Indeks
Seni  

PONDOK PITAMIN, Komunitas Seni Rupa Baru  di Lombok Utara yang Sering Adakan Pameran

Diskusi di Pondok Pitamin / Foto; Asta
Simpan Sebagai PDFPrint

Kantong-kantong seni rupa berbasis komunitas, harus tumbuh banyak di Kabupaten Lombok Utara

KLU.lombokjournal.com

Pondok Pitamin adalah komunitas seni dengan fokus seni rupa yang berlokasi di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara.

Komnitas seni tempat berhimpunnya para perupa Lombok Utara ini berdiri tahun 2018 lalu, Memang masih tergolong belum panjang erjalanannya alias masih muda usianya.

Imam Hujatul Islam

Kendati demikian, Pondok Pitamin sukses menyelenggarakan beberapa kali pameran, baik pameran tunggal maupun pameran bersama.

Kepada lombokjournal.com, salah seorang pendiri Komunitas Pondok Pitamin, Imam Hujatul Islam menyampaikan, tak hanya melaksanakan pameran di Kabupaten Lombok Utara, komunitasnya juga berpameran di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.

“Di Taman Budaya (NTB), di ErKaEm, di sini juga beberapa kali,” ujarnya. Senin (28/09/20).

Komunitas Jadi Wadah Transformasi Pengetahuan Seni Rupa di Lombok Utara

Lebih jauh, Hujatul mengatakan berdirinya komunitas seni rupa di Lombok Utara diharapkan jadi pemicu masifnya geliat seni rupa Lombok Utara.

Terutama para perupa muda yang ia lihat gairah belajarnya cukup besar.

Untuk menunjang kegelisahannya, Hujatul lantas intensif jalin komunikasi dengan beberapa perupa lain di luar komunitasnya.

Dari komunikasi tersebut, lahirlah gagasan untuk mendirikan beberapa komunitas seni rupa di luar Komunitas Pondok Pitamin.

“Saya kunjungi semua. Yang senior-senior itu saya kunjungi,” ungkapnya.

Untuk diketahui, saat ini sudah terbentuk satu komunitas seni rupa bernama Pararupa di Kecamatan Tanjung.

“Saya kebetulan bertemu teman yang saya ajak pameran. Karena anaknya senang seni rupa ia mau mendirikan komunitas,” terangnya.

Hujatul menyebut kantong-kantong seni rupa berbasis komunitas, harus tumbuh banyak di Kabupaten Lombok Utara agar generasi muda Kabupaten Lombok Utara yang tertarik belajar seni rupa memiliki akses belajar yang tidak terlalu sulit.

 

“Saya dulu itu belajar ke Mataram. Bertemu Jabo. Jabo bawa saya ke Ismiadi, guru pertama saya,” ujarnya menceritakan pengalaman sulitnya menemukan guru tempat belajar seni di masa lalu.

Komunitas-komunitas yang nantinya terbentuk jadi wadah transformasi informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan seni rupa.

Hal tersebut penting agar pengalamannya yang sulit menemukan tempat belajar di masa lalu tidak dialami perupa muda Lombok Utara saat ini.

Ast

Exit mobile version