Dukungan PDI Perjuangan NTB Final untuk Pilgub  2024 

Siap hadirkan dan memberi dukungan pemimpin terbaik di Pilkada Serentak 2024, PDI Perjuangan NTB Gelar Rapat DPD Diperluas Jelang Rakernas V 

MATARAM, LombokJournal.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi NTB menggelar rapat diperluas dengan jajaran Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dari 10 kabupaten/kota di NTB. 

Rapat ini berlangsung di kantor DPD PDI Perjuangan setempat, Senin (20/05/24).

BACA JUGA : FORNAS 2025, NTB Siap Jadi Tujuan Wisata Keluarga Kelas Dunia

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H. Rachmat Hidayat, memimpin rapat yang membahas persiapan untuk Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V di Ancol, Jakarta, yang akan diadakan pada 24-26 Mei 2024, serta persiapan untuk Pilkada Serentak NTB 2024.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H. Ruslan Turmudzi, menegaskan bahwa pihaknya akan mengikuti keputusan Rakernas V dengan tegak lurus. 

“DPD PDI Perjuangan NTB dan 10 DPC PDI Perjuangan kabupaten/kota siap melaksanakan apapun keputusan DPP dalam Rakernas tersebut,” ujar Ruslan, yang didampingi oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB Dr. Hakam Ali Niazi dan para Ketua DPC se-NTB.

Dalam rapat tersebut, Ruslan menyatakan bahwa semua Ketua DPC di 10 kabupaten/kota di NTB telah melaporkan kondisi perpolitikan dan proses pendaftaran calon kepala daerah di wilayah masing-masing. 

Untuk Pilkada Gubernur 2024, DPD PDI Perjuangan NTB telah final m,emberi dukungan dan mengusung pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Dr. HW Musyaifirin, kepada DPP. Keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan antara kedua tokoh tersebut dan hasil survei yang dilakukan untuk melihat tren dan kecenderungan pemilih di NTB.

BACA JUGA : Pj Sekda NTB Halal Bihalal bersama Himpunan Keluarga KSB-Mataram

“Sesuai informasi dari Pak Musyaifirin, dukungan parpol sebanyak 13 kursi akan dilengkapi untuk memenuhi syarat pengusungan bakal calon gubernur dan wakil gubernur,” jelas Ruslan. 

Saat ini, PDI Perjuangan dan Perindo baru memiliki tujuh kursi, sehingga masih membutuhkan enam kursi lagi. Upaya komunikasi dengan parpol lain seperti PPP, Hanura, dan PKB tengah dilakukan untuk memenuhi kekurangan ini.

Terkait deklarasi pasangan Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyaifirin, Ruslan mengatakan bahwa keputusan ini akan menunggu keputusan dari DPP masing-masing partai. 

“Untuk PDI Perjuangan, kami akan sampaikan di Forum Rakernas, sementara untuk Perindo kita masih menunggu,” katanya.

Di beberapa daerah, proses pendaftaran bakal calon kepala daerah sudah hampir final. Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah memutuskan untuk mengusung pasangan Amar Nurmansyah dan Hanipah W. Musyafirin sebagai calon bupati dan wakil bupati KSB. Di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), pasangan Ruslan Turmudzi dan Masrun akan maju.

Pilkada Sumbawa

Untuk Pilkada Sumbawa, Ruslan menjelaskan bahwa rencana Bupati Petahana H. Muhammad Abdullah (Haji Mo) yang ingin menggandeng Ketua DPRD Abdul Rofiq kandas karena aturan partai yang melarang pimpinan DPRD mencalonkan diri sebagai kepala daerah. DPD PDI Perjuangan NTB memutuskan untuk mengusung Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Arpusda) Kabupaten Sumbawa, Sahril, M.Pd sebagai bakal calon bupati Sumbawa. Sahril akan diberi kebebasan untuk memilih calon wakil bupati dan parpol pengusungnya.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB, Dr. Hakam Ali Niazi, menambahkan bahwa keputusan ini didasarkan pada pencermatan lapangan dan skenario kedua yang disiapkan oleh DPD. “Kami berpengalaman dan memahami keinginan masyarakat Sumbawa, sehingga kami mengusulkan Pak Sahril sebagai calon bupati,” ungkap Hakam. DPD PDI Perjuangan NTB akan terus melakukan komunikasi politik dengan parpol lainnya untuk memastikan koalisi rampung sebelum Agustus 2024.

BACA JUGA : Nilai Ekspor NTB April 2024 Naik 112, 40 persen

Ketua DPC PDI Perjuangan Sumbawa, Abdul Rofiq, menyatakan kesiapan untuk melaksanakan keputusan rapat DPD yang diperluas. “Sebagai kader partai, saya siap tegak lurus mengamankan keputusan DPD dan memenangkan calon bupati dan wakil bupati Sumbawa yang telah diputuskan,” tandasnya. me

 

 




HW Musyafirin: Potret Calon Kuat Pemilihan Gubernur NTB 2024

Pengalaman eksekutif HW Musyafirin yang mengantongi dukungan PDI Perjuangan,  modal penting dalam kampanye Pilgub NTB 2024

MATARAM.LombokJournal.com ~ Analisis dari Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 bersama politisi senior PDIP NTB, H Ruslan Turmuzi, memprediksi bahwa Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, akan menjadi figur kunci dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB tahun 2024. 

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto menegaskan bahwa Musyafirin memiliki rekam jejak yang kuat dan mentereng selama dua periode kepemimpinannya.

BACA JUGA : Apel Siaga Amankan Pasokan dan Stabilitas Harga Pangan di NTB 

Rekam jejak impresif HW Musyafirin dalam pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan inovasi kebijakan menunjukkan kapasitas kepemimpinannya yang efektif. 

Analis politik, Didu, menekankan bahwa pengalaman eksekutif Musyafirin telah membekali dirinya dengan pemahaman mendalam akan dinamika politik dan tata kelola pemerintahan.

BACA JUGA : Pendidikan di Sumbawa Barat Raih Banyak Prestasi

Selain itu, dukungan yang diterima Musyafirin dari PDI Perjuangan, yang diungkapkan oleh Ruslan Turmuzi, menjadi modal penting dalam kampanye Pilgub NTB 2024. Kesuksesan dalam Pemilu Legislatif sebelumnya juga menciptakan momentum politik yang berharga bagi Musyafirin.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Didu menyarankan agar Musyafirin tidak hanya fokus di Pulau Sumbawa, tetapi juga harus aktif di Pulau Lombok untuk meraih dukungan yang lebih luas. 

Merebut panggung politik dan membangun kesadaran publik tentang visi dan gagasannya menjadi kunci dalam menghadapi kontestasi yang sengit.

