Friendly Lombok dan Pesona Sumbawa, Branding Pesona Indonesia

Festival Putri Nyale di Lombok tengah, salah satu event yang menjadi ikon Lombok friendly (Foto: IST)

Friendly Lombok dan Pesona Sumbawa disosialisasikan  menjadi Branding Pesona Indonesia, di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Rabu (12/7)

MATARAM.lombokjournal.com — Branding Pesona Indonesia merupakan Program Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk memperkenalkan keragaman dan keindahan Pariwisata Indonesia di kancah internasional.  Caranya dengan  mempromosikan daya tarik potensi unggulan pariwisata tiap-tiap daerah.

Dalam sosialisasi branding itu, NTB mengangkat daya tarik wisata halal dengan Lombok  friendly dan  pesona  Sumbawa sebagai branding.

“Melalui program ini, daya tarik dan arus kunjungan wisatawan  nasional dan internasional ke NTB akan mencapai target 3 juta orang, bahkan lebih,” kata Wakil Gubernur NTB H. Muh Amin, SH, M.Si saat membuka acara penegasan branding sangat penting  untuk meningkatkan citra dan daya tarik destinasi wisata daerah.

Kata wagub, dengan tumbuh berkembangnya industri pariwisata di NTB, akan  menumbuhkembangkan ekonomi kreatif dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sektor pariwisata telah berkontribusi nyata untuk membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan menurunkan ngka kemiskinan. Pemerintah pusat dan daerah bersinergi mengembangkan sektor pariwisata sebagai prioritas utama.

“Semua ikhtiar yang pernah dilakukan tentu harus didukung oleh semua pihak,” tegas wagub.

Dipaparkannya, potensi  pariwisata di  Pulau Sumbawa tidak kalah dengan Pulau Lombok. Namun penanganan dan promosinya, perlu disesuaikan dengan potensi lokal yang dimiliki.

“Sosialisasi branding ini bagus juga, ketika kita sama sama mau memperkuat sehingga tidak terjadi disparitas atau kesenjangan,” tuturnya.

Peran Kepala Daerah sangat penting membangun pariwisata. Kepala daerah harus pro aktif dan pro investasi dalam berbagai kebijakan-kebijakan di daerahnya.

Ditegskan wagub, Kepala Daerah bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD), merumuskan program pembangunan pariwisata.  Peran Pemerintah Provinsi tidak lebih dari fasilitator, dinamisator, motivator, dan juga regulator. Sebab yang mengeksekusi nantinya pemerintah kabupaten/kota.

“Hal ini nantinya akan menjadi motivasi bagi kepala daerah dan pelaku pariwisata,” kata wagub.

Dalam kesempatan itu wagub menegaskan pentingnya penguatan atraksi-atraksi, infrastruktur, aksesibilitas, dan transportasi. “Ini merupakan tugas dari pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” tegas Wagub

Kegiatan itu dihadiri, Danlanud Rembiga, FKPD Provinsi NTB, Asisten Deputi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Tujuh orang mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia jurusan seni persembahan juga tampak hadir.

AYA