Bank NTB saat ini sudah memiliki saham sekitar 9 trilium lebih.

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yakin, usaha syariah memiliki prospek yang baik dan lebih menguntungkan.
Itu sebabnya, TGB mengajak para pengusaha untuk mengambil peran dalam memajukan Bank NTB sebagai kebanggaan masyarakat NTB tersebut.
Jika Bank NTB berkembang, maka ekonomi NTB juga berkembang. Dan pada akhirnya perekonomian dan industri daerah juga akan ikut tumbuh.
“Mari kita sama-sama majukan bank milik daerah kita ini,” ajak TGB saat Silaturahmi Tokoh Pengusaha dengan Gubernur terkait Persiapan Konversi Kegiatan Usaha Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah di Pendopo Gubernur, Selasa (06/02).
Gubernur menambahkan di tahun 2018 ini ditargetkan Bank NTB telah terkonversi menjadi Bank Umum Syari’ah.
Saat ini, Pemerintah Provinsi NTB bersama seluruh direksi Bank NTB tengah merampungkan sejumlah proses untuk menjadikan bank NTB betul-betul menganut sistem syari’ah.
Pertumbuhan saham Bank NTB menggembirakan, saat ini sudah memiliki saham sekitar 9 trilium lebih.
“Maka pertumbuhan yang baik ini perlu terus didorong. Salah satunya melalui peran dan dukungan dari para pengusaha NTB” tegasnya
TGB menjelaskan, konversi Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah perlu segera dirampungkan, mengingat potensi keuangan dengan sistem tersebut kedepan sangat besar.
Konversi tersebut menurut TGB merupakan bentuk adaptasi untuk mendorong tumbuh kembangnya bisnis bank di daerah.
Sehingga diharapkan, perubahan status ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, bank yang mengadopsi sistem syari’ah akan lebih mampu bertahan dibandingkan bank konvensional apabila terjadi krisis ekonomi.
“Kita liat pada krisis ekonomi pada tahun 1998. Ketika seluruh bank konvensional jatuh, bank syariah seperti Bank muamalat justru bertahan. Ini membuktikan bahwa sistem keuangan syariah bisa membawa manfaat dan kemanfaatan bagi siapapun baik muslim maupun non muslim,” jelas TGB.
TGB juga menegaskan, potensi keuangan syariah ini sangat besar. Sistem ini sudah banyak diadopsi oleh bank-bank besar, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Bahkan, tidak hanya di negara-negara muslim. Tetapi juga di negara-negara non muslim.
“Contohnya Inggris yang merupakan pusat keuangan syariah,”tegas TGB.
AYA