Menjenguk Husnul Khotimah, Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menegaskan agar tidak ada lagi korban lain yang mengalami kekerasan fisik dan mental di luar negeri.
MATARAM.lombokjournal.com — Kekerasan yang dialami Husnul Khotimah mengakibatkan luka fisik dan bathin yang cukup parah. Hal itu disampaikan Hj. Erica saat menjenguk Khusnul Khatimah, di RSUP NTB, Sabtu (15/04).
Istri Gubernur NTB menyampaikan, Khusnul tidak pernah mendapatkan gaji selama 11 tahun saat bekerja di Riyad, Arab Saudi. Justru yang didapat TKI asal Desa Puyung Lombok Tengah tersebut adalah kekerasan fisik dan pelecahan seksual dari majikannya. Khusnul tidak mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan dari PJTKI yang memberangkatkannya.
“Ini sangat memprihatinkan. Saya berdo’a, berharap dan mengajak kita semua untuk berikhtiar agar tidak ada lagi Husnul Khatimah yang lain, yang mengalami nasib seperti in,” ungkapnya.
Untuk menghindari terjadinya kasus-kasus serupa, Hj. Erica menghimbau seluruh calon tenaga kerja Indonesia untuk menempuh proses yang legal ketika ingin menjadi TKI ke luar negeri. Hj. Erica menilai, dengan jalur yang sesuai prosedur hukum maka pemerintah akan lebih mudah membantunya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Dalam melakukan apa pun, seperti bekerja di luar negeri untuk mencari nafkah dan lain sebagainya. Jangan melanggar hukum. Selalu tempuh jalur dan proses yang baik dan benar,” tegas Hj. Erica.
Bayi Kembar Siam
Selain menjenguk Husnul Khotimah, Hj. Erica juga menyempatkan diri membesuk bayi kembar siam asal Kabupaten Sumbawa. Dari kunjungan tersebut, diperoleh informasi mengenai kondisi terkini bayi yang lahir tanggal 5 April lalu tersebut. dr. Arsini Manfaati, selaku ketua tim perawatan bayi tersebut menuturkan bayi tersebut masih dalam tahap perawatan dan terus diobeservasi kondisinya setiap saat.
“Alhamdulillah, sampai saat ini bayi tersebut masih survive. Kami mempertahankan bayi itu semampu bayi itu sendiri. Kami terus mensupport asupannya, meskipun bayi ini dikategorikan un–survival atau tidak mampu bertahan lama,” jelasnya di hadapan istri Gubernur NTB.
Saat ini, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan tim dokter kembar siam Rumah Sakit Sutomo. Hal ini diperlukan untuk memperoleh informasi utuh terkait kembar siam yang pernah ditangani rumah sakit tersebut selama ini.
“Bayi ini memiliki dua tulang belakang atau dua tubuh yang menyatu. Hanya saja, hati, saluran pencernaan dan jantungnya satu. Hal ini yang menyebabkan bayi ini tidak bisa dioperasi pisahkan,” jelasnya.
Terkait itu, pihaknya hanya bisa mendukung asupan makanan bayi itu agar dapat bertahan hidup. Ditanya soal berapa lama bayi tersebut mampu bertahan, dr. Arsini tidak dapat memastikan.
Hanya saja, berdasarkan konsultasinya dengan dokter kembar siam RS. Sutomo, bayi yang mengalami kelainan seperti ini akan bermasalah di jantung. Sehingga menurutnya, dari segi medis bayi ini tidak dapat bertahan lama.
Rr