TGB menilai Kementrian Agama (Kemenag) baiknya lebih fokus mengisi ruang publik dengan materi dakwah yang kekinian, konten menarik, dan memiliki visi kebangsaan yang kuat untuk menyasar generasi milenial.
MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) angkat bicara mengenai polemik daftar 200 penceramah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag).
Meski namanya masuk dalam daftar 200 penceramah, TGB mengatakan rilis tersebut sejatinya tidak perlu dilakukan karena mengundang polemik.
“Di NTB cuma saya (yang masuk daftar rilis) padahal tuan guru di NTB banyak, dan banyak yang jauh lebih pantas dan lebih baik dari saya. Yang ada namanya di sana (rilis) kurang nyaman dan yang tidak ada di sana (rilis) bagaimana perasaannya,” katanya, Minggu (27/05) di Mataram.
TGB menilai masih banyak hal-hal yang lebih urgent di kehidupan, salah satunya ialah untuk sebarkan moderasi Islam daripada membuat rilis terbatas.
Ia menambahkan, lantaran sudah kadung dikeluarkan, rilis tersebut pada akhirnya justru menjadi beban bagi Kemenag untuk terus menambah daftar penceramah yang tentu tidak akan pernah cukup.
“Kalau list ini diteruskan akan menimbulkan proses kelanjutan. 200 nama (penceramah) secara sederhana untuk 200 juta kita umat Islam yang majlisnya ada ratusan ribu, efektif atau enggak kalau mau disempurnakan sampai berapa banyak,” ujar TGB.
Alih-alih membuat rilis penceramah, TGB menilai Kemenag lebih fokus mengisi ruang publik dengan materi dakwah yang kekinian, konten menarik, dan memiliki visi kebangsaan yang kuat untuk menyasar generasi milenial.
“Semisal, kita masih kurang bahan-bahan visual ala mileneal dengan format kekinian bagaimana dialog tentang isu keIslaman dan kenangsaan, ini jauh lebih menantang karena anak-anak muda kita perlu dapat bahan yang tidak hanya konten baik tapi juga visual menarik,” tegasnya.
TGB menilai, bahan-bahan dakwah yang kekinian dan relevan itu masih sangat kurang di ruang publik.
AYA