Rachmat Hidayat Serahkan Bantuan Kursi Roda Adaptif

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat serahkan bantuan Kursi Roda Adaptif untuk penderita lumpuh layu

MATARAM.lombokjournal.com ~ Bantuan kursi roda adaptif untuk Haikal Arofi, pemuda 25 tahun yang menderita lumpuh layu, di Gerung, Lombok Barat, diserahkan Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat, Senin (28/03/22).

Rachmat Hidayat juga menyerahkan bantuan paket usaha

“Kita sama-sama ingin agar ananda Haikal Arofi bisa tersenyum kembali,” kata Rachmat Hidayat di sela penyerahan bantuan tersebut.

Rahmat juga menyerahkan bantuan untuk pemenuhan nutrisi dan makanan harian bagi Ofi, begitu Haikal Arofi biasa disapa. 

Ibunda Ofi, Hadijah, juga mendapat bantuan paket usaha berjualan ikan, mulai dari timbangan, boks tempat menyimpan ikan, dan juga modal awal usaha.

Ofi menderita lumpuh layu setelah kelas VI SD. Sejak itu, aktivitasnya hanya berada di tempat tidur. 

Saat Rachmat datang ke rumahnya yang sederhana di kampungnya, sang ibu yang membopongnya dari dalam rumah untuk dibawa ke teras. 

BACA JUGA: Rakor Doskominfotik, Tekankan Pelaksanaan Lima Elemen

Terlihat punggung Ofi bertabur luka. Tak bisa menggerakkan badan dan terus menerus hanya berbaring selama puluhan tahun, menjadi musabab luka di bagian belakang tubuhnya tersebut.

Rachmat mengungkapkan, menderita lumpuh layu seperti itu, Ofi rupanya tidak terdata sebagai penerima bantuan dari pemerintah yang disiapkan Kementerian Sosial. Ofi rupanya luput dari pendataan. 

Hal itu terungkap pekan lalu, saat Rachmat menggelar monitoring penyaluran berbagai bantuan sosial untuk anak-anak yang membutuhkan di Balai Anak “Paramita” milik Kementerian Sosial di Bengkel, Lombok Barat.

Saat itu, Ofi dibopong keluarganya datang ke sana. Dia bersama sang adik, Heri, yang juga menderita lumpuh layu. Namun, rupanya yang terdata dalam penerima bantuan hanya sang adik saja. 

Sementata nama Ofi rupanya tak tercantum sebagai penerima bantuan. Kepada Ofi waktu itu, Rachmat memberikan bantuan dari kantong pribadinya. Setelah itu, Ketua DPD PDI Perjuangan NTB tersebut langsung berkoordinasi dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Rachmat ingin agar Ofi dimasukkan dalam daftar penerima bantuan tanpa harus menunggu proses yang berbelit-belit. 

Jajaran pejabat Eselon I dan Eselon II di Kemensos kemudian menindaklanjuti hal tersebut dengan cepat.

“Setelah satu minggu, hari ini kita bertemu ananda Ofi lagi, untuk menyerahkan bantuan yang memang sudah menjadi haknya ananda Ofi,” imbuh Rachmat sembari memegang dan mengelus rambut Ofi.

Dalam penyerahan bantuan untuk Ofi tersebut, tokoh kharismatik NTB ini didampingi Kepala Balai Anak Paramita, I Ketut Supena dan jajarannya. Rachmat juga didampingi dua anggota DPRD Lombok Barat dari PDI Perjuangan.

Kepada Anggota DPRD dari PDI Perjuangan, Rachmat juga langsung menginstruksikan agar mereka menyiapkan bantuan secara rutin setiap bulan untuk Ofi, terutama untuk memastikan asupan dan nutrisinya.

Bakal Dibuat Berdaya

Kepala Balai Anak Paramita I Ketut Supena mengatakan, tak cuma Ofi yang kini sudah mendapat bantuan. Ibunya juga kini sudah terdaftar dalam penerima bantuan Program Keluarga Harapan. 

Mereka juga akan mendapat pula Bantuan Pangan Non Tunai secara rutin.

Khusus untuk bantuan yang diserahkan kemarin, pihaknya membawa kursi roda adaptif. Kursi roda tersebut didesain khusus untuk memberi kenyamanan bagi Ofi. Karena kursi roda bisa menyesuaikan dengan tubuh Ofi yang memang sudah tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri. Kursi roda adaptif tersebut adalah karya anak-anak yang dibina dan dididik di Balai Anak Paramita.

Dengan kursi roda adaptif tersebut, memungkinkan Ofi bisa dibawa keluar rumah. Sehingga tidak harus selalu berada di dalam rumah dan terbaring di tempat tidur sepanjang hari yang justru memperburuk kondisi kesehatannya.

BACA JUGA: Event Earth Dat Google, Lombok Siap Jadi Tuan Rumah

Ketut Supena menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu melakukan sejumlah asesmen terkait kondisi Ofi. Sehingga bantuan yang disalurkan Anggota Komisi VIII DPR RI kemarin tersebut, adalah merupakan bantuan yang memang dibutuhkan.

“Selanjutnya, kami akan melakukan pemantauan intensif,” ungkap Ketut.

Kementerian Sosial menyiapkan Pendamping Sosial yang akan secara rutin melakukan pemantauan tersebut. 

