Bau Nyale dan Legenda Putri Mandalika

Kawasan Kuta Mandalika di Lombok Tengah, NTB. Nama pantai Mandalika berasal dari legenda tentang Putri Mandalika (foto: dok lombokjournal.com)

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com –  Dinas Pariwisata NTB dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah akan menggelar Festival Bau Nyale 2017 di pantai Seger yang masuk dalam kawasan gugus pantai Kuta, Kecamatan Pujut Lombok Tengah.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengatakan, Bau Nyale atau tradisi menangkap cacing laut jenis Wawo, sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat di kawasan selatan pulau Lombok.

“Tradisi ini erat kaitannya dengan legenda putri Mandalika, yang sampai sekarang pun masih dipercaya masyarakat. Nah potensi ini akhirnya dikemas sebagai event pariwisata sejak belasan tahun lalu,” kata Faozal.

Tradisi Bau Nyale, menurut Faozal, bisa menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Sebab, selain bisa menikmati keindahan pantai dan panorama bahari di pantai Kuta dan sekitarnya, para wisatawan juga bisa merasakan atmosfir pesta rakyat saat berburu cacing nyale.

“Ya, dari tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai puluhan ribu orang yang akan datang dan terlibat. Baik itu masyarakat lokal, wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara,” katanya.

Soal legenda Mandalika, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah menjelaskan, putri Mandalika diyakini sebagai seorang putri yang sangat cantik dari kerajaan Tunjung Biru. Kecantikannya itu membuat sejumlah pangeran dari kerajaan tetangga berniat mempersunting.

Karena banyaknya lamaran datang, Raja Tunjung Biru kemudian membuat sayembara. Para pangeran harus beradu kesaktian untuk memperebutkan putri Mandalika.

Tapi lantaran tak ingin ada jatuh korban dari pangeran-pangeran yang memperebutkannya, akhirnya Mandalika memilih menceburkan diri ke laut Selatan, tepatnya di pantai Seger yang bersebelahan dengan pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Menurut legenda, putri Mandalika berjanji akan kembali menemui seluruh  rakyatnya setiap tanggal 20 bulan 10 dalam kalender Sasak, yang tahun ini akan jatuh pada pergantian hari, antara Kamis (16/2) dan Jumat (17/2).

“Berdasarkan legenda itu maka masyarakat masih memegang tradisi bahwa nyale atau cacing wawo yang muncul itu merupakan penjelmaan putr Mandalika, sehingga setiap saatnya tiba masyarakat pasti memenuhi kawasan pantai Selatan ini untuk berburu nyale,” kata Lalu Putria.

Banyak yang percaya, cacing nyale yang berhasil ditangkap akan memiliki khasiat bagi kesehatan jika dimasak dan dikonsumsi.

Sebagian wanita di Lombok juga meyakini jika mengkonsumsi cacing Nyale bisa memunculkan aura kecantikan seperti caniknya putri Mandalika.

Pantai Kuta dan Pantai Seger sebagai pusat puncak Festival termasuk dalam kawasan pantai dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bidang pariwisata yang bernama KEK Mandalika. Nama Mandalika diambil dari nama putri dalam legenda daerah Sasak tersebut.

Gra