Lonjakan Permintaan Komoditas Perikanan jelang bulan Puasa dan Lebaran yang diperkirakan naik 20 persen, harus diantisipasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
MATARAM.lombokjournal.com ~ Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diingatkan agar lebih sigap mengantisipasi lonjakan permintaan komoditas perikanan, khususnya jelang bulan Puasa dan Lebaran.
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan mengatakan itu, karena kebutuhan konsumsi ikan saat puasa dan lebaran diperkirakan meningkat hingga 2,64 juta ton, atau meningkat sekitar 10 sampai 20 persen dibanding bulan lain.
Ia ingatkan KKP agar bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dengan kebijakan yang tepat.
“Jangan terlena dengan perkiraan pasokan ikan yang cukup, sebab banyak faktor yang di luar kendali sering menyebabkan pasokan ikan terganggu,” kata Johan.
BACA JUGA: MotoGP Mandalika 2022, Catatan Suksesnya Sirkuit Mandalika (3)
Menurut Johan, walaupun estimasi produksi dan ketersediaan ikan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa dan lebaran, namun ada beberapa hal yang mesti diwaspadai oleh KKP terkait ketersediaan stok ikan secara nasional.
“KKP mesti waspadai efek dari gejala el nino yang berpotensi terjadinya kebocoran stok ikan serta saat ini KKP mesti menyiapkan armada perikanan yang baik, agar mampu menjangkau zona ekonomi eksklusif agar dapat mengoptimalkan stok ikan,” papar Johan memberi masukan kepada jajaran KKP.
Ia menekankan agar KKP mempercepat investasi perikanan nasional supaya berdampak signifikan dalam perekonomian.
“Dengan potensi bahari dan komoditas perikanan yang lengkap maka kita tidak boleh ketinggalan dalam hal investasi. Saya selalu mendorong KKP bisa mempercepat laju investasi perikanan, dengan cara memperbaki data statistik perikanan dan selalu mendorong usaha perikanan berbasis sumberdaya lokal,” kata Johan.
BACA JUGA: MotoGP Mandalika 2022, Catatan Transportasi yang Kacau (2)
Menurutnya, harus ada komitmen dari semua pihak untuk meningkatkan anggaran sektor kelautan perikanan demi mendongkrak potensi bahari kita agar lebih maju.
“KKP harus kerja keras untuk realisasi berbagai program prioritas seperti penataan kampung nelayan, revitalisasi usaha garam rakyat, meningkatkan bantuan kepada nelayan, meningkatkan infrastruktur perikanan tangkap dan budidaya ikan, serta peningkatan nilai tambah komoditas perikanan,” ungkapnya.
Namun ia memberi apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan KKP, khususnya upaya penataan sistem perikanan, upaya peningkatan stok dan pasokan ikan serta peningkatan ekonomi daerah, dengan mengoptimalkan keunggulan lokal di bidang kelautan perikanan. “Kita berharap semua program prioritas akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan nelayan, petambak dan pembudidaya ikan serta masyarakat kelautan perikanan pada umumnya,” harap Johan Rosihan.***