Wagub NTB Minta Posyandu Gunakan Timbangan Digital

Untuk menciptakan Posyandu yang berkualitas, Wagub NTB minta penggunaan peralatan standar 

LOTENG.LombokJournal.com ~ Posyandu Keluarga diminta menggunakan alat timbangan digital, tidak menggunakan dacin yang manual. 

Termasuk antropometri merupakan peralatan yang standar dalam menciptakan Posyandu yang berkualitas, sehingga datanya menjadi akurat dan valid.

BACA JUGA: NTB Harus Konsisten Tingkatkan Kualitas Posyandu Keluarga

Wagub NTB minta Posyandu gunakan alat timbangan standar
Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat peluncuran gerakan Gotong Royong Pelaksanaan Bakti Stunting di Desa Bujak Dusun Montong Paok Batukliang, Lombok Tengah, Selasa (16/05/23).

Dalam kunjungannya itu, Wagub NTB, Sitti Rohmi ingin memastikan di Posyandu menggunakan peralatan standar termasuk penggunaan timbangan digital.

“Dengan datanya yang akurat dan valid maka posisi NTB di nasional baik kesehatan pendidikan terus naik sehingga tidak diremehkan dengan pelayanan posyandu keluarga yang berkualitas,” tegas Umi Rohmi sapaan akrab Wagub.

BACA JUGA: Gubernur NTB Tak Lelah Hadirkan Event Berkelas Dunia

Diceritakan Umi Rohmi, Pemprov NTB telah memberikan tanggungjawab kepada para OPD untuk mengintervensi data-data anak stunting yang tergolong masih tinggi. 

Sehingga OPD memiliki Kecamatan binaan seperti di Desa Bujak ini adalah binaan RSUP.

“Saya harap pemerintah kabupaten Lombok Tengah bisa melakukannya sehingga bisa kalaborasi dengan salah satu OPD Provinsi dimasing-masing kecamatan dalam menurunkan angka stunting,” kata Ummi Rohmi.

Sementara itu, dalam laporannya Direktur RSUP, dr. Jack menyampaikan Desa Bujak merupakan desa binaan RSUP. Tentunya ucapan terimakasih kepada Ibu Wagub berkenan hadir.

BACA JUGA: Peran Wanita Penting Menanamkan Moderasi Beragama

“Kita berharap dengan sama-sama gotong royong melalui pelaksanaan bakti stunting ini, angka stunting bisa ditekan turun signifikan dengan pemberian protein hewani telur, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya,” kata dr Jack. ***

 

 

 




Posyandu Keluarga Turunkan Angka Stunting dan AKIB di NTB

Dinas Kesehatan NTB didorong untuk lebih masif bekerja sama dengan Posyandu Keluarga yang ada di seluruh kabupaten/kota di NTB

MATARAM.LombokJournal.com ~ Posyandu Keluarga di Provinsi NTB yang makin massif terbukti berperan turunkan angka stunting, serta angka kematian ibu dan bayi (AKIB). 

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah minta Dinas Kesehatan dan seluruh stake holder terkait untuk dapat meningkatkan kerjasama. Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga didorong berkolaborasi dengan sepuluh kabupaten dan kota di NTB. 

BACA JUGA: Wagub NTB Apresiasi Posyandu Mawar, Kebon Bawak Ampenan

Wagub NTB mendorong Dinas Kesehatan NTB kolaborasi dengan Posyandu Keluarga di seluruh NTB
Wagub NTB, Hj Stti Rohmi Jalillah

“Provinsi NTB harus rutin berkolaborasi dengan sepuluh Kabupaten/kota secara intens,” kata Wagub.

Ia mengatakan itu di hadapan jajaran Dinas Kesehatan Prov NTB pada rapat Progress Program Kerja Dinas Kesehatan NTB Triwulan 1 di Kantor Dinkes NTB, Senin (08/05/23).

Kepala Dinas Kesehatan NTB H. Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan, fungsi Posyandu Keluarga sebagai wadah edukasi dan screening kesehatan bagi masyarakat, akan terus ditingkatkan. 

“PR kita menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu dan bayi lebih kencang lagi,” kata mantan Dirut RSUP NTB ini. 