Sehingga segala hal yang terkait perkembangan lanjutan mengenai penanganan Ofi, akan segera diketahui.

Khusus untuk Hadijah, ibunda Ofi, Ketut Supena menjelaskan, bantuan paket usaha berjualan ikan diberikan agar perempuan yang kini menjadi kepala keluarga tersebut memiliki penghasilan sehingga membuat keluarganya bisa berdaya kembali.

“Kami akan melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan usaha jual ikan yang dilakukan Ibu Hadijah bisa berjalan dan berkembang,” kata Ketut Supena.

Dulu, Hadijah memang sempat memiliki usaha berjualan ikan tersebut. Namun, usahanya tersebut harus terhenti. Perempuan yang kini menjanda tersebut, tak lagi memiliki modal untuk bisa berjualan kembali.

Itu sebabnya, mendapati dirinya kini sudah mendapat bantuan dari PKH dan sang anak juga mendapat bantuan, Hadijah begitu sangat bersyukur. 

Menerima bantuan tersebut, dia tak kuasa membendung haru. Dia berjanji akan memanfaatkan bantuan tesebut sebaik-baiknya. Terutama bantuan paket usaha yang diterimanya.***

 

 




Training Center LFC, 30 Pemain Terpilih dari 780 Kandidat

Lombok Football Club (LFC) memulai training center 30 pesepak bola yang terpilih dari 780 kandidat, untuk digembleng jadi pepadu sepakbola berhati “Singa”

MATARAM.lombokjournal.com ~ Lombok Football Club (LFC), klub sepakbola profesional yang didirikan Anggota DPR RI dari Dapil NTB-2/P. Lombok, H. Bambang Kristiono, SE (HBK) memulai Training Center (TC).

TC merupakan persiapan menghadapi Liga 3 NTB 2022. 

Sebanyak 30 pemain sepakbola terbaik bakal mengikuti TC ini setelah diseleksi dari 780 pendaftar.

“Secara resmi, Training Center-nya sudah kita mulai semenjak hari Senin tanggal 21 Maret 2022,” kata Juru Bicara LFC, Rannya Agustyra Kristiono di Mataram, Rabu (30/03/22).

Sebanyak 20 pemain kata Rannya disaring dari proses seleksi yang digelar di P. Lombok dan P. Sumbawa. 

Seleksi di P. Lombok selain diikuti pesepakbola dari Pulau Seribu Masjid, juga diikuti para pemain dari berbagai daerah di Indonesia. 

Sementara di P. Sumbawa, seleksi diikuti oleh bakat-bakat terbaik dari pulau terbesar di Bumi Gora tersebut.

BACA JUGA: Event Earth Day Google, Lombok Siap Jadi Tuan Rumah

“Sebanyak 20 pemain tersaring dan berhasil masuk di skuad utama dari 780 pemain yang ikut seleksi baik di P. Lombok maupun P. Sumbawa,” ungkap Rannya.

Menggenapkan 20 pemain yang masuk skuad utama tersebut, ada juga 10 pemain developpement, yang rata-rata berusia 17 tahun. 

Mereka ini adalah wonderkid-wonderkid atau para pemain berbakat dari P. Lombok dan P. Sumbawa.

“Jadi, totalnya ada 30 pemain dari P. Lombok dan P. Sumbawa yang sekarang ikut TC di Lombok FC,” imbuhnya.

Dara yang sedang merampungkan studinya di Brunell University, London, Inggris ini menjelaskan, mengingat Mess Lombok FC yang berada di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram masih dalam tahap finishing atau penyelesaian, untuk sementara para pemain Lombok FC ini diasramakan di Mess GOR 17 Desember, Kota Mataram.

“In syaa Allah dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Mess Lombok FC di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram sudah selesai dibangun sehingga para pemain dapat segera kita pindahkan,” katanya.

Pelatih Lisensi A-AFC

Rannya menjelaskan, segera setelah gagal masuk di kompetisi Liga 3 Nasional 2021/2022, manajemen Lombok FC segera berbenah diri dengan melakukan restrukturisasi organisasi dan kegiatan seleksi pemain.

Restrukturisasi organisasi dilaksanakan dengan menunjuk dua orang penting yang akan menangani dan menjalankan operasional klub ke depan.

Fabio Oliveira ditunjuk sebagai Direktur Operasi klub. Fabio adalah mantan pemain Persita Tangerang kelahiran Rio de Jeneiro, Brazil, dan sekarang menjadi pelatih yang memegang sertifikat A-AFC. 

Sementara untuk Pelatih Kepala, Manajemen Lombok FC menunjuk Jessie Mustamu, mantan pemain PSIS Semarang, yang juga merupakan pelatih bersertifikat A-AFC, blasteran Belanda-Ambon.

“Restrukturisasi ini menggambarkan langkah dan upaya yang sungguh-sungguh dari manajemen Lombok FC untuk menyiapkan diri menghadapi Liga 3 NTB tahun ini,” kata Rannya.

Semua upaya, kegiatan, dan ikhtiar tersebut, kata kandidat Senator dari NTB dalam Pemilu Legislatif 2024 ini, dilakukan untuk menjadikan Lombok FC sebagai klub sepakbola kecintaan dan sekaligus kebanggaan masyarakat NTB ke depan.

