Wagub NTB Monitoring Bakti Stunting di Lenek, Lotim  

Wagub NTB, Ummi Rohmi senang seluruh elemen masyarakat gotong royong dalam bakti stunting di Lenek, Lotim

LOTIM.LombokJournal.com ~ Gotong-royong Bakti Stunting kali ini menyambangi Desa Pesiraman, Lenek, Lombok Timur. 

BACA JUGA: Alternatif Pengobatan Akupuntur Sudah Hadir di NTB

Wagub NTB mengaku senang melihak gotong royong bakti stunting di Lenek, Lotim
Wagub NTB (Kanan) dan Kadis Perindustrian

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah memonitoring langsung agenda gotong royong Bakti Stunting itu, Senin (11/09/23).

Dalam keguatan Bakti Stunting  itu, Ummi Rohmi sapaan Wagub, senang melihat kader posyandu beserta seluruh elemen masyarakat gotong royong dalam kegiatan Bakti Stunting menekan angka stunting di NTB. 

BACA JUGA: Haornas 2023, Momentum Sukseskan Event Olahraga di NTB

“Alhamdulillah, pagi ini monitoring Bhakti Stunting di Desa Pesiraman, Lenek, Lombok Timur. Senang melihat kader posyandu beserta semua element masyarakat #Kolaborasi menekan angka stunting di Nusa Tenggara Barat,” tulis Wagub dalam statusnya. ***

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Salurkan Bantuan di Car Free Day di Praya

 




Alternatif Pengobatan Akupuntur Sudah Hadir di NTB

Pengobatan akupuntur, menurut Gubernur NTB, memberikan pilihan pengobatan bagi masyarakat 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Hadirnya praktisi profesional dan lulusan kursus akupuntur pertama di NTB semakin memberi peluang bagi masyarakat untuk alternatif pengobatan

BACA JUGA: Perpisahan Bunda Niken sebagai Bunda PAUD NTB

Adanya pengobatan akupuntur, masyarakat punya pilihan pengobatan
Masyarakat berobat akupuntur

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan itu saat mengikuti kegiatan Bakti Sosial Pengobatan Akupuntur Gratis di Kantor Desa Jagaraga, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (09/09/23).

“Ini menambah alternatif pilihan pengobatan bagi masyarakat,” ungkap Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Salurkan Bantuan di Car Free Day di Praya

Bang Zul berharap dengan adanya pengobatan akupuntur dapat memberikan pilihan pengObatan bagimasyarakat. 

“Semoga bapak ibu segera sehat dengan pengobatan akupuntur ini,” harap bang Zul saat menyaksikan langsung praktek akupuntur yang dilakukan oleh sejumlah praktisi profesional dan lulusan kursus akupunktur.

BACA JUGA: Pulau-pulau di Lombok Bagai Mutiara Tersembunyi

Untuk diketahui bahwa pengobatan ini juga telah dibuka secara formal, baik di Rumah Sakit maupun Klinik, sehingga mudah diakses oleh masyarakat.***

 

 




Bhakti Stunting di Desa Bonder dan Ganti Loteng

Harapan Wagub NTB, generasi masa depan NTB yang sehat dan cerdas dan bebas stunting

LOTENG.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB , Hj. Sitti Rohmi Djalillah Monitoring Bhakti Stunting dan Posyandu di Desa Bonder dan Desa Ganti Kabupaten di Lombok Tengah, Selasa (05/09/23).

BACA JUGA: Bunda Niken: 5 Tahun Ini Luar Biasa!

Wagub NTB memberi bantuan teluru dalam acara bhakti stunting di Loteng
Wagub NTB, uMMI rOHMI

Dalam kesempatan tersebut, Ummi Rohmi sapaan Wagub NTB senang melihat masyarakat dan perangkat pemerintah bahu membahu menekan angka stunting di desa masing-masing. Perempuan inspiratif NTB ini berharap kolaborasi seluruh elemen untuk menekan angka stunting terus dilakulan. 

Dengan ikhtiar gotong-royong yang masif dilakukan di seluruh desa, Wagub juga berharap generasi masa depan NTB dapat tumbuh sehat dan cerdas bebas stunting.