Selain itu, sinergi dengan berbagai lapisan masyarakat menjadi strategi penting dalam meraih dukungan elektoral yang kuat. Peningkatan keterwakilan dan representasi juga diperlukan untuk meningkatkan legitimasi dan kredibilitas seorang kandidat.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, strategi komunikasi yang efektif menjadi krusial. Didu menyoroti pentingnya desain dan pesan baliho yang representatif dan menarik perhatian pemilih.

BACA JUGA : Pj Gubernur NTB Tinjau Gerakan Pangan Murah di Pulau Sumbawa

Dengan segala modal dan tantangan yang dihadapinya, HW Musyafirin diprediksi akan menjadi salah satu figur kunci dalam upaya meraih kemenangan dalam Pilgub NTB 2024.***

 




Rachmat Hidayat Serap Aspirasi Umat Hindu yang Kian Solid Dukung PDI Perjuangan

Menjawan aspirasi umat Hindu yang ingin lebih dekat dengan Wakilnya, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat hadiri simakrama di dua lingkungan di Kota Mataram

MATARAM.LombokJournal.com ~ H Rachmat Hidayat, hadir dalam simakrama Umat Hindu di Kota Mataram. Simakrama digelar hari Minggu (04/02/24) di Lingkungan Karang Tulamben, Kelurahan Cakranegara Timur, Kecamatan Cakranegara.

Selain itu Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Rachmat Hidayat itu juga menghadiri simakrama dan di Lingkungan Baturujung Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram.

BACA JUGA : Apel Kesiapan Pengamanan Logistik Suara Pemilu 2024

Masyarakat dari 13 banjar yang hadir dalam simakrama itu menyambut hangat dan meriah Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, Rachmat Hidayat  yang kembali mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dalam Pemilu 2024 itu. 

Bersama kaum perempuan dalam simakrama umat Hindu di Mataram

Simakrama PDI Perjuangan tersebut dihadiri para Ketua dari 13 banjar,  tokoh agama Umat Hindu, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan anak-anak muda generasi milenial

Dalam simakrama itu Rachmat Hidayat didampingi anggota DPRD NTB dan DPRD Kota Mataram,  I Made Slamet , I Gde Wiska dan I Wayan Wardana. 

Didaulat menyampaikan orasi dalam simakrama tersebut, Rachmat Hidayat menjelaskan, bagaimana sejarah dan pertautan antara PDI Perjuangan dengan masyarakat dari Umat Hindu yang sudah terjalin dalam kurun waktu lebih dari lima dekade semenjak tahun 1973.

Rachmat menuturkan, bagaimana Umat Hindu di NTB begitu mencintai PDI Perjuangan. Rachmat tahu persis sejarah itu, bahkan semenjak hari pertama dirinya bergabung dengan PDI Perjuangan tahun 1977. 

Politisi senior NTB ini menceritakan bagaimana ketika Orde Baru berkuasa dengan otoriter dan tidak bersahabat dengan partai di luar pemerintahan, masyarakat dari Umat Hindu tetap berada di belakang PDI Perjuangan dan memberikan dukungan.

”Besarnya partai ini adalah sumbangsih yang luar biasa dari saudara-saudara kami dari kalangan Umat Hindu,” kata Rachmat.

BACA JUGA : Relawan Big Bro Dirikan Puluhan Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud di NTB

Tokoh kharismatik Bumi Gora yang sudah delapan periode menjadi Anggota Legislatif ini pun secara runut menuturkan satu per satu tokoh-tokoh dari kalangan Umat Hindu yang bahu membahu untuk turut membesarkan PDI Perjuangan di NTB dalam empat dekade terakhir. terutama di Kota Mataram.

Dukungan dari Umat Hindu di Kota Mataram itu pun kata Rachmat tercermin dari komposisi Anggota DPRD Kota Mataram dari PDI Perjuangan saat ini. Dari lima wakil rakyat dari PDI Perjuangan, sebanyak empat orang merupakan wakil dari umat Hindu.

Karena itu, Rachmat Hidayat pun mengingatkan kepada seluruh calon Anggota Legislatif dari Dapil Cakranegara dan juga Dapil Mataram, saat mereka mendapat kepercayaan dari masyarakat Umat Hindu untuk duduk di lembaga wakil rakyat, tak sekalipun mereka boleh lupa kepada masyarakat pemilihnya.

Rachmat pun menyampaikan, lima Anggota DPDR Kota Mataram dari PDI Perjuangan yang kini sedang menjabat, ibarat sudah menjadi modal awal yang besar untuk masyarakat. 

Dengan dukungan dari Umat Hindu, Rachmat pun yakin, jumlah kursi keterwakilan masyarakat dari PDI Perjuangan bisa bertambah dalam Pemilu 2024 ini di DPRD Kota Mataram.

Rachmat melanjutkan, menjadi komitmen para calon Anggota Legislatif dari PDI Perjuangan di Kota Mataram untuk berkontribusi dalam menyiapkan Tanah Pelaba untuk pura. Menyiapkan diri untuk membantu banjar dan juga aktivitas masyarakat dari kalangan Umat Hindu.

”Kalau Bapak Ibu ingin Tanah Pelaba semakin ditingkatkan, maka jalan terbaiknya adalah memperbanyak wakil bapak ibu dari PDI Perjuangan. Semakin banyak wakil Bapak Ibu, maka Bapak Ibu semakin sejahtera,” imbuh Rachmat.

Dalam Simakrama yang juga menjadi ajang untuk menyerap aspirasi bagi Rachmat dalam kapasitasnya sebagai Anggota DPR RI, digelar dialog secara langsung. 

Di Kelurahan Cakranegara Timur, muncul aspirasi dari masyarakat,  di antaranya, ada masyarakat yang ingin berjumpa dengan Rachmat secara langsung dengan mereka dikunjungi di lingkungannya masing-masing.

Terhadap hal tersebut, Rachmat menegaskan kesiapannya. Politisi senior Bumi Gora otu mengungkapkan komitmennya untuk menemui masyarakat. Sebab, tugas Anggota DPR RI bukan selesai di gedung parlemen, namun harus pula berada di tengah-tengah masyarakat.

“Setiap pertemuan dengan masyarakat itu adalah kesempatan emas untuk memastikan wujud kehadiran nyata kita bagi mereka,” imbuh Rachmat.

BACA JUGA : Dalang Wayang Sasak Legendari, Lalu Nasib Dibantu Kursi Roda Elektrik oleh Rachmat Hidayat

Di tempat yang sama, mengemuka pula aspirasi masyarakat yang menyampaikan kondisi infrastruktur di lingkungan mereka. Misalnya ada masyarakat yang menginginkan ada pembenahan saluran air di lingkungan mereka yang selama ini menjadi biang keladi terjadinya banjir setiap musim hujan, akibat salah penanganan dan treatment. 

Terhadap hal ini, Rachmat memerintahkan agar Anggota DPRD dari PDI Perjuangan di DPRD Kota Mataram menindaklanjuti hal tersebut sesegera mungkin.

