Patung Batu “Bon Gontor” di Desa Senaru, KLU 

Temuan warga, situs purbakala Patung Batu “Bon Gontor”, kemungkinan tertimbun letusan gunung Samalas selama ratusan tahun

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Raden Gedarip (75), salah satu dari tokoh adat budaya Bayan, menuturkan tentang temuan Patung Batu berbentuk manusia, yang tidak banyak diketahui orang. 

Masyarakat yang tinggal di Bayan sering bercerita tentang keberadaan mitos Bibi Cili atau yang dikenal dengan ‘Cilinaya’. Mitos ini hampir ditemui di tiap daerah di Pulau Lombok, seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat maupun di kabupaten termuda yaitu Lombok Utara.

Dari mitos tersebut bisa ditelusuri nilai sejarah yang terurai – dengan mengambil teori Koentjaraningrat – mitologi dan cerita-cerita rakyat dapat memberi indikasi fakta sejarah dari suatu suku bangsa. 

Patung Batu ‘Bon Gontor’

Dari teori tersebut kami telusuri  fakta sejarah yang ditemukan di Bayan, yaitu patung batu yang konon merupakan Patung Budha.

Patung Buda perempuan yang ditemukan di Dusun Bon Gontor, Desa Senaru, Kecamatan  Bayan Kabupaten Lombok Utara itu, bila dilihat wujudnya berasal dari Buda India. 

BACA JUGA: UNESCO Melakukan Revalidasi Keberadaan Geopark Rinjani

Dengan beberapa ciri antara lain,  hidungnya yang besar dengan telinga yang panjang. Dengan fakta tersebut,  memberikan petunjuk pada mitos Bibi Cili ada hubunganya dengan Budha India.

Ada dugaan, patung tersebut terbawa letusan Gunung Samalas yang diperkirakan meletus pada tahun 1257, dan terkubur selama ratusan tahun.

Sebagai informasi, Gunung Samalas diperkirakan tingginya mencapai 7.000 km di atas permukaan air laut. Kabarnya, gunung Rinjani yang tingginya sekitar 3.700 km, merupakan sisa dari letusan Gunung Samalas.

Bayangkan, dasyatnya letusan Samalas hingga menerbangkan material dati sekitar 3.300 km ketinggian gunung.

Tempat tertinggi

Raden Gedarip menuturkan, Bon Gontor dalam bahasa setempat adalah tempat yang paling Tinggi, sementara Gontor adalah perbukitan. Kalau disimpulkan menjadi tempat tertinggi dari perbukitan. 

Raden Gedarip menambahkan tentang kisah tempat tertinggi itu, Saat itu ceritanya berkisar abad ke 16 masehi, semua warga masyarakat Bayan masih menganut ajaran animisme atau Kepercayaan secara turun temurun. 

Singkat cerita ketika abad ke 16 ini pula datang para wali dari Jawa yang mengajarkan tentang Islam. Warga Bayan yang saat itu masih menganut kepercayaan animisme menolak dan lari ke hutan mencari tempat perbukitan paling tinggi. 

Umat Budha yang enggan masuk Islam tetap menganut kepercayaan animisme, sehingga masih ada bukti sebagaimana patung batu Bon Gontor, ungkapnya. 

Pada dasarnya penemuan patung ini merupakan sejarah nyata bahwa saat itu umat Budha tinggal di tempat ketinggian untuk menyelamatkan diri dan kepercayaannya, kata Raden Gendarip.

BACA JUGA: Transformasi Digital untuk Ekonomi NTB yang Tumbuh

Orang pertama yang menemukan patung Budha ini bernama Sutajim, sekarang Almarhum, dan salah satu putranya bernama Asmanom (51).

Asmanom dan Raden Gedarip, sama-sama menuturkan tentang Patung Batu berbentuk manusia di Dusun Bon Gontor, Desa Senaru Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara yang tidak banyak warga mengetahuinya.

Akses jalan sekitar 1,5 km dari jalan utama Senaru. Saat ini kondisi jalan tanah ini banyak lubang dan tidak terawat. Demikian pula dengan situs cagar budaya ini tidak terawat dengan baik.

