Gunung Tambora, Potensi Yang Harus Dikelola

Sumber daya alam yang berlimpah di Gunung Tambora harus dikelola agar memberikan efek ekonomi bagi masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com ~  Keberadaan gunung Tambora harus dikelola dengan baik, agar memberikan manfaat untuk masyarakat Pulau Sumbawa dan NTB pada umumnya.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan itu, saat membuka webinar peringatan meletusnya Gunung Tambora yang ke 207 tahun, yang digelar oleh Yayasan Tambora, Kamis (14/04/22)

Webinar peringatan 207 tahun meletusnya Tambora
Gubernur Zulkieflimansyah membuka webinar

“Apalagi Tambora sudah lama dikenal dan mengubah peradaban dunia,” kata Bang Zul sapaan populer Gubernur NTB..

Menurut Bang Zul, Tambora menghadirkan sumber daya alam yang berlimpah untuk dikelola.  Tapi tantangan Pulau Sumbawa perlu dukungan infrastruktur, transportasi dan fasilitas yang memadai.

BACA JUGA: Gubernur NTB Kunjungi Korban Kebakaran di Karara, Bima

“Supaya Bima maupun Dompu punya  kesempatan menggelar berbagai event. Baik berskala Nasional maupun Internasional,” pesan Doktor Zul.

Ia berharap di masa yang akan datang kemajuan daerah akan banyak ditentukan oleh investor. Tetapi harus dilakukan sosialisasi yang masif.

Sehingga kehadiran investor di Tambora mampu dan mensejahterakan masyarakat baik di lingkar Tambora dan di pulau Sumbawa umumnya.

Sementara tokoh Nasional asal Bima, Dr. Hamdan Zoelva mengaku, eksotik dan potensi taman bumi ini sudah diakui dunia.

“Maka potensi Tambora harus dikelola agar memberikan efek ekonomi bagi masyarakat, harus terus didorong,” sebut mantan ketua MK ini.

Jadi, ditetapkannya Tambora sebagai bagian dari Cagar Biosfer Dunia, menjadi modal utama bagi daerah. Untuk memanfaatkannya demi kemajuan daerah dan keseimbangan ekosistem alam.

BACA JUGA: Pesona Khazanah Ramadhan Perkuat Branding Pariwisata NTB

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah, Wakil Bupati Dompu dan peserta hybrid lainnya. ***

 

 




IKA Unhas-Bima, Kontribusinya Besar Membangun NTB

Gubernur NTB buka Musda Pertama Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin-Bima atau IKA Unhas-Bima 

BIMA.lombokjournal.com ~ Peran serta dan dukungan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin – Bima (IKA Unhas) sangat besar dalam proses pembangunan di Bumi Gora ini.

Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin – Bima (IKA Unhas), Sabtu (16/04/22) di Paruga Nae, Kota Bima.

Gubernur membuka Musda IKA Unhas Bima

“Alumni IKA Unhas betul-betul berkontribusi besar terhadap pembangunan di NTB,” kata Bang Zul sapaan populer Gubernur.

Ia mengungkapkan itu di depan Ketua IKA UNHAS Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, dan Rektor UNHAS Profesor. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., yang mengikuti melalui hybrid.

Menurunya, adanya Musda ini semakin mempererat hubungan dan silaturahmi antar alumni.

BACA JUGA: Gunung Tambora, Potensi yang Harus Dikelola

“Sehingga semakin lama semakin guyup, sebagai media ngobrol ringan, bernostalgia,   menambah inspirasi, saling mendukung untuk memperpanjang umur,” pesan Gubernur Zul.

Ia juga mengaku senang bisa berkumpul dan hadir bersama keluarga besar IKA Unhas-Bima.

Sementara itu, Ketua IKA UNHAS Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman menitipkan IKA Unhas Bima  dan NTB untuk didukung dan dibina kepada Gubernur NTB.

“Para alumni harus banyak belajar dan berguru kepada Gubernur Zul, kiprah dan perannya sungguh luar biasa untuk daerah bahkan tingkat nasional,” pesan mantan Menteri Pertanian RI tersebut.

Ia juga mengatakan agar IKA Unhas Bima terus berkontribusi secara total untuk membangun NTB. Ikut serta membantu Gubernur NTB dan daerah Bima.

“Bangun komunikasi dan koordinasi serta kolaborasi untuk membangun daerah,”tandasnya.

Mengusung tema, Kontribusi Alumni Untuk Pembangunan Bima, NTB dan Indonesia,Ketua Panitia Syafruddin, S.S mengatakan, agenda utama Musda adalah pemilihan Ketua IKA UNHAS wilayah Kota Bima. 

