Umum  

HBK Resmikan Klinik Pertanian Di Lombok Timur

HBK, Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Nomor Urut-1, dari Dapil NTB II/P. Lombok, mengapresiasi terbentuknya Klinik pertanian tersebut (Foto; Me),
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Klinik tersebut sangat penting untuk memecahkan setiap permasalahan petani dalam membudidayakan pertaniannya

lombokjournal.com —

LOMBOK TIMUR ;  Klinik pertanian sebagai terobosan baru di bidang pertanian, resmi berdiri di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kab. Lombok Timur.

Klinik pertanian tersebut merupakan terobosan baru dan yang pertama kali ada di NTB.

Berdirinya Klinik pertanian ini merupakan terobosan baru untuk mengantisipasi kegagalan dalam membudidayakan hasil pertanian maupun mendiagnosa permasalahan pertanian.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK), secara langsung hadir pada peluncuran Klinik pertanian tersebut, didampingi isteri tercinta, Hj. Dian Bambang Kristiono.

HBK yang merupakan Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Nomor Urut-1, dari Dapil NTB II/P. Lombok, mengapresiasi terbentuknya Klinik pertanian tersebut. Menurutnya, Klinik tersebut sangat penting untuk memecahkan setiap permasalahan petani dalam membudidayakan pertaniannya.

“Klinik pertanian ini sangat penting untuk para petani bisa berkumpul, berkomunikasi, bermusyawarah dan sekaligus mencari solusi-solusi jika menemukan masalah dan hambatan,” ujarnya, Minggu, (9/12.

HBK yang hadir bersama istri, mengatakan akan mendharmabaktikan sisa hidupnya untuk para petani Lombok jika kelak terpilih menjadi anggota DPR RI.

“Saya akan mendharmabaktikan diri saya untuk sebesar-besarnya kemajuan dan kesejahteraan para petani Lombok. Saya akan sangat bangga bila mampu menjadi bagian dari kemajuan dan kesejahteraan petani Lombok,” ucapnya.

Pertanian ; Jawaban Atasi Pengangguran

HBK menegaskan, pertanian adalah jawaban dalam mengatasi problematika pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan.

“Kalau saya terpilih nanti, in shaa Allah, saya akan konsentrasi di bidang pertanian. Pertanian adalah jawaban juga jalan keluar dalam mengatasi problematika pengangguran, serta untuk peningkatan kesejahteraan. Kalau Lombok ingin sejahtera, maka sejahterakan dulu para petaninya,” ungkapnya disertai tepuk tangan yang meriah dari ratusan petani yang hadir.

Dia juga mengungkapkan, jika Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden RI, maka kesejahteraan para petani Lombok dipastikan akan lebih terjamin karena mereka  memiliki jembatan untuk mengakses Presiden RI.

Dengan kehadiran HBK, para petani Lombok juga akan memiliki kemudahan dalam menyampaikan aspirasi-aspirasinya kepada Presiden RI.

“Cita-cita luhur saya adalah, bagaimana saya bisa menjadikan P. Lombok ini menjadi lumbung pangan nasional, mengatasi ketergantungan kita terhadap impor pangan dari luar negeri. Seperti kata Prabowo, sesungguhnya kita bisa menyetop impor pangan kita karena kita bisa dan kita mampu menyediakannya,” tutur HBK.

HBK diketahui telah hidup di tiga zaman dalam perjalanan hidup Prabowo Subianto. Saat Prabowo menjadi Komandan Kopassus, HBK diangkat menjadi Sekretaris Staf Pribadinya, sebelum menjadi Komandan Batalyon di Grup-4 Kopassus.

Kemudian pada saat Prabowo pensiun, dan memilih jalan hidup baru sebagai pengusaha, HBK dipercaya menjadi salah satu Direktur di setiap perusahaan yang Prabowo pimpin atau miliki.

Dan kini, pada saat Prabowo menjadikan politik sebagai alat perjuangannya, yaitu melalui Partai Gerindra, kemudian HBK lagi-lagi memegang jabatan strategis yaitu sebagai Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai besutannya.

Sementara itu, penggagas Klinik pertanian, Haji Subhan, yang juga kader dan caleg Partai Gerindra mengatakan, terbentuknya Klinik pertanian tersebut berawal dari masih banyaknya para petani yang mengeluh karena hasil pertaniannya rusak tanpa mengetahui faktor penyebabnya.

“Dari permasalahan yang kita hadapi itu, maka tercetuslah untuk membentuk Klinik ini. Supaya para petani tidak salah dalam mendiagnosa serta menterapi penyakit pertanian kita,” katanya.

Alhasil, lantaran tidak mengetahui penyebab rusaknya tanaman mereka, para petani kerapkali mengeluarkan biaya banyak untuk membeli bermacam-macam pupuk maupun pestisida.

“Kita banyak keliru dalam membudidayakan pertanian kita sehingga menyebabkan pembengkakan biaya,” ungkapnya.

Diketahui, pertanian cabai sudah digeluti para petani di desa Kerongkong sejak tahun 1995. Hingga kini, setiap harinya, para petani di desa tersebut berhasil mengirimkan 20 hingga 30 ton cabai ke P. Jawa.

Pada Klinik pertanian tersebut, digandeng empat Perusahaan yang konsen pada bidang pertanian masing-masing perusahaan pestisida, pupuk, bibit dan ilmu tanah.

Petani yang menemukan permasalahan dalam budidaya pertanian mereka dapat langsung bertanya ke Klinik pertanian tersebut, bahkan hanya melalui telepon.

Nantinya tim yang akan turun mengecek, apa permasalahan yang terjadi pada budidaya pertanian mereka.

Me