Pondok dan kebesihannya masih swadaya oleh penjaga, Asmanom. Selain pondok darurat, tidak ada lampu penerangan, papan nama, tempat istirahat (Berugak) WC dan sarana penunjang lainnya belum memadai.

Kades Senaru, Raden Aktia Buana yang juga salah satu pelaku pariwisata perharap, agar Pemerintah Daerah menganggarkan kelengkapan sarana prasarana Cagar Alam ini sebagai tujuan wisata panorama Kabupaten Lombok Utara, harapnya. ***

 

 




Pariwisata Lombok Utara di Tiga Gili di Mulai Pulih 

Paska Gempa Bumi Lombok Utara dan Covid-19 mulai ramai dikunjungi wisatawan, inidikasi bangkitnya pariwisata Lombok Utara

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Sektor pariwisata tiga Gili, (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan) di Kabupaten Lombok Utara mulai kembali semarak. 

Hal ini terlihat dari aktivitas kunjungan wisatawan baik manca negara maupun domestik yang memadati tiga Gili, khususnya Gili Trawangan, Minggu (29/05/22). 

Inidikasi bangkitnya pariwisata Lombok Utara

Pantauan wartawan media sejak di pelabuhan penyeberangan Bangsal maupun yang mengunjungi Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan.  Kunjungan wisatawan yang mulai ramai itu berlangsung  seiring semakin membaiknya penanganan pandemi COVID-19. 

Salah satu pelaku wisata, Herman menyebutkan, relaksasi regulasi atas dibukanya akses perjalanan dari luar ke dalam negeri,  juga turut membantu sektor pariwisata untuk kembali gemilang setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. 

BACA JUGA: Taruna Latsitarda Mulai Latihan di Gili Trawangan

Herman menyebutkan, pada hari hari libur seperti Hari Minggu dan momen libur sekolah ini. di tiga Gili tampak sangat ramai dengan pengunjung. Ratusan sepeda pancal yang tersedia di Gili Terawangan laku disewa pengunjung.

“Persediaan yang ada bahkan tidak mencukupi,” kata Herman.

Belum lagi lalu lalang Cidomo yang jumlahnya tidak sedikit, katanya. 

Ia pun optimistis dengan potensi berkembangnya pariwisata Tanah Air, terutama yang masuk ke tiga Gili ini, menjadi indikasi membaiknya ekonomi

Selain itu, akan cukup banyak turis mancanegara yang akan berkunjung saat digelarnya berbagai event yang disiapkan oleh Pemda Kabupaten Lombok Utara dalam bulan mendatang. 

“Prediksi saya nantinya dari turis internasional akan semakin banyak yang ke Indonesia beriringan dengan relaksasi regulasi wisata internasional, artinya akan ada peningkatan turis internasional yang masuk ke Indonesia,” katanya.

BACA JUGA: Air Mata Berurai Keluar Saat Kita Menangis, Mengapa?

Ini menjadi sejarah bagi pariwisata Indonesia, khususnya di Kabupaten Lombok Utara. Setelah hampir tiga tahun terakhir mengalami kesulitan akibat pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19, akhirnya pariwisata Indonesia perlahan mulai bangkit. ***

 




Taruna Latsitarda Mulai  Latihan Ke Gili Terawangan 

Pemda KLU memberangkatkan sebanyak 287 Taruna Latsitarda untuk dipusatkan latihan integrasi dengan masyarakat di Gili Trawangan 

TANJUNG.lombokjournal.com ~  Latihan Integritas Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara XLII yang selama ini di Lombok Utara, Minggu (29/05/22) akan dipusatkan di Gili Trawangan. 

Latsitarda yang terdiri dari Taruna Akademi Militer (Akmil),  Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU), Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dan Praja IPDN akan melakukan latihan integrasi di Gili Terawangan.

