Harga beras medium di ke dua pasar tersebut masih dibawah HET

MATARAM.lombokjornal.com — Guna Memastikan harga stabil menjelang bulan puasa, Dinas Perdagangan (Disdag) NTB turun melakukan pemantauan ke dua pasar rakyat di Kota Mataram, senin (23/04).
Bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mataram, Disdag NTB tidak menemukan kenaikan harga beberapa komoditas diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Harga komoditas di ke dua pasar masih stabil,” ujar Kepala Disdag NTB Hj Putu Selly Andayani usai pemantauan.
Ia menuturkan, untuk harga beras medium di ke dua pasar tersebut masih dibawah HET.
Hal ini dikarenakan saat ini sudah musim panen masyarakat dan Bulog. Selly mengaku memberikan atensi cukup besar pada komoditas beras. Karenakan beras bisa menjadi penyebab utama inflasi di NTB jika tidak dikontrol.
“Intinya di ke dua pasar ini harganya masih di bawah HET,” sambungnya.
Ia melanjutkan, pada Pasar Cakra ada intervensi Bulog kepada pedagang. Hal ini terlihat dari harga beras yang dijual Bulog sebesar Rp 8.500 per kilogram pada pedagang.
Pedagang menjualnya kembali ke konsumen seharga Rp 9.000 per kilogramnya. Sedangkan di Pasar Pagesangan tidak ada intervensi Bulog.
“Memang ada beras Bulog tapi disini juga banyak dijual beras premium,” ungkapnya.
Ia mengatakan, patahan beras medium maksimal 25 persen dan premium maksimal 15 persen. Di Pasar Pagesangan, Disdag melihat patahannya masuk dalam kategori beras premium. Sebab beras tersebut dijual seharga Rp 10 ribu. Namun ini masih dibawah HET beras premium yang sebesar Rp 12.500 per kilogramnya.
“Kami berterimakasih pada kepala pasar yang terus mengendalikan harga di pasar,” katanya.
Sementara untuk Bahan Pokok (Bapok), ada perbedaan harga antara ke dua pasar. Terutama pada harga daging sapi. Harga daging sapi di Pasar Cakra sebesar Rp 130.000 per kilogram.
Ini lebih mahal dibandingkan harga di Pasar Pagesangan yang hanya sekitar Rp 120.000 per kilogram. Menurutnya,harga di ke dua pasar tidak bisa dibandingkan, sebab Pasar Cakra diakui Selly merupakan pasar high class.
“Pasar Cakra itu jadi pantauan BPS NTB,” akunya.
Harga di Pasar Cakra cenderung mahal dikarenakan berasal dari tangan kedua. Sementara di pasar Pagesangan berasal dari tangan pertama sehingga lebih murah. Hal ini juga yang menyebabkan Pasar Pagesangan tidak memerlukan intervensi pemerintah.
Selly menambahkan terkait beras, sudah ada telekonfrensi dengan Bulog beberapa waktu lalu. Dalam telekonfrensi tersebut menyatakan NTB nomor satu dalam menjual beras dibawah HET. Sebab itu ia berharap harga akan terus stabil hingga Idul Adha mendatang.
“Ini peran kami berkoordinasi dengan kabupaten/kota dan satgas pangan untuk rutin turun ke masyarakat,” pungkasnya.
AYA