BACA JUGA: Gubernur NTB Kunjungi Korban Kebakaran di Karara, Bima

Kegiatan dilandasi semangat bertema “Kontribusi Alumni untuk Pembangunan Daerah – IKA UNHAS untuk Bima, NTB dan Indonesia”.

Musda pertama kali ini dilaksanakan atas instruksi Ketua IKA Pusat, Dr. Ir. Andy Amran Sulaiman, agar seluruh kabupaten kota membentuk Pengurus IKA UNHAS.

“Setelah kita data ada sekitar 350 alumni UNHAS di Bima, baik di kabupaten maupun kota. Para alumni ini ada yang jadi birokrat, politikus, dokter, pengusaha dan banyak lagi profesi lainnya,” imbuh ASN yang pernah menjadi staf penerjemah di Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB ini.*** 

 




Pesona Khazanah Ramadhan Perkuat Branding Pariwisata NTB

Gelaran event Pesona Khazanah Ramadhan akan memperkuat branding Pariwisata NTB sebagai destinasi utama Wisata Halal 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Event Pesona Khazanah Ramadhan 2022 diharapkan memperkuat branding NTB, khususnya sebagai destinasi utama Wisata Halal Indonesia.

“Ini momentum yang baik untuk menjadikan NTB destinasi wisata utama di Indonesia dan dunia”, ujar Kepala Dinas Pariwisata, Yusron Hadi.

Ia menegaskan itu saat membuka Pesona Khazanah Ramadhan di Islamic Center, Mataram, Jumat (15/04/22). 

Pesona Khazanah Ramadhan untuk menyemarakkan bulan puasa Ramadhan

Event ini sekaligus untuk memperkuat UMKM dengan memberikan ruang pada pelaku usaha kecil menyemarakkan Ramadhan sekaligus pariwisata NTB. 

Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Kepala UPT Islamic Center, Syarifudin Hidayatullah mengatakan, selain gelaran event yang bersifat ibadah yang telah dimulai sejak awal Ramadhan seperti tadarus dan lainnya, side event seperti bazaar, Pesantren Expo, pentas seni budaya Islam, pameran buku dan dialog Islam, diharapkan menyemarakkan bulan suci Ramadhan tahun ini. 

Selama dua pekan mulai 15 April dalam rangka bulan Ramadhan, acara akan berlangsung hingga puncaknya pada Malam Takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Panitia juga melaksanakan pemberian takjil, buka puasa bersama, tarawih, tadarus, qiyamul lail dan kultum subuh, lomba Tahfidzul Quran, cerdas cermat serta lomba dai yang terbuka untuk peserta dari siswa siswi.

 “Peringatan Nuzulul Quran dan takbiran sebagai acara puncak,” kata Syarifudin.

Kegiatan tahunan kolaborasi seperti Biro Kesra dan UPTD Pengembangan Destinasi Unggulan Daerah yang mengelola Islamic Center juga didukung Kementerian Pariwisata mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai Papua. 

BACA JUGA: Gula Gending dari Kembang Kerang, Dijual Hingga ke Sulawesi

Ditambahkannya, kegiatan baru yang belum pernah dilakukan pada tahun sebelumnya adalah Pesantren Expo yang diisi oleh pondok pesantren berupa profil kegiatan pondok, produk kreatif hingga ada ruang performance seni budaya yang ada di masing-masing pesantren. 

Begitu juga pesantren Ramadhan setiap akhir pekan Sabtu dan Ahad diisi oleh para siswa di kota Mataram yang berlangsung di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB.

Sebanyak 10 pondok pesantren secara bergilir hadir mengisi kegiatan Pesona Khazanah Ramadhan agar masyarakat lebih mengenal dunia pesantren. 

“Ada juga lomba lomba seperti menggambar, lomba azan, fashion show muslimah, lomba nasyid dan festival takbir, dile jojor dan bedug di penghujung Ramadhan”, sebutnya. 

BACA JUGA: Kunjungan AHY ke Bima Disambut Gubernur NTB

Setelah dua tahun absen, Pesona Khazanah Ramadhan juga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan semangat mengisi Ramadhan dengan berbagai kegiatan positif.

Hadir dalam pembukaan tersebut dari unsur Forkopimda NTB, Pimpinan OPD Provinsi NTB serta pimpinan BUMN/BUMD. ***

 




Gula Gending dari Kembang Kerang, Dijual Hingga ke Sulawesi

Ini cerita tentang perantau asal Kembang Kerang, Lombok Timur yang berjualan Gula Gending hingga menyeberang ke Kalimantan, Sulawesi juga ke Jawa. Nanik I Taufan menggali cerita langsung dari beberapa penjual Gula Gending

lombokjournal.com ~ ​Meski tidak lagi banyak penjual Gula Gending yang berkeliling menjajakan dagangannya, camilan ini masih menjadi favorit anak-anak. 