BACA JUGA: Gubernur NTB, Bang Zul Kunjungi Pringgarata Loteng

“Senang melihat semua element gotong royong menekan angka stunting. InsyaAlloh semua ikhtiar kita semata-mata untuk generasi masadepan NTB yang sehat dan cerdas,” tulis Wagub. 

BACA JUGA: UMKM Sasar Pasar Malaysia dan Singapura

Bhakti stunting kali ini diinisiasi oleh Dinas ESDM Provinsi NTB, didampingi Asisten 1 Setda Provinsi NTB, Kepala Bappeda, Kadis Kesehatan, Kadis PMPD Dukcapil, Kadis DIkbud, Kadis Perdagangan, Kadis Perhubungan, Kadis Perkim, Kadis ESDM, Kadis P3AP2KB, Karo Organisasi, Karo AP, Karo Hukum, Karo Kesra, Karo Adpim, dan Kepala BKKBN. ***

 

 




Wagub NTB Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting 

Jaringan Posyandu Keluarga dan Puskesmas harus dimasifkan sebagai pusat informasi intuk mencegah stunting

MATARAM.LombokJournal.com ~ Posyandu Keluarga dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) harus dimanfaatkan untuk promosikan pendekatan promotif preventif, dalam upaya percepatan penurunan stunting.

BACA JUGA: Anak Harus Sehat untuk Capai Cita-citanya

Wagub NTB mengatakan, Puskesmas dan Posyandu Keluarga dimasifkan sebagai pusat informasi stunting
Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Jalillah

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Jalillah dalam Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat  di Mataram.  Rabu (30/08/23).

Wagub NTB menekankan, stunting merupakan masalah kronis akibat kekurangan gizi, masih menjadi perhatian serius di Indonesia. 

“Upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya memanfaatkan jaringan Posyandu Keluarga dan Puskemas yang sudah ada di NTB,” ujar Ummo Rohmi.

Umi Rohmi selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) NTB menekankan, prntingnya memasifkan peran Posyandu Kekuarga dan Puskesmas. 

BACA JUGA: Asupan Gizi Protein Hewani dan Nabati Kunci Anak Sehat 

Keduanya sebagai pusat informasi dan edukasi untuk mencegah stunting melalui pola makan yang sehat, Lingkungan yang bersih, memberikan edukasi, Literasi dan pemberian gizi yang cukup.

Ummi Rohmi ingin memastikan, tiap keluarga di NTB memiliki akses yang mudah dan cepat untuk mendapatkan pelayanan informasi.

“Tentang pola makan yang baik, lingkungan, atasi pernikahan usia muda, dan gizi yang diperlukan, terutama bagi anak-anak Posyandu Keluarga dan Puskemas akan menjadi ujung tombak dalam upaya kami untuk mencapai tujuan ini.” ujar Umi Rohmi. 

Lebih lanjut dikatakan, langkah-langkah konkret yang diambil Pemerintah Provinsi termasuk pelatihan bagi petugas Posyandu dan Puskemas untuk memberikan informasi yang akurat tentang gizi seimbang kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan anak-anak. 

Program Posyandu Keluarga akan menjadi sebuah tempat untuk mendidik untuk memperluas, menjangkau lebih banyak orang tua.

Tujuannya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemberian makanan bergizi bagi pertumbuhan anak-anak, dan memasifkan kondisi peralatan yang digunakan saat Posyandu. 

“Posyandu Keluarga akan menjadi sebuah tempat untuk mendidik,” ujar Umi Rohmi. 

Diharapkan, melalui pendekatan yang terpadu ini, Provinsi NTB akan mampu mencapai penurunan yang signifikan dalam angka stunting.

Langkah-langkah yang dicanangkan tersebut menurut Ummi Rohmi menunjukkan komitmen yang kuat dari Pemerintah Provinsi NTB mengatasi masalah gizi buruk dan stunting.

BACA JUGA: Program Talent Scouting Pondok Pesantren di Lombok

Serta memberikan generasi muda NTB peluang yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

“Semoga melalui pendekatan yang terpadu ini Provinsi NTB mampu mencapai peniruan yang signifikan,” ujar Ummi Rohmi. 

