Indeks

Tantangan Pendidikan Saat Pandemi Covid-19

ilustrasi Pendidikan di masa Covid-19
Simpan Sebagai PDFPrint
Nur’atika, mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah

lombokjournal.com

Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat mendefinisikan makna hidup. Penyebaran virus yang semakin hari semakin meningkat menjadi krisis besar bagi manusia moderen, memaksa kita untuk sejenak melihat kembali kehidupan keluarga dan lingkungan sosial daLam arti yang sebenarnya.

Manusia dipaksa berhenti dari rutinitasnya, untuk memaknai hidup yang sebenarnya. Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19.

Dari semua aspek yang menjadi tantangan, saya lebih fokus kepada aspek pendidikan di saat pandemi Covid-19  yang memaksa kebijakan physical distancing atau jaga jarak untuk meminimalisir persebaran virus tersebut.

Penerapan physical distancing sangat berdampak pada aspek Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbut) mengeluarkan lebijakan belajar dari rumah, atau pembelajaran secara daring/online dan disusun dengan peniadaan Ujian Nasional untuk angkatan 2020 dan 2021, namun mekanisme ini membuat siswa bahkan orang tua kaget.

Tapi tidak bisa dipungkiri kebijakan ini harus diterima karena kebijakan ini diupayakan agar memutuskan mata rantai Covid-19 di tengah masyarakat. Metode pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang diterapkan pemerintah menjadi tantangan tersendiri.

BACA JUGA:

Bahaya Pergaulan Bebas Generasi Baru

Pembelajaran secara online harus mendorong siswa menjadi kreatif, mengakses sebanyak mungkian ilmu pengetahun serta menghasilkan karya. Bukan membebani siswa maupun mahasiswa/i dengan tugas yang bertumpuk, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembalajaran daring seperti:

  1. Penguasan teknologi yang rendah atau masih minim
  2. Jaringan internet yang kadang lemot
  3. Biaya, jaringan internet yang sangat di butuhkan dalam pembelajaran daring masalah tersebdiri.kuota ang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak

Kondisi ini tidak hanya berdapak pada siswi SD,SMP,SMA/SMK saja, tapi berdampak pada perguruan tinggi, mahasiswa khususnya merantau akan berada dalam kondisi kerentanan baik secara sosial maupun ekonomi.

Pembelajaran daring ini hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan untuk mahasiswa untuk pulang kampung halaman mereka masing-masing dalam waktu yang cukup Panjang.

Dan kesulitan tersendiri untuk mahasiswa yang berasal sari darah pelosok atau daerah yang jarang mendapatkan jaringan yang bagus, boleh jadi keterbatasan kualitas jaringan internet membuat mereka berpikir  ulang untuk kembali kekampung halamannya.

BACA JUGA:

Ayo ke Danau Sano NGGOANG

Semua ini adalah cara Tuhan dalam menjalankan roda kehidupan di dunia ini, semoga kita semua bisa semakin baik dalam menjalani kehidupan ke depan.***

Exit mobile version