Indeks

Tsunami Covid 19 Varian Baru di India 

Ilustrasi Korban Tsunami Covid-19 di India / Foto: IST
Simpan Sebagai PDFPrint
Irfan Nuri Sanjaya, mahasiswa Prodi Administrasi Publik,Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Tsunami Covid-19 di India bisa menjadi bencana global. Lonjakan kasus positif Covid-19 di India bisa juga terjadi di negara lain.

Sebelum Covid-19 di India mengganas, para ahli telah memperingatkan selama berbulan-bulan sebelumnya, India bisa menjadi ancaman yang semakin besar bagi perang global melawan virus corona. Dan sekarang ketakutan itu telah terwujud.

India telah digulung tsunami Covid-19 dengan melonjaknya jumlah kasus harian, meroketnya jumlah kematian, dan menipisnya pasokan medis. Para ahli memperingatkan, tsunami virus corona di India dapat berdampak besar bagi seluruh dunia sebagaimana dilansir New Zealand Herald, Rabu (28/04/21).

Pada Minggu (25/04/21), India melaporkan 352.991 kasus Covid-19 terbaru, jumlah kasus virus corona terbanyak dalam sehari dari seluruh negara di dunia.

Sehari setelahnya, pada Senin (26/04/21), India kembali melaporkan 323.000 kasus Covid-19 dan 2.771 kematian dalam sehari, tanpa tanda-tanda melambat.

BACA JUGA: Cerita Hidup Anak Rantau

Di sisi lain, di India terdapat produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India. Perusahaan tersebut menyediakan vaksin ke 92 negara di dunia. Namun, progres vaksinasi Covid-19 di India sendiri sangat lambat. Kini, India membatasi ekspor vaksin ke luar negeri untuk dialihkan ke kepentingan domestik.

Serum Institute of India, yang juga memproduksi vaksin AstraZeneca, menyatakan belum bisa memenuhi komitmen internasionalnya jika pasokan di dalam negeri tidak terpenuhi. Selain itu, Covid-19 terus bermutasi.

Para ahli khawatir mutasi terbaru virus corona yang akan datang dapat mendorong lonjakan kasus yang semakin parah di India. Mutasi tersebut turut memicu kekhawatiran bahwa situasi yang sama akan segera menyebar lebih jauh di seluruh dunia.

Media-media lokal melaporkan situasi Covid-19 di India semakin parah. Antrean pasien yang mengular di rumah sakit, kehabisan oksigen, dan penumpukan jenazah di krematorium menjadi berita sehari-hari.

Para ahli berpendapat, situasi mungkin tidak seburuk itu jika India lebih cepat mendistribusikan vaksin lokalnya dan tidak melonggarkan pembatasan jarak sosial.

Namun, pemerintah India lengah setelah melihat merasa mampu mengendalikan Covid-19 pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini.

“Banyak orang pada Desember dan Januari berpikir, ‘Oh, ini sudah terkendali’,” kata ahli epidemiologi dari Universitas Toronto, Prabhat Jha.

“Itu ternyata hanya keangkuhan. Beberapa orang, termasuk saya, telah memperingatkan bahwa virus itu benar-benar bisa menggigit balik,” sambung Prabhat Jha.

Di sisi lain, para profesional kesehatan menuduh Pemerintah India menyembunyikan jumlah sebenarnya kematian Covid-19 di seluruh negeri. Asisten Profesor di Universitas Kedokteran South Carolina, Krutika Kuppalli, memperingatkan bahwa jika India tidak mampu mengendalikan Covid-19, itu akan memengaruhi seluruh dunia.

“Kami dapat memberlakukan semua pembatasan perjalanan, tetapi itu tidak akan mencegah mutasi virus corona mencapai tempat lain,” tutur Kuppalli.

BACA JUGA: Gelombang Kedua Covid-19 di India

Kini, jumlah kasus Covid-19 di India sejak pandemi dimulai tercatat sekitar 17,6 juta kasus dengan angka kematian akibat virus corona sebanyak 198.000 jiwa.***

Exit mobile version