 

 




Anak Harus Sehat untuk Capai Cita-citanya

Anak harus mendapat makanan yang bergizi, dan dididik memilah sampah agar tertanam intik jaga lingkungan

LOBAR.LombokJournal.com ~ Untuk mencapai cita anak-anak setinggi-tingginya, maka anak-anak harus sehat. Anak harus gemar memakan makanan yang sehat yang terdapat protein hewani dan nabati.

BACA JUGA: Program Talent Scouting di Pondok Pesantren di Lombok

Kata Wagub NTB, anak harus mendapat makanan bergizi
Anak PAUD

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat mengunjungi PAUD Bakti Seruni Nyurlembang, Narmada, Selasa (29/08/23).

Ditambahkan Umi Rohmi sapaan akrab Wagub, di PAUD anak-anak ditanamkan dan dididik untuk makan makanan yang bergizi.

BACA JUGA: Asupan Gizi Protein Hewani dan Nabati Kunci Anak Sehat 

“Selain itu, anak-anak juga harus dididik memilah sampah, supaya tertanam dari kecil untuk menjaga lingkungan,” ujar Umi Rohmi.

Sementara itu, Kepala Sekolah PAUD Bakti Seruni, Kartini, S. Pd., menyampaikan terimakasih kepada Wakil Gubernur meluangkan waktunya untuk berkunjung ketempat ini.

BACA JUGA: Bang Zul: Bibit Crosser Banyak Dimiliki NTB

“Terkait program Bakti Seruni Berbagi dengan jimpitan beras. Sehingga setiap hari Senin dikumpulkan oleh anak-anak. Setelah terkumpul banyak bisa dimasak untuk anak-anak dan sisanya bisa dibagikan ke masyarakat sekitar PAUD,” ungkapnya.***

 

 




Bakti Stunting, Wagub NTB Kunjungi Desa Pengadang

 Gerakan Gotong Royong Bakti Stunting kali ini dilakukan di Desa Pengadang, Lombok Tengah 

LOTENG.LombokJournal.com ~ Dalam Gerakan Gotong Royong Bakti Stunting, para Kades dan Kadus diminta berperan masif untuk mengawal dan memantau masyarakatnya, agar hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan

BACA JUGA: Asupan Gizi Protein Hewani dan Nabati Kunci Anak Sehat

Wagub Ummi Rohmi minta kades/kadus berperan masif menurunkan angka stunting

Dorongan itu disampaikan  Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Jalillah di tengah kegiatan gerakan Gotong Royong Bakti Stunting, di Desa Pegadang Lombok Tengah, Senin (28/08/23)

Tema gptpng royong bhakti stunting itu yakni Intervensi Pemberian Protein Hewani, seperti telur, daging, ikan dan ayam.

Menurut Wagub NTB, gerakan gotong royong itu untuk menekan angka stunting yang juga disebabkan oleh sanitasi yang buruk, dan kurangnya asupan gizi yang baik pada masyarakat. 

BACA JUGA: NTB Ekspor Komoditi Vanili ke Amerika

Ummi Rohmi sapaan Wagub NTB menekankan pentingnya kekompakan dalam memerangi stunting. 

“Kita harus kompak, harus bersama-sama menjaga kesehatan keluarga termasuk kesehatan lingkungan agar kita semua bisa hidup sehat,” ujarnya. 

Selain itu, Wagub NTB menghimbau penurunan angka stunting di Pegadang harus disegerakan. Mengingat angka stuntingnya termasuk tinggi, di atas 30 persen.  

Bila masyarakat sehat maka  generasi  sepuluh hingga duapuluh tahun yang akan datang menjadi lebih baik. 

Pada kesempatan itu Wagub juga memantau secara langsung pengukuran tinggi dan berat badan balita. Selanjutnya memberikan bantuan telur pada keluarga yang terindikasi stunting.

Usai dari Posyandu Cempaka, Wagub selanjutnya mengunjungi Posyandu Kecil Ceria Dusun Banjar 1 Pegadang, yang jaraknya 2 KM dari lokasi pertama.