Sungguh tidak mudah untuk mendatangkan orang-orang hebat bersertifikat A-AFC untuk bergabung di klub sepakbola yang masih berkompetisi di Liga 3.

“Tapi alhamdulillah, setelah kita yakinkan tentang visi, misi, serta spirit untuk menjadikan Lombok FC sebagai klub profesional, akhirnya mereka berada di tengah-tengah kita sekarang,” kata Rannya.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi para pemain selama menjalani kegiatan TC ini, Lombok FC sudah melibatkan chef atau juru masak profesional. 

Chef yang dimaksud selama ini biasa menangani asupan gizi untuk makan pemain-pemain di Tim sepakbola Nasional.

“Chef Zaenal Abidin adalah salah satu juru masak yang biasa menyiapkan makanan buat para pemain di Tim sepakbola Nasional. Tentu saja Lombok FC sangat bangga bisa mendatangkan Chef Zaenal untuk bergabung dan menjadi bagian penting dari klub ini,” kata Rannya.

Secara terpisah, Presiden/CEO klub Lombok FC H. Bambang Kristiono, SE (HBK) mengucapkan selamat bergabung dan selamat berlatih kepada 30 pemain sepakbola NTB yang telah berhasil lolos dalam seleksi.

BACA JUGA: Pra Musrenbang, Susun Arah Masa Depan NTB

“Manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, untuk mengembangkan diri menjadi pemain sepakbola profesional,” kata HBK.

Dia menegaskan, dengan TCyang telah dimulai ini, Lombok FC ingin melahirkan para pepadu sepakbola profesional yang berhati singa.

“Tetaplah semangat serta jaga disiplin agar bisa lolos sampai di akhir TC ini. Tidak mudah untuk mengikuti dan menyelesaikan Training Center ini, tapi dengan kekuatan tekad dan semangat, mudah-mudahan akan berakhir indah pada waktunya,” kata HBK menyampaikan pesan.***

 




Tuan Rumah Pertemuan DEWG, Wagub NTB Sambut Menkominfo

Kedatangan Menteri Kominfo RI Johny G Plate disambut Wagub NTB sebagai tuan rumah pertemuan DEWG,  yang membahas isu transformasi ekonomi berbasis digital oleh Working Groups

MATARAM.lombokjournal.com ~ Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang menjadi tuan rumah pertemuan Pertama Digital Economy Working Group (DEWG), yang mana termasuk dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia. 

Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah secara khusus menyambut Menteri Kominfo RI Johny G Plate di Bandara BIZAM, Selasa (29/03/2022). 

“Selamat datang kembali Menteri Komunikasi dan Informatika RI, di Nusa Tenggara Barat” sambut Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB.

Sebagai tuan rumah pertemuan DEWG sambut Menkominfo RI

Usai penyambutan, Menteri Jhony kemudian melanjutkan kegiatan dengan memberikan keterangan pers di Hotel Aruna, Sengigi. 

“Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi momentum membahas transformasi digital di dunia yang lebih inklusif,” kata Menkominfo RI.

Lebih lanjut dijelaskannya, pada hari pertama, Forum DEWG sidang 1st DEWG akan membahas isu Post Covid-19 Recovery and Connectivity dan Digital Skills and Digital Literacy 

BACA JUGA: Tiga Isu Prioritas Dibahas Dalam 1 first meeting DEWG di NTB

Sementara hari kedua, yang dibahas isu Cross-Border Data Flow and Data Free-Flow with Trust serta konklusi secara keseluruhan.

Menurut Johnny, Presiden Joko Widodo telah menegaskan, Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum menunjukkan kepemimpinan strategis Indonesia dalam menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pascapandemi Covid-19. 

 “Pemilihan tema Recover Together Recover Stronger menjadi relevan untuk menjawab tantangan global saat ini. Kita ingin pulih dan bangkit bersama dan kita ingin pulih dalam posisi yang lebih kuat,” sambungnya. 

Tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia antara lain Arsitektur Kesehatan Global yang Inklusif, Transformasi Ekonomi berbasis Digital, dan Transisi Energi Berkelanjutan. 

Ketiga prioritas itu menjadi agenda pembahasan baru (flagship agenda) dalam 11 Working Group (WG), 1 inisiatif dan 10 Engagement Group (EG) dalam Sherpa Track. 

Para menteri ekonomi digital G20 dan para Pemimpin G20 telah mengakui digitalisasi merupakan pendorong bagi kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Karena itu, pada tahun 2017 dibentuk Gugus Tugas Ekonomi Digital atau Digital Economy Task Force (DETF). 

Melalui DETF, inisiatif dan pengembangan kerja sama ekonomi digital lebih intensif dibahas melalui diskusi dan konsultasi dengan engagement group (EG) G20 dan pemangku kepentingan lain. 

BACA JUGA: Pra Musrenbang Susun Arah Masa Depan NTB

Pada tahun 2021 DETF bertransformasi menjadi Digital Economy Working Group (DEWG) mencerminkan realitas di mana perangkat digital memungkinkan percepatan pertumbuhan sosial ekonomi dan ekonomi yang lebih inklusif. 

