Komunitas seni rupa jadi penyangga geliat seni rupa Kabupaten Lombok Utara
MATARAM.lombokjournal.com –
Pada periode 90-an, Kabupaten Lombok Timur jadi daerah yang geliat komunitas seni rupanya paling maju, dengan komunitas Sanggar Berugak sebagai motor penggerak.
Memasuki periode 2000-an, Kabupaten Lombok Utara menggeser Lombok Timur dan memunculkan diri sebagai daerah yang komunitas seni rupanya paling bergeliat.
“Tahun 2000-an ini Lombok Utara cukup kuat,” kata Sasih Gunalan, seorang kurator seni rupa kepada lombokjournal.com. Kamis, (17/09/20).
Fakta tersebut disampaikan Sasih Gunalan selaku kurator pameran bertajuk Art Comunity Exibition 2020 setelah melakukan penelitian sebelum pameran digelar Taman Budaya NTB, mulai 15-19 September 2020.
Dalam pemaparannya, Sasih mengatakan peran komunitas-komunitas seni rupa jadi penyangga geliat seni rupa Kabupaten Lombok Utara. Hal yang menurutnya menarik untuk ditelaah lebih jauh.
“Sangat menarik. Kalau di NTB geliat komunitas pada tahun 90-an dikuasai Lombok Timur dengan Sanggar Berugak. Memasuki tahun 2000-an ini sudah terpecah saya melihat yang saat ini cukup kuat Lombok Utara. Pendatang baru,” terangnya.
Lombok Tengah Kompetitor Baru
Selain Lombok Utara, daerah lain yang disebut Sasih jadi kompetitor dalam geliat seni rupa NTB baru-baru ini adalah Kabupaten Lombok Tengah.
Menariknya, dominasi Kabupaten Lombok Utara sebagai daerah dengan komunitas seni rupa paling bergeliat bisa digeser Kabupaten Lombok Tengah.
Selain karena dibukanya ruang pamer baru, posisi Lombok Tengah diuntungkan sebab menjadi Kabupaten dengan status daerah wisata super prioritas.
“Tapi gini, sejak dibukanya Sakart Art Space di Lombok Tengah sekarang, ini juga kompetitor baru dengan momen yang tepat karena ada tim akselerasi seni rupa yang digagas di Mandalika itu juga akan menarik wacana seni rupa di Lombok Tengah dengan event sandingan itu,” jelasnya.
Pameran Art Comunity Exibition 2020 sendiri mewajibkan karya seni yang dipajang bersumber dari karya seniman yang tergabung dalam komunitas seni rupa.
Untuk tema karya yang dipamerkan, Sasih tak membuat batasan sebagaimana pola kerja kuratorial umumnya.
Yang jadi fokus kerja kuratorial Sasih adalah ingin melihat khasanah seni rupa sesuai dengan latar belakang daerah di mana komunitas berasal.
Ast