BACA JUGA: Bang Zul: Bibit Crosser Banyak Dimiliki NTB

Hadir mendampingi Wagub pada giat ini Asisten I Pemprov NTB, Karo Administrasi Pimpinan, Kadis Perdagangan, Kepala Bappeda, Kadis Kesehatan , Kadis  PMPD Dukcapil , Kadis Dikbud , Kadis Perdagangan, Kadis Perhubungan , Kadis Perkim , Kadis ESDM, Karo AP, Karo Hukum, Karo Kesra, Kepala BKKBN dan pejabat dari Kabupaten termasuk Camat dan Kades/Kadus setempat. ***

 

 

 




Asupan Gizi Protein Hewani dan Nabati Kunci Anak Sehat

Wagub NTB, Ummi Rohmi berharap orang tua memberi asupan gizi yang cukup sehat untuk mencegah stunting pada anak-anak

LOBAR.LombokJournal.com ~ Orangtua diminta memastikan memberi asupan gizi yang mengandung protein hewani dan nabati untuk pencegahan stunting pada anak.

BACA JUGA: Bakti Stunting Wagub NTB Kunjungi Desa Pengadang

Wagub NTB berharap orang tua memberi asupan gizi yang cukup untuk anaknya
Wagub Ummi Rohmi berdialog dengan anak-anak

Pentingnya pemberian asupan gizi sehat itu disampaikan Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat melakukan monev stunting di Posyandu Keluarga Plamboyan Lembuak Narmada, Selasa (29/08/23).

“Pastikan anak-anak kita itu pemberian asupan gizi yang sehat sampai karena makanan ini adalah kuncinya untuk menjadi anak yang sehat,” ungkap Umi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Selain itu, Umi Rohmi mengingatkan petugas Posyandu selalu menggunakan alat timbangan digital antropometri, agar datanya menjadi akurat dan valid sehingga perlu dikroscek kembali sebelum diinput.

“Datanya harus dipastikan valid, karena dengan data valid kita bisa intervensi,” jelasnya.

BACA JUGA: Wagub NTB Terima Audensi KPID NTB

Sementara itu, Ketua Kader Posyandu Plamboyan, Salmiwiderati menyampaikan terimakasih kepada Wagub NTB telah berkunjung ke Posyandu ini.

“Ini baru pertama kali dikunjungi, senang sekali sehingga ini menjadi motivasi kami dalam memberikan pelayanan Posyandu kepada masyarakat,” jelasnya.

BACA JUGA: Taiwan Jajaki Kerja Sama dengan Provinsi NTB

Disebutkan, jumlah sasaran bayi dan balita di Posyandu Plamboyan Lembuak ini sebanyak 52 sasaran dengan sasaran stunting sebanyak empat orang.***

 

 




Rannya Agustyra Kristiono: Milenial Harus Hidup Sehat

Rannya Agustyra Kristiono ajak hidup sehat dan positif thinking generasi milenial, untuk tercapainya generasi emas  

MATARAM.LombokJournal.com ~ Usia remaja, muda dan milenial adalah masa-masa yang penuh harapan dan perubahan

Ternyata cukup banyak kejadian kematian tertinggi dialami oleh kelompok milenial, mulai masalah kesehatan, hingga pola hidup yang kurang Bersih (higienis) 

BACA JUGA: 3 Rumus Bang Zul unyik Jadi Manusia Hebat

Rannya Agustyra Kristiono ajak hidup sehat dan positif thinking generasi milenial
Rannya Agustira Kristiono

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016, lebih dari 3.000 remaja atau generasi milenial meninggal dunia tiap hari, total mencapai 1,2 juta kematian remaja per tahun. 

Padahal kebanyakan dari penyebab kematian milenial ini sebenarnya dapat dicegah.

Melihat fakta tersebut, putri mendiang anggota DPR RI H Bambang Kristiono, yakni Rannya Agustyra Kristiono mengajak generasi muda milenial dan Gen Z, khususnya di P. Lombok mulai menerapkan pola hidup sehat dan Bersih sejak dini.