“Presidensi G20 tahun ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong legacy melalui kesepakatan-kesepakatan di meja perundingan G20 dari Indonesia untuk dunia,” jelasnya. ***

 




Event Earth Day Google, Lombok Siap Jadi Tuan Rumah

Google berencana akan menggelar event earth day di Lombok, Gubernur NTB menawarkan beberapa tempat di Lombok

MATARAM.lombokjournal.com ~ Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyambut baik rencana event earth day dan siap menjadi tuan rumah acara yang akan digelar pada April 2022 mendatang. 

Dukungan NTB dan kesiapan menjadi tuan rumah tersebut diutarakan Gubernur Zul, saat membahas kolaborasi wawasan lingkungan bersama Google secara virtual di Ruang Kerja Pendopo, Selasa (29/03/22).

Bahkan ditawarkan beberapa tempat di Lombok sebagai tempat penyelenggaraan event earth day.

BACA JUGA: Pra Musrenbang, Susun  Arah Masa Depan NTB

Saat membahas event earth day

In Gili Trawangan, Sembalun, Mandalika, wherever you want it we are ready (Di Gili Trawangan, Sembalun, Mandalika di manapun anda mau kami siap),” kata gubernur. 

Dalam pembicaraan secara virtual tersebut, baik Gubernur maupun pihak Google, memberikan komitmen terhadap isu lingkungan berkelanjutan. 

Provinsi NTB telah banyak mengimplementasikan sustainable Environment ke dalam berbagai program. Seperti misi NTB Hijau, program Zero Waste, Green Tourism, dan lain sebagainya. 

We are really consent with Sustainable Environment program (Kami sangat setuju dengan program Lingkungan Berkelanjutan),” tutur gubernur.  

Sementara itu, Tomomi Matsuko selaku perwakilan Google mengungkapkan komitmen Google dalam memberikan data yang bermanfaat dalam membantu para pemimpin daerah untuk mewujudkan lingkungan sehat yang berkelanjutan. 

Google through Environmental Insight Explorer Helping civic leaders build more resilient Sustainable and thriving World (Google melalui Penjelajah Wawasan Lingkungan Membantu para pemimpin sipil membangun Dunia yang lebih tangguh dan Berkelanjutan),” tutur Tomomi.

BACA JUGA: Terima Staf Ahli Kementerian LHK, Wagub NTB Minta Dukungan Pengelolaan Sampah

Kolaborasi tersebut masih dalam tahap perencanaan yang masih terus akan disempurnakan melalui pertemuan-pertemuan berikutnya. ***

 




Tiga Isu Prioritas Dibahas dalam First Meeting DEWG di NTB 

Tiga isu besar dalam digital space menjadi bahasan pertemuan perdana DEWG

LOBAR.lombokjournal.com ~ Menteri Kominfo Republik Indonesia, Jhony G. Plate mengatakan, isu besar di digital space yakni Connectivity and Post Covid-19 Recovery, Digital Skills and Digital Literacy dan Cross-Border Data Flow and Data Free Flow with Trust

Ketiga isu prioritas itu diangkat dalam  First Meeting Digital Economy Working Group (DEWG).

“Semoga didalam diskusi hari ini akan maju setahap, yang akan dilanjutkan kembali di Jogja,” tuturnya dalam Konferensi Pers DEWG yang berlangsung di Hotel Aruna, Lombok Barat, Selasa (29/03/22). 

Ia melanjutkan, pertemuan G20 merupakan perpaduan antara negara-negara industri G7 dan negara-negara yang ekonominya besar. 

BACA JUGA: Pra Musrenbang Susun Arah Masa Depan NTB

“Kita Indonesia diharapkan menjadi jembatan bagi kepentingan bangsa bangsa atau negara negara yang sedang berkembang,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut Mira Tayyiba, sebagai pengampu DEWG G20 Kementerian Kominfo mengarahkan agenda DEWG untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.  

“Melalui pemanfaatan teknologi digital Indonesia dan dunia dapat pulih bersama, bangkit lebih tangguh,” tandas Mira Tayyiba yang menjadi Chair DEWG G20.

DEWG G20 menjadi batu loncatan dalam transformasi digital di Indonesia. Forum itu diyakini sejalan dengan tujuan Indonesia dalam melakukan transformasi digital.

BACA JUGA: Berkelompok Simpan Padi di Uma Lengge dan Uma Jompa

Karena itu, pembahasan dalam DEWG diharapkan dapat mencapai pemahaman bersama mengenai lingkungan digital yang aman, terlindungi, dan terhubung, sekaligus memitigasi tantangan dan risiko digitalisasi. ***

 




Pra Musrenbang, Susun Arah Masa Depan NTB

Kata Kepala Bappeda NTB, kegiatan Pra Musrenbang diperlukan guna menyusun arah masa depan NTB.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023, diperlukan guna menyusun arah masa depan NTB.

Penegasan itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dr. Ir. H. Iswandi, MSi., di ruang kerjanya, Senin (28/03/22). 

“Sebagaimana saya jelaskan sebelumnya, jika hari pertama akan fokus pada isu pulau Sumbawa, hari keduanya pulau Lombok,” kata H. Iswandi. 

Iswandi mengatakan, Lebih lanjut urai Kaban, kegiatan hari kedua pada tanggal 30 Maret itu, akan diawali paparan rancangan awal Rencana Kerja Perangkat Daerah  2023. 