Setidaknya, hal ini diungkapkan sekelompok penjual gula gending yang tinggal di seputar Sindu, Cakranegara Mataram.

Gula Gending dijual ke luar daerah
Penjaja Gula Gending

Para penjual gula gending yang tidak lagi banyak ini, berasal dari sebuah desa bernama Kembang Kerang, Lombok Timur.

Mereka, tidak hanya menjajakan dagangannya di Pulau Lombok, namun juga keluar kota seperti Bima, Sumbawa dan Dompu. Bahkan ada yang merantau hingga ke luar daerah, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali dan Jawa.

“Kami merantau untuk menjajakan gula gending hingga ke luar daerah, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya,” kata Sadikin.

BACA JUGA: Pesona Khazanah Ramadhan Perkuat Branding Pariwisata NTB

Sadikin bertutur, pernah berangkat bersama 40 kawannya untuk menjajakan dagangannya hampir di semua kabupaten di Kalimantan Selatan, beberapa tahun silam.

Berjalan Kaki Seharian

​Di Lombok orang mengenal camilan yang terbuat dari gula ini sebagai gula gending atau halus manis. 

Dijual menggunakan rombong yang dibuat khusus dari bahan kaleng-kaleng bekas dan bentuknya disesuaikan dengan pinggang samping sang penjaja agar tidak kesulitan ketika menabuhnya. Bentuk rombong setengah lingkaran dengan rongga sebagai penyimpan gula kapas di bagian tengahnya. 

Gula Gending seperti hula kapas
Gula Gending

Di sekeliling rombong terdapat enam kantong-kantong kaleng yang berfungsi sebagai tempat menyimpan kertas bukan sebagai pembungkus tetapi sebagai alas gula kapas ketika ada yang membeli. 

Kantong-kantong ini juga berfungsi sebagai gending yang dipukul penjaja untuk menarik perhatian pembeli.

rombong Gula Gending
Rombong Gula Gending

Disebut Gula Gending, karena saat menjajakan camilan yang terbuat dari gula ini, penjaja selalu menabuh kantong-kantong kaleng layaknya gending meskipun iramanya monoton, ujar Sadikin dan Fahmi. Namun, inilah kekhasan Gula Gending yang bisa jadi hanya ada di Lombok. 

“Kalaupun ada di tempat lain, tentunya dengan ciri yang sama, bisa dipastikan berasal dari Lombok,” kata Sadikin.

Ia menuturkan, para penjaja gula gending yang berasal dari kampungnya Kembang Kerang, Lombok Timur, sudah menyebar, merantau hampir di semua pulau di tanah air. Mereka menjajakan Gula Gending hingga ke luar daerah.

Biasanya, para penjaja gula gending, sebelum datang ke satu daerah secara berkelompok, dari mereka selalu ada yang memulai. Misalnya, beberapa orang ada yang berani datang ke tempat baru sekedar untuk mencoba berjualan.

“Kalau kelihatannya laku, kami saling kontak,” tutur Sadikin. 

BACA JUGA: Kunjungan AHY ke Bima Disambut Gubernur NTB

Maka, secara bekelompok mereka mendatangi daerah tersebut. Di sana mereka hidup berkelompok juga dan menyebar membagi wilayah di satu kota pertama hingga beberapa waktu.

Kalau sudah kelihatan orang mulai bosan, mereka berpindah dari satu kota ke kota lainnya hingga ke pelosok di daerah yang sama, ujar Sadikin. Saking seringnya berpindah kota, ia sudah lupa berapa kota sudah yang telah ia datangi untuk berjualan.

Dalam waktu tertentu, para penjaja memilih untuk berpindah pulau.

 “Selama menjajakan Gula Gending, seberapa pun jauhnya tempat berjualan, kami berjalan kaki meski harus seharian,” katanya. 

Mereka menumpang angkutan umum biasanya ketika berangkat berjualan ke wilayah masing-masing, selebihnya berjalan kaki bahkan hingga kembali ke rumah. 

“Lumayan, jalur yang kami lewati pulang sekalian menghabiskan dagangan yang belum laku,” ujar Fahmi. Namun, jika cepat laku semua di wilayah masing-masing, setelah berhitung ada juga yang naik angkutan umum pulangnya.

 Tepung dan Minyak Kelapa Memisah Gula Jadi Halus

Membuat Gula Gending usai keliling
Produksi Gula Gending

Gula Gending yang terbuat dari gula pasir ini, ternyata pembuatannya sangat sederhana. Pembuatannya menghabiskan waktu tidak lebih dari 45 menit. Mereka keluar menjajakan dagangannya sekitar pukul delapan pagi hingga pukul lima sore. Biasanya, para penjaja ini membuat gula gending yang akan dijual besoknya pada sore hari setelah pulang dari berjualan. 

