Umum  

Hati-hati, Internet Bisa Membuat Salah kaprah

Kecenderungan manusia biasa untuk -- melahap begitu saja tanpa seleksi -- data besar: besar-besaran, otomatis, penilaian mentah melalui berbagai pandangan berdasarkan permintaan

Lombokjournal.com

Banyak hal yang menjadikan cara berpikir kita salah kaprah. Salah satunya adalah internet. Kalau meyakini pendapat kita benar tapi sengaja mengabaikan semua bukti yang bertolak belakang, internet adalah biang keladi yang menjadikan kita seperti itu.

Ya, tak ada yang lebih baik dari internet, bagaimana bekerja mendatangkan seluruh pengetahuan manusia dalam jangkauan siapa pun yang terhubung. Kami tidak pernah memiliki lebih banyak akses ke informasi, yang lebih mudah digunakan untuk mengkonsumsi dan menyebarluaskan data, selain menggunakan internet.

PENGGUNA INTERNET ; tidak peduli seberapa kesalahan obyektif kita
PENGGUNA INTERNET ; tidak peduli seberapa kesalahan obyektif kita

Sebelumnya, naskah tertulis atau mesin cetak menciptakan yang memungkinkan munculnya ledakan kecerdasan, kemajuan, dan transformasi intelektual. Anda bisa membandingkannya setelah munculnya internet?

Tunggu dulu….. Namun kami menolak. Kita menyaksikan banyak orang lebih tertarik “menjadi benar” daripada mendapat informasi. Kemudian membuat komentar menjengkelkan dan lucu untuk memajukan wacana. Boro-boro menjadi tangga ke puncak pengembangan manusia, kegunaan internet benar-benar menambah bias konfirmasi.

Kecenderungan manusia memang selalu sependapat dengan orang-orang yang mengatakan sama dengan yang dipikirkannya. Dan bersamaan dengan itu, meyakini bahwa orang  menganggap membenarkan cara yang kita lakukan.

Online, Anda bisa menemukan seseorang untuk berdebat, atau setuju dengan apa pun. Ini berarti tidak peduli seberapa kesalahan obyektif kita,  dapat menemukan orang lain di sisi Anda. Sekarang, Anda dengan berani berasumsi kebenaran mutlak. Jika orang setuju dengan Anda, maka “masalah yang muncul” bukan lagi dengan ide-ide… tapi dengan orang-orang yang tidak sependapat dengan ide-ide Anda.

internet dikombinasikan dengan media sosial, merupakan pakan  masalah yang sama-tapi-berbeda, bias konfirmasi atau lalai melakukan seleksi. Kita cenderung hanya mencari pendapat yang cocok dan mengabaikan yang tidak suka. Misalnya suatu saat kita memblokir pertemanan (unfriend) di  Facebook, itu benar-benar bukti bagaimana internet mengajak melakukan kekeliruan, yang bekerja secara otomatis.

Melipatgandakan jaringan teman dengan saluran berita yang kita tonton, surat-surat yang Anda baca, orang yang Anda ajak bicara, film yang kita tonton, restoran langganan Anda, dan mengahadiri rumah ibadah Anda. Bagaimana kita tidak begitu banyak “mencari kebenaran” tapi justru menghindari keberadaan.laporan yang saling bertentangan

Untuk membela kekeliruan ini, mungkin kita mengatakan bahwa kecenderungan manusia biasa untuk — melahap begitu saja tanpa seleksi — data besar: besar-besaran, otomatis, penilaian mentah melalui berbagai pandangan berdasarkan permintaan-.

Asal tahu saja, bahkan Presiden Obama mendirikan “Kantor Sains data” dalam upaya membawa beberapa ukuran objektivitas ilmiah dan matematis tentang arah kebijakan federal AS. Entah gejala apa itu, bahkan Gedung Putih kehilangan dasar dalam memerangi “kecerdasan otomatis” akibat internet.

Tentu, semua hal mengandung kurang lebihnya. Mungkin yang hendak diingatkan, kita mestinya  menghindari bias konfirmasi atau selalu melakukan seleksi terhadap data yang datang sesuai permintaan secara otomatis. .

Rayne Qu

(sumber : Via TopTenz)