Dalam pengembangan pariwisata di desa, Pokdarwis diminta untuk bersinergi dengan Pemerintah Desa
SANTONG,KLU.lombokjournal.com ~ NGOBAT atau Ngobrol Bareng Tokoh diselenggarakan Karang Taruna Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Minggu (4/07/21).
Tema yang diangkat seputar pariwisata, yaitu “Wisata Desa Santong, Apa Kabar?”
Agenda NGOBAT merupakan kegiatan rutin Karang Taruna Desa Santong dalam menanggapi isu-isu atau permasalahan di desa yang sedang berkembang. Dan membuka ruang diskusi bagi masyarakat dan pemerintah untuk saling melengkapi gagasan.
Narasumber yang didatangkan pada agenda NGOBAT kali ini langsung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, juga dari Geopark Rinjani.
Opianda Juniko Mahendra, S.H Ketua Karang Taruna menyampaikan, agenda NGOBAT berfungsi sebagai ruang diskusi dan edukasi bagi masyarakat, agar lebih mengenal dan memahami segala aspek dan permasalahan di Desa Santong.
BACA JUGA: Hafizh dan Hafizha Qur’an, Generasi Penerus Masa Depan
Tema yang diangkat kali ini pun sabagai tanggapan Karang Karuna menyikapi permasalahan wisata di Desa Santong yang tengah butuh perhatian.
Meski dalam diskusi kali ini Kepala Desa Santong tidak hadir, tapi Niko tetap bersemangat.
Menurutnya, Karang Taruna Desa Santong tetap membuka ruang diskusi bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Dan kerja ini merupakan tugas dan fungsi Karang Taruna di desa.
“Agenda seperti ini seharusnya bisa menjadi ruang dialog antara pemerintah desa dengan masyarakat. Tapi meski tidak ada yang berkesempatan hadir, kami akan tetap menghormati para orang tua kami yang ada di pemerintahan desa. Dan berharap pihak pemerintah desa lebih mempelajari lagi apa peran dan fungsi Karang Taruna di desa,” kata Niko.
Dala sesi dialog, narasumber Vidi Eka Kusuma, S.IP., M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, memaparkan peran dan fungsi setiap element yang berperan dalam sektor pariwisata tingkat pedesaan.
disebutnya, salah satu yang berperan penting dan merupakan ujung tombak dari wisata desa merupakan PokDarWis.
Vidi menjelaskan, kehadiran PokDarWis sebagai pengelola wisata di tiap desa harus bisa bersinergi dengan pihak Pemerintah Desa. SK PokDarWis boleh dari Kepal Desa, Kepala Dinas maupun bupati.
BACA JUGA: Ajang Gawe Gawah, Bupat Lombok Utara Tanam Pohon
Vidi mengungkakan, pihak pemerintah dan kelompok masyarakat harus bersinergi dalam menumbuhkan wisata yang ada di tingkat pedesaan.
“Kami ingin PokDarWis ini dalam satu desa itu tidak terlalu banyak, tapi bisa bersinergi dengan pemerintah, cukup satu tapi bisa berjalan dengan baik. Jika ada yang sudah memiliki akta notaris maka bisa mengajukan untuk mendapatkan bantuan dari pusat,” kata Vidi.
Salah satu pengurus PokDarWis Desa Santong, Malkam Hadi menyampaikan kekecewaannya, karena hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang real dari pihak Pemerintah Desa Santong.
Malkam menjelaskan, pihak PokDarWis Desa Santong sudah sering mengajukan gagasan dan masukan untuk pengembangan wisata yang ada di Desa Santong, namun belum mendapatkan respon signifikan dari Pemerintah Desa.
“Kami sudah sering mengajukan kerja sama, menyampaikan ide tentang bagaimana pengelolaan wisata yang ada di desa Santong ini, namun respon pihak pemerintah desa masih hanya bersifat normatif dan tidak ada tindak lanjutnya,” ungkap Malkam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyarankan, perlunya diskusi lebih lanjut untuk menemukan jalan terbaik guna meningkatkan pengelolaan wisata Desa Santong. Dan Vidi mengharapkan adanya komunikasi lebih lanjut demi berkembangnya pengelolaan wisata di Desa Santong.
“Semoga nanti ada komunikasi yang baik antara pihak Pemerintah Desa dengan pelaku wisata, karena sosok yang berperan penting untuk kemajuan wisata yang ada di desa tentunya seorang Kepala Desa,” kata Vidi.
Pada kesempatan itu, narasumber Geopark Rinjani menjelaskan berbagai pengalaman terkait pengelolaan sektor wisata, khususnya di tingkat desa.
Fathul Rakhman selaku Manajer Comdev – Geopark Rinjani menjelaskan, poin penting dalam menjalankan sektor pariwisata agar bisa lebih berkembang dan lebih tertata secara profesional.
Pelaku wisata di Desa Santong didorong meningkatkan SDM guna peningkatan setiap sumber daya yang ada.
Menurutnya, jika ingin meningkatkan wisata maka Desa Santong harus benar-benar mempersiapkan diri dulu sebelum menerima wisatawan.
“Sebelum menghadapi wisatawan kita benahi diri dulu sebelum menghadapi wisatawan nanti, mulai dari pengetahuan tentang wisata, penguasaan bahasa asing, kesiapan pelaku UMKM dan lain sebagainya,” ungkap Fathul
Menurutnya, tidak hanya PokDarWis tapi juga pemuda juga harus mendapatkan peningkatan pengetahuan atau edukasi terkait wisata yang ada di desa Santong. Jika wisatawan sudah banyak nantinya, pemuda juga pasti akan berinteraksi dengan wisatawan yang datang ke desa Santong.
“Saya berharap nanti kita bisa berkolaborasi guna meningkatkan edukasi terkait potensi wisata yang ada di desa Santong ini.” ungkap Fathul.
Han