Indeks

Pengusaha Tas Ketak Pun Juga Terdampak Gempa

Akibat gempa peminat tas Ketak menurun, dan pendapatan pun ikut menurun. Pengusaha tas Ketak yang semula bisa mencapai 2 jut sekarang bisa mencapai 200 ribu pun sudah untung (Foto; AYA/Lombok Journal).
Simpan Sebagai PDFPrint

Sebelum gempa pendapatan bisa mencapai 2 juta per hari, sekarang hanya sekitar 100-200 ribu

, Muhammad Afandi

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Pasca gempa yang terjadi pada dua pekan yang lalu membuat perekonomian di Lombok menurun, salah satu contohnya adalah pengusaha tas Ketak yang sedang naik daun.

Pengusaha tas Ketak ikut merasakan akibat gempa. Produk tas Ketak sekarang semakin sedikit peminat , terutama karena  penurunan  wisatawan yang ke Lombok karena gempa bumi yang melanda Lombok, membuat para pedagang sepi konsumen.

”Kadang saja ada yang beli, bahkan tidak ada sama sekali karena musibah ini. Kita juga takut-takut mau bukak toko,”  cerita  pengelola  toko UD. Bale Bambu di Gunung Sari, Muhammad Afandi, Rabu (21/08).

Peminatnya juga kadang ada yang beli kadang juga tidak. Konsumen jarang ada yang mau datang untuk melihat-lihat. Apalagi untuk membeli, untuk minggu kemarin dan minggu ini sepi.

Ia menuturkan, awal gempa seminggu tidak bukakarena trauma sekaligus takut gempa susulan yang terus terjadi minggu ini. Jadi otomatis toko juga DItutup.

“Untuk harga tas bervariasi dari yang kecil 75 sedangkan yang medium 100 dan yang besar 110,” ucapnya.

Pengunjung ada beberapa yang datang berkunjung dan membeli, terkadang orang sini untuk mengirim keluar daerah karena bisa dibilang tas Ketak masih sangat tenar sampai ke luar negeri.

Untuk pendapatan selama seminggu ini sangat minim karena efek sepinya peminat atau pengunjung yang dating.

“Dulu sebelum musibah gempa, pemasukan kami bisa mencapai 2 juta per hari. Tapi  saat ini rata-rata yang kami dapatkan pemasukan sekitar 100-200 ribu per hari dan penjualan yang lebih banyak membeli tas dan ingke dibandingkan kursi,” ujarnya.

Ia berharap ke depannya, agar musibah yang terjadi dilombok segera berakhir, agar peminatnya kembali meningkat seperti biasanya dan membuat pendapatannya naik.

“Ini aja banyak tukang yang masih takut untuk bekerja, bahkan bisa dikatakan sudah seminggu tukang tidak ada yang masuk karena trauma gempa,” pungkasnya.

AYA

Exit mobile version