Indeks

Mata Air di Lombok Utara Harus Segera Diselamatkan

Bupati Djohan terlibat aktif dalam gerakan penanaman pohon mendukung Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan (OPAL) KLU bersama dengan Komunitas Tionghowa INTI - NTB dan masyarakat Desa Bentek Kecamatan Gangga, Kamis (23/09/21) / Foto: @ng
Simpan Sebagai PDFPrint

Gerakan menanam pohon yang dilakukan untuk menyelamatkan mata air di Lombok Utara yang hanya tersisa belasan, sebelumnya jumlahnya lebih dari seratus sumber mata air

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Kabupaten Lombok Utara (KLU) sekitar sepuluh tahun silam memiliki 112 titik sumber mata air, tapi kini hanya tinggal belasan yang tersisa.

Penyelamatan belasan sisa sumber mata air ini tujuan gerakan penanaman pohon yang dilakukan oleh Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan (OPAL) KLU bersama dengan Komunitas Tionghowa INTI – NTB dan didukung Pemda KLU dan masyarakat Desa Bentek Kecamatan Gangga, Kamis (23/09/21).

Bahkan di tengah pandemi Covid-19 penanaman pohon dilaksanakan pada berbagai tempat, termasuk peremajaan kembali hutan adat Buani, Desa Bentek Kecamatan Gangga.

Memang, cukup banyak gerakan menanam pohon dalam upaya penyelamatan sumber mata air di Kabupaten Lombok Utara, seperti Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia yang diperingati setiap 10 Januari.

Ada Hari Menanam Pohon Nasional (HMPI) yang diperingati setiap 28 November yang dirangkai dengan Bulan Menanam Nasional (BMN).

BACA JUGA: Kejati NTB Tetapkan 12 Kasus Kasus Korupsi

Di luar itu, masih beragam aksi sejenis lainnya, termasuk di tingkat komunitas dan warga, sebagaimana yang dilakukan hari Kamis (23/09/21) di Hutan Adat Buani Desa Bentek Kecamatan Gangga.

Bupati Lombok Utara, H Djohan Syamsu, SH, yang hadir saat penanaman pohon berpesan, gerakan penanaman harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi iklim aspek-aspek keilmuan, mulai dari pemilihan jenis, penentuan lokasi, hingga pemeliharaan.

Djohan menyerukan seluruh masyarakat agar melakukan penanaman pohon baik di hutan, kebun milik sendiri atau di pekarangan.

Menurutnya, selain penyedia udara bersih, penanaman pohon juga merupakan salah satu upaya rehabilitasi hutan adat dan pemulihan lahan lahan kritis dan pekarangan, sebagai pelindung saat musim kemarau.

Begitu substansialnya pohon bagi kehidupan semesta alam, tahun sebelumnya OPAL KLU beserta masyarakat juga inten melakukan gerakan penanaman secara swadaya.

Dan di tahun 2021 OPAL KLU dan INTI NTB ini sudah di lakukan penanaman di Hutan Adat Baru Murmas, Bangsal Pamenang, Pantai Sedayu Lekok, dan pada hari ini di Hutan Adat Buani di Desa Bentek, Kecamatan Gangga.

Di kesempatan mendatang ada rencana penanaman di Pantai Himpos Karang Anyar, Tanjung.

Bupati menegaskan,  orang menanam pohon berarti juga menanam doa dan harapan untuk keberlanjutan generasi mendatang.

Selain memperbaiki lingkungan, menanam juga harus memberikan manfaat langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Program ini akan saya ikuti terus, kalau baik akan kita kembangkan di walayah Kabupaten Lombok Utara,” ungkap Bupati Djohan. .

Langkah mitigasi dengan penanaman pohon merupakan salah satu upaya mengurangi emisi karbon, untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 2 derajat Celcius atau sedapatnya menekan hingga 1,5 derajat Celcius.

Manfaat pohon bagi kehidupan bisa dirujuk dalam Petunjuk Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar, dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1.500 penduduk/hari dan menyerap 2,5 ton karbon dioksida/tahun.

Kemampuan pohon untuk menyerap CO2 merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim.

Penyebab utama dari perubahan iklim adalah peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia (antropogenik).

CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca utama pemicu perubahan iklim. Melalui proses fotosintesis, pohon menyerap CO2, menyimpan karbon dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

“Saya Mengajak Warga Lombok Utara Untuk Melakukan Gerakan Penanaman Pohon di semua wilayah KLU,” kata bupati.

Perlu terus digaungkan kepada semua pihak untuk menanam DAN memelihara pohon yang sangat berarti bagi kehidupan.

Bahkan saat sedang pandemi COVID-19, yang tentu saja dibarengi dengan kewaspadaan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan OPAL tetap berjalan meskipun terdampak pandemi COVID-19.

Walau di rumah saja, masyarakat KLU bersama Bupati Djohan Syamsu dapat tetap berpartisipasi dalam aksi peduli lingkungan, caranya dengan menyumbangkan minimal satu bibit pohon.

BACA JUGA: Santong, Kerajaan Air Terjun di Lombok Utara

Bupati berharap semoga kalangan muda makin tergerak dan mencintai bumi.

Acara menanam pohon itu dihadiri Anggota DPRD NTB, Sudirsah Sujanto, tokoh agama dan rokoh adat, serta Mahasiswa Universitas Muhamadiyan Mataram, Universitas NW yang sedang KKN dan masyarakat Desa Buani.

@ng

Exit mobile version