Umum  

Wapres, “Maulana Syaikh, Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional”

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi berjalan bersama Wapres Jusuf Kalla, usai seminar. "Pahlawan nasional NTB sebatas baru diusulkan,” ujar wapres (foto: Biro Humas NTB)

Perjuangan (almarhum) TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau lebih dikenal Maulana Syaikh, sangatlah layak dihargai sebagai Pahlawan Nasional

lombokjournal.com

Seminar “Dari Nahdatul Wathan untuk Indonesia: Jejak Perjuangan Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid” yang dibuka Wapres Jusuf Kalla (foto Biro Humas NTB)

Wakil Presiden RI,H Jusuf Kala menegaskan hal itu saat membuka Seminar Nasional dengan tema “Dari Nahdatul Wathan untuk Indonesia: Jejak Perjuangan Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid” di Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta, Rabu (5/4)

Menurut Wapres, pahlawan bukan hanya berjuang secara fisik. Tapi, gelar pahlawan nasional diberikan kepada  yang bertindak heroik. “Perbuatan nyata yang dapat dikenang dan dilihat  sepanjang masa. Termasuk tidak pernah melakukan tindakan tercela, mampu berjuang menggerakkan masyarakat,  berdampak nasional dan menunjukkan konsistensi dan hal-hal prestise lainnya,” katanya.

Dalam seminar yang menghadirkan ahli sejarah sebagai narasumber dan dihadiri Gubernur NTB, Dr.TGH M. Zainul Majdi,  Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, DPD RI, Faroukh Muhammad, Suhaimi Ismi, Rektor UNJ, Keluarga TGKH Muhammad Zainuddin  Abdul Madjid, sertaa civitas akademika berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan NTB.

Wapres menegaskan, kita di sini menggambarkan apa yang dicapai Maulana Syaikh sepanjang hidupnya. Menggambarkan apa yang dicapai tidak jauh beda dengan apa yang diberikan pahlawan nasional sebelumnya. ”Wajar kita semua berdo’a, mengusahakan beliau  menjadi pahlawan Nasional,” ungkap wapres.

Dijelaskan wapres, dalam kurun 60 tahun ini tercatat sebanyak 169 tokoh diberikan gelar Pahlawan Nasional  pada Peringatan Hari Pahlawan tiap tanggal 10 November. Provinsi Bali sudah memiliki 5 Pahlawan Nasional, Sedangkan NTT baru memiliki 1 orang pahlawan nasional. “NTB sebatas baru diusulkan,” ujarnya. Padahal, perjuangan para pejuang NTB tidak kurang heroik dari daerah lain.

Banyak pejuang muslim menjadi Pahlawan Nasional. Wapres yakin, Maulana Syaikh tidak kurang dari apa yang dilakukan ulama lain. “Saya secara pribadi akan memberikan dukungan,” pungkasnya.

Gubernur NTB, Dr. TGH M Zainul Majdi pada kesempatan yang sama menjelaskan setiap perjuangan Maulana Syaikh mencerminkan keyakinan beliau akan kesatuan antara  kesatuan nilai keislaman dan nilai kebangsaan untuk kita di Indonesia.

“Nama Nahdatul Wathan dipilih karena memiliki makna berjuang untuk bangsa, sekaligus berjuang untuk agama. Sedangkan berjuang untuk agama pasti akan memberikan kebaikan untuk bangsa. Melalui penamaan tersebut, Islam dan kebangsaan dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan,” jelas cucu dari TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid itu.

TGH M Zainul Majdi menambahkan, keharmonisan di daerah eks Sunda Kecil yakni Provinsi Bali, NTB dan NTT yang  berbeda mayoritas agama karena akrab dengan nilai-nilai kebangsaan. Maulana Syaikh adalah salah satu tokoh utama yang berkontribusi kokohnya nilai kebangsaan di NTB.

“Atas nama pemerintah dan segenap masyarakat Provinsi NTB berharap kiranya ikhtiar ini berujung pada  pengakuan pemerintah  yang memang sudah sepantasnya menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional,” papar tokoh muda yang prestisius ini.

Seminar nasional yang dimotori UNJ dan Organisasi Islam Nahdatul Wathan (NW)  diharapkan menjadi sinyal makin dekat terwujudnya ikhtiar perjuangan inisiatif pemerintah dan masyarakat NTB, menjadikan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pendiri Organisasi Kemasyarakatan Islam Nahdatul Wathan (NW)  sebagai pahlawan nasional

Rr