Dalam Simakrama di Kelurahan Pagutan Barat, didominasi kehadiran Ibu-Ibu. Rachmat pun memberi apresiasi terhadap kehadiran mereka secara langsung. Dalam kesempatan tersebut, Ibu-Ibu tersebut menyampaikan sejumlah aspirasi kepada Rachmat. Antara lain yang mereka usulkan adalah pentingnya bantuan permodalan untuk menopang usaha-usaha mikro milik mereka.

Rachmat pun menegaskan kesanggupannya terhadap hal tersebut. Di banyak daerah di Pulau Lombok, sebelumnya Rachmat memang telah menyalurkan sejumlah bantuan modal tunai untuk usaha produktif. Hal yang mana juga akan menyasar masyarakat di Kota Mataram.

Rachmat pun pada kesempatan tersebut mengingatkan agar Ibu-Ibu tersebut datang ke bilik suara untuk menyalurkan suaranya dalam Pemilu 14 Februari nanti.

”Ibu-Ibu jangan Golput ya…,” kata Rachmat yang disambut koor kesanggupan para Ibu-Ibu tersebut.

Rachmat juga menyampaikan, pentingnya program untuk membuat para perempuan berdaya. Karena itu, selain bantuan modal usaha, para kaum perempuan juga akan disiapkan pelatihan-pelatihan. Dengan begitu, berbekal pengetahuan dari pelatihan-pelatihan tersebut, usaha mereka bisa naik kelas.

Baik di Kelurahan Cakranegara Timur maupun Kelurahan Pagutan Barat, Rachmat pun memberikan bantuan untuk banjar-banjar dan Pura. Bantuan untuk modal usaha mikro yang dikelola warga juga turut disalurkan pada saat yang sama.

”PDI Perjuangan hadir untuk menyejahterakan dan mendukung kehidupan umat,” kata Rachmat menekankan. me

 

 




Aksi Kemanusiaan Rachmat Hidayat Bagikan Kursi Roda Adaptif 

“Rachmat Hidayat Elektrik” kembali melakukan aksi kemanusiaan di Lombok Tengah, bagikan kursi roda adaptif untuk penderita lumpuh layu 

LOTENG.LombokJournal.com ~ Aksi kemanusiaan Rachmat Hidayat kali ini membagikan kursi roda adaptif di Kabupaten Lombok Tengah, Senin (15/05/23). 

Tiga kursi roda dibagi kepada warga penderita lumpuh dari lansia hingga remaja. 

BACA JUGA: Kepala OPD NTB Diingatkan Fokus ke Masalah dan Kolaborasi

Aksi kemanusiaan dilakukan Rachmat Hidayat dengan membagi kursi roda adaptif di Lombok Tengah

Kalau dihitung, anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan dapil NTB II Pulau Lombok ini sudah membagikan hampir ratusan bantuan kursi roda elektrik yang ditebar politisi kawakan di NTB ini. 

Ada tiga jenis kursi roda yang dibagikan Rachmat Hidayat. Pertama, kursi roda adaptif, yang harganya mencapai Rp 40 juta-an. Kursi roda adaptif dibagikan bagi penderita lumpuh layu yang jumlah cukup banyak di NTB. 

Kedua, kursi roda elektrik. Kursi roda elektrik ini diujukan bagi para lansia, hingga para disabilitas, yang harga di pasaran harganya Rp 27 jutaan. 

Kemudian terakhir kursi roda manual. Kursi roda manual ini jumlahnya tak terbatas. Sementara stok kursi roda adaptif dan elektrik masih tersisa ratusan. 

BACA JUGA: Komisioner KPU Mataram Dinilai Langgar PKPU

Politisi kharismatik Bumi Gora itu berkomitmen akan rutin melakukan aksi kemanusiaan berbagi kursi roda setiap minggu untuk masyarakat yang membutuhkan di Pulau Seribu Masjid. 

Saat berbagi kursi roda itu dihadiri Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Ruslan Turmuzi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Tengah Suhaimi, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Timur Ahmad Amrullah dan Nasrulah , Pembina Yayasan Tulus Angen Community 

Serah terima bantuan kursi roda elektrik untuk dua orang yakni lansia penderita lumpuh atas nama Nilmah (60) warga Dusun Teduh, Desa Teduh, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah.

Dan remaja disabilitas Baiq Najwa Adining Quinsya (13)  warga Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah bertempat di Cafe Milenial The Pra-Ye Lounge Lombok  . 

Satu sisanya lagi, atas nama Baiq Hartini Rahmi (70) dikunjungi langsung Rachmat bersama rombongannya di kediamannya di Karang Bersatu, Kelurahan Tiwugalih, Praya. Raut haru sekaligus bahagia terpancar dari wajah para penerima bantuan kursi roda.

Rachmat menegaskan, apa yang dilakukannya untuk membantu kaum difabel dan para orang tua yang menderita lumpuh, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. 

BACA JUGA: Gubernur NTB Tak Lelah Hadirkan Event Berkelas Dunia

Rachmat menegaskan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.

“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata Rachmat.

Dia menekankan, apa yang dilakukannya ini adalah tindakan kecil. Namun, dia berharap, tindakan kecil tersebut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka, dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi mereka.

Menurutnya, para wakil rakyat harus punya rasa kepekaan dan kemanusiaan yang tinggi terhadap kondisi dan jerit tangis masyarakat. 

Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Ruslan Turmuzi mengatakan, gerakan aksi kemanusiaan yang tak henti-henti dilakukan PDI Perjuangan sebagai bentuk sumbangsih dan kepedulian partainya terhadap tangis masyarakat.

“Ini bentuk komitmen kami terhadap kemanusiaan. Masyarakatan kan bisa menilai apa yang telah kami lakukan. Kami tidak buat-buat,” jelas Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD NTB itu.

Senada dengan Ruslan Turmuzi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Tengah Suhaimi menyebut,  Rachmat Hidayat telah memberikan perhatian yang luar biasa terhadap masyarakat Pulau Lombok, khususnya Lombok Tengah.

Suhaimi menegaskan, Rachmat Hidayat sebagai wakil rakyat dapil Lombok yang bertugas di Komisi VIII DPR RI, tetap berkomitmen untuk memboyong bansos maupun program sosial lain di kementrian yang menjadi tupoksinya untuk masyarakat tidak mampu di Pulau Lombok. 

“Tahun 2023 ini Insya Allah ada banyak program bantuan sosial yang bisa beliau bawa untuk masyarakat Lombok,” imbuhnya. 

Kepala Desa Teduh, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah Jumadil Awal mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada politisi senior NTB Rachmat Hidayat. 

Jumadil Awal mengatakan bahwa baru kali ini warganya mendapatkan bantuan dari anggota DPR RI.

