Event LSGS 2018 yang dihajatkan untuk menarik wisatawan datang ke Lombok dan Sumbawa di masa low season Januari-Februari, cukup efektif dan memberi efek sangat positif
MATARAM.lombokjournal.com — Lombok Sumbawa Great Sale (LSGS) 2018 yang dimulai sejak 28 Januari hingga 28 Februari, sudah mulai terasa dampak positifnya bagi sektor Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hingga pertengahan event LSGS 2018, Rabu (14/2), Dinas Pariwisata NTB dan stakeholders kepariwisataan di NTB mencatat, prosentase tingkat hunian kamar hotel (Ocupancy) mengalami peningkatan berkisar 25-30 persen.
Selain itu, sejumlah paket wisata yang ditawarkan pelaku industri wisata di NTB juga tercatat naik transaksinya, dan sejumlah destinasi wisata buatan juga mulai mengalami trend tingkat kunjungan.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengatakan, event LSGS 2018 yang dihajatkan untuk menarik wisatawan datang ke Lombok dan Sumbawa di masa low season Januari-Februari, cukup efektif dan memberi efek sangat positif.
Sampai pertengahan event LSGS ini, kami lihat LSGS membawa dampak positif bagi pertumbuhan kunjungan.
“Indikatornya seperti meningkat ocupancy hotel, dan penukaran voucher yang sudah sesuai skema great sale,” kata Faozal, dalam keterangan pers bersama jajaran PHRI, ASITA, dan INCA, Rabu (14/02) di Mataram.
Faozal memaparkan, occupancy hotel saat ini di perkotaan atau city hotel tercatat rata-rata 60-70 persen, sementara di resort-resort wisata seperti Senggigi di Lombok Barat, dan Gili di Lombok Utara tercatat hingga 80-85 persen.
“Jadi ada peningkatan rata-rata 30 persen, dibandingkan dengan occupancy Januari. Meski peningkatkan ini tidak bisa dipastikan garis lurus bersama Great Sale, tapi kami yakin ini salah satu dampak positif gerat sale,” katanya.
Selain peningkatan kunjungan wisata domestik dan mancanegara yang terbaca dari tingkat hunian kamar hotel, event LSGS juga memberikan dampak positif bagi masyarakat di NTB, di Kota Mataram dan sekitarnya.
Masyarakat Mataram dan lokal NTB juga tercatat banyak yang mulai memesan paket-paket wisata, pesta perkawinan, pesta ulang tahun, hingga memilih destinasi dan hotel sebagai lokasi arisan.
“Ini membuktikan dampak positif LSGS juga, bagi masyarakat Mataram dan NTB umumnya, dan pasti dampak ini terasa bagi pelaku industri pariwisata kita,” kata Faozal.
Dinas Pariwisata NTB dan stakeholders kepariwisataan bersama dunia industri pariwisata di NTB meluncurkan LSGS 2018 pada 28 Januari 2018, dengan harapan meningkatkan kunjungan wisata ke NTB di saat low season tahun ini.
Sejumlah tawaran menarik dilemparkan untuk menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Mulai dari diskon harga, hingga bonus-bonus untuk para wisatawan yang berkunjung ke wilayah NTB selama periode 28 Januari hinbgga 28 Februari nanti.
Sedikitnya 137 merchant dan tenor yang ikut meramaikan LSGS 2018 ini. Itu semua terdiri dari city hotel & resorts hotel, restaurant, toko oleh-oleh, travel agent, taman rekreasi, hingga industri UMKM pariwisata, yang menawarkan diskon harga hingga 65 persen dari harga normal.
Ketua Putri NTB, sebuah organisasi pengelola destinasi wisata buatan dan rekreasi, Muhammad Thahrir mengakui, event LSGS 2018 bukan hanya menjadi ajang promosi dan trik menarik wisatawan domestik dan asing berkunjung ke NTB, tapi juga mengedukasi masyarakat NTB.
“Dari analisis kami selama LSGS, ternyata banyak juga masyarakat NTB sendiri yang belum tahu atau tidak tahu bahwa ada banyak destinasi-destinasi wisata yang harus dikunjungi di NTB ini. Jadi LSGS juga memberikan edukasi ke masyarakat kita sendiri,” katanya.
Menurut Thahrir, Lombok dan Sumbawa juga memiliki banyak destinasi buatan dan wahana rekreasi yang tidak kalah dengan yang ada di daerah lain.
Masyarakat lokal di NTB juga bisa memanfaatkan beragam keringanan harga untuk mengunjungi destinasi-destinasi itu selama LSGS berlangsung hingga 28 Februari nanti.
AYA