Kerukunan Nasional, Unsur Utamanya Kerukunan antar Umat Beragama

Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin besama para peuka agama membicarakan soal kerukunan antar umat beragama usai menyusuri Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Jakarta, beberapa waktu lalu / Foto: dok Kemenag RI
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Kerukunan antar umat beragama harus dijaga, karena menjadi unsur utama mewujudkan kerukunan nasionaL

MATARAM.lombokjournal.com ~ Guna mewujudkan kerukunan nasional, modal utamanya adalah menciptakan kerukunan antar umat beragama.

Dengan terciptanya kerukunan nasional, maka 

Cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera pun terwujud, bila tercipta kerukunan nasional.

Karena itu, kerukunan antar umat beragama harus dibangun dan dijaga.

BACA JUGA: Agama Harus Disyiarkan dengan Narasi Kerukunan, Ini Pesan Wapres

Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin membicarakan soal kerukunan ini, usai menyusuri Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat itu Wapres Ma’ruf Amin menekankan, kerukunan bangsa harus dibangun. Dan diyakini, dengan kerukunan antar umat beragama merupakan unsur atau penopang utama kerukunan nasional. 

“Maka kerukunan nasional kita, persatuan Indonesia yang seperti diciptakan para pendiri bangsa, dapat kita jaga dan kita pertahankan untuk Indonesia Maju, Indonesia Sejahtera,” tegas K.H. Ma’ruf Amin 

BACA JUGA: Musda FKUB KLU, Menjadi Penjaga Persatuan Umat 

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa Terowongan Silaturahmi memiliki makna yang dalam. Bukan hanya sebuah lambang atau penghubung antar tempat ibadah, namun merupakan simbol saling menghormati antar pemeluk agama.

“Bukan saja hanya sekedar lambang, tapi memberikan inspirasi terbangunnya kerukunan antar umat. Antar umat Islam yang direpresentasikan oleh [Masjid] Istiqlal dan juga masyarakat atau umat Katolik yang direpresentasikan oleh [Gereja Katedral],” ungkap Wapres saat itu ***

 

Penulis: MasEditor: Iwaga