BACA JUGA: NTB Bertekad Menyelesaikan 5 Pilar Sanitasi

Dijelaskan, angka kasus stunting sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 14,76 persen. Sebelumnya, tahun 2022 stunting NTB berada di angka 19.23, menurun dari tahun 2021 dimana stunting di angka 16.84.  

“Kasus kematian ibu sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 26 kasus. Sementara sebelumnya, di tahun 2022 sebanyak 97 kasus, menurun dari tahun 2021 sebanyak 144 kasus,” ujarnya. 

BACA JUGA: Wagub NTB Melarang Ada Bullying di Sekolah

Menurutnya, kasus kematian bayi sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 196 kasus kasus. Sementara sebelumnya, di tahun 2022 sebanyak 788 kasus, menurun dari tahun 2021 sebanyak  811 kasus. ***




Wagub NTB Pembicara dalam Side Event CSW67 di New York

Bicara di markas besar PBB, Wagub NTB menuturkan Posyandu Keluarga bisa meningkatkan akses kesehatan an pendidikan perempuan dan anak

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menjadi pembicara dalam Side Event CSW67 (Commision Statues Of Woman 67) yang diselenggarakan Kongres Wanita Indonesi (Kowani), di Markas Besar United Nations/ PBB New york, Kamis (08/03/23).

Ummi Rohmi sapaan Wagub, membahas bagaimana Provinsi NTB mampu meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan perempuan dan anak melalui Posyandu Keluarga.

BACA JUGA: Pengawasan Obat dan Makanan Digencarkan Jelang Puasa

Menurut Wagub NTB, Posyandu Keluarga berkontribusi menurunkan angka stunting

“Posyandu Keluarga dengan pendekatan Sustainable Development Approaches (SDGs) mampu berkontribusi terhadap penurunan angka stunting dan angka kematian ibu dan anak di NTB,” tutur Wagub. 

Jumlah Posyandu Keluarga di Provinsi NTB hingga saat ini mencapai  7.676, ada di setiap dusun diI NTB.

Terdapat 41.682 kader yang mayoritasnya merupakan perempuan. Keberadaan Posyandu Keluarga mampu menurunkan angka stunting di NTB.

Tahun 2019 terdapat 25,9 kasus dan terus menurun hingga 16,84 persen di tahun 2022. 

Respon positif pun datang dari para peserta acara terhadap program Prosyandu Keluarga Provinsi NTB. 

BACA JUGA: Bakti Stunting, Wagub Ummi Rohmi Tekankan Gizi Anak

Karena konsep tersebut sangat aplikatif untuk direplikasi di tempat lain, dan mampu meningkatkan peran penting perempuan dalam pembangunan serta meningkatkan akses pelayanan bagi perempuan dan anak.

“Saya juga menyampaikan Program SLB Vokasi dimana anak-anak yang berkenutuhan khusus juga diberikan pelatihan-pelatihan khusus di sekolahnya. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dan mendapatkan pelayanan  pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain, dan juga menyampaikan program beasiswa  untuk anak-anak NTB untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri,” jelas Wagub.

Komitmen Pemerintah NTB dalam meningktakan akses layanan pendidikan dan kesehatan  bagi perempuan dan anak sangat sejalan dengan SDG’s Approach.

BACA JUGA: Pariwisata NTB ke Depan Makin Dikenal Dunia

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri PPPA Republik Indonesia, Presiden Kowani RI, Pembicara dari Organon, itali, Turki, dan India. ***

 




Posyandu Keluarga Kunci Pencegahan ATM di NTB

Dengan edukasi terus menerus melalui Posyandu Keluarga, merupakan kunci memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM)

MATARAM.lombokjournal.com ~ Posyandu Keluarga sebagai pusat edukasi berbasis dusun dapat menjadi kunci dalam meningkatkan derajat kesehatan di NTB. 

Secara khusus dalam memerangi penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM).

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. menyampaikan itu saat memberikan sambutan dalam Workshop Petunjuk Teknis Integrasi (PTI) AIDS, Tuberkulosis, Malaria (ATM) di Provinsi NTB yang merupakan salah satu kegiatan RSSH (Resistent And Sustainable System For Healthy) secara daring di Mataram, Rabu (06/07/22). 