“Dari situ kita berdiskusi, mau dibawa kemana NTB kita ini,” jelasnya. 

BACA JUGA: Terima Staf Ahli Kementerian LHK, Wagub NTB Minta Dukungan Pengelolaan Sampah

Berikutnya, lima Kepala Daerah, di antaranya dari Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, hingga Mataram akan bergantian menyampaikan materi. 

Topik bahasannya seputar isu strategis dan kegiatan prioritas kabupaten/kota masing-masing. 

Bappeda NTB juga mengundang pengusaha eksportir NTB. Di antaranya UD Dahlia Group, UD Rempah Organik Lombok, dan PT Agro Zeer Annur. 

“Para pimpinan perusahaan itu akan sharing berbagai upayanya dalam meningkatkan komoditas ekspor dari Pulau Lombok,” imbuh Iswandi. 

Dari unsur perintah, ada Bappeda Bali dan Bappeda Jawa Timur yang turut diundang. Bappeda Bali akan berbagi pengalaman membangun industri pariwisata yang mendunia dan menjadi basis ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

“Soal pariwisata, kita memang perlu belajar banyak dari Bali,” ujar dia. 

Sedangkan Bappeda Jawa Timur akan berbagi pengalaman membangun sistem logistik daerah untuk peningkatan laju pertumbuhan ekonomi

Berikutnya dilakukan penyelarasan usulan hasil Musrenbang kabupaten/kota dengan usulan Forum OPD. Dilakukan sesuai dengan kewenangan dan isu strategis provinsi. 

“Sekali lagi, arahnya soal menyusun rencana masa depan NTB,” pungkasnya. ***

 




Terima Staf Ahli Kementerian LHK, Wagub NTB Minta Dukungan Pengelolaan Sampah 

Menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian LHK RI, Wagub Sitti Rohmi minta Pusat dukung pengelolaan sampah di lingkar Mandalika

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah minta dukungan penuh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI terkait pengelolaan sampah di lingkar Mandalika. 

Dukungan Pusat untuk pengelolaan saam pa itu diungkapkan Wagub Sitti Rohmi saat menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Bidang Kepemudaan dan Pramuka, di ruang kerja, Selasa (29/03/22). 

Wagub berbincang dengan staf ahli Kementerian LHK
Wagub NTB (kanan) dan stag ahli Kementerian LHK

“Pemprov meminta pusat agar mendukung pengelolaan sampah di sepuluh desa lingkar Mandalika terutama sarana dan fasilitas penanganan sampah,” ungkap Wagub.

Sepuluh desa tersebut belum memiliki fasilitas penanganan sampah yang baik dari penanganan, apalagi pengelolaan sampah seperti angkutan sampah, TPS dan lainnya. Adapun TPA 3R yang telah direncanakan Pemprov masih terkendala lahan. 

Wagub juga mengatakan, selain anggaran untuk lingkungan masih sangat terbatas, kepedulian seluruh masyarakat dan stakeholder masih rendah, karena keberhasilan program pengurangan sampah atau Zero Waste sangat bergantung pada kesediaan berbagi tugas dan tanggung jawab hingga sampai pemilahan sampah di keluarga. 

BACA JUGA: Berkelompok Simpan Padi di Uma Lengge dan Uma Jompa

“Sejak 2018 progres Zero Waste sudah sangat baik terutama hilirisasi dengan berbagai terobosan. Yang bisa dilakukan Pemprov adalah sosialisasi dan intervensi sesuai kewenangan,” katanya. 

Pramu Risanto, Staf Ahli Kementerian LHK Bidang Pemuda dan Pramuka akan segera menindaklanjuti penanganan sampah di lingkar Mandalika

Menurutnya, sebagai Desa Wisata kelas dunia dan sedang naik daun, pengelolaan sampah di lingkar Mandalika segera akan direalisasi. 

Bahkan, keterlibatan pihak ketiga seperti swasta untuk mendanai dan melakukan program penanganan sampah sangat dimungkinkan. 

“Kami juga sedang mengecek kendala lapangan dan melihat kebutuhan sebagai laporan ke Menteri,” ujarnya. 

Staf ahli yang juga CEO dan founder Sekolah Sampah Nusantara ini mengakui, kepedulian lingkungan harus dimulai dari karakter. 

BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

“Perubahan karakter ini yang sedang digodok menjadi silabus dan kurikulum agar perilaku manusianya mendukung implementasi penyelamatan lingkungan di lapangan,” tegasnya.*** 

 




Berkelompok Simpan Padi di Uma Lengge dan Uma Jompa

Masyarakat Bima di Desa Maria secara berkelompok menyimpan padi di kompleks Uma Lengge dan Uma Jompa, lumbung khas Mbojo, yang sudah berusia ratusan tahun

BIMA.lombokjournal.com ~ Cobalah berkunjung ke Desa Maria Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. 

Wilayah ini merupakan salah satu tempat unik di Kabupaten Bima, bagaimana masyarakat di sini masih mempertahankan sistem gotong royong ala nenek moyang mereka, 

Di sebuah areal seluas lebih-kurang 70 are ini, bertengger lumbung-lumbung tradisional Mbojo yang masih berdiri dengan kokoh.  Di antara lebih dari 100 lumbung khas tersebut, 12 di antaranya dinamakan Uma Lengge dan 90 lainnya disebut sebagai Uma Jompa. 