BACA JUGA: Peran Wanita Penting Menanamkan Moderasi Beragama

Warganya yang dibantu itu yakni Nilmah, dijelaskan Juamdil Awal telah menderita lumpuh hampir 10 tahun.

“Kondisinya sangat memprihatinkan, butuh alat bantu untuk berjalan, akhirnya dengan bantuan Pak Rachmat Hidayat bantuannya bisa terwujud berkat kedermawanan beliau selaku anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan,” kata Jumadil Awal saat ditemui di lokasi penyerahan bantuan.

Apa yang dilakukan Rachmat Hidayat, kata Jumadil Awal merupakan bentuk perhatian yang begitu luar biasa. 

Ia berujar, pengabdian Rachmat Hidayat kepada masyarakat bisa dilihat secara langsung. Ia berharap, ke depan Rachmat Hidayat terus menujukkan soliditas kemanusiaannya kepada masyarakat.

“Kami juga atas nama Pemerintah Desa Teduh bersama seluruh masyarakat mengucapkan terima kasih atas perhatian Pak Rachmat Hidayat beserta Partai PDIP  yang sudah membantu mewujudkan harapan warga kami. Semoga sukses dan sehat selalu,” paparnya.

Masih di tempat yang sama, Lalu Mariadin yang merupakan orang tua dari Baiq Najwa Adining Quinsya (13) yang merupakan anak penderita lumpuh layu mengaku, tidak bisa berkata-kata atas berkah yang keluarganya terima dari Rachmat Hidayat. 

Ia mengaku akan sangat terbantu dengan bantuan kursi roda tersebut. 

“Terima kasih kepada Pak Rachmat Hidayat,  saya sebagai orang tua Najwa sangat bersyukur dengan bantuan kursi roda ini. Paling tidak kami akan merasa sangat terbantu, sehingga ke depan insyaAllah kami tidak akan terlalu repot untuk terlalu sering menggendong,” ucap Lalu Mardian. (*)

 

 




Rachmat Hidayat Menebar Bantuan usai Ramadhan

Selama bulan Ramadhan hingga Lebaran, Rachmat Hidayat konsisten berbagi kebahagiaan bagi warga yang membutuhkan 

MATARAM.LombokJournal.com ~ H Rachmat Hidayat kali ini membantu kursi roda untuk Hj Rahmah, perempuan penderita kelumpuhan, kelahiran tahun 1941 warga Karang Baru, Kecamatan Selarang, Kota Mataram. 

Di usianya yang kini 82 tahun, Hj Rahmah hanya banyak menghabiskan waktu dengan berbaring di tempat tidur.

BACA JUGA: Gubernur NTB Hadiri Hannover Messde di Jerman

Rachmat Hidayat juga bagi-bagi sembako dan Alquran

Rachmat Hidayat, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu menunjukkan konsistensinya berbagi kebahagiaan dan membantu kaum difabel, serta orang-orang tua yang menderita lumpuh di Pulau Lombok. 

Kepada Hj Rahmah, Rachmat mengantarkan langsung bantuan kursi roda  tersebut, Rabu (26/04/23), dengan mendatangi rumah Hj Rahmah untuk membesuk sekaligus menyerahkan bantuan kursi roda. 

Bantuan itu merupakan program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja Rachmat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Keluarga dan anak-anak Hj Rahmah menyongsong kedatangan Rachmat dan menyalami politisi kharismatik itu dengan takzim. Bagi Rachmat, Hj Rahmah tak ubahnya keluarga yang sudah sangat dekat. 

BACA JUGA: Armada Baru Tanki Air Berrsih untuk Lotim dan Loteng

Karena itu, Rachmat pun diminta langsung untuk ke kamar tempat Hj Rahmah terbaring. Rachmat pun menyapa dan menyalami Hj Rahmah dan berbincang hangat sejenak.

Kegembiraan terpancar sangat jelas, atas perhatian dan bantuan yang diberikan Rachmat. Sri Wahyuni, putri Hj Rahmah merasa bersyukur. 

Dia pun tak menunda untuk menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung.

“Bantuan ini akan menjadikan ibu kami merasa lebih mudah untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Termasuk menopang aktivitas ibadahnya,” katanya.

Kursi roda tersebut akan menjadikan ibunya menjadi lebih mandiri sehingga hal tersebut akan turut pula mengurangi ketergantungan pada anggota keluarga yang lain.

“Apresiasi dan terima kasih kami yang tinggi untuk seluruh perhatian yang sudah diberikan Pak Haji Rachmat Hidayat untu ibu dan keluarga kami,” imbuh Sri Wahyuni.

Menurut Rachmat, apa yang dilakukannya untuk membantu kaum difabel dan para orang tua yang menderita lumpuh, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. 

Doitegaskan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.

BACA JUGA: Lombok FC Rombak Total Mulai Squad hingga Manajemen

“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata tokoh yang kini mulai dijuluki dengan sebutan “Rachmat Hidayat Elektrik” tersebut.

Ia berharap, tindakan kecil tersebut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang telah dibantu, dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi mereka.

Bantuan kursi roda  tersebut pun diharapkan dapat membuat perbedaan dalam hidup mereka yang dibantu. 

Politisi lintas zaman ini menekankan, dengan sedikit usaha dan kepedulian, sesungguhnya kita dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

“Saya mengajak kita semua bersama-sama menjaga kepedulian terhadap sesama dan membantu mereka yang membutuhkan,” imbuh Rachmat sembari memberikan bantuan uang tunai kepada Hj Rahmah juga. 

Bantuan Alquran dan Sembako

Selain bantuan kursi roda, Rachmat Hidayat juga menebar bantuan Alquran dan bantuan sembako di Pulau Lombok. 

Total ada 1.500 eksemplar Alquran yang disebar Rachmat Hidayat untuk masjid dan musala di seluruh kabupaten/kota di Pulau Lombok, terutama untuk masyarakat pedesaan

Untuk masjid, mendapat bantuan 10-20 eksemplar Alquran, sementara untuk musala mendapat bantuan 5-7 eksemplar.

Penyerahan bantuan Alquran telah dilakukan sepanjang bulan Ramadan. Dalam penyerahan bantuan tersebut, Rachmat Hidayat diwakili oleh politisi muda PDI Perjuangan Ahmad Amrullah.

Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur tersebut berkeliling membagikan bantuan Alquran dari Rachmat Hidayat antara lain di Lombok Barat dan Lombok Tengah. 

Di Gumi Patut Patuh Patju misalnya, bantuan Alquran tersebut diserahkan kepada pengurus Musala Nurul Yaqin, di Dusun Bile Kedit Utara Desa Babusssalam, Kecamatan Gerung, dan Musala Almujahidin di Dusun Lemokek di desa yang sama. 