“Pola hidup sehat, bersih dan tertib diperlukan bagi kalangan milenial atau generasi muda Bumi Gora, agar cita-cita Generasi Emas Indonesia bisa tercapai,” kata Rannya Agustyra Kristiono, Minggu (27/08/23). 

BACA JUGA: Masyarakat Taman Ayu Diajak Kersa Sama Tangani Sampah

Penyebab Kematian Usia Remaja 

Dara cantik yang lama menempuh pendidikan di Eropa ini menjelaskan, dari  data WHO diketahui, ada beberapa penyebab kematian yang paling tinggi terjadi di usia remaja.

Pertama adalah peristiwa kecelakaan. Kecelakaan merupakan penyebab kematian remaja usia 10-19 tahun yang terbesar. 

Kejadian kecelakaan ini dua kali lipat lebih banyak terjadi pada remaja laki-laki. Jenis kecelakaannya adalah kecelakaan lalu lintas (transportasi).

Misalnya tabrakan kendaraan atau kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki. Itulah mengapa pemerintah menetapkan usia minimal untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah 17 tahun.

“Sehingga orangtua dan masyarakat secara umum punya peran yang sangat penting dalam mencegah kematian remaja karena kecelakaan. Salah satu caranya adalah menunggu sampai anak mendapatkan SIM baru diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Orangtua juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya soal keselamatan lalu lintas,” katanya.

Penyebab kematian kedua kematian remaja adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan. 

“Infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah kondisi infeksi yang dialami pada organ sistem pernapasan bagian bawah seperti paru-paru, bronkus, dan trakea,” jelas Rannya. 

BACA JUGA: Bang Zul dan Ummi Rohmi Minta RSUD NTB Berinovasi 

Menurutnya, terdapat berbagai macam infeksi saluran pernapasan bagian bawah pada remaja yakni, bronkitis, pneumonia, laryngotracheitis, dan tracheitis.

“Hal ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. WHO mencatat bahwa lebih dari setengah dari total kasus kematian anak dan remaja akibat pneumonia adalah akibat menghirup asap polusi dalam ruangan,” imbuhnya.

Selanjutnya adalah penyakit diare. Diare dapat disebabkan oleh virus, bakteri, infeksi parasit, atau bahkan keracunan. Diare juga sangat berkaitan dengan kondisi sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitar sehingga kebersihan menjadi penting dalam pencegahan diare. 

Minum air mentah, minum produk susu yang tidak diproses melalui pasteurisasi, dan tidak menjaga kebersihan makanan juga meningkatkan risiko diare.

“Diare memang kesannya sepele. Namun, bila tidak segera ditangani, diare bisa menyebabkan dehidrasi serius yang akhirnya berujung pada kematian,” papar Rannya.

Masih berkaitan dengan data WHO, kata Rannya penyebab kematian pada remaja lainnya adalah faktor bunuh diri.

Data WHO menyebitkan, remaja yang masih berkembang dan belum begitu mampu mengelola emosinya dengan baik lebih rentan terhadap percobaan bunuh diri dibandingkan orang dewasa.

Menurut Rannya, tidak mungkin menentukan satu penyebab pasti kenapa seorang remaja memutuskan untuk bunuh diri. Keputusan untuk bunuh diri begitu rumit dan pasti disebabkan oleh banyak hal. 

Namun, faktor risiko terbesarnya memang adalah depresi yang tidak terobati. Pemicunya pun bisa beragam hal yang ia temui dalam hidupnya, mulai dari trauma masa kecil, kekerasan seksual, hingga bullying.

“Remaja yang kecanduan zat-zat tertentu seperti alkohol atau narkoba juga lebih rentan mengalami kematian akibat percobaan bunuh diri,” jelasnya.

Karena itulah, Rannya mengajak para milenial dan Gen Z untuk mulai menerapkan pola hidup sehat, bersih dan tertib menghindari kegiatan-kegiatan negatif yang bisa merugikan diri sendiri.