Uma Lengge dan Uma Jompa, sama-sama merupakan lumbung khas suku Mbojo. Uma Lengge merupakan lumbung tertua suku Mbojo, sedangkan Uma Jompa adalah lumbung khas yang beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

Kompleks Uma Lengge tempat penyimpanan padi secara berkelompok
Komplek Uma Lengge dan Uma Jompa di Wawo

“Namun, keduanya sama-sama berusia ratusan tahun,” ujar Jonta, juru pelihara Uma Lengge, dalam wawancara beberapa waktu lalu. 

Uma Lengge dan Uma Jompa terbuat dari kayu berkualitas seperti Jati dan kayu Kelapa.

Sejak zaman dulu, masyarakat Desa Maria telah mewarisi tempat penyimpanan padi khas ini. 

Dulunya, menurut Jonta, hampir seluruh area sekitar kompleks Uma Lengge saat ini, terdapat ratusan Uma Lengge dan Uma Jompa. Keberadaan kompleks Uma Lengge menunjukkan masyarakat Mbojo, sejak dulu telah menganut sistem hidup berkelompok termasuk juga dalam melakukan penyimpanan logistik mereka. 

Masyarakat Desa Maria, yang hingga saat ini masih banyak yang mata pencahariannya sebagai petani, menyimpan padi secara bersama-sama di lumbung Uma Lengge maupun Uma Jompa yang berada dalam satu kompleks. Masyarakat tidak menyimpan padi di rumah masing-masing.

Kompleks Uma Lengge ini dahulu dijaga oleh dua orang juru pelihara yang berfungsi sebagai pengamanan sekaligus merawat lumbung-lumbung ini. 

BACA JUGA: Kayla Mutiara Lombok, Cerita Sukses PLN NTB Bina UKM

Menurut Jonta, para juru pelihara itu dahulu dibayar dengan padi atau gabah yang dikumpulkan dari semua pemilik Uma Lengge dan Uma jompa. Tidak ada ketentuan pasti tentang berapa besar para pemilik Uma Jompa dan Uma Lengge ini memberikan padi atau gabahnya bagi juru pelihara, melainkan disesuaikan dengan banyak sedikit hasil panen tahun yang bersangkutan. 

“Kalau panennya banyak ya…banyak pula yang diberikan kepada juru peliharanya,” kata Jonta.

Penyimpanan padi atau gabah secara bersama-sama di Uma Lengge dan Uma Jompa dalam satu kompleks, awalnya karena pernah terjadi kebakaran yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat terutama padi dan gabah. 

Hal inilah, yang membuat masyarakat Desa Maria di Wawo, membuat lumbung secara bersama-sama yang dijaga secara khusus oleh dua juru pelihara desa. 

Tiap kali panen tiba, masyarakat Desa Maria selalu menyimpan padi-padi dan gabah mereka di lumbung ini. Kepemilikan lumbung Uma Lengge dan Uma Jompa, diwarisi secara turun- temurun. Sehingga tidak ada keributan untuk saling rebut lokasi penyimpanan padi. Tiap kepala keluarga di Desa Maria, yang mendapat warisan secara turun-temurun, memiliki satu Uma Lengge. Ada pula yang dimiliki beberapa keluarga, namun masih bersaudara atau berfamili. Uma Lengge dan Uma Jompa dipakai hingga ke anak cucu.

Keberadaan Uma Lengge dinilai sangat membantu masyarakat dalam mengamankan logistik berupa padi dan gabah untuk kebutuhan mereka setahun. Masyarakat Desa Maria hanya melakukan panen satu tahun sekali. Menurut Maawiah, salah seorang pemilik Uma Lengge, padi dan gabah mereka aman tersimpan di lumbung ini. Selama ini, menurut yang ia dengar dari orang tuanya, nyaris tidak pernah terjadi pencurian gabah dan padi yang mereka simpan di Uma Lengge yang kini menjadi miliknya itu. 

Keamanan padi dan gabah yang disimpan di Uma Lengge ini bukan semata-mata aman dari pencurian, melainkan juga aman dari binatang pengganggu seperti tikus.

Posisi Tinggi

Arsitektur Uma Lengge dan Uma Jompa, rupanya telah dipikirkan betul oleh leluhur masyarakat Mbojo, untuk mengamankan logistik utama mereka ini sehingga terhindar dari pencurian dan tikus pengganggu. 

Posisi Uma Lengge dan Uma Jompa yang tinggi akan menyulitkan pencuri untuk mencapai tempat penyimpanan padi tersebut. Tinggi Uma Lengge dan Uma Jompa rata-rata mencapai sekitar 12 meter. Jika dilihat sepintas, pintu masuk Uma Lengge khususnya, tertutup alang-alang, sehingga tidak tampak jelas. 

Pintu itu akan tampak terbuka, manakala sang pemilik sedang menaikkan atau menurunkan padi mereka dengan tangga yang tinggi. Tempat penyimpanan padi Uma Lengge ini, jika diperhatikan dari luar, berada di semacam loteng yang langsung berbentuk seperti  atap.

Dengan tinggi 12 meter – dari tiang penyangga utama hingga ujung atapnya, lumbung tradisional Uma Lengge ini, memiliki dua ruang utama. 