“Biar capeknya sekalian,” kata Fahmi.

Cara membuat makanan ringan ini diawali dengan memasak 2 kilogram gula pasir dengan air secukupnya hingga benar-benar mendidih dan agak mengental. Di perapian yang lain, setengah kilogram kurang sedikit, tepung terigu dimasak dengan setengah kilogram minyak kelapa dimasak sambil diaduk sampai mendidih dan menggumpal. Kemudian didinginkan.

Gula yang sudah mendidih diturunkan sambil dicampur dengan sebungkus sumba berwarna merah, diaduk hingga rata. 

Sambil diaduk sumba, gula yang dimasak tadi didinginkan dengan meletakkan wajan tempat gula di atas air sambil terus diaduk dan dibolak-balik hingga akhirnya benar-benar mengental dan padat dengan warna yang merata.

Pada sebuah aluminium ukuran 1,5 X 1,5 m, terigu yang dimasak dengan minyak yang sudah menggumpal tadi ditabur di atasnya. Lalu gula yang sudah mengental dan padat dimasukkan sambil dicampur, diputar dan dibolak-balik hingga rata dan terpisah hingga halus seperti bulu kucing. 

“Mulai proses ini harus dilakukan dua orang,” ujar Fahmi.

Lebih kurang lima belas menit, gula sudah mulai terpisah nyaris halus dan kaku. Lalu, dengan menggunakan sebuah kayu yang juga mereka buat sendiri, gula yang sudah mulai kelihatan terpisah tadi diletakkan di kayu tersebut sambil dibongkar dan diurai hingga benar-benar terpisah. Minyak kelapa dan tepung terigu yang dimasak tadi, adalah kunci untuk memisahkan gula menjadi nyaris halus, ujarnya.

Saat inilah, 2 kilogram gula tadi terlihat menjadi sangat banyak. 

“Proses selesai, Gula gending harus langsung dimasukkan ke dalam rombong dan tidak boleh dibuka lagi hingga esok harinya,” kata Fahmi. 

Kalau pun dibuka karena ada pembeli, harus segera ditutup lagi. Intinya, jangan sampai udara masuk terlalu banyak agar tidak mengempes, tambah Sadikin. 

Dari 2 kilogram gula pasir, setengah kilogram (kurang sedikit) tepung terigu dan minyak kelapa setengah kilogram, bisa menjadi Rp 150 ribu hasil kotornya esok hari, kata Fahmi. Dan setiap hari pula, gula gending laku semua. Kalaupun tidak, sisanya hanya sedikit dan bisa dijual keesokan harinya lagi.

Tembus Jutaan Rupiah

​Para penjaja gula gending yang tinggal di Mataram telah membagi wilayah berjualannya. Satu sama lain sepakat untuk tidak memasuki wilayah rekannya. 

Meski jumlahnya tidak banyak, mereka tetap setia pada pekerjaan yang mereka akui lebih banyak menghidupi keluarga yang ditinggalkannya di Kampung Kembang Kerang, Lombok Timur. Padahal, kata Sadikin dalam wawancara beberapa waktu lalu, pekerjaan ini sebenarnya merupakan sampingan saja. 

“Pekerjaan pokok menggarap sawah,” ujarnya.

Memproduksi Gula Gending

Tapi, ketika musim tanam tiba, ada saja penjaja gula gending yang berjualan, karena sebagian pulang menggarap sawahnya, lainnya lagi kembali ke Mataram untuk berjualan. “Jadi, penjaja gula gending tetap saja ada,” ujarnya.​

Meski pekerjaan ini adalah sampingan, justru lebih banyak memberikan penghasilan ketimbang menggarap sawah. Tapi, Sadikin dan rekan-rekannya tidak juga memilih menjadi penjaja gula gending sebagai pekerjaan utamanya. 

“Kalau ada pekerjaan di kampung kapan saja, kami tetap akan pulang,” ujarnya.

Di Mataram, mereka hidup berkelompok plus membagi tugas, membagi segala halnya bersama-sama, saling membantu sama lain. Satu rumah mereka urunan mengontraknya.

Alat-alat pembuat gula gending seperti wajan, kompor, aluminium dan sebagainya pun urunan ketika harus menggantinya. 

Tidak terkecuali soal makan dan minum sehari-hari. Hanya modal untuk membeli gula saja mereka modal sendiri. Tidak jarang, ketika habis pulang kampung yang mereka lakukan sebulan sekali untuk menjenguk keluarganya, uang hasil jerih payahnya semuanya ditinggalkan di kampung. Paling-paling pulangnya disisakan untuk ongkos angkutan umum hingga tiba di Mataram.

