Atasi Kemacetan, Pasar Gunungsari Akan Direlokasi

Kemacetan di Pasar Gunungsari, pasca gempa, volume kendaraan dan beralihnya para pedagang di pasar semakin menambah keruwetan jalan (Foto; Harri).
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir

LOBAR.lombokjournal.com —  Kemacetan makin parah di jalan utama penghubung antara Mataram dan Lombok Utara, tepatnya di perempatan Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat banyak dikeluhkan pengguna jalan.

Apalagi setelah gempa bumi yang beruntun terjadi di sepanjang Agustus dan menyasar terbanyak di wilayah itu sampai di Kabupaten Lombok Utara, praktis semakin membuat arus lalu lintas menjadi semakin semrawut.

Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya membahas relokasi

Hal tersebut menjadi salah satu bahasan saat Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (FLLAJ) Lombok Barat menggelar rapat kajian aduan masyarakat di Aula Kantor Dinas Perhubungan Lombok Barat di Gerung, Jumat (27/09).

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat, Ahmad Saikhu, kemacetan di wilayah itu tidak konstan.

“Itu terjadi saat-saat tertentu saja,” ujar Saikhu menambahkan, faktor bongkar muat barang dan parkir kendaraan yang sering menimbulkan kemacetan.

Ia membenarkan pasca gempa, volume kendaraan dan beralihnya para pedagang di pasar semakin menambah keruwetan jalan.

Bagi Saikhu, seandainya pun jalur utama Mataram-Lombok Utara itu dibuatkan traffict light, justru semakin menambah kemacetan.

“Bisa berkilo-kilo meter macetnya,” ujarnya. Ia lalu menyampaikan wacana pemindahan pasar sebagai alternatif pemecahan masalah.

Menurutnya, kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli telah membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir.

Akibatnya, pengalihan fungsi area itu pun membuat badan jalan beralih fungsi juga menjadi area parkir sehingga menimbulkan parahnya kemacetan untuk waktu yang lebih lama.

Di tempat berbeda,  wacana tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat, Agus Gunawan.

Menurut Agus, kondisi pasar Gunungsari yang terdampak gempa, sehingga disiapkan pasar darurat menjadi alternatif untuk meminimalisir kemacetan di jalur utama itu.

“Caranya kita relokasi pasar. Ini momentumnya untuk sekaligus kita melakukan penataan wilayah,” terangnya.

Menurut Agus, pihaknya mendorong agar pasar tersebut segera direlokasi ke tempat baru karena akan berdampak pada pengembangan wilayah.

Tempat baru yang disiapkan, tambah Agus, adalah lahan milik Pemkab Lombok Barat seluas kurang lebih 11 hektar yang berjarak kurang dari 100 meter dari pasar lama. Di samping lokasinya yang lebih ke dalam, juga mudah diakses karena setidaknya memiliki tiga akses jalan menuju lokasi tersebut.

“Kita paling butuhnya hanya 2 hektar, sisanya untuk terminal mini dan fasilitas umum lainnya,” papar Agus sembari menyebutkan tipe pasar yang bisa dibangun di area itu sendiri.

Sedangkan untuk lokasi pasar sekarang ini, menurut Agus sedang dikaji untuk dialih fungsikan menjadi taman, pusat kuliner, dan Pasar bagi Industri Kecil Menengah (IKM).

“Kita mau buat menjadi icon buat IKM, karena potensi untuk itu tersedia,” ujarnya.

Harry