Pemda memberangkatkan sekitar 287 taruna peserta Latsitarda ke Gili Trawangan

Pemda Kabupaten Lombok Utara melalui OPD Dinas Lingkungan Hidup (KLH) dan OPD Dinas Perhubungan serta OPD lainnya, membantu penyiapan transportasi, konsumsi serta pasilitas penunjang untuk Latsitarda yang Latihan Integritas Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara XLII ke Gili Trawangan,  Kecamatan Pamenang Kabupaten Lombok Utara.

BACA JUGA: Peserta Latsitarda XLII Disambut di Lombok Utara

Kadis Lingkungsn Hidup, Drs Rusdianto, M.SI, Wahyu Darmawan, M.Si bersama Camat Pamenang, Datu Aryanata Bayuaji, S.IP, turut serta dalam pendampingan mulai penyeberangan hingga sampai di Gili Terawangan.  

Latsitarda Nusantara merupakan momentum untuk membangun sinergi TNI, Polri dan masyarakat. Latihan ini menjadi sarana guna menumbuhkan jiwa kejuangan, cinta tanah air serta semangat integrasi para Taruna untuk membangun sinergi dan soliditas TNI, Polri dan masyarakat.

Taruna/Taruni melaksanakan tugasnya  dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, untuk memahami dan menghayati semangat persatuan dan kesatuan yang tercermin dalam sinergi dan kerja sama antar komponen bangsa

“Patuhi dan taati semua ketentuan yang berlaku sesuai Perduptar, termasuk protokol kesehatan dalam melaksanakan semua kegiatan,” pesan para pendamping.

BACA JUGA: Bupati Djohan Hadiri Peresmian Masjid Baitul Mugni, Kapu

Turut serta Kepala Desa Senaru, Raden Akribuana  yang selama ini mendampingi Taruna/Taruni melaksanakan tugas Desa Senaru, Bayan.*** 

 




Bupati Djohan Hadiri Peresmian Masjid Baitul Mugni, Kapu

Saat peresmian Masjid Baitul Mugni, Kapu, Bupati Djohan Sjamsu berharap Pompes  Al Istiqomah melahirkan SDM berkualitas dan berakhlak

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Peresmian Masjid Baitul Mugni “Ponpes Al Istiqomah” Dusun Kapu, Desa Jenggala Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara dihadiri Bupati,H Djohan Syamsu dan Wakil Bupati, Dany Karter Februanto, Sabtu (28/05/22).

Bupati Djohan Syamsu mengatakan, keberadaan Pondok Pesantren Al Istiqomah Kapu tentu akan berdampak untuk kemajuan Lombok Utara. 

Bupati Djohan saat peresmian masjid
Wawan Gunawan

“Pondok pesantren tersebut menjadi salah satu pusat pendidikan yang bisa melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berakhlak,” katanya.

Menurutnya, pembangunan pondok pesantren ini sangat bermanfaat. Apalagi, pondok pesantren Al Istiqomah ini sudah bergerak dari bawah. 

“Dengan pembangunan dan pengembangan ini akan semakin meningkatkan kualitas anak didiknya,” katanya. 

BACA JUGA: Bupati Djohan Hadiri Dharmasanti Trisuci Waisak

Diharapkan, Pompes ini semakin menggeliatkan munculnya generasi handal yang bisa menjadi pemimpin umat, yakni SDM yang berkualitas dan berakhlak

Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengatakan akan dibangunkan perpustakaan digital oleh Yayasan yang di pimpinnya.

Menurutnya, terkait prospek destinasi pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Ponpes Al Istikamah Kapu sangat baik untuk dijadikan wisata religi.

“Kita tidak bisa mengenyampingkan pendidikan budi pekerti karena terlalu banyak orang pintar dan itu yang harus kita selaraskan,” tuturnya 

Di lain pihak, Wawan Gunawan mengingatkan masyarakat untuk menggalakkan swadaya dan meminta nimningan para pejabat setempat.

“Agar dapat menghasilkan sesuatu yang dapat diandalkan, dan tidak ketergantungan dengan pihak lain,” pungkasnya.

Menjelang berpamitan menyempatkan mampir di rumah Kabid Pemasaran, Raden Santiyo, seraya berpesan untuk segera di buatkan proposal terkait rencana bantuan yang sempat disampaikan. 

