KLU.lombokjournal.com –
Nasib kesenian tradisional saat pandemi Covid-19 terbilang memperihatinkan.
Pelarangan berkerumun dan pembatasan aktivitas sosial membuat para pelaku seni tradisi alami dilema, mempertahankan eksistensi berkesenian atau menaati protokol kesehatan.
Pilihan membatasi kegiatan berkesenian sepertinya jadi opsi sementara yang musti segera menemukan solusi.
Itu terjadi pada sanggar Gendang Beleq ‘Erat Emas’ di Desa Pendua Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Meski mengaku belum ada tawaran mengisi acara, sanggar Erat Emas memilih tetap aktif melakukan latihan dengan protokol kesehatan ketat.
Abdianto, Ketua Gendang Beleq Erat Emas mengungkapkan, pandemi Covid-19 harusnya tak menghalangi pelestarian seni tradisi.
Dikatakan, kendati sulit sebenarya masih ada beberapa opsi yang bisa dilakukan. Hal tersebut sekaligus menjaga semangat tetap produktif para pelaku kesenian di masa pandemi.
“Alhamdulillah kami tetap aktif latihan, tapi kita kurangi jadwal latihan dan mengikuti protokol kesehatan. Jadwal latihan yang sempit itu berdampak pada komunikasi atau shering dengan setiap anggota juga menjadi terbatas, terlebih lagi job menjadi kurang karena tidak diizinkannya acara yang mengundang kerumunan,” Kata Abdianto yang juga akrab disapa Uken, saat ditemui lombokjournal.com di kediamannya. Jumat (07/05/21).
Lebih jauh, Uken berharap ada upaya pemerintah memberikan ruang bagi pelaku seni tradisi eksis di sektor pariwisata KLU.
Tak seperti yang dialami selama ini, kesenian tradisi hanya untuk upacara adat atau uapara ritual.
Selain membuat kesenian tradisi tetap eksis, sinergi tersebut sebagai upaya memberi peran kesenian tradisional KLU untuk dunia pariwisata.
“Kami berharap, Gendang Beleq tidak hanya untuk acara adat saja. Tapi kami juga ingin Gendang Beleq ini sebagai daya tarik untuk mendorong kemajuan pariwisata alam yang ada di KLU ini,” ungkapnya.
BACA JUGA: Sumber Air Santong dan Sesait Volumenya Menyusut
Selain itu diperlukan dukungan lebih dari pemerintah dalam memperhatikan keberlangsungan seni tradisi yang ada.
Hal tersebut sekaligus jadi motivasi pelaku seni tradisi tetap bergairah, khususnya di masa sulit seperti sekarang.
Uken menjelaskan, rangsang motivasi tersebut diharapkan mengalir pada diri pemuda.
Karena banyak generasi muda yang dilihatnya tidak tertarik sebagai pelaku seni tradisi, salah satunya disebabkan kurangnya apresiasi pemerintah.
BACA JUGA: Mi6: Wayang Sasak Terancam Punah
“Kelompok Gendang Beleq ini kami pertahankan juga sebagai wujud kepedulian kami selaku pemuda dalam melestarikan budaya local. Selain itu kami juga berharap bahwa setiap generasi di KLU ini tetap semangat dalam melestarikan kesenian tradisional kita,” harapnya.
Han