Pengalamannya melihat jemaah haji yang dibuatkan bilik cinta, walau hanya 9 hari di tanah suci adalah bukti kebutuhan aktivitas seksual yang sangat penting dalam bagian adult trauma healing
MATARAM.lombokjournal.com — Masalah psikologis akibat trauma dan kehilangan harta benda akibat gema, menjadi persoalan yang harus segera tertangani.
Demikian yang diungkap seorang akademisi Universitas Diponegoro, DR. dr. H. Budi Laksono, MHSc, yang membangun hunian sementara bagi warga terdampak gempa di Lombok Utara.
Menurutnya, Dalam bencana alam, orang lebih sering berpikir, anak-anak korban gempa butuh trauma healing. Tentu ini benar.
“Tapi harus dipahami, hingga saat ini, letupan-letupan trauma psikologis justru banyak terjadi pada orang dewasa. Ada yang gila, yang omong sendiri, yang kaget-kagetan, yang nangis justru orang dewasa. Tidak banyak yang mikir adult healing,” jelasnya, Senin (10/9) di Mataram.
Dampak psikososial yang dialami oleh korban gempa itu dapat dimaklumi. Karena rumah yang dibangun seumur hidupnya misalnya dari hasil menjadi TKI, hasil bertani dan lain sebagainya musnah dalam waktu 15 detik diguncang gempa besar.
“Belum lagi yang sakit, keluarga meninggal karena gempa. Mereka juga perlu trauma healing,” ujar Budi.
Dokter Bencana
Dokter Budi Laksono, dokter yang satu ini pernah tugas saat Tsunami Aceh tahun 2004, berpenampilan bukan seperti “standart” dokter. Tapi kemampuan dan ilmu medisnya sering digunakan untuk membantu banyak orang dalam musibah bencana alam.
Pemilik Yayasan Wahana Bhakti Sejahtera dan Klinik Budi Husada di Kota Semarang ini, sering kali melibatkan dirinya membantu Bencana Alam baik di Indonesia maupun Luar Negeri.
Misalnya bencana serangan badai Taifun di Filipina. Dan sekarang pun masih membuat progam recovery hunian bagi warga pengungsi di Lombok, NTB.
Menurutnya, salah satu trauma healing dewasa adalah memberikan hunian sementara yang layak, efesien dan efektif.
AB6 House adalah program hunian sementara yang digagasnya sejak Tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Program ini kemudian diperkenalkan kembali bagi warga terdampak bencana di Lombok.
“Satu yang jadi alasan mengapa AB6 House adalah menjadi adult trauma healing yang tidak kalah penting. Tenda umum besar belum solusi komprehensif untuk alasan ini,” papar Budi.
Pengalamannya melihat jemaah haji yang dibuatkan bilik cinta, walau hanya 9 hari di tanah suci adalah bukti kebutuhan aktivitas seksual yang sangat penting dalam bagian adult trauma healing.
Bukti di Lombok, bisa dilihat dari program AB6 House yang dibuatnya menjadi proyek percontohan di Dusun Jugil Barat, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Beberapa keluarga yang dapat rumah hunian model AB6 disekat dan dibuatkan juga kamar pribadi. Bahkan beberapa secara terbuka berterima kasih, karena kebutuhan seksual yang macet sebulan ini bisa dilepaskan.
“Berkat ketulusan seorang akademisi UNDIP bp DR. dr. H. Budi Laksono. MHSc didukung oleh keikhlasan Rotari Club selaku penyandang dana. Hari ini dengan ucapan bismillah, dimulai pembangunan Huntara Kampung Rotari di Dusun Karang Bedil, Desa Gondang, Kecamatan. Gangga, Kabupaten Lombok Utara,” ungkap seorang warga, Udin.
“Itu yang menambah tesis menjadi ilmu, bahwa Rumah Cepat adalah manfaat komprehensif bagi keluarga pengungsi. Bukan saja mulai semua hidup fisiknya, tapi juga psikologis keluarganya,” ungkap dokter Budi.

Biaya membuat hunian sementara model AB6 Houses ini hanya membituhkan dana 6 juta. Tetapi untuk modifikasi di Lombok, model rumah AB6 harganya jauh lebih murah karena kayu dan bahan lainnya dari bekas reruntuhan rumah. Sehingga hanya dibituhkan sedikit biaya untuk membeli seng, spandex, triplek, dan bahan lainnya.
“AB6 House relevan, murah dan mudah diaplikasikan sebagai bagian solusi disaster di manapun bila terjadi di Indonesia,” jelas Budi.
Konsep penamaan hunian sementara model AB6 itu sendiri diambil dari nama Ansyori dan Budi. Sementara angka 6 itu berarti waktu pengerjaannya hanya membutuhkan estimasi waktu maksimal 6 jam.
AB6 merupakan konsep model hunian sementara yang berupa miniatur perpindahan kehidupan sosial warga prabencana ke pascabencana. Sehingga dengan begitu, kenyamanan warga hidup dalam huniannya sementara, tidak beRbeda jauh dengan kehidupannya sebelum terjadinya bencana.
Dalam hunian AB6 ini warga yang sebelumnya berdagang barang dan jasa dapat melanjutkan kembali penghidupan ekonominya, agar segera pulih sementara kembali ke dalam kehidupannya seperti sediakala.
Harry