Agribisnis SMK Islam Sirajul Huda, Loteng, Memikat Bule Austria

Dua wisatawan asal Austria, Isabel (22 th) dan Ploryan (25 th) berkomunikasi penuh keakraban, dan mengaku terkesan saat melihat siswa-siswa SMK Islam di Ponpes Sirajul Huda Paok Dandak, Desa Durian, Kecamatan Janapria, Kabupaten Loteng,Tengah mengelola lahan persawahan (foto: Gilang/Lombok Journal)

Tertarik pengelolaan lahan siswa SMK Islam Sirajul Huda di Lombok Tengah (Loteng), pasangan bule asal Austria tertarik jadi petani

Bule Austria beajar bertani
(foto: Gilang)

LOTENG.lombokjournal.com —  Pasangan bule atau wisatawan asing berkebangsaan Austria, akhirnya  mencopot  alas kakinya turun ke sawah.  Rupanya mereka terkesan saat melihat siswa-siswa SMK Islam di Ponpes Sirajul Huda Paok Dandak, Desa Durian, Kecamatan Janapria, Kabupaten Loteng, sedang mengola lahan persawahan, Selasa (11/7) siang.

Awal ketertarikan pasangan bule Austria sehingga mengunjungi siswa SMK itu, bermula dari cerita yang didengarnya tentang jurusan Agrybisnis di SMK Islam, dengan menyiapkan lahan yang dikelola langsung oleh semua siswa. Tentu, selain itu mereja juga tertarik dengan adanya program Pengkajian islam, kursus beberapa bahasa, dan beberapa program lainya.

Informasi itu diperolehnya saat berkunjung ke salah satu desa yang dinobatkan menjadi Desa Wisata di Lombok Tengah yaitu Desa Mas-Mas, Batu Keliang Utara ( BKU).

Merekamengaku, Lombok merupakan salah satu tempat terindah yang pernah mereka kunjungi. Selain alamnya menyuguhkan panorama yang beraneka ragam, masyarakat yang dijumpainya selalu menyapanya penuh keramahan.

“Masyarakatnya ramah-ramah, dan itu jarang kami jumpai di negeri kami,” tutur bule laki-laki bernama Ploryan, 25 tahun.

Mereka tampak akrab dan berbagi cerita dengan beberapa siswa SMK yang diketuai Khairul Hatoni, yang tahun ini naik kelas III.  Plorya yang datang bersama Isabela, 22 tahun, berjanji untuk berkunjung kembali bersama rombongan atau jumlah lebih besar.

Mereka mengaku sangat terkesan dengan sapaan hangat beberapa siswa yang sempat berkomunikasi meski hanya beberapa saat. Jangan anggap remeh, meski keduanya masih muda mereka adalah para pengajar atau guru bahasa. Di Austria mereka mengaku sebagai Dewan Pengajar Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris .

Dalam obrolan akrab dengan beberapa siswa, keduanya sempat memotivasi semua siswa agar lebih giat belajar.  “Di Negeri kami banyak peluang untuk mendapatkan beasiswa,” ujar Ploryan yang langsung diiyakan Isabel..

Baik  Ploriyan dan Isabela, mereka berencana sekitar dua hari lagi di Lombok. Setelah semalam menginap di Senggigi, mereka akan pullang ke negaranya.

“Ya, malam ini kami akan menginap di Senggi,” kata isabel menjawab pertanyaan siswa.

GILANG