Sementara di Lombok Tengah antara lain diserahkan kepada Takmir Masjid Ukhuwah, di Dusun Selong Paok, Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat.

Ahmad Amrullah menekankan, bantuan Alquran tersebut untuk masjid dan musala tersebut, menjadi salah satu prioritas Rachmat Hidayat. Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang harus selalu tersedia di tempat-tempat ibadah. 

Namun, tidak semua masjid atau musala memiliki cukup Alquran untuk dipergunakan oleh jamaah.

“Berbagi bantuan Alquran untuk masjid dan musala ini menjadi salah satu cara Pak Rachmat Hidayat turut berkontribusi menjaga keberlangsungan ibadah umat Islam,” kata politisi yang juga pengusaha ini.

Sementara itu, Ustad Nasir, pengurus Masjid Ukhuwah, Bonder, menyampaikan ucapan terima kasihnya atas bantuan Alquran dari Rachmat Hidayat untuk Masjid Ukhuwah. 

Dia mengatakan, bantuan Alquran tersebut, menunjukkan besarnya komitmen politisi berambut perak tersebut, dalam ikhtiar untuk terus membumikan Alquran di Pulau Seribu Masjid.

“Mewakili seluruh masyarakat mukim Masjid Ukhuwah, Bonder, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi untuk Pak Haji Rachmat. Bantuan Alquran ini sangat bermanfaat untuk warga kami, dan anak-anak kami yang mengaji,” katanya.

BACA JUGA: Bang Zul Minta Wings Grup Segera Bangun Hotel di Mekaki

Untuk bantuan Sembako, Rachmat Hidayat menyalurkan lebih dari 2.500 paket untuk warga yang membutuhkan. 

Melalui program aspirasinya di Komisi VIII DPR RI, Rachmat Hidayat bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional antara lain menyerahkan bantuan sembako sebanyak 250 paket untuk warga Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. 

Masih dengan BAZNAS, Rachmat juga menyerahkan bantuan sembako sebanyak 800 paket yang disebar merata di empat kabupaten/kota lainnya di Pulau Lombok.

Selain bekerja sama dengan BAZNAS, Rachmat juga menyalurkan bantuan sembako sebanyak 1.000 paket dengan bekerja sama dengan Kementerian Sosial. 

Bantuan ini masing-masing 200 paket untuk tiap kabupaten/kota di Pulau Lombok.

Di luar itu, Rachmat juga selama bulan Ramadan, menyalurkan bantuan 650 paket kain sarung dan 500 paket aneka sembako untuk kalangan manula dan para perempuan kepala keluarga atau janda yang tidak mampu. 

Dalam penyerahan bantuan sembako ini, Rachmat antara lain diwakili Ketua DPC PDIP Lombok Timur, Ahmad Sukro.

Ahmad Sukro mengatakan, bantuan sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula, dan mie isntan tersebut bagian dari perhatian Rachmat Hidayat kepada masyarakat Pulau Lombok yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pak Rachmat Hidayat ingin agar masyarakat Pulau Lombok tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk mereka yang baru kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan,” katanya.

Dia menekankan, seluruh kader PDI Perjuangan sebelumnya selalu diingatkan oleh Rachmat Hidayat. 

Membantu sembako untuk sesama, selain memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, juga dapat membantu meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial antarasesama.

“Inilah wujud nyata dari semangat gotong-royong dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Tentunya ini akan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan,” kata Ahmad Sukro.

Inaq Pur, salah seorang penerima bantuan sembako dari Rachmat Hidayat tiada henti mengucap rasa syukur. Dia mengatakan, bantuan sembako tersebut, telah membuat asal dapur mereka tetap mengepul.

“Pak Haji Rachmat Hidayat sudah menjadi pahlawan bagi kami para keluarga yang tidak mampu,” katanya. (*) 

 

 




“Rachmat Hidayat Elektrik”, Menghadirkan Berkah untuk Sesama

Istiqomah bagi kursi roda untuk kaum difabel dan penderita lumpuh, “Rachmat Hidayat Elektrik” kembali berbagi Kebahagiaan di Lombok Timur

MATARAM-LombokJournal.com ~ Konsistensi Anggota DPR RI, H Rachmat Hidayat yang  intens bantu kaum difabel dan orang-orang tua penderita lumpuh di Lombok, mendapat apresiasi tinggi khalayak. 

Masyarakat Pulau Seribu Masjid pun kini punya sapaan baru untuk politisi kharismatik Bumi Gora ini. Publik menyematkan nama baru, “Rachmat Hidayat Elektrik”.Sabtu (16/04/23).

BACA JUGA: Isbat 1 Syawal Digelar 29 Ramadhan atau 20 April 2023

Karena konsisten bagi-bagi kursi roda elektrik, nama Rachmat Hidayat disematkan dengan "Rachmat Hidayat Elektrik"

Rachmat Hidayat kembali gelar aksi kemanusiaan di Lombok Timur. Memasuki sepuluh hari terakhir Bulan Suci Ramadhan, Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini membagikan tiga kursi roda kepada warga yang kini menderita stroke dan lumpuh.

Pemberian bantuan kursi roda pertama dilakukan Rachmat kepada Hj Sahrun, pensiunan guru sekolah dasar yang tinggal di kompleks Rumah Sehat, di Kelurahan Majidi, Pancor, Lombok Timur.

Sudah sepuluh tahun, pensiunan abdi negara tersebut tidak lagi bisa berjalan dengan leluasa. Jika dipapah, perempuan kelahiran 1955 tersebut, hanya mampu berjalan beberapa langkah.

Aktivitasnya pun kini hanya ditopang oleh kursi roda yang kondisinya sudah sangat butut.

Rachmat mengenal baik Hj Sahrun. Mereka sama-sama melewati masa remaja di lingkungan sama. Suami Hj Sahrun yang kini sudah meninggal, adalah juga sahabat baik Rachmat. 

Karena itu, manakala kemarin mendapati Rachmat tetiba sudah berada di depan pintu rumahnya, tumpahlah tangis Hj Sahrun.

“Ini air mata bahagia,” ucap perempuan yang terkahir menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN Sekarteja, Kecamatan Selong, Lombok Timur, tersebut.

BACA JUGA: Safari Ramadhan di Mataram, Ini Pesan Gubernur NTB

Bersama anak-anak dan keluarga Hj Sahrun, Rachmat kemudian membantu perempuan berusia 68 tahun tersebut untuk duduk di kursi. Sebagai dua karib, mereka pun lantas berbagi beragam cerita nostalgia.

Kepada Hj Sahrun, Rachmat membawakan bantuan kursi roda elektrik yang harga satu unitnya mencapai Rp 27 juta. 

Bantuan tersebut merupakan program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja Rachmat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Rachmat kemudian meminta tim Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB yang turut serta dalam penyerahan bantuan kursi roda elektrik tersebut untuk menjelaskan bagaimana cara pengoperasiannya. 