Selain dihadiri Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf, Wawan Gunawan yang mewakili Mentri Kemenparekraf, Ketua IHGMA , L.Kusnawan, Ketua Yayasan Al- Mugni Jakarta Kuningan bersama rombongan. 

Bupati usai peresmian masjid

Juga hadir Tuan Guru Karim selaku Pimpinan Ponpes Nurul Bayan dan para pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al Istiqomah serta para tokoh masyarakat setempat.

Tak ketinggalan Kabid Pemasaran Pariwisata KLU, R Santiyo, mengantikan Kepala Dinas Pariwisata yang saat itu berhalangan hadir.***

BACA JUGA: Wabah PMK, Ini Langkah Penanganan DKP3 KLU 

 




Bupati Djohan Hadiri Darmasanti Trisuci Waisak 

Bupati Djohan Sjamsu minta masyarakat Lombok Utara tetap memelihara toleransi umat beragama 

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Bupati Lombok Utara H Djohan Syamsu,SH, menghadiri peringatan Dharmasanti Trisuci Waisak 2566 BE/2022 yang dipusatkan di Vihara Giri Metta Bavana Arama Dusun Buani, Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara Kamis (26/05/22).

Dalam acara itu ia mengharapkan masyarakat Kabupaten Lombok Utara tetap menjaga kerukunan beragama, dimana “Dharmasanti ini sebagai bentuk kebersamaan dan kerukunan umat beragama”. 

Pesan Bupati Djohankepada seluruh umat beragama di KLU agar selalu hidup rukun damai. 

Menyambut kehadiran Bupati Djohan Sjamsu       Wabup Danny mendampingi Bupati Djohan dalam peringatan Waisak

Sebab Lombok Utara merupakan daerah yang paling aman,  toleransi umat beragama yang saling berdampingan satu dengan lainnya.

Ia menyampaikan terimakasih pada semua umat beragama di KLU, dan berharap terus memelihara bersama-sama toleransi bergama di Gumi Tioq Tata Tunaq. 

BACA JUGA: Bupati Djohan Kukuhkan Pengurus PWRI KLU

“Kebersamaan, kerukunan, modernisasi ini kita wujudkan untuk internal agama Buddha dan eksternal yang melibatkan tokoh lintas agama,” katanya.

Sebelumnya, panitia Darmasanti Trisuci Waisak, Sudianto mengatakan Waisak tahun 2022 mengajarkan dharma sebagai pedoman untuk menunaikan tugas dan kewajiban.

Ia mengatakan,  moderasi beragama menjadi salah satu di antara praktek kebenaran untuk meraih keharmonisan

Moderasi beragama juga sebagai jalan binam memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan.

Di ahir penutup penyampaian Bupati, panitia menyuguhkan Cindra Mata sebagai ujud syukur Umar Budha atas kehadiran Bupati, Wkl Bupati bersama rombongan.

Dalam kegiatan peringatan Dharmasanti Trisuci Waisak 2566 BE itu, Bupati Djohan Sjamsu tampak bersama Wakil Bupati Danny Karter Febrianto.

BACA JUGA: Penembakan Texas, 19 Siswa dan 2 Guru Tewas

Selain disambut panitia juga Dhamadesana Bhikku Bhante Dhammosubho Mahathera, Anggota DPRD Provinsi NTB Sudirsah Sujanto S.PdB, Pembimas Budha  Kemenag NTB Aryadi Setiawira SH, Kapolsek Gangga IPTU.Remanto SH, serta undangan lainnya. ***

 

 




Bupati Djohan Kukuhkan Pengurus PWRI KLU 

Bupati Lombok Utara minta PWRI tidak boleh patah semangat, dan tetap memberi manfaat bagi masyarakat

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Pengurus Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) harus memberikan saran dan masukan yang positif untuk membantu percepatan pembangunan Kabupaten Lombok Utara.

Bupati Djohan Sjamsu mengatakan itu saat  mengukuhkan Pengurus Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kabupaten Lombok Utara (PWRI KLU) Masa Bakti 2022-2027, di aula kantor bupati setempat, Rabu (25/05/22).