Yang pertama adalah ruang terbuka berbentuk segi empat dengan empat tiang utamanya, berlantai bambu berfungsi sebagai bale-bale atau tempat bersantai atau istirahat para pemiliknya. Tingginya dari tanah sekitar 2 meter. Pada empat tiang penyangga utama inilah, terdapat sebuah papan tebal dengan ukuran luas 30 cm x 30 cm (dalam bahasa Mbojo disebut Lampu), yang dipasang persis di antara ruang istirahat menuju ruang loteng lumbung. 

Papan ini berfungsi untuk mencegah agar tikus dan binatang pengganggu lainnya tidak dapat mencapai loteng. 

Konstruksi anti binatang pengganggu ini dibuat dengan pertimbangan dan kecerdasan nenek moyang masyarakat suku Mbojo. Dengan papan selebar itu, tentu saja tikus ataupun binatang lainnya dengan sendirinya tidak akan mungkin mencapai loteng, karena empat tiang penyangga utama inilah satu-satunya akses masuk ke loteng penyimpanan padi.  

Tempat penyimpanan padi berkelompok di Desa Maria yang aman dari pencurian dan gangguan tikus

Bagian utama dari Uma Lengge adalah bagian loteng tempat penyimpanan padi. Tempat yang berbentuk seperti atap dengan luas sesuai dengan luas ruang terbuka tempat beristirahat di bawahnya ini, tingginya 4 meter. Di dalam loteng inilah padi disimpan. 

BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

Seluruh areal loteng yang konstruksinya langsung berfungsi sebagai atap ini ditutupi atap alang-alang. Atap alang-alang menjulang setinggi 4 meter inilah letak kekhasan Uma Lengge.

Loteng sebagai tempat penyimpanan padi pada Uma Lengge, dibuat dengan sangat kokoh hingga mampu menampung padi berton-ton. Keseluruhan konstruksi Uma Lengge dibuat tanpa menggunakan paku, melainkan pasak dan tali temali, khas rumah tradisional yang oleh para nenek moyang didapatkan dari alam sekitarnya. ***

 




Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

Pelaksanaan Sekolah Lapang, menjadikan lahan sawah sendiri sebagai ruang kelas 

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Kecamatan Tanjung, Lombok Utara mendapat kesempatan pelaksanaan sekolah lapang (SL) yang diselenggarakan di Dusun Montong Gedeng, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, KLU,  Selasa (29/03/22).

Kegiatan ini merupakan penerapan Teknologi Pertanian Sekolah Lapang Padi di WKBPP/UPTD Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan,

Kelompok Tanoi peserta sekolah lapang

“Sekolah Lapangan merupakan sekolah tanpa dinding, sehingga ruang kelas sekaligus perpustakaannya, adalah lahan sawah itu sendiri,” kata Aki Suharti, STP Kepala UPTD Kecamatan Tanjung. 

Peserta Sekolah Lapangan melibatkan 12 perwakilan kelompok tani yang ada di Desa Jenggala, meski yang dilibatkan 10 kelompok sesuai juknis.

BACA JUGA: Kayla Mutiara Lombok, Cerita Sukses PLN NTB Bina UKM

Menurut Aki Suarti, lahirnya pola pendekatan Sekolah Lapangan didasari oleh dua tantangan pokok yang saling terkait. Yaitu keanekaragaman ekologi lokal, dan peranan petani yang harus menjadi “ahli” di lahannya sendiri. 

Lahan pertanian di wilayah Kabupaten Lombok Utara setiap tahun berkurang puluhan hektar per tahun. 

Dari awal Sekolah Lapangan bukan sekedar metodologi baru, melainkan kembali ke arti “Sekolah” yang sebenarnya. Suatu tempat bagi peserta secara aktif menguasai dan mempraktekkan proses penciptaan ilmu pengetahuan.

Proses belajar dalam Sekolah Lapangan erat kaitannya dengan pandangan terhadap sifat dasar manusia.

“Sebagai makhluk hidup yang aktif dan kreatif yang senantiasa ‘haus’ akan pengertian tentang arti dan maksud hidup,” kata Aki. 

Pola Sekolah Lapangan dirancang sedemikian rupa, sehingga kesempatan belajar petani terbuka selebar-lebarnya. 

Agar para petani berinteraksi dengan realita mereka secara langsung, serta menemukan sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, pola pendidikan Sekolah Lapangan bukan sekedar “belajar dari pengalaman”. 

Melainkan suatu proses sehingga peserta didik yang orang dewasa, dapat menguasai suatu proses “penemuan ilmu” yang dinamis dan dapat diterapkan dalam manajemen lahan pertaniannya maupun dalam kehidupan sehari-hari. 

BACA JUGA: Kominfotik Ajat Berinternet yang Sehat dan Aman

“Diharapkan, proses Sekolah Lapangan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan,” jelas Aki.

Prosesnya di lapangan

Kabid Sarana dan Prasarana OPD Pertanian KLU, Mahzan,SP, menambahkan, Sekolah Lapangan merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan. 

Pelaksanaannya di lahan petani peserta SL, dalam upaya peningkatan produksi padi Nasional.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, mengetahui dan mengatasi masalah, serta menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada, secara sinergis dan berwawasan. 

