahat.

Cara Keliru Menebak Kebohongan

    Memang tidak mudah mengetahui, seseorang berbohong atau jujur. Ada anggapan umum yang seolah-olah benar tentang cara menebak kebohongan, misalnya yang berbohong biasanya tampak gelisah atau tidak tenang. Mereka tidak berani menatap mata kita, mereka memiliki mata licik saat Ternyata, nasehat ini biasanya dari kecurigaan cerita istri tua                                                                                                                                         Memang banyak tips untuk menebak ketidakjujuran. Namun cara-cara yang disarankan sering tidak jitu. Pada tahu 2006 ada studi yang membuktikan, bahkan para peneliti yang terlatih pun sering salah menebak apakah seseorang berbohong,atau sebaliknya jujur.

Jelas,  memang sulit membedakan dan mengukur perilaku antara individu yang jujur dan berbohong. Para peneliti berusaha untuk mengungkap cara jitu mendeteksi kebohongan itu. Meskipun tidak mudah, para peneliti menunjukkan beberapa indikator;

  • Bahasa Tubuh

Orang sering fokus pada bahasa tubuh yang mengisyaratkan tanda-tanda fisik dan perilaku halus yang menjurus ke arah penipuan.  Misalnya, sering kita mendengar saran standar, tentang mata licik, tampak gelisah, atau menghindari kontak mata, sebagai tanda bahwa seseorang itu tidak jujur.

bohong,6Ternyata, dari hasil suatu penelitian, isyarat atau bahasa tubuh tidak bisa menjadi petunjuk akurat dan sama sekali tidak terkait dengan berbohong. Howard Ehrlichman, seorang psikolog yang mempelajari gerakan mata sejak 1970-an membuktikan, pergeseran mata bisa berarti seseorang berpikir, atau mengakses memori jangka panjang mereka.

Penelitian lain malah memastikan, isyarat atau bahasa tubuh tidak bisa jadi petunjuk dalam mendeteksi kebohongan. Namun kita bisa menangkap ‘sinyal’ yang menangkap[ kebohongan itu.

Jadi bagaimana menangkap sinyal kebohongan?

Para peneliti di UCLA  di AS mempublikasikan hasil penelitiannya edisi April American Journal of Forensic Psychiatry tentang penipuan yang perlu diketahui para penegak hukum.

Kita bisa memperhatikan dengan akurat beberapa isyarat penipuan, dengan mencermati hal-hal sebagai berikut;

  • Minta perjelas apa yang dikatakannya; jika orang yang bicara menghindari meninggalkan rincian-rincian penting tentang ceritanya, mungkin karena mereka berbohong.
  • Bicaranya tergagap atau terputus-putus; bila seseorang tidak yakin yang diucapkannya atau atau takut diketahui kebohongannya , mereka bisa dipastikan ia memang sedang nicara bohong.
  • Gaya bicara acuh tak acuh; sering mengangkat bahu, kurang ekspresi saat bicara, dan menampakkan kebosanan, bisa menjadi tanda berbohong karena orang itu berusaha menghindari emosi saat mengatakan sesuatu yang tidak jujur.
  • Overthinking; bila seseorang tiba-tiba berlebihan atau tampak berpikir terlalu keras saat menyampaikan rincian ceritanya, mereka sedang berbohong.                                             Para peneliti pun mengakui, tidak mudah mendeteksi pembohong. Sebab orang yang terbiasa berbohong ‘sudah terlatih’ mengelabuhi lawan bicaranya. Hanya yang terlatih, terbiasa dan tajam mengamati perilaku orang lain yang mempunyai kemampuan menebak kebohongan.

Seringkali kita merasa mampu menebak. Padahal kalau tidak cermat, bisa menyebabkan over-analisis dan dugaan kita sering meleset.

Ed. Roman Emsyair  

Sumber: verywell