Bupati minta PWRI tidak putus asa

“Organisasi ini harus dapat memberikan saran dan masukan yang positif untuk membantu percepatan pembangunan Kabupaten Lombok Utara,” kata bupati.  

Perngukuhan itu berdasarkan Keputusan DPW PWRI Provinsi NTB Nomor 16/52/PD.PWRI/SK/III/2022 tentang Pengesahan Pengurus Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kabupaten Lombok Utara Masa Bhakti 2022-2027, dengan Intiha, SIP sebagai Ketua PWRI KLU. 

BACA JUGA: Sampah di Tiga Gili Dibahas di Dinas Lingkungan Hidup KLU

Pesan bupati, para ASN purna tugas tersebut tidak boleh patah semangat, meskipun dinas resmi dengan pemerintah telah usai sesuai ketentuan regulasi kepegawaian. 

Namun keberadaan mereka di tengah masyarakat harus aktif, supaya tetap memberi manfaat bagi masyarakat luas. 

Kepengurusan PWRI yang pertama di KLU diminta bersinergi dentan Pemda, dengan tetap memberikan ide, gagasan, dan sumbangsih tenaga dan pemikiran guna percepatan pembangunan di Kabupaten Lombok Utara. 

“Dengan keberadaan kita sebagai pengurus PWRI dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan daerah,” kata bupati. 

Sementara itu, Ketua DPW PWRI Provinsi NTB Drs. Suroyo menuturkan, misi organisasi PWRI untuk mempererat kesatuan, meningkatkan kemandirian dan kualitas serta mengusahakan kesejahteraan yang layak bagi kehidupan Wredatama. 

PWRI merupakan organisasi kemasyarakatan di Indonesia, tempat berhimpunnya para pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana aturan pensiunan ASN, termasuk Kepala Desa wajib menjadi anggota PWRI. 

Perjalanan PWRI di KLU pasang surut namun secara umum berjalan dengan baik, jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi NTB. 

BACA JUGA: Tour De Moyo, Menyelesaikan Persiapan Event MXGP

“Awal mula pembentukan PWRI KLU sendiri begitu cepat. Pada bulan Maret lalu kita diskusi terkait pembentukan organisasi PWRI di KLU bersama bupati. Alhamdulillah sekarang sudah terbentuk kepengurusan di KLU,” kata Suroyo. ***

 

 




Sampah di Tiga Gili Dibahas di Dinas Lingkungan Hidup KLU

Penanganan sampah, termasuk di Tiga Gili, dibahas termasuk melibatkan perwakilan dari Tiga Gili

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara, gelar  “Ekspose Pengolahan Sampah” di Dinas KLH, KLU, Selasa (24/05/22)  mulai pagi Jam 09.00 s/d 11.00 Wita.

Dalam acara itu diundang enam perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) yang ada di tiga Gili, termasuk Kadus dan utusan Desa Gili Indah.

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati, Dany Karter Febrianto Ridawan. Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST, dan Kabid Perhubungan darat Laut, Iramalip,SH serta dua orang dari DLH. 

Kepala Dinas DLH Kabupaten Lombok Utara, Drs Rusdianto,MSI, memaparkan materinya melalui powerpoint yang dijadikan bahan diskusi, yang membahas persoalan penanganan sampah, khususnya di tiga Gili (Gili Air, Meno dan Terawangan).

Membahas penanganan sampah
Peserta diskusi

“Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negeri ini,” kata Rusdianto. Masalah bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju juga menghadapi masalah sampah. 

BACA JUGA: Tim Riset ITI akan Meneliti Ciguatera di Gili Matra

Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan, meski tidak jauh dari tempat itu ada tempat sampah.

Persoalan sampah, lanjut Rusdianto, yang kita hadapi saat ini bukan saja di tiga Gili, melainkan juga di pinggir jalan yang lebih banyak daripada sampah di tong sampah. Akibatnya, membuang sampah sembarangan tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele. 

