Angka pengangguran di Kota Mataram tidak akan bertambah bahkan bisa ditekan pasca gempa Lombok
MATARAM.lombokjournal.com — Pasca gempa mengguncang Pulau Lombok, tidak ada perusahaan di Mataram yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), padahal sebagaian besar perusahaan tidak beroperasi saat gempa terjadi.
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram telah melakukkan pendataan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki karyawan atau tenaga kerja signifikan.
Tak adanya PHK disampaikan Kepala Bidang (Kabib) Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinasnaker Kota Mataram, Mamlu Atul Chair, Jum’at (05/10) sore.
“Kita sudah membentuk Tim yang mengunjungi perusahaan besar, seperti Golden Place, Alfamart-alfamart dan perusahaan lainnya. Walaupun tidak beroperasional, mereka tidak merumahkan atau mem-PHK pekerjanya,” ucapnya kepada lombokjiurnal.com, di ruang kerjanya, Jum’at.
Bahkan gaji atau upah para pekerja tersebut tetap diberikan dengan nominal semula, tidak dikurangi oleh pihak perusahaan.
“Tetap mereka diberikan gaji setiap bulannya seperti awal. Padahal, perusahaan tidak ada pemasukan (saat gempa),” ujar Atul.
Dikatakan Atul, sejumlah program pun telah disiapkan pasca gempa untuk menekan angka pengangguran, salah satunya pelatihan skill di tahun 2018.
“Memberikan pelatihan-pelatihan, menciptakan wirausaha baru. Itu rutin dilakukan setiap tahun untuk tekan angka pengangguran,” bebernya.
Seperti memberikan pelatihan mengemudi untuk di Bertais dan Selagalas. Tahun 2019, program lebih menyasar ke daerah terdampak gempa.
Tak hanya itu, Atul menambahkan, dalam waktu dekat akan melakukan transmigrasi yang dilengkapi dengan pelatihan terlebih dahulu.
“Kami akan memberangkatkan 5 KK, transmigrasi ke Gorontalo besok hari Minggu,” cetusnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Penempatan dan Perluasan Kerja Disnaker Mataram, Siti Nur’aiji, angka pengangguran di Kota Mataram tidak akan bertambah bahkan bisa ditekan pasca gempa Lombok.
“Kalau dibilang bertambah, tidak. Karena buktinya perusahaan tidak merumahkan dan mem-PHK,” terang Siti.
Namun, lanjutnya, dari sisi pendapatan masyarakat secara umum jelas berpengaruh pasca gempa.
Ditanya jumlah pengangguran? Siti mengatakan, angka pengangguran di Kota Mataram sebesar 12 ribu orang tahun 2017.
Sementara tahun 2018 belum berani dipastikan, berapa angka pastinya. Lantaran masih berjalan hingga Desember.
“Di tahun 2017, jumlah pengangguran terbuka 12. 000 orang,” sebutnya.
Selanjutnya dijelaskan Siti, angka pengangguran terjadi di Kota Mataram, lebih banyak disumbang dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat.
“Pengangguran terbuka terutama tamatan SMK. Ada sembilan SMK di Kota Mataram,” katanya.
Razak









