Indeks

Pelajar Bisa Menghambat Laju Covid-19

Ilustrasi Mencegah Covid-19 / Foto: Laman Kemendikbud
Simpan Sebagai PDFPrint
Ica Rosalia,mahasiswa Prodi Administrasi Publik,Unversitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Angka pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, seperti update harian yang disampaikan dalam siaran pers Satuan Tugas Penanganan Covid-19 NTB hari Kamis tanggal 20 Mei 2021, bisa disebut masih tinggi.

Pada hari Kamis, di NTB ada tambahan 56 (lima puluh enam) kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Meski disebutkan ada psien sembuh 267 (duaratus enam puluh tujuh) tambahan sembuh baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini Kamis (20/05) sebanyak 13.065 (tiga belas ribu enam puluh lima) orang, dengan perincian 12.044 (dua belas ribu empat puluh empat) orang sudah sembuh, 600 (enam ratus) meninggal dunia, serta 421 (empat ratus dua puluh satu) orang masih positif.

BACA JUGA:

Sinergitas Mahasiswa Melawan Covid-19

Tak mengherankan kalau pembelajaran tatap muka mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi  (umumnya) di NTB belum diijinkan. Memang ada Kabupaten yang sudah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (offline), misalnya Kabupaten Lombok Utara, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Siswa yang belajar pun di bawah 50 persen dari  kapasitas kelasnya.

Melihat kondisi angka pasien positif Covid-19 yang belum melegakan itu, ada pertanyaan terkait partisipasi pelajar untuk bisa menghambat laju Covid-19 yang sepenuhnya belum bisa dikedalikan itu.

Apakah para pelajar hanya bisa rebahan di tempat tidurnya, saat menghadapi pandemi Covid 19 ? Walaupun tengah melakukan Belajar di Rumah atau BDR, sebenarnya pelajar juga bisa berperan aktif dalam mengurangi atau (setidaknya) menghambat laju penyebaran virus corona ini.

Tentu yang mereka lakukan khas anak muda. Karena kegemaran mereka nongkrong bersama teman sejawatnya, yah hal ini tidak akan dilakukan lagi saat pandemi. Atau lewat media sosial yang dimiliki mereka menyebarkan hal-hal positif dan kegiatan positif mereka dalam upaya mengurangi penyebaran virus corona.

Dan banyak partisipasi yang bisa dilakukan pelajar lakukan dalam upaya mengurangi dampak buruk Covid-19. Seperti, tetap melaksanakan isolasi mandiri, dengan upaya ini kita bisa membantu mengurangi penyebaran virus covid-19. Menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker juga sudah dilakukan dan tidak boleh dilupakan.

Upaya selanjutnya yang bisa dilakukan adalah berdonasi yang nantinya dapat disalurkan kepada tenaga medis, sekarang banyak donasi via online yang terpercaya.

Seorang pelajar di salah satu SMA di Mataram mengungkapkan, menghindari budaya berkerumun, baik itu di dalam maupun di luar ruangan (atau berkerumun di mall) bisa jadi merupakan bentk pearisipasi menghambat penyebaran Covid-19/

BACA JUGA:

Berkaryalah Dengan Gagasan Sendiri

“Bentuk partisipasi pelajar dapat dilakukan dengan menghindari budaya nongkrong yang biasanya dilakukan oleh pelajar di tempat keramaian seperti mall. Dalam bidang teknologi, pelajar juga memiliki peran yang besar sehingga  mereka dapat menyebarkan informasi mengenai tatacara pencegahan penyebaran Covid-19 melalui media sosial mereka seperti selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan,” ujarnya.

Dengan kemampuan menguasai teknologi, para pelajar bisa mengutarakan kalau usaha pelajar ini bisa berupa bikin hastag effect.

Para Pelajar Indonesia sebenarnya memiliki peran besar dalam menurunkan angka pasien Covid-19. Cara sederhananya adalah membuat hastag di medsos, sebagai ajakan kepada pengguna medsos untuk mengikuti apa yang sedang digaungkan seperti #stayathome, #dirumahaja, dan #pakaimasker.

Hal tersebut merupakan hastag effect yang sangat efektif untuk mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan protokol kesehatan.

Di era yang digital ini sudah banyak anak muda yang menyebarkan informasi tentang bahaya virus Covid-19 dan hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga diri dari virus ini.

Ini terlihat di media sosial yang mereka miliki. Banyak anak muda yang sudah menghindari budaya nongkrong di tempat keramaian. Menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik ketika bertemu atau berkenalan. Menggunakan masker ketika keluar rumah. Rajin berolahraga, contohnya seperti bersepeda yang akhir-akhir ini sedang viral dan ramai dilakukan oleh banyak orang.

Partispasi pelajar dalam mengurangi penyebaran Covid-19, dengan menghentikan kegiatan di luar rumah yang tidak penting, apalagi bepergian ke tempat yang ramai.

Mengingat teknologi di Indonesia yang maju dan berkembang, kita dapat mensosialisasikan bagaimana cara pencegahan Covid -19, seperti memakai masker saat bepergian, mencuci tangan, menjaga jarak, berolahraga serta mengonsumsi makananan yang sehat dan bergizi, baik dari media sosial yang dimiliki ataupun akun youtube.

“Ini akan lebih efektif,” ujar tutur salah seorang pelajar yang aktif bermedia sosial

Pelajar juga bisa membantu satgas Covid 19  yang ada di sekitar lingkungan senditi untuk melakukan pengecekan suhu dan menghentikan orang yang tidak memakai masker.

Pelajar harus bisa menahan diri untuk tidak pergi keluar dan berkerumun di mana pun. Hal-hal sederhana dapat dilakukan dan dimulai dari diri sendiri, seperti stay at home, jaga jarak, selalu mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer, selalu memakai masker ketika keluar rumah, dan lain sebagainya.

Beberapa bulan yang lalu para pelajar di berbagai kota di Indonesia  juga telah membagikan masker kepada para siswa dan para pengendara d ijalan sebagai bentuk partisipasi mereka mendukung pencegahan penyebaran Covid-19.

Menurut saya, pelajar adalah salah satu sarana yang efektif  dalam membantu pemerintah untuk mengurangi dampak buruk dari Covid-19. Kegiatan pelajar yang tak lepas dari media sosial ini dapat dijadikan platform dalam memberikan informasi mengenai bentuk pencegahan terhadap virus COVID 19.

Bisa dalam bentuk postingan tentang video mencuci tangan yang benar, himbauan memakai masker, atau mengenai “ the life before after corona,”Dan sebagainya.

Namun, perlu diingat bahwa media sosial bisa juga menjadi penyebab tersebarnya berita hoax tentang virus COVID 19 ini. Jadi sebagai pengguna media sosial yang cerdas seharusnya bisa memfilter kebenaran sumber berita sebelum disebarluaskan..

Pelajar bukan sekedar mencari ilmu saja kerjaannya tetapi juga bisa membantu mencegah penyebaran virus Covid 19, tentunya mereka melakukannya dengan caranya sendiri. Memang, ini usaha kecil yang bisa dilakukan tapi sangat besar dampaknya.

Lalu, usaha apa yang sudah kalian lakukan untuk bisa mengurangi laju penyebaran virus Covid 19? ***

Exit mobile version