“Persoalan sampah sangat kompleks dengan magnitude yang semakin besar dan membesar, sementara penanganannya belum maksimal akibat kekurangan armada, operasional, kondisi alam, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Sampah di Gili

Secara khusus ia menyoroti penanganan sampah di tiga Gili. Bagaimana sampah dari Gili  di angkut ke daratan, dan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).

Beberapa titik lemah penanganan sampah di area wisata ini, terutama pada pembiayaan untuk sarana prasarana. Sebab di tiga Gili itu sampah harus diangkut melalui laut.

“Dan Gili merupakan daerah pariwisata dunia serta kawasan konservasi, dan bagaimana mengaman aman laut dan karang biru yang punya keindahan nomor dua dunia, dari pencemasran sampah,” kata Rusdianto.

Dan diungkapkan, tidak jarang permasalahan sampah di tiga Gili inienjadi perbincangan baik langsung maupun tidak langsung, terekspose di medsos dan lain sebagainya. 

Sementara itu, perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL), Basok, Sukdinag, H. Malik, Masrun dan lainnya, menawarkan pengelolaan sampah di Gili melibatkan pihak ketiga. 

“Kami siap menangani secara proposional, asal ada regulasi yang membenarkan pengelolaannya dengan pihak ketiga,” kata Basok.

BACA JUGA: Pangan Lokal Berbahan Sorgum, Pengganti Karbohidrat

Wakil Bupati Lombok Utara, Dany Karter Febrianto Ridawan didampingi Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST mengatakan, tempat pembuangan sementara diangkut dengan armada laut. kemudian diangkut ke darat di Umbak Belek.

“Biar nanti diangkut petugas pengangkut sampah, yang nantinya dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah yang ada di TPA nantinya diolah, atau dihancurkan, dibentuk kembali menjadi bahan yang berguna,” kata Wabup Danny.

Diskusi yang cukup panjang itu menyimpulkan, agar apa yang menjadi hambatan dan solusi terbaik pada penanganan sampah di tiga Gili di kaji secara seksama.

Kemudian dirumuskan program yang menjadi sekala prioritas oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Lombok Utara ***

 




PBSI KLU Gelar Bupati Cup Se NTB

Kejuaraan Bulutangkis sebagai rangkaian HUT KLU Ke 14 Tahun 2022, sedang disiapkan PBSI KLU

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Panitia pelaksana semakin intens melakukan persiapan untuk mensuksesnya Kejuaraan Bulutangkis Bupati Cup Se Nusa Tenggara Barat sebagai rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 14 tahun 2022.

Kepala Bidang Olah Raga, NASLI S.Pd, mengaku sedang membangun koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk Plt, Sekda Kabupaten Lombok Utara, Anding Dwi Cahyadi, S.STP.

BACA JUGA: Pemda KLU Sosialisasikan Pembebasan Pengerjaan Jalan Nasional

Nasli menambahkan, Panitia PBSI Kabupaten Lombok Utara sudah sepakat, bahwa pertandingan dipusatkan di Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, yang di laksanakan pada bulan Juli 2022.

Hal itu dituturkan Kabid Olah Raga NASLI, S.Pd yang didampingi Kabid Dikdas. Dikbutpora KLU, Ali Marjati, S.Pd Senin 23/5 di tempat kerjanya.

Terkait persiapan, baik Kabid Olahraga Nasli, maupun Kabid Dikdas, Ali Marjati mengatakan persiapan kejuaraan itu sudah hampir seratus persen.

“Rencananya dalam waktu yang tidak lama lagi akan dilaksanakan technical meeting,” ujarnya.

Sedianya Bupati Cup akan dilaksanakan setelah pelaksanaan HUT KLU, namun karena kejuaraan ini skala NTB dan diikuti oleh atlit yang masih di bangku pendidikan, maka disepakati saat libur sekolah.

BACA JUGA: Oknum Sasudagar Sapi Kibuli Petugas Pengawas PMK 

Kejuaraan Bulutangkis Bupati KLU Cup 2022, lanjut Nasli, rencananya akan menggunakan Gedung Bulu tangkis milik Haji Man, di Desa Gondang Kecamatan Gangga, tuturnya.***

 




Pemda KLU Sosialisasikan Pengerjaan Jalan Nasional

Pemda KLU khawatir, bila pembebasan lahan yang mengenai bangunan warga gagal, akibatnya proyek hibah bisa dipindah ke daerah lain. 

