Pengalaman di luar negeri diyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB
MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengirimkan 1.000 mahasiswa beasiswa kuliah S2 keluar negeri tiap tahun. Tahap pertama, ada 21 penerima beasiswa akan dikirim ke Polandia pada Oktober mendatang.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Aanimo masyarakat terbukti cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.
“Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 21 orang untuk tahap pertama,” ujarnya, Kamis (27/09).
Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri, yang terbagi pada dua tahap setiap tahun. Zul mengaku banyak yang mencibir programnya, namun ia optimistis akan dapat terealisasi.
“Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah Anda jangankan 1.000 orang, 2 ribu orang juga bisa,” tegasnya
Zul menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan.
Dengan adanya pengalaman tersebut, Zul meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.
“Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat,” katanya.
Mengenai Polandia, Zul menilai karena biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Tidak menutup kemungkinan, NTB akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.
“(Kenapa Polandia) karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis (pendidikan),” jelasnya.
Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari APBD, melainkan sponsor dari pelaku usaha.
Menurutnya, kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal.
“Kita cari teman-teman yang bisa sponsori kalau bagus baru kita bisa ngomong ke APBD, kalau belum-belum (pakai) APBD diprotes anggota dewan kita. Coba bayangkan ada 1 000 dunia usaha, apa susah bagi pengusaha kirim satu mahasiswa,” katanya.
AYA