Indeks
Opini, Umum  

KLU Harus Malu Jadi Daerah Tertinggal

Semangat Lombok Utara
Simpan Sebagai PDFPrint

lombokjournal.com

Kabupaten Lombok Utara (KLU) jadi ‘paru-paru’ pariwisata di pulau Lombok.

Jika ditelusuri dari pesisir timur hingga pesisir barat, KLU menyediakan wisata pantai dengan gili sebagai primadona yang selalu berhasil memanjakan setiap wisatawan saat berkunjung.

Bila dilihat aspek pegunungan nya, banyak objek yang memanjakan wisatawan, mulai air terjun, bukit-bukit, hingga jalur pendakian menuju Gunung Rinjani.

Kuliner-kuliner khas yang bersumber dari hasil bumi pun tak kalah banyaknya, mulai dari kopi, pisang sale, aneka keripik, hingga olahan berbahan dasar ikan laut bisa wisatawan dapatkan dengan mudah.

Dengan sumber daya alam melimpah, daerah yang populer dengan selogan Tioq Tata Tunak ini harusnya bisa lebih diperhitungkan dari segi perekonomian, tak hanya di NTB juga di tingkat nasional.

KLU harusnya jadi daerah dengan tingkat perekonomian yang maju. Faktanya, KLU masih saja menjadi daerah tertinggal.

Pertanyaan kemudian, faktor apakah yang membuat KLU masih mendapat gelar daerah tertinggal? Jawabannya bisa beragam, mulai dari rendahnya sumber daya manusia, buruknya sistem pemerintahan yang berpengaruh pada lemahnya tata kelola sumber daya alam.

Peningkatan kualitas setiap unsur penentu kemajuan harus dipercepat.

Dari beberapa pertanyaan dan kesimpulan sementara di atas, pemerintah harus memulai pembenahan pada tiga sektor yakni pemerintah, pengoptimalan peran masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya alam secara benar. Hal-hal tersebut jadi kata kunci yang harus terus diingat pemerintah KLU.

Adanya kepemimpinan baru lengkap dengan visi dan misi baru dalam diri Djohan Sjamsu dan Dany Karter Febrianto Ridawan yang baru-baru ini terpilih ‘menakhodai’ KLU harus segera lakukan pembenahan guna terjadinya peningkatan di semua level penentu kemajuan.

Tujuannya jelas, KLU harus keluar dari daftar daerah tertinggal!

Perbaikan sektor penunjang pariwisata oleh pemerintah, peran aktif UMKM oleh masyarakat, hingga kreativitas para pemuda KLU musti Djohan dan Dany dorong jadi satu kesatuan yang padu.

Sejarah telah mencatat Djohan Sjamsu sebagai sosok pelopor terbentuknya KLU punya nilai lebih ketika berdampingan dengan Dany Karter Febrianto Ridawan sebagai sosok muda bergairah. Kolaborasi positif keduanya bisa jadi modal besar untuk bangkit menyongsong keterpurukan ekonomi KLU saat ini.

BACA JUGA:

Jika hal-hal tersebut tidak segera dilakukan oleh Bupati Djohan Sjamsu dan WWabup Dany Karter, maka potensi sumber daya alam yang melimpah tidak akan ada artinya. Sebab tak punya kemampuan mendorong KLU menanggalkan gelar memalukan, yakni gelar daerah tertinggal.

Han

Exit mobile version