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Pekerjaan Umum (PU) memfasilitasi Sosialisasi pengerjaan jalan Nasional 1,8 km dengan lebar 24 meter di Kabupaten Lombok Utara,  Senin (23/05/22).

Kegiatan sosialisasi itu menghadirkan seluruh warga yang terdampak dengan pembangunan jalan nasional yang akan di mulai tahun ini. 

Jalan Nasional yang segera mulai dibangun, mulai dari perempatan depan Bank NTB Syariah Tanjung sampai pertigaan Tanaksong, Desa Jenggala, menelan anggaran berkisar 20 miliar. 

Pemda KLU lakukan sosialisasi pembangunan jalan nasional yang menghadirkan warga

Sementara daerah memiliki hanya 10 miliar. Kebutuhan sisa 10 miliar ini menjadi (PR) Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya mencapai 20 miliar. 

Karena kondisi keuangan KLU saat ini tidak kebutuhan anggaran pelebaran jalan dimaksud, maka Pemda sudah meminta bantuan ke Balai Jalan Naisonal, supaya pembebasan lahan tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana. 

BACA JUGA: Gelar Event Internasional, Semua Elemen Diminta Berbenah

Hal itu disampaikan Bupati Lombok Utara Djohan Syamsu,SH, di depan warga yang hadir dalam Sosialisasi di Sasak Narmada, hari Senin.

Dikatakan, permintaan Pemda itu saat ini belum direspons, karena masih melakukan pembahasan dengan pihak penyumbang dana hibah tersebut. 

“Permintaan kita di Balai Jalan Nasional sekaligus pembebasan lahan belum direspons. Mudah-mudahan dapat ditanggapi secepatnya,” harapnya.

Terkait pengerjaan jalan sepanjang 1.8 km itu, Bupati Djohan juga menyampaikan,

pembangunan jalan sepanjang 62 km jalan nasional yang ada di Kabupaten Lombok Utara (KLU) akan diperlebar melalui dana hibah luar negeri.

Pada saat ini sudah mulai tahapan perencanaan yang dilakukan langsung oleh Balai Jalan Nasional.

“Balai Jalan Nasional akan mengerjakan jalan nasional dari perempatan Pemenang sampai jembatan Kokoh Putek-Bayan sepanjang 62 km,” ungkap Djohan.. 

Gambaran jalan nasional dari kiri ke pinggir 7,5 meter kemudian dari kanan ke pinggir 7,5 meter, lebarnya 15 meter. 

Yang menjadi pemikiran bersama saat ini ada beberapa titik penyempitan jalan nasional yang mengenai lahan dan bangunan warga. 

Misalnya, di belokan tajam pertigaan Pemenang, pertokoan Tanjung, Tanak song Desa Jenggala, Lekok Desa Gangga.

Pemda KLU khawatir tidak mampu membebaskan lahan-lahan tersebut, maka proyek hibah bisa dipindah ke daerah lain. 

“Tapi berharap saja bisa mengerjakan titik-titik yang tidak ada kendala mulai dari timur Lekok sampai Bayan,” terangnya.

Pada saat ini memang masih ada tahap perencanaan, sehingga masih ada waktu untuk mempertimbangkan hal tersebut. 

BACA JUGA: Oknum Saudagar Sapi Kibuli Petugas Pengwas PMK di KLU

Sementara Pemda baru membebaskan lahan pertokoan Tanjung dari timur jembatan Sokong sampai depan Bank NTB Cabang Tanjung. 