“Kalau sudah begitu, kami bisa ngutang gula dan bahan lainnya di warung sebelah,” kata Sadikin. 

Berhutang pun biasanya tidak lama. Besoknya, sepulang dari berjualan, mereka langsung membayarnya. Sehari mereka berenam menghabiskan setidaknya 10 kg gula putih (ada yang 1 kilogram, ada yang 2 kilogram), bahkan bisa lebih dari itu.

“Jumlah gula tergantung modal,” aku Sadikin. 

Sedangkan minyak tanah habis 4,5 liter dalam sehari. Jadi, tidak kurang dari 300 kg gula dan 120 liter minyak tanah, 75 kg minyak kelapa, 70 kg tepung terigu dan 30 sumba mereka habiskan setiap bulannya. 

Jika melihat penghasilan kotor Fahmi, sehari dengan 2 kg gula pasir Rp 150 ribu, maka penghasilan kotor penjaja gula gending yang menghabiskan 2 kg gula setiap hari bisa mencapai Rp 4,5 juta setiap bulannya, jika tanpa libur. 

Wah, lumayan besar ya? ***

 

 




Kunjungan AHY ke Bima Disambut Gubernur NTB 

Kalau kunjungan ke Lombok AHY selalu disambut Gubernur NTB, sambutan sama juga dilakukan saat AHY ke Bima 

BIMA.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB Zulkieflimansyah, menyambut langsung kunjungan Ketua umum Partai Demokrat,  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jum’at (15/4/2022) di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin Bima NTB.

Didampingi  Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri, Bang Zul menyampaikan apresiasi dan ucapakan terimakasih atas kunjungan kerja AHY ke Bima.

Gubernur NTB dan Ketua Partai Demokrat
Gubernur Zul dan AHY

“Selamat datang di Bima,” sambut Bang Zul saat ngobrol singkat di ruang VIP bandara.

Sementara itu, Ketua umum Partai Demokrat,  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan sambutan Gubernur beserta Bupati Bima beserta jajarannya luar biasa.

BACA JUGA: Gubernur NTB Beri Kuliah Umum di Stikes Yahya Bima

“Sudah lama saya ingin ke Bima, akhirnya hari ini kesampaian. Kalau di Lombok sering dan selalu disambut Pak Gubernur,” kata putra pertama mantan Presiden SBY.

“Terimakasih Pak Gubernur, Ibu Bupati dan teman-teman atas sambutannya,” sambung AHY

Gubernur  bersama AHY akan melakukan rangkaian kunjungan kerjanya di antaranya sholat Jum’at di Masjid Terapung Kota Bima .

Mengikuti kuliah umum STIE Bima, meninjau Pondok Pesantren Al-Husaini Bima, Silaturahmi dengan Toma dan Toga, sekaligus pemberian santuan untuk anak yatim 

dan mengunjungi di Bazar Ramadhan Lapangan Serasuba Kota Bima

Gubernur NTB juga akan melakukan sholat taraweh berjamaah di Masjid Terapung Kota Bima.

BACA JUGA: Jenazah Perempuan Watga Lobar Ditemukan di Pantai Setangi

Turut hadir dalam penyambutan tersebut, Wakil Bupati Bima H. Dahlan M. Noor, Anggota DPR RI Perwakilan NTB H. Qurais H. Abidin, ketua dan pengurus partai Demokrat NTB. ***

 

 




 Gubernur NTB Beri Kuliah Umum di Stikes Yahya Bima

Mimpi dan harapan besar ke depan harus dimiliki lembaga pendidikan, pesan Gubernur Zul di Stikes Yahya Bima

BIMA.lombokjournal.com ~ Lembaga pendidikan memiliki rencana masa depan yang baik dan terstruktur untuk pendidikan di Bima, agar memiliki mimpi dan harapan yang besar untuk kedepan

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menyampaikan pesan itu saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Stiekes Yahya Bima, Jum’at (15/04/22) di halaman kampus setempat.

Menyimak kuliah umum Gubernur Zul

“Kampus kita boleh sederhana dan kecil, namun kita memiliki mimpi dan harapan yang besar ke depan,” kata Gubernur Doktor Zul.

Kampus Stikes Yahya Bima didorong terus maju dan berkembang serta  bisa mandiri. Dosen dan mahasiswanya juga harus mampu terus mengembangkan diri dengan cita-citanya.

“Termasuk mampu memiliki peta jalan untuk masa depan, karena tanpa peta jalan atau rencana maka anda akan tersesat,” tambah Bang Zul didampingi Wakil Bupati Bima dan Ketua Yayasan Stikes Yahya Bima.