Setelah mendapat penjelasan, Hj Sahrun kemudian didudukkan di atas kursi roda elektrik itu, lalu mencobanya.

Tak butuh waktu lama bagi Hj Sahrun untuk mengakrabi fitur-fitur canggih di kursi roda elektrik tersebut. Raut wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa bahagia.

“Saya tidak menyangka, ternyata masih begitu diperhatikan oleh Kak Rachmat,” katanya.

Segudang rencana pun sudah ada di benaknya. Yang sudah pasti, kursi roda elektrik canggih itu kini menjadi kepingan pelengkap dalam aktivitas sehari-hari, setelah dirinya tidak bisa lagi berjalan leluasa. Termasuk sangat membantunya dalam berbibadah ke masjid dan musala terdekat.

BACA JUGA: Ramadhan Berbagi, 250 Paket Sembako untuk Warga Miskin

Selain bantuan kursi roda elektrik, Rachmat menyerahkan pula bingkisan untuk Idul Fitri bagi Hj Sahrun. Kepada sejumlah anak-anak Hj Sahrun, Rachmat juga menyerahkan bantuan uang untuk menghadapi Lebaran.

Dari rumah Hj Sahrun, masih di Kelurahan Majidi, Rachmat kemudian menyambangi rumah sepasang suami istri di Lingkungan Kampung Baru, yakni Darmasih dan Faizah. 

Hanya kendaraan roda dua yang bisa sampai di rumah suami istri yang menderita stroke dan lumpuh tersebut.

Sesampai di rumah tersebut, Rachmat mendapati Darmasih sedang tergolek di lantai rumah. Suasana siang yang terik rupanya menyebabkan pria kelahiran 1948 tersebut mendinginkan tubuh di lantai. 

Tanpa baju, Darmasih berbaring lelap. Sementara sang istri Faizah, sedang duduk di atas kursi. Di dekatnya ada anak dan menantunya yang sedang memasak. Ikut menemani, saudara perempuanya.

Kedatangan Rachmat disambut histeris oleh keluarga Darmasih. Rupanya, dengan keluarga ini, Rachmat memiliki hubungan yang sangat dekat. 

Darmasih, telah dikenal Rachmat semenjak dirinya masih menempuh pendidikan di bangku SMA di Pancor.

Darmasih dahulu adalah pria yang dikenal sangat kuat secara fisik di Pancor. Tak ada yang berani melawannya. Maling-maling pun takut kepadanya.

Pekerjaan sehari-hari Darmasih adalah sebagai buruh di pasar. Konon, karena begitu kekar dan kuat fisiknya, memindahkan gabah satu ton, cukup hanya dua kali dilakukannya. Tak berbilang pula maling-maling ternak yang tumbang di tangannya.

Selepas jadi buruh di pasar, Darmasih kemudian beralih profesi sebagai kusir cidomo. Profesi yang terus melekat pada dirinya, hingga menderita stroke dan lumpuh tahun 2018. Semenjak itu, Darmasih tidak bisa berjalan. Bicaranya pun sudah tidak jelas. Butuh waktu, untuk mengetahui apa yang dikatakannya.

Saat dibangunkan Rachmat, Darmasih sempat melongo. Melihat dari dekat siapa yang membangunkannya, pria 75 tahun itu pun terperanjat. Namun, sejurus kemudian, senyumnya mengembang. 

Ditatapnya lekat-lekat wajah Rachmat, macam orang yang masih tak yakin, sahabat karibnya tetiba kini ada di depannya.

Rachmat pun menceritakan, dirinya datang untuk mengantarkan kursi roda untuk Darmasih dan Faizah. Rachmat ingin keduanya bisa beraktivitas lebih normal lagi. 

Bersosialisasi dan menyapa para tetangga. Mengisi masa tua bersama sang istri, yang sudah lebih dari sepuluh tahun menderita stroke dan lumpuh.

“Kenangan saya di sini, bersama dengan keduanya, tak akan pernah saya bisa lupakan,” ucap Rachmat.

Kepada Darmasih dan Faizah, Rachmat kemudian menyerahkan pula bantuan paket idul Fitri. Juga bantuan uang tunai. Kepada anak Darmasih, Rachmat juga berpesan, agar terus menjaga kedua orang tuanya.

“Allah yang akan membalas budi dan bhaktimu kepada orang tua,” katanya.

Rachmat pun pamit. Disalaminya Darmasih dan Faizah dengan hangat. Memandang lekat Rachmat, muncul sepatah kata dari Darmasih. Sepertinya dia berucap, “Alhamdulillah…”

Dari Pancor, Rachmat kemudian meluncur ke Desa Rempung, Kecamatan Sukamulia. Di Lingkungan Lestari, Rachmat menemui Maemunah, istri pensiunan pegawai di Kementerian Agama, yang sudah empat bulan ini menderita lumpuh. Rachmat membawakan kursi roda untuk perempuan kelahiran 1942 tersebut.

Para tokoh masyarakat, pengurus RT dan RW, serta anak-anak Maemunah menyambut kedatangan Rachmat. Maemunah sedang duduk di teras samping saat Rachmat datang.

Tak satu pun kata keluar darinya, manakala Rachmat menyerahkan bantuan kursi roda. Namun, matanya tampak sembab, dan bulir-bulir air mata jatuh ke pipi. 

Diambilnya sudut kain sarung yang dikenakannya, lalu Maemunah menyeka bulir-bulir air mata yang jatuh itu.

Ucapan terima kasih meluncur deras dari tokoh masyarakat, anak-anak, dan keluarga Maemunah. Mereka tak menyangka, hanya dalam hitungan hari bantuan kursi roda itu dilayangkan, Rachmat kini sudah merealisasikannya langsung.

Rachmat menegaskan, apa yang dilakukannya untuk membantu kaum difabel dan para orang tua yang menderita lumpuh, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. 

Rachmat menegaskan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.

BACA JUGA: Wagub NTB Dukug Ulang Tahun Ems ke 50 KSPSI

“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata Rachmat.

Dia menekankan, apa yang dilakukannya ini adalah tindakan kecil. 

Namun, dia berharap, tindakan kecil tersebut, dapat turut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang telah dibantu, dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi mereka. (*)

 

 




Dukungan untuk John “Kursi Roda” dan Pekerja Seni di Lombok

Memuliakan kaum difabel, Rachmat Hidayat beri dukungan untuk musisi Sasak John “Kursi Roda” dan penyandang disabilitas Pulau Lombok

MATARAM-LombokJournal.com ~ Politisi PDI Perjuangan, H. Rachmat Hidayat memberi perhatian dan dukungan untuk John “Kursi Roda”, salah seorang penyanyi dan pencipta lagu Sasak yang memiliki nama masyhur di Pulau Lombok.

