Indeks
Kisah  

Cerita Hidup Anak Rantau

Simpan Sebagai PDFPrint
Yuni Wahidah, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Perginya seseorang dari asal dimana ia tumbuh besar ketanah rantauan untuk menjalani kehidupan baru dan  mencari pengalaman baru, yang biasanya kita sebut dengan merantau ialah sebuah tindakan satu langkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang menetap di daerahnya.

Perjuangan hidup di kota orang bukanlah sebuah tindakan yang dapat diambil oleh semua orang. Oleh karena itu tak sedikit dari mereka berbangga hati dengan julukan anak perantau.

Kamu siap pergi merantau maka dengan secara tidak langsung kamu siap mengambil risiko dengan tanggung jawab yang akan kamu pikul dengan sendirinya.

Memutuskan pilihan untuk keluar dari zona nyaman memang merupakan tantangan khusus untuk diri pribadi, akan tetapi untuk melalui hidup diperantauan akan mengajarkan kamu arti sesungguhnya bahwa hidup ini butuh tekad dan semangat yang kuat.

Susah dan senang akan kamu alami ketika kamu sudah pergi merantau di tanah orang dan akan ada banyak hal yang membuat kamu merasakan bahwa hidup ini sangat berarti. Kamu akan merasakan kesepian, kesendirian, kerinduan dan bahkan ketika semua itu tidak terbendung lagi maka kamu akan menangis.

Yang menjadi problematika utama orang perantau ialah kerinduan yang sangat mendalam yang dirasakannya. Bahkan ketika rindu itu sedang melanda dan ketika kamu tidak bisa bercerita kepada siapapun maka sedih yang teramat dalam akan kamu rasakan.

Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati anak perantau adalah ketika jauh dari ibunya.

Namun di lubuk hatinya pula, anak rantau percaya bahwa orang yang akan dia bahagiakan selain ibunya adalah ayahnya. Karena tangis dan pengorbanan yang begitu besar yang telah dirasakan oleh anak perantau banyak dari mereka yang menjadikan ini sebagai pacuan untuk sukses dengan impian dan tujuan dasar ia merantau.

BACA JUGA: Aktivitas Manusia yang Merusak Lingkungan

Menjadi seorang anak rantau, berjalan di negeri orang, tiada satupun saudara, hanya teman sebagai andalan, Begitulah nasib sebagian orang saat ini. khusunya saya.

Saya berjalan kesana kemari hanya untuk mencari setitik ilmu. Hanya bisa mengingat kata-kata terakhir orang tua yang memberikan motivasi untuk saya dalam membentuk Kesabaran dalam hati agar saya bisa menerima keadaan hidup di tanah perantauan.

Walau terkadang keadaan tidak seperti yang saya inginkan, tapi itulah yang harus saya lalui .

Orang tua dan saudara yang jauh di kampung, tidak akan tahu apa yang saya alami di rantau, Keluarga hanya tahu bahwa keadaan saya baik-baik saja,. Saya tidak selalu bergantung pada mereka” Saya tidak ingin terlena dengan kehidupan yang membuat jejak langkah ini terhenti”

Saya harus berjalan menemukan siapa saya, bagaimana saya bisa mempertahankan hidup walau dengan sesuap nasi.

Walau terkadang hati menangis karena nasib, namun sebenarnya tangisan hanya membuat lemah. Namun tangisan bisa hadir sebagai ungkapan suara hati. Entah bagaimana masa depan.

BACA JUGA: Memperjuangkan Hak-hak Perempuan

ini yang selalu saya membayangkannya setiap saat, Tapi biar semuanya berjalan menurut waktu. Karena apa yang ada didepan itulah yang harus saya hadapi. Entah esok atau lusa akan terjadi dalam hidup ini, Hanya Tuhan yang tahu semua ini.***

Sajak dariku….

Pengorbananku adalah tekadku

Langkahku adalah ikhtiarku

Impianku adalah cita-citaku

Kuyakin apa yang kugapai akan membahagiakanmu

Dan kuyakin kebahagian yang utuh akan kembali kelak kita bersatu

Exit mobile version