BACA JUGA: Kunjungan AHY ke Bima Disambut Gubernur NTB

Program beasiswa untuk mengirim 1.000 anak-anak NTB keluar negeri, merupakan ikhtiar untuk membangun SDM dan membuka cakrawala anak muda NTB.

“Selama ini kita hanya berputar dan melihat keindahan Bima atau NTB, namun dengan mengirim mereka ke berbagai belahan dunia, maka akan tau tentang betapa indah dan luasnya dunia ini,” ujar Bang Zul. 

Ia juga memotivasi mahasiswa agar  dapat menyelesaikan studi untuk membanggakan orang tuanya.

“Sehingga kita dapat termotifasi dengan mengingat orang tua kita,” tutup Bang Zul.

Turut mendampingi Gubernur NTB, Kadislutkan, Kadisnakeswan, Karo Kesra, Biro Adpim dan Biro Umum Setda Provinsi NTB. ***

BACA JUGA: Hafiz Wakil Indonesia di MTQ di Amerika Bertemu Gubernur NTB

 




Esensi Simbol Mengesakan Isi

Dalam artikelnya, Sardjono membahas esensi simbol yang selalu berlangsung dalam hubungan antar manusia. Simbol menurutnya, dalam penggunaan simbol manusia sedang melakukan suatu proses menyusun dan memaknai pesan

Esensi simbol bagi manusia
Opini: Sardjono

lombokjournal.com ~ MANUSIA adalah makhluk yang integral dengan simbol, tampak dalam tindakan komunikasinya baik pikiran (minded) maupun laku lampah interaksi sehari-hari dengan sesama, alam, dan Tuhannya. Interaksi ini disebut “Trirelasi Kehidupan” yang padu padan, dialektik dan dinamis. 

Penggunaan simbol atau lambang merupakan ungkapan ekspresi perasaan dan pikiran diterapkan demi berlangsungnya interaksi kehidupan. Karena itu komunikasi sebagai sesuatu yang inheren, selalu ada dan tidak terpisah dari diri individu. Komunikasi sendiri bermakna suatu proses transformasi dan pemaknaan simbol. Untuk dapat memahami simbol ini menusia bersenyawa dan menyatu dengan simbol, disebut “homo symbolicum” atau makhluk yang bersimbol. Mengapa disebut demikian? 

Pertama, perilaku individu baik ia sadari atau tidak, disengaja ataupun tidak, berpotensi menghasilkan simbol-simbol yang mengandung makna tertentu bagi individu lain. Simbol sendiri adalah produk berpikir. Karenanya, berpikir berarti suatu proses menyusun dan memaknai pesan. Ketika menyusun pesan atau memaknai pesan, sesungguhnya kita sedang memilih dan menyusun sedemikian rupa simbol-simbol tertentu. 

BACA JUGA: Safari Ramadhan Pj Sekda di Masjid Assalam, Bayan 

Kedua, aktivitas berpikir, ihwal yang membedakan manusia dengan hewan atau binatang, sering disebut “animal simbolicum”. Pembeda manusia dengan hewan pada penggunaan simbol. Manusia menggunakan simbol untuk memenuhi kebutuhan, berinteraksi, dan mengatur pola perilakunya. Simbol digunakan untuk mengekang sifat hewaninya, semisal melalui simbol budaya, norma sosial, hukum maupun moralitas. 

Sementara dari tinjauan sosial politik, manusia dikenal dengan makhluk “zoon politicon”, menicayakan kompetisi mempertahankan hidup dalam seluruh ladang kehidupan. Bahkan ia pula yang memicu sekaligus memacu seseorang berlomba-lomba dalam kehidupannya, baik berkelompok, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Dimensi politik perlu digunakan pada konteks kebijaksanaan menuju “common bonum”. 

Para penganut politik sosial kerapkali menerjemahkan perilaku insan pada ruang kebijakan “common law” diyakini akan dapat melahirkan common bonum. Ia akan membentuk karakteristik norma-norma dalam berpolitik. Sifat-sifat norma politik yang melekat dari era Yunani Kuno harus teradaptasi dalam pola berpolitik era saat ini untuk mengadaptasi nilai-nilai “common bonum”. 

Kita patut meyakini ragam pendapat dari sejumlah kalangan mengenai konsep common bonum bukanlah utopia yang indah, akan tetapi ia adalah sesuatu yang keberadaannya nyata jika sungguh-sungguh diterapkan pada koridor dan lokus yang benar. 

Dalam ranah akademik misalnya, keindahan retorika di ruang-ruang diskusi kaum intelektual sebagai awal yang baik untuk menyerunai aksi-aksi empirik. Memang harus disadari mewujudkan gagasan common bonum dalam aksi nyata memang agak sulit tetapi bukan mustahil untuk diwujudnyatakan. 