BACA JUGA: Bunda Niken Bagikan Kursi Roda untuk Difabel di Lombok Tengah

Rachmat Hidayat mengajak piha lain untuk memberi dukungan pada kaum difabel

Anggota DPR RI itu juga memberi perhatian kepada sejumlah penyandang disabilitas lainnya. Mereka mendapat bantuan kursi roda manual untuk memudahkan aktivitas mereka. 

John diembel-embei ‘kursi roda’ karena pekerja seni ini penyandang disabilitas, dan harus selalu duduk di kursi roda.

 Semenjak usia delapan tahun, ayah dua anak dengan nama asli Zainuddin tersebut menderita polio. Semenjak itu, John, tidak bisa berjalan. Kepada John, Rachmat menyerahkan bantuan kursi roda elektrik.

BACA JUGA: Pilgub NTB 2024, Milik Anak Muda yang Progresif

Pertengahan pekan lalu, Rachmat janjian bertemu dengan John di rumah Mas Santo, salah seorang pengusaha di Mataram yang dekat dengan sejumlah pekerja seni di Lombok. 

John datang bersama dengan M Zulaipi, rekannya sesama penyandang disabilitas yang tidak memiliki kaki.

Rachmat mengatakan, berbagi dan memperhatikan kaum difabel menjadi prioritasnya, lantaran hal tersebut sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan sosial.

Perhatian itu untuk memberikan dukungan kepada kaum difabel agar dapat hidup dengan nyaman dan bahagia di lingkungan mereka.

“Bantuan kursi roda ini kita harapkan akan membantu John dan saudara-saudara kita penyandang disabilitas memiliki mobilitas yang tidak lagi terbatas,” ucap Rachmat.

Anggota Komisi VIII DPR RI menegaskan, kaum difabel adalah kelompok yang seringkali diabaikan oleh sebagian kita. 

Padahal mereka membutuhkan perhatian dan dukungan yang lebih.

“Dengan memberikan dukungan kepada mereka, kita dapat membantu mereka merasa lebih dihargai dan diterima di lingkungan sekitarnya. Termasuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas antar sesama kita sebagai umat manusia,” imbuh politisi senior lintas zaman ini.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini pun menggugah pihak lain, untuk juga turut memberi perhatian dan dukungan kepada kaum difabel. 

Mulailah hal tersebut kata Rachmat, dengan kaum difabel yang ada di sekitar terlebih dahulu. 

Dukungan tersebut pun tak melulu harus berupa finansial. Berbagi waktu atau tenaga, juga tentulah akan sangat bermanfaat untuk mereka.

 Atau menghindari perilaku diskriminatif atau merendahkan mereka juga adalah sebuah dukungan yang luar biasa pula.

“Sesungguhnya saudara-saudara kita yang secara fisik memang kekurangan, juga memiliki hak-hak yang setara dengan kita sebagai warga negara,” kata Rachmat.

BACA JUGA: Bang Zul Bagikan Sembako dan Sayuran di Dusun Semaya, Lotim

Bertemu dengan John dan M Zulaipi, Rachmat pun tak henti mengucapkan kekaguman kepada mereka. Di tengah keterbatasan mereka secara fisik, semangat hidup mereka tak pernah padam. 

Tak sekalipun mereka merasa rendah diri. Tak ada pula keluhan yang terlontar. 

Semangat mereka untuk berkreativitas demi hidup yang lebih baik, juga sangat patut diacungi jempol.

John, adalah pencipta lagu-lagu Sasak yang karyanya meledak dan banyak digandrungi khalayak. John mengaku, dirinya kini masih rutin manggung. 

Mulai dari acara hajatan, hingga perkawinan. Dalam sepekan, dia bisa manggung hingga empat kali.

“Untuk tarif, biasanya saya tidak mematok harga,” kata John.

Sementara Zulaipi, saat ini bekerja sebagai tukang reparasi alat-alat elektronik. Dengan cara itulah kaum difabel asal Peringgarata, Lombok Tengah ini, dapat menghidupi keluarganya.

John dan Zulaipi, adalah dua contoh penyandang disabilitas yang menolak hidup dari belas kasihan orang lain. Mereka bekerja keras untuk dapat memberi penghidupan yang layak bagi anak dan istri mereka. 

Baik John dan Zulaipi, saat ini memang sudah berkeluarga. John telah memiliki dua anak. Sementara Zulaipi memiliki satu buah hati.

“Kami memang tidak ingin hidup hanya untuk menjadi sampah di bumi,” kata John. Zulaipi, mengangguk. Setuju dengan apa yang dikatakan John.

Rona bahagia terpancar dari raut wajah mereka, saat menerima bantuan kursi roda dari Rachmat Hidayat. 

John, lalu mencoba kursi roda elektrik yang harganya Rp 27 juta satu unit tersebut. Zulaipi juga mengayuh kursi roda manual yang diterimanya. Mereka pun berucap rasa syukur, lantaran telah mendapat perhatian yang disebutnya tak terhingga dari Rachmat Hidayat.

Kepada Rachmat, John pun berjanji akan membuatkannya lagu. Hal yang membuat Rachmat surprise. 

Politisi berambut perak ini pun mengaku sudah tak sabar menantikan lagu gubahan dari John rampung untuknya.

Rencananya, jika tak ada aral melintang, Rachmat juga akan mempertemukan John secara langsung dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini. 

Rachmat ingin agar John, bisa menyampaikan langsung apa yang menjadi permasalahan para penyandang disabilitas di NTB, sehingga pemerintah dapat memberi atensi terhadap hal tersebut. 

BACA JUGA: Bunda Niken Bagikan 400 Paket Sembako di Lotim

Rachmat juga ingin, agar John juga nanti mendapat bantuan alat-alat bermusik dan fasilitas rekaman dari Kementerian Sosial, sehingga hal tersebut dapat menopang kreativitas John dalam bermusik.

“Pada kreativitas pekerja seni seperti John dan pekerja seni lainnya di Pulau Lombok, lagu-lagu Sasak akan bisa kita harapkan naik kelas dan orisinilitasnya tetap terjaga,” ucap Rachmat.***

 




Perhatian untuk Santri Generasi Pertama Muallimat NW

Beri perhatian Santri Perempuan generasi pertama Maulanasyaikh, Rachmat Hidayat bantu kursi roda

LOTIM.LombokJournal.com ~ Rachmat Hidayat berbagi kursi roda kepada warga di Lingkungan Bermi, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Selasa (05/04/23).

Sebelumnya, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu juga membantu kursi roda untuk pensiunan PNS difabel di Sikur.

Penerima kursi roda tersebut adalah Hj Zawahir, santri generasi pertama Muallimat NW, madrasah yang didirikan untuk pendidikan anak-anak perempuan oleh Almagfurulahu Maulanasyaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid. 