“Hal ini kami sudah sampaikan pada saat OPD PU diundang oleh Balai Jalan Nasional,” katanya 

Tampak hadir dalam sosilaisasi yaitu, Bappeda, BPN, dan BPKAD, dan di fasilitasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Utara. ***

 




Oknum Saudagar Kibuli Petugas Pangawas PMK di KLU 

Petugas yang memantau lalu lintas hewan ternak untuk pernularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Tanjung, KLU,  hampir dikibuli oknum saudagar sapi

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Oknum saudagar nakal asal Mataram, yang mencoba kibuli petugas PMK (penyakit mulut dan kuku) yang tengah memantau lalu lintas hewan ternak.

Saat masuk di wilayah Kabupaten Lombok Utara, menjadi perhatian pengunjung Pasar Hewan Tanjung, Minggu (20/05/22).

Oknum saudagar sapi coba kibuli pertugas

Pasalnya, oknum tersebut saat diperiksa sapi bawaannya oleh petugas PMK Kabupaten Lombok Utara, mengaku sapi miliknya dari Telok Kombal Desa Malaka Kecamatan Pamenang KLU. 

BACA JUGA: Gebyar Budaya 2022, Momentum Berziarah ke Masa Lalu

Padahal sejak dalam perjalanan dari Mataram, salah satu petugas PMK, drh. Gilang Kala Maulana sudah curiga, oknum saudagar itu melanggar aturan.

Sebab sapi ternak yang dibawa oknum sudah pernah transaksi di pasar hewan Selagalas Mataram. 

Akhirnya, pelaku pun mengaku perbuatannya dan langsung di paksa kembali ke daerah asal di Mataram, kata Gilang pada media ini. 

Sebagai informasi, Dinas Ketehanan Pangan,Pertanian, Perkebunan dan Perikanan hari Minggu (20/05/22) menutup sementara pasar hewan yang ada di Dusun Bengkoang Desa Sokong Kecamatan Tanjung. 

Termasuk menutup di pasar ternak yang ada di Tampes Kecamatan Kayangan, terhitung 25 Mei s/d 15 Juni 2020.  

Penutupan sementara itu dilakukan sejak pemberlakuan pembatasan gerakan lalu lintas ternak sapi, kerbau, kambing dan babi di wilayah Kabupaten Lombok Utara sebagaimana surat yang di keluarkan oleh Dinas Ketehanan Pangan,Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Tresnahdi, S.Pt, Nomor . 524/290/DKP3/V/2022 tertanggal 20 Mei 2022. 

Daging sapi kurang diminati

drh. Gilang menambahkan, kalau di Lombok Barat pemberlakuan PMK cukup ketat, dimana Pemda Lombok Barat melalui OPD terkait sudah memfasilitasi seluruh petugas IB (Insiminasi Buatan). 

Mereka di kumpulkan di suatu tempat, dan seluruh alat Gan IB diisita untuk sementara. lantaran larangan sementara melayani IB selama pemberlakuan PMK.

“Demikian halnya Daging sapi selama PMK kurang diminati meski turun harganya turun,” tuturnya.

Kepala UPTD Tanjung Aki Suharti,S. Pt menuturkan, hingga hari Minggu jumlah sapi yang beredar di pasar hewan Tanjung dalam satu Minggu berkisar 600 ekor dan belum ada tertular PMK.

Menjawab pertanyaan wartawan media ini tenteng adanya penyebab sapi mati di dusun Monggal Desa Genggelang Kecamatan Gangga, akibat terlilit tali bawaan dan bukan karena PMK. 

Aki Suharti juga sekaligus menjawab berita Hoax di media sosial (FB) yang menyebarkan isu sapi mati di Dusun Monggal Desa Genggelang Kecamatan Gangga. 

“Sapi mati di Monggal bukan penyebabnya karena PKM, melainkan karena terlilit tali saat di tambah di kebun pemilik,” jelas Aki Suharti.

BACA JUGA: Santri Manbaul Qur’an Didorong Belajar ke Luar Negeri

Penyampaian Aki Suhardi dibenarkan oleh Kabid Peternakan, drh Sarudi. Ia menambahkan pihaknya sudah datangi pemiliknya bersama bawahannya, Sopian,S.pt. 

Meski demikian, drh. Sarudi berharap kepada seluruh petenak tetap mematuhi PMK sampai pemerintah mengatakan bebas PMK, ungkapnya.***