Industrialisasi bukan identik dengan pabrik-pabrik besar yang menyebabkan polusi atau yang menyebabkan urbanisasi dan lain sebagainya.
MATARAM.lombokjournal.com ~ Sejatinya dalam ilmu ekonomi ada yang disebut dengan daya industrialisasi sebagai proses penambahan nilai dari produk-produk atau komoditas tradisional masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah, dalam acara Ngaji Kebijakan Tentang Arah Ketenagakerjaan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika, yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (Himmah NWDI), melalui webinar, Senin (9/8/).
Dalam acara tersebut, gubernur memaparkan pentingnya industrialisasi sebagai arah kebijakan yang dapat memberikan angin segar bagi masyarakat. Pasalnya, pengangguran dan kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar yang kerap menjadi acuan dalam segala arah kebijakan pembangunan pemerintah.
“Misalnya, kita selama ini bangga menjual jagung ke luar daerah dengan berton-ton. Tapi sebenarnya, beberapa bulan kemudian bahwa jagung-jagung yang kita kirim akan kembali lagi menjadi pakan ternak dan menjadi bibit unggulan yang akan dibeli dengan harga mahal. Padahal semua bahan baku itu, berasal dari kita semua,” ujar Zulkieflimansyah.
BACA JUGA: Eco Office akan Diterapkan di seluruh OPD Provinsi NTB
Industrialisasi adalah kesadaran untuk tidak lagi bangga menjual produk-produk yang punya nilai tambah atau produk-produk mentah tapi harus diolah dengan nilai tambah yang lebih baik di daerah sendiri. Menjual jagung ke luar boleh-boleh saja, tapi tetap harus ada kesadaran untuk berani mendalami struktur industri dengan membuat pabrik pakan ternak.
“Namanya kalau buat pabrik memang butuh sains teknologi yang tidak semudah kita membalik telapak tangan, proses menambah nilai ikan segar menjadi ikan kering itu nggak gampang, jual bawang sama bawang goreng itu kelihatan sederhana tapi nggak gampang. Itu yang disebut dengan proses industrialisasi, ada pendalaman struktur industri dari komoditas tradisional atau punya nilai tambah rendah kepada nilai tambah yang lebih baik,” papar Zulkieflimansyah.
nn