BACA JUGA: Jenazah Perempuan Warga Lobar Ditemukan di Pantai Setangi

Faktum masa lampau melalui penelusuran jejak histori pembentukan paradaban manusia dalam segala aspek, kita akan dapat bukti baik aspek pemerintahan, agama, budaya, teknologi dan sebagainya. Dibalik upaya menuju kebaikan kolektif, pasti ada korban jiwa-raga atau materi-immateri. 

Prinsip “common bonum” harus terintegrasi dalam laku lampah pembangunan, suprastruktur dan infrastruktur. Menciptakan suprastruktur demi mutu infrastruktur. Common bonum, pada akhirnya sebagai muara akhir dari kebijaksanaan menggunakan simbol-simbol yang melekat dan inheren diri individu. Itulah kiranya makna esensi simbol mengesakan isi. ***

 

 

 




Safari Ramadhan Pj. Sekda KLU di Masjid Assalam, Bayan

Pj Sekda mengatakan, Safari Ramadhan selain silaturahmi juga untuk menyemangati kegiatan membangun daerah

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Silaturrahmi yang dilakukan di bulan Ramadhan menjadi penting bagi Pemda untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Batu Rakit,Kecamatan Bayan.

Safari Ramadhan untuk semangati masyarakat membangun daerah

Hal itu dikatakan Anding Duwi Cahyadi, S.STP, MM selaku Koordinator Tim Safari III yang melakukan silaturahmi di Masjid Assalam Dusun Batu Rakit Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Kamis (14/04/22).

Dalam kesempatan ini Pj. Sekda Anding menyampaikan, kegiatan Safari Ramadhan juga bagian dari silaturahmi untuk menyemangati masyarakat untuk membangun daerahnya.

BACA JUGA: Jenazah Perempuan Warga Lobar Ditemukan di Pantai Setangi

“Kondisi APBD Pemerintah daerah mengalami penurunan diakibatkan oleh Covid-19 namun dalam kondisi seperti ini, kita harus memiliki semangat untuk membangun daerah,” tuturnya.

Kegiatan Safari Ramadhan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan dari Baznas KLU oleh Pj. Sekda KLU yang dilanjutkan ceramah  oleh TGH. Abdul Karim Abdul Gofur dengan tema “Bersyukur dalam menjalani hidup”. 

Hadir dalam kegiatan Safari tersebut, Kadis Sosial Faturrahman, S.ST, Kadis Damkar H. Suhardi, S.Km,  Kadis P2KBPMD Ir. Hermanto, Kadis Kesehatan dr. H. Abdul Kadir, Kadis Perhubungan Ir. Moch. Wahyu, Plt.Kadis Perpus Arsip Kawit Sasmito, SH, Sekretaris DPRD, Inspektur, Ka UPT Dikmen, Inspektur, Pimpinan Baznas KLU Arba’in, Camat Bayan Denda Peniwarni, SE, Kapolsek Bayan Sugi Jaya, Kades Batu Rakit Rismana.***

BACA JUGA: Esensi Simbol Mengesakan Isi

 

 




Jenazah Perempuan Warga Lobar Ditemukan di Pantai Setangi

SAR Mataram terjunkan Tim Rescue bersama untuk proses evakuasi jenazah perempuan 

KLU.lombokjournal.com ~ Jenazah perempuan warga RT 04 Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten  Lombok Barat, ditemukan di pantai 3 setangi Dusun Setangi Desa Malaka Kec. Pemenang kab. Lombok Utara, Jum’at (15/04/22) sekitar pukul 09.00 Wita.

Pihak kepolisian mengidentifikasi jenazah perempuan itu bernama dr. Rika Hastuti Setyorini, kelahiran 18 Januari 1984, pertama kali ditemukan oleh nelayan yang sedang memancing bersama keluarganya.

Setelah menemukan jenazah itu, nelayan tersebut memberitahukan ke penjaga pantai, Gusti Kadek Suarjana.

Kadek Suarjana selanjutnya melaporkan temuan jenazah itu ke Polsek Pemenang saat itu juga.

Tim SAR Matarambantu evakuasi jenazah perempuan

Sementara itu, Kantor SAR Mataram menerima Informasi itu dari pihak kepolisian. Jenazah yang ditemukan dalam keadaan terlentang di atas batu pinggir pantai. 

BACA JUGA: Safari Ramadhan Pj Sekda KLU di Masjid Assalam, Bayan

“Kami berangkatkan tim rescue untuk membantu proses evakuasi bersama potensi SAR yang sudah berada di lokasi penemuan,” kata Nanang Sigit PH, Kepala Kantor SAR Mataram.

