Dialog Persiapan Santong Jadi Desa Wisata, Ini Kendalanya

Mahasiswa KKN di Santong menginisiasi dialog membahas kesiapan Desa Santong menjadi Desa Wisata, yang dihadiri oleh narasumber dari dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata, Kepala Desa Santong, BPBD, BUMD dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara, Minggu (05/12/21) / Foto: Han
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Desa Santong dikabrakan telah ditetapkan jadi Desa Wisata dari 99 Desa Wisata yang terdaftar pada S.K provinsi, tapi belum dapat SK dari Kabupaten Lombok Utara

KAYANGAN,KLU.lombokjournal.com ~ Mahasiswa praktikum Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang sedang program KKN di Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara menyelenggarakan dialog, membahas kesiapan Desa Santong menjadi Desa Wisata, Minggu (05/12/21).

Dialog itu berangkat dari persoalan sosial di Desa Santong, terkait pariwisata dan pentingnya edukasi mitigasi bencana.

Narasumber menguraikan perluya persiapan untuk menjadi Desa Wisata
Para Narasumber

Agenda dialog tersebut dihadiri oleh narasumber dari beberapa dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata, Kepala Desa Santong, BPBD, BUMD dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata mengngkapkan, Desa Santong merupakan salah satu desa yang ditetapkan menjadi Desa Wisata dari 99 Desa Wisata yang sudah terdaftar pada S.K provinsi.

BACA JUGA: Bekali Santri Masa Kini dengan Imu Masa Depan

Tapi Desa Santong masih belum mendapatkan S.K dari Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, sebab dinilai belum memenuhi kriteria sebagai Desa Wisata.

Menanggapi hal itu, pihak Pokdarwis yang dibantu oleh mahasiswa praktikum Politeknik Bandung sudah mulai menyusun dan melengkapi beberapa persyaratan, agar bisa ditetapkan sebagau Desa Wisata.

Santio Wibowo, Kepala Bidang Destinasi yang mewakili Dinas Pariwisata mengatakan, untuk menjadi Desa Wisata tentunya harus dengan dukungan semua pihak atau potensi yang ada di Desa Santong.

“Desa wisata itu bisa tercapai dengan kolaborasi semua potensi yang ada di desa, kemudian nanti Bumdes akan menjadi rumah besar kepariwisataan, dan harapannya hanya ada satu Pokdarwis yang berkerjasama dengan Bumdes,” kata Santio

Kemudian dari BPBD yang diwakili oleh Agus Hery Purnomo selaku narasumber pada dialog tersebut, menerangkan terkait pentingnya edukasi terkait penanggulangan bencana.

Dijelaskan, setiap tempat wisata sudah seharusnya ada penyuluhan atau sosialisasi terkait mitigasi bencana untuk meminimalisir korban jiwa saat terjadinya bencana di daerah atau lokasi wisata.

Selain informasi terkait potensi wisata, perlu juga dihadirkan pemahaman terkait potensi bencana dan bagaimana menyikapinya.

BACA JUGA: Dekranasda Award Memotivsi Perajin Agar Terus Berkarya

Edukasi terkait mitigasi di tempat wisata, selain menjadi edukasi penting, hal tersebut juga dapat memberikan kewaspadaan bagi wisatawan yang mengunjungi tempat wisata.

“Jika ada wisatawan yang berkunjung, setidaknya ada pengenalan atau edukasi terkait kebencanaan atau istilahnya Safety Induction.” kata Agus

Han