Terima Staf Ahli Kementerian LHK, Wagub NTB Minta Dukungan Pengelolaan Sampah 

Menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian LHK RI, Wagub Sitti Rohmi minta Pusat dukung pengelolaan sampah di lingkar Mandalika

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah minta dukungan penuh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI terkait pengelolaan sampah di lingkar Mandalika. 

Dukungan Pusat untuk pengelolaan saam pa itu diungkapkan Wagub Sitti Rohmi saat menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Bidang Kepemudaan dan Pramuka, di ruang kerja, Selasa (29/03/22). 

Wagub berbincang dengan staf ahli Kementerian LHK
Wagub NTB (kanan) dan stag ahli Kementerian LHK

“Pemprov meminta pusat agar mendukung pengelolaan sampah di sepuluh desa lingkar Mandalika terutama sarana dan fasilitas penanganan sampah,” ungkap Wagub.

Sepuluh desa tersebut belum memiliki fasilitas penanganan sampah yang baik dari penanganan, apalagi pengelolaan sampah seperti angkutan sampah, TPS dan lainnya. Adapun TPA 3R yang telah direncanakan Pemprov masih terkendala lahan. 

Wagub juga mengatakan, selain anggaran untuk lingkungan masih sangat terbatas, kepedulian seluruh masyarakat dan stakeholder masih rendah, karena keberhasilan program pengurangan sampah atau Zero Waste sangat bergantung pada kesediaan berbagi tugas dan tanggung jawab hingga sampai pemilahan sampah di keluarga. 

BACA JUGA: Berkelompok Simpan Padi di Uma Lengge dan Uma Jompa

“Sejak 2018 progres Zero Waste sudah sangat baik terutama hilirisasi dengan berbagai terobosan. Yang bisa dilakukan Pemprov adalah sosialisasi dan intervensi sesuai kewenangan,” katanya. 

Pramu Risanto, Staf Ahli Kementerian LHK Bidang Pemuda dan Pramuka akan segera menindaklanjuti penanganan sampah di lingkar Mandalika

Menurutnya, sebagai Desa Wisata kelas dunia dan sedang naik daun, pengelolaan sampah di lingkar Mandalika segera akan direalisasi. 

Bahkan, keterlibatan pihak ketiga seperti swasta untuk mendanai dan melakukan program penanganan sampah sangat dimungkinkan. 

“Kami juga sedang mengecek kendala lapangan dan melihat kebutuhan sebagai laporan ke Menteri,” ujarnya. 

Staf ahli yang juga CEO dan founder Sekolah Sampah Nusantara ini mengakui, kepedulian lingkungan harus dimulai dari karakter. 

BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

“Perubahan karakter ini yang sedang digodok menjadi silabus dan kurikulum agar perilaku manusianya mendukung implementasi penyelamatan lingkungan di lapangan,” tegasnya.*** 

 




Wagub NTB Puji Bank Sampah di Kabupaten Bima

Wagub Sitti Rohmi memuji Bank Sampah di Bima yang menghasilkan produk sabun cuci dari limbah pengolahan sampah

BIMA.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah meninjau dua bank sampah di Kabupaten Bima yang dinilai telah berhasil dalam implementasi dan pemberdayaan, Rabu (23/02/22) . 

Wagub puji Bank Sampah di Kabupaten Bima

Dua bank sampah yang ditinjau Wagub Sitti Rohmi saat kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Bima tersebut adalah Bank Sampah “Teke Berdaya” Kec. Palibelo Kab. Bima dan Bank Sampah Samili di Kecamatan Woha. 

“Bank sampah ini bisa menjadi media pembelajaran yang baik mengenai ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat.” kata wagub.

Menurutnya, Bank sampah kita di Bima ada yang telah menghasilkan produk sabun cuci dari limbah pengolahan sampah

BACA JUGA: Gubernur NTB dan Gubernur Jabar Perkuat Kerjasama

Ummi Rohmi memuji produk Bank Sampah tersebut dan yakin, dengan konsistensi yang telah ditunjukkan, akan terus lahir produk – produk dari bank sampah. 

