Perayaan Hari Raya Idhul Fitri 1438 Hijriyah berlangsung menyenangkan, setidaknya tanpa gangguan keamanan yang mengganggu kekhusyu’an dan kebahagiaan usai menjalani puasa sebulan penuh
MATARAM.lombokjournal.com –
Di tengah-tengah kekhusyu’an umat Islam menjalani ibadah puasa, masyarakat NTB dikejutkan penangkapan tiga terduga teroris oleh Densus 88 di Desa Dore, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Jumat (16 /6). Tiga terduga teroris terindikasi sebagai sel jaringan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di NTB itu, menurut keterangan polisi, akan melakukan teror Ramadhan dengan menyasar Markas Polsek Woha Bima.
Rencana teror itu, syukurlah, seperti mimpi buruk yang tak terwujud jadi kenyataan. Kita tak bisa menduga apa yang terjadi bila teror itu terjadi, dan ketakutan masyarakat mengoyak kebahagiaan perayaan menyambut lebaran tahun ini. Berikut fakta menyenangkan yang tercatat selama perayaan Idhul Fitri 1438 Hijriyah, yang dalam penanggalan umum jatuh pada hari Minggu, 25 Juni 2017:
- Masyarakat NTB menikmati kebahagiaan dalam perayaan Lebaran tahun 2017. Selama lebaran dan pascalebaran, pelaksanaan ibadah maupun arus mudik berlangsung aman tanpa terusik gangguan keamanan. Baru tahun ini sholat Idhul Fitri di Mataram dipusatkan di Islamic Center NTB, tidak terpencar di berbagai tempat seperti di halaman Kantor Gubernur NTB, di Tugu Bumi Gora atau di Lombok Epicentrum Mall. Selain itu, arus mudik berlangsung lancar karena Dishub NTB menyiapkan kekurangan armada untuk memenuhi lonjakan penumpang.
- Takbiran sebagai salah satu bentuk syiar Islam yang berlangsung di Mataram tercatat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai takbir keliling dengan peserta terbanyak di indonesia. Jumlah peserta itu berdasarkan taksiran perwakilan MURI mencapai sekitar 29 ribu orang, dari 65 kafilah berasal dari seluruh lingkungan di 6 Kecamatan Kota Mataram. Sebelum dimulai takbiran, Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi dan Wali Kota Mataram Ahyar Abduh bersama-sama memukul gendang beleq dan mengumandangkan lantunan takbir bersama-sama.
- Tradisi open house berlangsung di kediaman atau pendopo gubernur, walikota, dan bupati serta pejabat teras pemda di seluruh NTB, umumnya dilaksanakan pada hari kedua Lebaran atau tanggal 2 Syawal. Acara ini menjadi wadah silaturahmi para pimpinan di daerah dengan masyarakat. Tapi bukan hanya pejabat, beberapa tokoh masyarakat, politisi, pengusaha atau keluarga tertentu menggelar open house untuk mendekatkan diri dengan tetangga dan handai taulan. Tradisi khas Lebaran masyarakat kita ini membuat suasana Lebaran jadi menyenangkan.
- Mungkin ini bisa jadi indikasi peningkatan daya beli masyarakat. Seminggu menjelang Lebaran di Lombok, konsumsi elpiji khususnya yang non subsidi naik 8 ribu tabung per hari. Selain itu juga terjadi peningkatan mencolok pada penjualan Handphone berikut pulsa untuk semua operator. Jangan heran, meski pusat perbelanjaan modern jumlahnya bertambah tapi tetap tak kekurangan pengunjung. Menjelang lebaran, pusat perbelanjaan modern seperti Lombok Epicentrum, Mataram Mall, Lombok City Center maupun Transmart yang baru buka, ramai diserbu masyarakat yang berbelanja macam-macam kebutuhan.
- Perayaan lebaran pada 1 Syawal di Lombok masih berlanjut. Sepekan setelahnya, masyarakat Lombok juga bersuka cita merayakan usai puasa sunah bulan Syawal. Masyarakat Lombok tak kalah meriahnya merayakan Lebaran Topat (Lebaran Ketupat). Usai mengamankan Idhul Fitri, aparat kepolisian kini masih masih harus sibuk mengamankan Lebaran Topat. Khususnnya aparat kepolisian Lombok Barat bukan hanya sibuk mengatur lalu linntas, tapi juga akan patroli darat dan laut untuk mengamankan tempat-tempat rekreasi, mulai dari Senggigi hingga Sekotong. Kesiapan aparat kepolisian ini membuat masyarakat tenang dan nyaman merayakan Lebaran Topat.
Rr