Bersama dengan unsur dari TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, warga setempat, dan lainnya mengevakuasi jenazah dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Menurut keterangan dari keluarga yang ditemui di lokasi, korban pergi meninggalkan rumah pada hari Kamis (14/04/22) pukul 14.30 wita. 

Ia keluar rumah dengan mengendarai motor Yamaha jupiter Z warna putih nomor polisi  DR 6980 HN, baju warna biru, sandal jepit warna putih hijau, dan jilbab warna coklat .  

Menurut keterangan dari suami korban, Listianto Ardi, korban mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2006. Pihak keluarga sudah sering mengambil tindakan pengobatan ke Rs jiwa Selagalas. ***

BACA JUGA: Rakor Sinkronkan Data Kepemudaan dan Olahraga di KLU

 




Hafiz Wakil Indonesia di MTQ di Amerika Bertemu Gubernur NTB

Gubernur NTB ingin Hafiz wakil Indonesia di MTQ Amerika didampingi orang tuanya

MATARAM.lombokjournal.com ~ Hafiz asal NTB, Lalu Muhammad Khairurrazak Al Hafizi, diterima Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, di Pendopo Gubernur, Kamis (14/04/22) 

Lalu Muhammad Khairurrazak Al Hafiz ditunjuk Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kementerian Agama RI, mewakili Indonesia di Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional Amerika yang akan berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat. 

MTQ Internasional akan berlangsung dari tanggal 14 hingga 21 Juni 2022 mendatang.

Gubernur Zul saat menerima Hafiz Wakil Indonesia

“Kita sering didatangi oleh masyarakat NTB. Kebetulan Hafiz kita ini mewakili Provinsi NTB sekaligus mewakili Indonesia untuk mengikuti MTQ Internasional di Washington DC, Amerika Serikat,” kata Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB.

Sebagai bentuk dukungan, Gubernur Zul ingin agar orang tuanya yang juga sekaligus menjadi pelatih ikut mendampingi.

BACA JUGA: Kabar Baik, UNW Mataram Mulai Buka Dua Prodi Baru

Dengan didampingi orang tua, bisa fokus konsentrasi dengan tenang dan melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi kompetisi dengan baik.

“Dengan kehadiran orangtua apalagi ini sebagai pelatihnya langsung bahkan sekaligus sebagai pimpinan Pondok Pesantren, akan membuat Hafidz kita ini lebih nyaman dan bisa berkonsentrasi penuh. Dengan demikian akan mampu membawa bangsa menjadi lebih mantap,” kata Bang Zul memberikan semangat.

Selain mendampingi atau melatih, tugas orang tuanya juga bisa melihat negara lain terkait kebersihan, kedisiplinan, bagaimana bebas berekspresi dengan penuh tanggung jawab sambil belajar.

“Dengan belajar dari negara maju itu nanti bisa diceritakan ke para santri-santri disini bahwa jangan takut  secara psikologis untuk datang ke barat, dan ternyata orang Islam itu banyak. Jangan dengan model mental kita menjadi sesuatu yang harus dihindari,” ujarnya.

Dengan pendampingan oleh orangtua akan diperoleh sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. 

Dan dengan melihat hal-hal yang baru bisa diceritakan ke para santri-santri. 

“Sehingga ke depan untuk mewakili Indonesia bukanlah satu orang tetapi mungkin puluhan, ratusan bahkan ribuan santri di NTB bisa melihat negara maju di masa yang akan dating,” tukasnya.

Sementara itu, Lalu Muhammad Khairurrazaq Al Hafizh mengaku, dalam menghadapi Musabaqoh di Amerika dirinya melakukan berbagai persiapan-persiapan dengan memperbanyak hafalan dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Gubernur Apresiasi Perawat yang Ikut Sukseskan MotoGP

“Dengan dukungan Pak Gubernur insyaallah akan memberangkatkan ibu dan bapak, tentu ini menjadi semangat serta makin memperkuat mental berkompetisi. Bukan hanya doa dari rumah melainkan langsung didampingi,” ujarnya.

Selain itu, ia berpesan kepada teman-teman yang menghafal Al-Qur’an baik yang sedang belajar Al-Qur’an maupun bagi remaja NTB untuk tetap semangat. 

Apalagi Hafizh Al-Qur’an saat ini tengah membumi. Sehingga ini menjadi kesempatan dan memacu semangat untuk mensyiarkan Al-Quran.

“Apapun yang diminati, pekerjaan apa pun baik hobi dan pelajaran apapun akan lebih baiknya jangan lupakan agama dan Al-Qur’an,” pesan Hafiz yang pernah menjuarai berbagai event nasional dan internasional ini. ***