“InsyaAllah, produk-produk dari limbah pengolahan sampah akan hadir dari bank sampah lainnya di NTB,” ucap Wagub.  

Bank sampah sendiri merupakan suatu gerakan dan inisiasi warga dan penggiat lingkungan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. 

Wagub tinjau hasil pemilahan sampah

Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan diolah menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan.

BACA JUGA: Wagub Tinjau Implementasi Zero Waste di Sekolah

Turut hadir mendampingi Wagub dalam kesempatan tersebut Asisten 1 Setda NTB, Kadis LHk, Kadis Kesehatan, Kadis PMPD Dukcapil, Sekretaris Dikbud, Karo Kesra, dan tim NTB Care.***

 

 




Wagub Tinjau Implementasi “Zero Waste” di Sekolah 

Dalam kunker di sekolah di Bima, Wagub Sitti Rohmi menganjurkan agar menghubungkan pengelolaan zero waste dengan bank sampah

BIMA.lombokjournal..com ~ Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Bima, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah turut meninjau implementasi program Zero Waste di sekolah. SMAN 1 Palibelo (Smansalibe) Kab. Bima menjadi sekolah yang dikunjungi Ummi Rohmi kali ini.

Wagub Sitti Rohmi tinjau pelaksanaan Zero Waste di sekolah di Bima
Wagub Sitti Rohmi

“Apa yang telah dilakukan siswa-siswi SMAN 1 Palibelo sudah luar biasa” puji Ummi Rohmi sapaan Wagub, didampingi Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri, Rabu (23/2/2022) di SMAN 1  Palibelo Kab. Bima.

Siswa-siswi dan guru dianjurkan memanfaatkan botol bekas atau gelas plastik dari rumah atau lingkungannya. Untuk kemudian dikelola menjadi Ecobrick di sekolah

BACA JUGA: Wagub Tinjau Vaksinasi Siswa di Bima, Ini Pesannya

“Harus kita sadari, bahwa sampah itu sesuatu yang membawa berkah jika mampu dikelola dengan baik.  Membuat nama taman sekolah dari botol bekas, membuat bunga matahari yang cantik dan indah dan produksi dari limbah  botol plastik lainnya. Ini luar biasa” ucap Wagub. 

Namun Wagub berharap agar kedepannya pihak sekolah dapat menghubungkan pengelolaan zero waste dengan bank sampah yang telah ada di Kab Bima. 

“Sehingga siswa bisa membuka tabungannya, lumayan hasilnya ,”pesan mantan ketua DPRD Kab. Lotim ini. 

Sementara itu, Kepala SMA 1 Palibelo Hj. Erot Sutianah, M.Pd mengatakan bahwa merasa bangga dan mengapresiasi kunjungan kerja Wagub ke SMA 1 Palibelo.

“Kunker Ibu Wagub ingin melihat langsung pengelolaan zero waste di sekolah kami dan memantau pelaksanaan vaksin,” kata Kepsek.

Mendukung visi NTB Gemilang  dalam program Zero Waste, melalui ektrakurikuler peduli lingkungan, pihak sekolah mengelola limbah sampah dari botol air minum kemasan.

“Ada limbah botol yang ukuran kecil, sedang maupun yang besar,”jelasnya.

BACA JUGA: Wagub NTB Tanam Ketapang di Jalan Lintas Bima-Dompu

Pihak selolah juga mewajibkan 557 siswanya untuk mengumpulkan botol kemasan ataupun botol minuman gelas, sejak tahun 2020.

Dari  hasil produksi siswa dengan kreatifitasnya menghasilkan meja, kursi, papan nama taman, gerbang bunga, semuanya terbuat dari botol kemasan dan gelas plastik.