BACA JUGA: Media Didorong Manfaatkan Potensi NTB untuk Promosi Daerah

Ummi Rohmi sapaan Wagub menekankan, dengan edukasi yang dilakukan secara terus menerus melalui Posyandu Keluarga, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. 

Dengan catatan, diimbangi dengan peningkatan Posyandu Keluarga itu sendiri. 

“Berbicara tentang kesehatan, tentunya bukan tentang bagaimana kita mengobati tetapi yang terpenting adalah bagaimana mencegah,” tutur Wagub. 

Dengan adanya kolaborasi yang kuat dalam Posyandu Keluarga, maka proses identifikasi atau penemuan kasus juga bisa di lakukan dengan cepat dan tanggap. 

Serta tahu bagaimana cara untuk menyikapinya maka target-target tersebut bukan tidak mungkin bahkan bisa lebih cepat dicapai. 

Wagub juga menjelaskan, permasalahan kesehatan harus betul-betul diseriusi.

 Dengan adanya kolaborasi dari seluruh pihak, sehingga setiap pihak betul-betul bisa melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya. 

“Tujuan utama adalah bagaimana meningkatkan harapan hidup masyarakat NTB dan bagaimana mewujudkan masyarakat NTB yang sehat, pola hidup bersih dan sehat yang dapat dijadikan pedoman oleh masyarakat NTB ini,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Bank Indonesia NTB Paparkan Sistem Pembayaran QRIS

Acara tersebut diikuti oleh Direktur singkronisasi Pemerintah Daerah, Ditjen Kemendagri, Direktur pencegahan dan penyakit menular, Kementrian Kesehatan RI, Kepala Bapeda NTB, 10 Kabupaten/Kota yang hadir, Kepala OPD NTB, Direktur Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas. ***

 




Posyandu Keluarga di NTB Sudah 100 Persen 

Wagub NTB apresiasi komitmen Kesehatan di Kab/Kota, sehingga  semua posyandu sudah menjadi Posyandu Keluarga

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota se-NTB yang berkomitmen pada bidang kesehatan, terutama melalui Posyandu Keluarga berbasis dusun. 

Hal tersebut disampaikan Wagub NTB saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) yang berlangsung mulai dari 18 hingga 20 April 2022 bertempat di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Selasa (19/04/22).

Wagub bicarakan Posyandu Keluarga dalam Rakerkesda

“Alhamdulillah seluruh Kabupaten/Kota memiliki komitmen yang luar biasa terhadap kesehatan. Patut kita syukuri, 100 persen  posyandu yang ada di NTB sudah menjadi posyandu keluarga,” ungkap Wagub.

Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub NTB juga mengingatkan, mulai dari pemerintah tingkat desa, kabupaten sampai provinsi harus berbagi tugas agar posyandu keluarga di tiap-tiap dusun benar-benar menjadi pusat edukasi bagi masyarakat.

BACA JUGA: Pekerja Migran Diminta Berdayakan Ekonomi Keluarga 

“Masing-masing kita memiliki tugas-tugas yang insya Allah kalau kita fokus dengan tugas kita, ini akan berjalan dengan baik. Tinggal bagaimana pembagian tugas kita laksanakan dengan baik, dan semua yang harus kita laksanakan itu bisa terlaksana dengan baik. Sehingga akan tercipta posyandu keluarga yang betul-betul menjadi pusat edukasi berbasis dusun,” jelas Ummi Rohmi.

Terakhir, Ummi Rohmi berharap, dengan adanya Posyandu Keluarga, tidak hanya permasalahan kesehatan yang dapat ditangani, tetapi juga berbagai masalah sosial lainnya.

“InsyaAllah, melalui posyandu keluarga, tidak hanya permasalahan kesehatan dapat tertangani, namun juga masalah sosial,”

Turut hadir dalam Rakerkesda tersebut, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, perwakilan BKKBN Provinsi NTB, serta peserta rapat dari 10 Kab/Kota se-NTB. ***

BACA JUGA: RTG di Lombok Utara Terealisasi 100 Persen