BACA JUGA: Bang Zul Serap A[presiasi Warga Labuhan Alas, Sumbawa

Perhatian Rachmat Hidayat untuk santri generasi pertama muallimat NW

Rachmat tiba di Lingkungan Bermi sebelum Duhur dengan didampingi fungsionaris DPD PDI Perjuangan NTB H Ruslan Turmuzi.

Ia berjalan kaki menyusuri gang sempit untuk menuju rumah Zawahir, yang oleh warga setempat dipanggil dengan nama Hj Fauziah.

Sejumlah warga yang kebetulan sedang berada di dekat rumah perempuan yang kini berusia 88 tahun tersebut, turut menyalami Rachmat dengan takzim. 

Beberapa di antaranya bahkan ikut mengekor di belakang rombongan dan turut menyaksikan penyerahan kursi roda kepada Zawahir.

“Waktu dulu saya masih muda, Kampung Bermi ini adalah kampung tempat saya bermain. Beberapa sahabat saya juga masih tinggal di sini hingga sekarang,” tutur Rachmat.

Kampung Bermi, merupakan kampung tua di Pancor dan merupakan saksi sejarah perjuangan Almagfurulahu Maulanasyaikh mendirikan Nahdlatul Wathan, Ormas Islam terbesar di NTB.

Rumah pertama ulama kharismatik yang merupakan Pahlawan Nasional tersebut, juga berada di Lingkungan Bermi. 

Rumah itu masih berdiri tegak hingga saat ini, dan berada tak jauh dari rumah Zawahir.

Ahmad Tahir, putra bungsu Zawahir, menyongsong kedatangan Rachmat Hidayat di rumahnya yang sungguh sederhana. 

Saat Rachmat tiba, Zawahir masih di kamar mandi. Rachmat pun menunggunya di depan pintu rumah yang hanya memiliki sedikit halaman tersebut.

Zawahir menderita lumpuh semenjak tahun 2011, tak lama setelah ibu dari 18 anak tersebut menunaikan ibadah haji. Sejak itu aktivitas dan geraknya mulai terbatas. 

Beberapa warga setempat yang merupakan tetangganya menyebut Zawahir sudah berusia lebih dari 90 tahun. Namun, berdasarkan dokumen Kartu Keluarganya, usianya kini baru menginjak 88 tahun.

BACA JUGA: Pemprov NTB Dukung Sumbawa Lahirkan Qori-Qori’ah Terbaik

Kendati menderita lumpuh, namun Zawahir masih bisa berbicara dengan jelas. Penglihatannya pun tidak terganggu. Dia masih bisa menandai orang yang bertemu dengannya. 

Hanya pendengarannya yang sedikit terkendala, sehingga berbicara dengannya mestilah dengan suara yang lebih dikeraskan.

Begitu bertemu dengan Zawahir, Rachmat langsung menyerahkan bantuan kursi roda untuk perempuan yang mendapat pendidikan langsung dari Maulanasyaikh tersebut. 

Zawahir dibopong, dan didudukkan langsung di atas kursi roda tersebut. Sesekali dia melempar senyum, pertanda kegembiraan. Termasuk saat disalami Rachmat Hidayat.

“Ini dari kantor mana..,” katanya bertanya.

Dijawab oleh Rachmat, kalau dirinya dari Rumbuk, Lombok Timur. Datang untuk menyerahkan bantuan kursi roda untuk Zawahir.

Rachmat juga menceritakan jika dulu sewaktu muda, dirinya juga sering main di Kampung Bermi. Rachmat menceritakan juga salah seorang sahabatnya di Bermi yang bernama Amaq Irun. Rupanya dikenal baik juga oleh Zawahir.

BACA JUGA: MXGP 2023, Bang Zul Temui Nirwam Bakrie dan Dirut Lion Group

“Sahabat bareng-bareng laeq…,” kata Rachmat.

Oooo… Loq Irun…Lek ito balene…,” tukas Zawahir sembari menyebut lokasi tempat Amaq Irun kini tinggal.

“Sehat-sehat Inaq nggih…,” kata Rachmat sembari memegang tangan perempuan yang sudah sepuh tersebut.

Selain bantuan kursi roda, Rachmat juga menyerahkan bantuan uang tunai. 

Tak lupa juga dia berpesan kepada anak-anak Zawahir untuk terus berbakti dan merawat ibundanya dengan istiqomah

Pahala sangat besar dari Allah, menanti untuk anak-anak yang berbakti. Setelah itu, Rachmat Hidayat pun pamit.

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut menuturkan, kegiatan berbagi kursi roda tersebut, murni sepenuhnya sebagai aksi kemanusiaan untuk membantu sesama. Tidak ada kaitannya dengan politik sama sekali.

“Seperti sering saya sampaikan, sesungguhnya hidup kita sebagai manusia bukan tentang bagaimana menikmati, melainkan bagaimana kita berbagi,” kata politisi kharismatik Bumi Gora ini.

Bantuan kursi roda untuk Zawahir tersebut tidak melalui proses yang ribet. Dua hari lalu, Rachmat mendapat informasi bahwa ada warga di Kampung Bermi yang sudah sepuh dan membutuhkan kursi roda untuk memudahkan aktivitasnya. 

Sebagai orang yang memiliki ikatan emosional dengan kampung Maulanasyaikh tersebut, Rachmat langsung menyiapkan bantuan kursi roda tersebut dan memilih untuk menyerahkan secara langsung.

“Ini bentuk kita saling memanusiakan dan tolong menolong sebagai sesama,” imbuh politisi lintas zaman ini.

BACA JUGA: Lombok FC U-16 Trining Camp Dua Pekan di Barcelona

Ahmad Tahrir, putra bungsu Zawahir, menyampaikan rasa syukur atas bantuan kursi roda itu. Aktivitas ibundanya kini disebutnya akan menjadi lebih mandiri. 

Sang ibunda bahkan akan bisa kembali beraktivitas di sekitar rumah dan berinteraksi kembali dengan sesama warga. 

Sudah sangat lama tidak bisa dilakukannya lantaran keterbatasan gerak fisiknya.

Dia menuturkan, ibundanya memang merupakan santri generasi pertama yang menempuh pendidikan di Muallimat NW. 

Madrasah Muallimat tersebut Almagfurulahu Maulanasysyaikh sebagai bagian dari revolusi pendidikan setelah mendirikan madrasah untuk anak-anak laki-laki.

Madrasah untuk anak-anak perempuan ini diberi nama Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), dan didirikan pada 21 April 1943. 

BACA JUGA: Bang Zul Ngobrol Literasi Keuangan di Bima

Di awal berdirinya, Madrasah NBDI menyelenggarakan pendidikan dengan masa pembelajarannya empat tahun. 

Selanjutnya kemudian mengalami perubahan menjadi Madrasah Muallimat dengan masa pembelajarannya selama enam tahun.(*)