“Sehingga sekolah kami sudah dipenuhi spot foto yang membuat siswa betah di sekolah,” tuturnya.***

 




Zero Waste, Faktor Wujudkan Lingkungan Rendah Karbon

Program unggulan NTB, Zero Waste, merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan lingkungan rendah karbon.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, menjabarkan, salah satu program unggulan yang terus didorong oleh pemerintah provinsi saat ini adalah NTB Zero Waste atau mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Saat ini, seluruh belahan dunia mengalami pemanasan global yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu disebabkan oleh efek rumah kaca yang diakibatkan oleh kegiatan industri, pembakaran hutan, polusi udara, limbah rumah tangga maupun pemanfaatan bahan-bahan kimia yang berlebihan.

“Dalam mewujudkan NTB Asri dan Lestari, kami terus mendorong masyarakat dan semua pihak untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat melalui pengelolaan sampah yang baik. Juga diharapkan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global yang tinggi,” ujar Sitti Rohmi dalam kegiatan webinar nasional bertema, “Mendorong Inisiatif Lokal Untuk Pembangunan Rendah Karbon dan Ketangguhan Iklim Yang Inklusif”.

Dalam kegiatan yang digelar secara virtual dan diinisiasi oleh Islamic Relief Worldwide Indonesia dan Konsepsi, Selasa (7/9), Wagub menyatakan bahwa penguatan pengelolaan sampah hingga ke desa-desa dinilai dapat meminimalisir terjadi nya pemanasan global akibat dari efek rumah kaca atau pemanasan iklim bumi. Sebab, salah satu faktor penyebab efek rumah kaca adalah limbah rumah tangga dari sampah yang tidak dikelolah dengan baik.

BACA JUGAPercepat Pembangunan dengan Berdayakan dan Tingkatkan UMKM

Sementara itu, Kepala Bappenas/Menteri PPN, Suharso Manoarfa, menjelaskan, suhu permukaan global 1,09 derajat celsius lebih tinggi dalam 10 tahun terakhir antara 2011-2020 dibandingkan tahun 1850-1900. Untuk itu, perubahan iklim ini menjadi PR bagi seluruh umat manusia khusus masyarakat di Indonesia.

“Pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim merupakan agenda prioritas nasional yang telah memiliki target yang dituangkan dalam RPJMN,” jelas Suharso.

manikp@kominfo




Target Zero Waste, Kuncinya adalah Pemilahan Sampah

Pemanfaatan sampah menjadi sumberdaya harus mulai dikerjakan dari hulu, dan didukung inndustrialisasi di hilir, untuk mempercepat tercapaiya target program NTB Zero Waste

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pengelolaan sampah berbasis desa sangat efektif. Penanganan sampah konvensional harus ditinggalkan karena sampah dapat diolah menjadi produk bermanfaat.

Wakil Gubernur Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah mengataan itu dalam webinar seri ketiga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertajuk Desa Merdeka Sampah untuk NTB Bersih, Selasa (31/08/21) di pendopo Wagub.

“Di hilir pemanfaatan sampah menjadi sumberdaya dan berharga harus mulai dikerjakan dari hulu. Tata kelola sampah ini juga upaya mengatasi masalah lingkungan,” ujar Wagub

Menurutnya, dengan dukungan industrialisasi di hilir, tata kelola ini akan menghidupkan sirkular ekonomi baru di desa. Ini akan mempercepat target tercapainya program unggulan NTB Zero Waste.

BACA JUGA: Desa Mandiri Meningkat, Cikal Bakal NTB Asri dan Lestari

Kepala Dinas LHK, Madani Mukarom mengatakan, desa merdeka sampah harus berani dideklarasikan. Mengelola sampah tanpa menunggu inisiasi dari pemerintah akan menghasilkan kemandirian dan penghargaan tersendiri bagi dunia.

Ia menyebut Singapura dan desa Panglipuran di Bali yang memproklamirkan diri sebagai tempat terbersih di dunia membuatnya menjadi magnet bagi masyarakat dunia.

BACA JUGA: Program Ramah Difabel, Implementasinya Ditingkatkan 

“Di NTB juga sudah mulai tumbuh inisiatif untuk menjadi desa terbersih“, ujar Madani.

jm




Desa Mandiri Meningkat, Cikal Bakal NTB Asri dan Lestari

Pegelolaan sampah yang diakukan desa mandiri, dimulai pemilahan dari rumah tangga yang dikumpukan petugas dan dibeli oleh Bumdes

MATARAM.lombokjournal.com ~ Desa desa maju dan mandiri yang kian meningkat, merupakan cikal bakal yang akan menjadikan NTB Asri dan Lestari.