“Semua bisa dimulai dengan pola hidup sehat,  berolahraga dan Positif Thinking. Jauhi makanan ‘sampah”, minuman beralkohol apalagi narkoba,” katanya.

Terkhusus untuk generasi muda di pulau Lombok, Rannya menilai ada banyak hal positif yang bisa dikembangkan. Apalagi Lombok sudah menjadi salah satu destinasi sport tourism internasional sejak adanya sirkuit Mandalika di Lombok Tengah.

“Joging dan bersepeda bisa jadi pilihan yang tepat. Karena olahraga ini terjangkau semua kalangan dan menyehatkan,” katanya.

Rannya sendiri selalu melakukan olahraga ringan yang rutin.Sebab, dengan olahraga tubuh jadi sehat dan pikiran pun lebih positif dan konsentrasi. 

Pola makan juga harus diperhatikan generasi muda. Meski tak masuk dalam daftar WHO, namun penyakit Maag dan Gerd juga menjadi penyebab kematian usia remaja.

“Apalagi di zaman gadget seperti sekarang ini, kadang kalau sudah main game sampai lupa waktu. Ini yang harus dihindari, pola makan harus teratur dan sehat,” katanya.

Lanjutkan Cita-Cita HBK 

Rannya Agustyra Kristiono sudah bertekad untuk melanjutkan cita-cita mendiang ayahnya, HBK, dalam berkarya untuk masyarakat Pulau Lombok, NTB.

BACA JUGA: Ayo Gempur Rokok Ilegal, Ini Ajakan Pemprov NTB

Dara humble dan ramah ini mengaku akan berbuat untuk semua kalangan masyarakat P Lombok, termasuk kaum milenial dan Gen Z. 

“Tentu banyak hal baik dan positif yang bisa dilakukan generasi muda di daerah ini. Tapi yang utama, generasi muda lombok harus sehat, kreatif dan berbudi luhur  untuk menyongsong generasi emas Indonesia 2045,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada tahun 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. 

“Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari. Jadi harus disiapkan mulai sekarang,” jelasnya (*)

 




Bang Zul dan Umi Rohmi Minta RSUD NTB Berinovasi 

Gubernur NTB yang biasa disapa Bang Zul mengamanahkan RSUD NTB terus berinovasi dan jangan sedikit-dikit memberi rujukan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Melalui Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUD NTB), Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Bang Zul dan Umi Rohmi, berikhtiar memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat.

BACA JUGA: Pemasangan Alat Pacu Jantung Permanen pada Anak

Kata dr Lalu Herman, RSUD NTB membersamai masyarakat dalam pelayanan kesehatan
Jumpa pers

Hal itu dibuktikan, berhasilnya operasi pemasangan permanent pacemaker atau alat pacu jantung permanen pada anak usia 2,5 tahun (NK), yang berlangsung di RSUD NTB, Rabu (23/08/23). 

Direktur RSUD NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH. dalam konferensi pers mengaku, sudah diamanahkan Gubernur Bang Zul dan Wakil Gubernur Umi Rohmi, agar terus melakukan inovasi sehingga ke depan kasus-kasus jantung khusus anak tidak beri rujukan ke daerah lain. 

“Saya selaku direktur RSUD NTB, diamanahkan Gubernur dan wakil Gubernur NTB, untuk terus berinovasi dan jangan sedikit-dikit merujuk,” ujar dr. Jack di hadapan awak media. 

BACA JUGA: Wagub NTB Bakti Stunting di Desa Darek

Ditambahkan, RSUD NTB hadir membersamai masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Lebih-lebih Pemprov NTB berkewajiban memberikan pertolongan kepada masyarakat agar semua masyarakat NTB sehat.

“RSUD NTB hadir membersamai masyarakat yang membutuhkan pertolongan,” ucap dr. Jack sapaan akrab Lalu Herman. 

Ia berharap, RSUD NTB dapat melalukan hal-hal yang terbaru dan pertama kali seperti dengan kasus operasi pemasangan pacu jantung pada anak yang sukses dilakukan. 