“Sehingga usaha tani diharapkan bisa lebih efisien, produktivitas tinggi dan berkelanjutan,” kata Mahzan.  

Sekolah lapangan merupakan salah satu metode belajar mengajar yang dipandang masih cukup efektif untuk orang dewasa. Kegiatan sekolah lapangan tanaman padi yang dilaksanakan di Kelompok Tani ini, lanjutnya. 

Pertemuan pertama dalam sekolah lapangan ini dipandu oleh H. Hendro Yulistiono, SP., M. Si. (Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB).  

Dalam pertemuan awal Hendro memberikan materi mengenai prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu).

 PHT merupakan strategi pengendalian hama dengan jalan memadukan berbagai pengendalian pengendalian yang dipilih dan serasi. 

Dengan memperhatikan segi ekonomi, sosial, toksilogi dan ekologi yang ikberatkan faktor-faktor mortalitas di alam sehingga hama tetap berada pada tingkat yang secara ekonomi tidak merugikan.

Empat prinsip manajemen PHT yaitu, Budidaya Tanaman Sehat, menciptakan tanaman yang tumbuh sehat dan kuat, merupakan bagian penting dalam program pengendalian hama terpadu. 

Tanaman yang sehat akan lebih tahan terhadap serangan hama. Dan bila terjadi kerusakan akan lebih mampu mengatasinya. Misalnya dengan membentuk daun-daun baru, tunas baru, anakan baru dan lain-lain. 

Sehingga tanaman akan tetap tumbuh normal dengan produktivitas tinggi. Pengolahan tanah yang baik, pemilihan bibit atau benih unggul dll termasuk pengendalian gulma.

Mendayagunakan Fungsi Musuh Alami

Musuh alami merupakan komponen ekosistem yang menentukan keseimbangan populasi hama. Pada kondisi lingkungan yang baik, musuh alami dapat berperan aktif dalam menekan perkembangan populasi hama. 

Selain itu, aktivitas musuh tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. 

Karena itu penting untuk terus berupaya menemukan, mengenali, dan mengamati musuh-musuh alam yang ada pada tanaman padi. 

Serta berupaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan pertanaman agar populasi musuh dapat terus berkembang.

Hama yang ada pada pertanaman tidak timbul begitu saja. 

Melainkan adanya perubahan-perubahan ekosistem (agroekosistem) yang terjadi akibat perubahan cuaca pertanian. Serta perubahan populasi musuh alami, dan perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan budidaya tanaman. 

Perubahan-perubahan tersebut harus terus dipantau melalui pengamatan. perlu dilakukan secara berkala agar tidak terlambat mengambil keputusan pengendalian. 

Petani harus menguasai lahannya sendiri, menganalisis kondisi lingkungan yang ada, membuat keputusan yang bijaksana, mengambil tindakan pengendalian hama yang tepat, praktis dan menguntungkan.

Menurut H Hendri, Petani menjadi Ahli PHT, Petani adalah penanggungjawab, pengelola dan penentu keputusan di lahan sawahnya sendiri. 

Sedang petugas dan pihak lain berperan sebagai narasumber, pemberi informasi, dan pemandu petani bila diperlukan.***

 

 




NTB Kerjasama Sister Province dengan Northern Territory of Australia

Gubernur Provinsi NTB menandatangani Letter of Intent (Lol) dengan Pemerintah Northern Territory. Australia

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pemerintah Provinsi NTB menjalin kerjasama Sister Province dengan Provinsi Utara Australia (Northern Territory) dalam bidang pariwisata, pendidikan, industri, perdagangan dan investasi.

Gubernur menandatangani kerjasama NTB DENGAN aUSTRALIA

Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat penandatanganan Letter of Intent (Lol) antara Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Northern Territory (NT) secara virtual, di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Senin (28/03/22). 

“Alhamdulillah, hari ini menandatangani sister province antara Provinsi NTB dengan Provinsi Australia Utara (Northern Territory of Australia). Kedua provinsi akan saling membantu di area pariwisata, pendidikan, industri, perdagangan dan investasi,” kata Gubernur.

Bang Zul sapaan akrabnya juga mengungkapkan, Pemerintah Provinsi NTB sangat senang dengan adanya kerjasama dalam berbagai bidang dengan Provinsi NT of Australia.

“Kami sangat senang menjalin kerjasama berbagai bidang dengan Northern Territory, semoga ke depannya akan lebih banyak kerjasama lagi,” tambah Bang Zul.

BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri

Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia, H.E Penny Williams PSM menyatakan, kerjasama tersebut sangat penting untuk membangun hubungan yang baik antara Pemerintah Provinsi NTB dan Provinsi NT of Australia.

I am really excited to join this today. This is an important relationship and collaboration between West Nusa Tenggara and Northern Territory (Saya sangat bersemangat untuk bergabung hari ini. Ini adalah hubungan dan kerjasama yang penting antara Nusa Tenggara Barat dan Northern Territory,red).” ungkap H.E Penny Williams.

Turut mendampingi Gubernur NTB dalam penandatanganan LoI tersebut, yaitu Asisten I dan II Setda Provinsi NTB serta beberapa kepala OPD ruang lingkup pemerintah Provinsi NTB. ***

BACA JUGA: Kayla Mutiara Lombok, Cerita Sukses PLN NTB Bina UKM