Wakil Gubernur Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, dengan dukungan desa maju dan mandiri itu, maka program unggulan NTB Zero Waste optimis tercapai.

“Surga ini yang akan kita wariskan pada anak cucu kita nanti dan saya optimis target kita akan tercapai dua tahun lebih cepat,” ujar Wagub.

Itu disampaikannya dalam webinar seri ketiga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Desa Merdeka Sampah untuk NTB Bersih, Selasa (31/08/21).

Salah satu yang berhasil mengelola sampah secara mandiri adalah Desa Kembang Kuning, Sikur, Lombok Timur.

Kepala Desa Kembang Kuning, HL Sujian mengatakan, salah satu strategi awal adalah aturan desa agar masyarakat dapat bergerak bersama.

BACA JUGA: Semangat dan Tetap Tingkatkan Usaha Meski Masa Pandemi

“Tapi kesadaran sebagai desa wisata membuat pengelolaan sampah adalah keharusan,” ungkap Sujian.

Pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga dan sekolah yang dikumpulkan oleh petugas sampah dua kali seminggu, yang akan dibeli oleh Bumdes.

Sedangkan siswa sekolah ditukar dengan alat alat sekolah seperti buku dan alat tulis.

Di pengolahan sampah milik desa, para pekerja ibu ibu rumah tangga mengolahnya menjadi produk yang dijual ke pengepul dalam bentuk biji plastik dan lain lain yang dibayar Rp 3000 per kilo sampah.

Lalu Supratman, pengelola TPS3R di Desa Lendang Nangka, Masbagik, Lombok Timur menjelaskan, sejak 2009 pengelolaan sampah dimulai dengan pengumpulan sampah oleh masyarakat yang ditukar dengan secangkir beras.

Tahun 2015, desa nya mendapat bantuan dana Rp 500 juta untuk tempat pengolahan sampah. Sejak itu masyarakat dibayar Rp 5000 per kilo sampah. Rata rata per bulan, TPS ini mengolah tiga ton sampah per bulan.

Hasil pemilahan sampah organik dan anorganik itu dibeli oleh bank sampah mandiri. Ada pula pemilahan sampah mandiri dari rumah yang hasil penjualannya disedekahkan bagi yang kurang mampu.

“Butuh enam bulan untuk memberikan pemahaman tentang pengumpulan dan pengolahan sampah,” kata Supratman.

Ada pula strategi pengolahan sampah perkotaan.

“Kata kuncinya penanganan berbasis rumah tangga,” kata Sri Sulistyawati, Lurah Mataram Timur.

BACA JUGA: Target Zero Waste, Kuncinya Adalah Pemilahan Sampah

“Mayoritas sampah perkotaan berasal dari rumah tangga, pasar dan industri yang belum mengerti tentang pengelolaan,” sebut Sri.

Membangun kesadaran dari sumbernya langsung yakni rumahtangga, dimulai dengan partisipasi 3R dan penutupan TPS liar.

Pengolahan di tingkat kelurahan dengan pemilahan dan pengelolaan saat ini menggunakan metode biopori, maggot sampai kerajinan tangan yang menghasilkan rupiah.

Sementara itu, Alokasi Dana Desa untuk kegiatan pengelolaan sampah tak hanya digelontorkan dalam program lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Namun juga dialokasikan dalam program kesehatan dan ekonomi menunjang program unggulan Zero Waste.

Dr H Azhari, Kepala Dinas PMPD mengatakan, perencanaan prioritas tergambar dalam 18 tujuan SDGs. Salah satunya adalah bank sampah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa.

