Berinternet Dengan Sampah

bayar kuota dengan sampah
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Terutama pelajar dan  pemuda dapat menukar sampah minimal 2 kg, dengan voucher internet  5 jam

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Kalau ingin berselancar di dunia maya tentu kita harus menggunakan data atau paket untuk berinternet.

Tapi ada yang berbeda dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dasan Lekong Kecamatan Sukamulya Kabupaten Lombok Timur. Cukup tukarkan sampah untuk mendapatkan paket data internet.

Inovasi inilah yang menarik bagi masyarakat Desa Dasan Lekong, sehingga masyarakat berlomba mengumpulkan sampah untuk ditukar dengan voucer internet.

Masyarakat terutama pelajar dan  pemuda dapat menukar sampah minimal 2 kg, dengan voucher internet  5 jam.

“Tujuannya, agar masyarakat desa ini, peduli akan kebersihan desanya,” kata Kades Dasan Lekong Lalu Muhamad Rajabul Akbar saat acara pertunjukan rakyat yang digagas Diskominfotik NTB, Jumat (04/09) 2019 di Kecamatan Sukamulya Lotim.

Menurut Rajabul, untuk mendukung program internet desa ini, dianggarkan dari APBDes sebesar Rp 25 juta, dengan memasang antena relay wifi untuk memperkuat jaringan di beberapa dusun sehingga jangkauan internet semakin luas.

Pria yang dilantik Kades awal 2018 lalu juga menjelaskan,  usaha internet desa ini adalah bagian usaha unit Multimedia untuk menunjang Bebas Sampah, program unggulannya.

“Sejak awal sebelum jadi Kades, saya sudah punya niat, kalau terpilih langkah awal saya menjadikan Dasan Lekong Bebas Sampah,” ungkap pria yang akrab di sapa Akbar ini.

Langkah awal tahun 2018 itu, dalam mewujudkan Desa Dasan Lekong Bebas Sampah, dikumpulkan semua elemen masyarakat untuk berkomitmen mensukseskan program bebas sampah.

Terobosan terus dilakukan untuk mempercantik desa.

Salah satunya anggaran digelontorkan untuk penanganan sampah dari APBDes 2018 sekitar Rp. 300 juta, untuk membentuk Bank Sampah. Pengelolaannya di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Secara terencana terus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mengubah cara berpikir dan tradisi membuang sampah sembarangan.

“Kami terus melakukan sosialisasi gerakan kebersihan lingkungan melalui musholah dan rumah warga ,” katanya.

Tentunya menyadarkan dan memberi edukasi masyarakat,  bagaimana cara mengolah sampah.

“Memberikan kesadaran agar menjaga lingkungan dengan cara memilih dan memilah sampah organik dan nonorganik. Karena memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat sendiri,” ceritanya pada acara Pesta Rakyat dalam rangka desiminasi program unggulan Pemrov. NTB ini.

Mendukung Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah Inges ini, Pemdes juga membeli 5 unit Motor roda tiga untuk menjemput sampah di tiap rumah masyarakat.

“Motor sampah ini diperoleh dari APBDes, aspirasi dewan dan bantuan DLHK Kab. Lotim,”tutur Kades.

Desa Dasan Lekong yang awalnya kotor oleh sampah secara perlahan dan berbenah. Kerja keras ini melibatkan berbagai pihak, seperti karang taruna dan penggiat lingkungan di desa setempat.

Sehingga jangan kaget desa ini menjadi desa terbersih se Lotim dan menjadi pilot projek, pada launching Program Desa Swadaya Kebersihan (Padasuka) Pemerintah Daerah (Pemda) Lotim.

BUMDes Inges milik Pemdes Dasan Lekong, mengembangkan 3 jenis Usaha sebagai program unggulannya. Yaitu unit Multimedia, unit Ekonomi Kreatif dan Unit Bank Sampah.

Program unggulan BUMDES ini terintegrasi dan saling berhubungan dalam mengelola usahanya.

AYA/HmsNTB