Dengan pertemuan ini, sinergi di antara anggota ASEAN dan Australia akan semakin kuat dalam konteks keimigrasian
MATARAM.lombokjournal.com — Kerjasama antarnegara dalam pengawasan keimigrasian harus diperkuat seiring semakin mudahnya orang bepergian ke luar negeri.
Hal ini penting untuk meminimalisir dampak negatif berupa merebaknya virus radikalisme, pekerja migran ilegal dan perdagangan manusia.
“Oleh karenanya 11 negara berkumpul di tempat ini untuk mendiskusikan terkait isu-isu keimigrasian terkini dan menguatkan kerja sama antarnegara. Kami berharap para delegasi bisa mengikuti seluruh rangkaian acara sekaligus menikmati keindahan alam di Pulau Lombok,” kata Direktur Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian Alif Suaidi, ketika membuka kegiatan 3 Supplementary Activities under DGICM + Australia Consultation di Hotel Santika Mataram, NTB, Selasa (3/7).
Acara akan berlangsung hingga 6 Juli mendatang dan diikuti 11 negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Australia.
Acara dihadiri pula oleh perwakilan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTB, perwakilan Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kemenkumham NTB, dan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Mataram Dudi Iskandar.
Alif Suadi mengatakan, petemuan tersebut akan membahas terkait pertukaran informasi dan penguatan pencegahan Foreign Terrorist Fighters (FTF) antara anggota DGICM dan Australia. Dibahas pula tentang potensi dan tantangan ASEAN common visa.
“Kami juga akan melakukan penguatan dan kerja sama di tempat pemeriksaan imigrasi utama,” imbuh Alif Suadi seraya menambahkan, jumlah WNA yang datang ke Indonesia saat ini sudah mencapai 12 juta orang per tahun.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Alif Suaidi, juga akan dibahas tentang upaya pencegahan pekerja migran non prosedural dan pencegahan perdagangan manusia.
“Diharapkan dengan pertemuan ini, sinergi di antara anggota ASEAN dan Australia akan semakin kuat dalam konteks keimigrasian,” pungkasnya.
AYA (*)