“Dari 1005 desa sudah ada 988 Bumdes nantinya seluruhnya dilengkapi unit bank sampah yang juga terintegrasi Posyandu Keluarga dari yang ada sekarang sebanyak 200 unit,” jelas Azhari.

jm




NTB Kini Bisa Mengelola Sampah Plastik Jadi Solar

MATARAM.lombokjournal.com

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggaungkan Industrialisasi. Salah satunya adalah berkaitan dengan upaya mengurangi masalah sampah, dan mendukung program unggulan NTB Gemilang, yaitu; Zero Waste.

Hal yang dimaksud itu adalah hadirnya mesin penghasil bahan bakar yang ramah lingkungan dengan sistem Pirolisis di Science Dan Technology Industrial (STI) Park Banyumulek, yang diresmikan oleh Wakil Gubernur Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, Sabtu (29/5/2021) di Gedung STIPark.

Mesin berbobot 2 ton, mampu mengolah sampah plastik sebanyak 1 ton, menjadi 400-600 liter solar sehari. Dengan beroperasi selama 8 jam, memanfaatkan tenaga PLN.

Akan tetapi dalam waktu dekat PT. Geo Trash Management sebagai investor akan menghadirkan mesin berkapasitas 2 Ton di Kebun Kongo. Dengan kapasitas 12.000 liter solar dalam sehari. Memanfaatkan tenaga listrik dari gas metan di TPA sebagai bahan bakarnya.

Wagub NTB berbincang-bincang dengan Direktur dan Project Manager PT. Geo Trash Management

“Hasil dari pengolahan sampah plastik akan menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara Dexlie dengan standar Euro3,” Mr Andrew Sinclair Direktur dan Project Manager PT. Geo Trash Management.

Kehadiran mesin pengolah sampah yang ramah dengan lingkungan ini, membutuhkan bahan baku dasar dari semua plastik. Seperti kantong kresek, plastik bungkusan permen dan jajan, steoroform, sandal bekas, ban bekas dan jenis karet.

Sedangkan jenis plastik PET (Polyethylene terephthalate) dan PVC (Polyvinyl Chloride) tidak dimasukan dalam mesin. Seperti botol air mineral, pipa atau selang. Dalam Proses Pirolisis ini akan  menghasilkan cairan dan gas.

Kemudian cairan ini akan diproses lagi untuk memisahkan air dan minyak berupa solar. Bahkan sisanya dari proses plastik dapat digunakan untuk bahan baku aspal dan ban. Sedangkan sisa gas ditangki filtrasi disaring dengan keramik. Sehingga udara yang keluar dari proses ini bersih tanpa polusi.

Ketersediaan bahan baku ini sudah bekerjasama dengan bank sampah di NTB. Termasuk sumberdaya seperti perumahan-perumahan dan lingkungan tempat tinggal masyarakat sudah dikoordinasikan.

“Mesin pengolah sampah plastik dengan sistem Pirolisis jenis ini baru satu-satunya di dunia, dan dioperasikan di NTB Indonesia”, tuturnya.

Kecintaannya terhadap lingkungan dan pariwisata, yang membuat ia memilih NTB untuk berinvestasi. Termasuk fokus dan keseriusan Pemerintah NTB dalam mensukseskan program Zero Waste serta keindahan destinasi wisatanya.

“Awalnya tanpa tahu tentang Lombok NTB, saya datang memanfaatkan dan menyelamatkan lingkungan NTB”, jelasnya.

BACA JUGAWagub NTB: Siapkan Tenaga Kerja yang Bisa Terserap Dunia Usaha

Menanggapi hal tersebut, Ummi Rohmi sapaan Wagub, menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran mesin pengolahan sampah plastik ini.

“Kami sangat senang dengan adanya mesin ini,”kata Wagub.

Sehingga hampir semua masalah sampah ada hilirisasinya, ada tempat pengolahannya. Yang paling penting, tujuan untuk menjadikan sampah sebagai bahan yang membawa berkah dapat perlahan terwujud.

Masyarakat dapat mengolah sampah, untuk dipilah karena memiliki nilai ekonomis.

“Ayo masyarakat NTB jangan melihat sampah sebagai masalah, tapi kelola dengan memilah dan memilih sampah plastik”, tegasnya.

