Kepala Museum Negeri NTB, Zubair Muslim mengungkapkan, peran nelayan sangat optimis dan luar biasa untuk kehidupan di masyarakat
MATARAM.lombokjournal.com — Nelayan adalah sosok yang memiliki pekerjaan yang tidak berhenti untuk optimis, meski mereka tidak tahu apa yang akan didapatkannya hari ini atau esok.
“Tapi mereka terus mencari cara untuk bisa mendapat ikan yang banyak, tetapi karena optimis maka semangat hidupnya terus berkembang,” tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB Rusman, SH., MH.
Rusman menyampaikan itu dalam pembukaan Pameran Kontemporer Alat Penangkapan Ikan Di Laut yang bertajuk “Perkembangan Teknologi Alat Penangkapan Ikan Pada Nelayan Pesisir Pulau Lombok” yang berlangsung di Museum Negeri NTB, Rabu (27/11/2019).
Ia berharap adanya cara, praktek dan inovasi baru yang dapat dipersembahkan Museum Negeri agar dapat menjadi Museum hebat.
“Terus ikhtiarkan agar museum dapat terus berkembang , ada acara– cara baik, dan inovasi baik yang membuat orang mengatakan bahwa ternyata memang museum ini memang hebat,” jelasnya.
Kepala Museum Negeri NTB, Zubair Muslim mengungkapkan, peran nelayan sangat optimis dan luar biasa untuk kehidupan di masyarakat.
“Hal ini juga didukung dengan fasilitas sarana yang dulu seadanya, namun semakin maju zaman maka semakin maju fasilitas yang digunakannya” tuturnya.
Selain itu, sebanyak 7.695 Koleksi warisan budaya yang terdapat di Museum Negeri NTB, sekitar 2 persen koleksi yang dikeluarkan dalam Pameran kontemporer Alat Penangkapan Ikan Di Laut.
Zubair menjelaskan, pengumpulan koleksi yang ada di Pameran didapat dari berbagai penjuru.
“Alat – alat yang ada disini sebagian didapat dari warisan nenek moyang, ada juga dari nelayan yang memberikan langsung alat yang mereka punya” jelasnya.
Zubair menegaskan, museum memiliki tugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat adanya benda – benda penginggalan pada zaman dahulu agar dapat diketahui oleh masyarakat pada masa kini.
“Kebesaran nilai usaha orang dulu sangat luar biasa dan patut dihargai, Itu merupakan kearifan budaya zaman dahulu. Masyarakat sekarang harus tahu agar dapat menegtahui bagaimana perjuangan mancing dapat menangkap ikan dengan alat sedehrana,” jelasnya.
AYA