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Disebut Sebagai Bapak Pluralisme di NTB

“Saya berharap RSUD NTB dapat melalukan hal-hal yang terbaru dan pertama kali begitu juga dengan kasus pagi ini,” kata dr. Jack ***

 

 




Pemasangan Alat Pacu Jantung Permanen Pada Anak

Tim medis RSUD NTB yang melakukan operasi alat pacu jantung itu membawa harapan untuk perawatan pasien anak dengan masalah jantung yang serius.

MATARAM.LombokJournal.com ~ Operasi perdana pemasangan permanen pacemaker atau alat pacu jantung permanen pada anak laki-laki (NK)  berusia 2,5 tahun asal Kabupaten Lombok Utara (KLU), berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Rabu (23/08/23).

BACA JUGA: Wagub NTB Paparkan Empat Kiat Sukses

Adanya operasi pemasangan permanen alat pacu jantung di RSUD NTB, pasien serupa tak perlu lagi rujuk ke luar NTB
Operasi pemasangan alat jantung di RSUD NTB

Alat pacu Jantung permanen ini dirancang memberikan impuls listrik secara teratur ke jantung, memastikan ritme jantung yang sehat dan fungsional. 

Pasien perdana yang menjalani operasi alat pacu jantung  ini diharapkan dapat kembali beraktivitas dengan lebih normal dan merasa lebih baik.

Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH mengatakan, tim medis RSUD Prov NTB yang melakukan operasi alat pacu jantung itu membawa harapan baru untuk perawatan pasien anak dengan masalah jantung yang serius.

“Alhamdulillah, hal ini pertama kali kita lakukan di NTB, semoga anak kita (NK) diberikan kesembuhan dan bisa bermain kembali seperti anak-anak yang lainnya,” tuturnya terkait operasi alat pacu jantung di RS yang dipimpinnya.

BACA JUGA: 18 Parpol di NTB Deklarasi Pemilu Damai 2024

Dr. Jack sapaan akrab Lalu Herman berharap agar RSUD NTB akan terus melakukan inovasi, sehingga kasus jantung khusus anak tidak lagi melakukan rujuk keluar NTB, tapi Provinsi NTB mampu menangani permasalahan kasus tersebut. 

“Semoga ke depan kita akan mampu melakukan tindakan dengan penyakit yang lain,” jelasnya.

Menurutnya, kasus jantung pada anak jarang terjadi di NTB, sehingga RSUD Provinsi NTB akan siap siaga memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan dan tindakan.

“RSUD Provinsi adalah milik Provinsi NTB, artinya memiliki kewajiban memberikan pertolongan dan tindakan agar masyarakat sehat kembali,” tuturnya.

G.A.R. Prawisanthi, Sp.JP (K) FIHA menjelaskan, pasien mengalami Total Av Blok (TAVB), yang merupakan kondisi langka di mana aliran impuls listrik dalam jantung terganggu. Itu mengakibatkan ketidakseimbangan detak jantung dan dampak serius pada kesehatan anak-anak.

“Pada saat itu, pasien datang dengan keluhan kejang dan irama jantungnya hanya 40 kali per menit, seharusnya anak usia 2,5 tahun memiliki irama jantung 90 – 100 kali per menit, kondisi TAVB dalam 10 hari tidak berespon dengan obat – obatan, sehingga kita memustuskan memasangkan alat pacu jantung, tetapi sebelum itu dipasang alat pacu temporer yang dimasukkan kedalam pembuluh darah di paha, yang bertujuan untuk membackup pemasangan pacu jantung permanen,” jelasnya.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Disebut Sebagai Bapak Pluralisme di NTB

Tim Medis Operasi Perdana  Pemasangan Permanent Pacemaker pada Anak di RSUD Provinsi NTB, yakni dr. G.A.R. Prawisanthi, Sp.JP (K) FIHA (Consultant of Interventional Cardiology), dr. Maz Isa Ansyori Arsatt, Sp. BTKV, dr. Elya Endriani, Sp. An, dr. Linda Silvana Sari, M.Biomed, Sp.A, dr. Novita, Sp.An, dr. Ni Made Surya, Sp.An, dr. Edi, Sp.BTKV dan Tim Asisten Bedah dan Penata Anastesi. ***