BACA JUGA:

Industialisasi di NTB, Masyarakat Didorong Manfaatkan Fasilitas STIPark

Harapannya, di setiap Kabupaten/Kota juga akan dibangun mesin serupa sebagai solusi mengatasi persoalan lingkungan terutama sampah. Sinergi dan kerjasama semua stakeholder sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan sampah di NTB.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Bappeda, Kepala Dinas LKH, Kadis Perindustrian, Kepala STIP, Dinas LKH Kabupaten Lobar dan Kalimantan Barat.

edy@diskominfotik_ntb




IKLH NTB Melampaui Nasional, Wagub Berpesan Terus Jaga Lingkungan

Pekerjaan rumah daerah masih banyak, terutama soal pengelolaan sampah dari hulu ke hilir

MATARAM.lombokjournal.com

Dalam capaian Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2020, Nusa Tenggara Barat(NTB) merupakan salah satu provinsi berkategori baik, pada angka 70,83 point . Bahkan angka ini melebihi capaian nasional yang sebesar 70.27 point.

IKLH adalah gambaran kondisi lingkungan hidup yang menjadi salah satu indikator kinerja pemerintah daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

“Capaian IKLH dengan kriteria baik untuk NTB, harus menjadi motivasi pendorong agar program berbasis lingkungan lebih baik lagi ke depan,” kata Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., saat menerima audiensi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara terkait penetapan target IKLH Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2021-2024, Rabu (28/4/2021) di Aula Pendopo Wagub.

Menurut Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi, ini, parameter perhitungan nilai IKLH berdasarkan pengelolaan lingkungan hidup, baik pada kualitas air, udara, hutan maupun laut. Sehingga, program NTB Zero Waste, NTB Hijau dan lestari dapat mendukung capaian ini. Namun pekerjaan rumah daerah masih banyak, terutama pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.

“Persoalan sampah bukan hanya buang pada tempatnya, kemudian diangkut ke TPA hingga selesai, bukan itu. Tapi bagaimana mengelola sampah ini dengan baik dan memiliki dampak ekonomi. Sampah menjadi berkah, bila dipilih dan dipilah untuk dijadikan pupuk kompos, dikelola oleh bank sampah, jelas Ummi Rohmi.

Seiring dengan hal tersebut, Wagub menekankan bahwa sinergi dan support dalam mewujudkan pengelolaan sampah maupun lingkungan juga butuh perhatian pemerintah pusat. Begitupun kerjasama dan kolaborasi dengan Pemda Kabupaten/Kota.

Untuk itu, Wagub berharap juga agar jajaran Kementerian LHK terus melakukan pendampingan dan bimbingan dalam peningkatan kualitas SDM maupun lingkungan.

“Sinergi dan kolaborasi serta bimbingan dari Kementerian LHK harus terus ada, karena dukungan itu perlu untuk mencapai keberhasilan program di daerah,” tutup Ummi Rohmi.

BACA JUGA:

Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara (Nusra), Ni Nyoman Santi, ST, M.Sc., menyampaikan bahwa, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di NTB mendapatkan angka yang bagus.

“Bahkan untuk tahun 2020 sudah berada di atas target nasional,” kata alumni ITS Surabaya ini.

Menurutnya, IKLH ini terdiri dari gabungan indeks pada masing-masing kabupaten/kota. Jadi provinsi sudah mendorong dan melakukan pembinaan sehingga angka-angka itu bisa tercapai.

Dijelaskannya, bahwa perhitungan IKLH berasal dari penggabungan 4 indikator komponen lingkungan, yaitu Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), Indeks Kualitas  Lahan (IKL) dan Indeks Kualitas Air Laut ( IKAL ).

Berdasarkan data dari Ditjen PPKL dan Pusdatin KLHK bahwa, dalam 5 tahun terakhir capian angka IKLH Prov. NTB terus naik. Tahun 2020, IKA nilainya 50. 98, IKU 88.63, IKTL 66.74, IKAL 67.49 sehingga total 70.83 point. Sedangkan angka nasional sebesar 70.27 dan angka target nasional sebesar 68.71 poin.

edy@diskominfotik_ntb