Indeks

Gubernur NTB: Dewan Kebudayaan Harus Berpikir Besar

Pengukuhan pengurus Dewan Kebudayaan Daerah NTB  periode 2023-2028

Gubernur Zulkieflimansyah usai mengukuhkan dan berfoto bersama pengurus Dewan Kebudayaan Daerah NTB periode 2023-2028, di pendopo Gubernur, Jumat (16/06/23) / Foto: jm

Pengurus Dewan Kebudayaan Daerah NTB yang dikukuhkan Gubernur NTB, diminta berpikir besar dan mampu berkiprah global

MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB, Zulkieflimansyah berharap kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara Barat dikenal luas dan menjadi bagian penting dari peradaban dunia. 

Hal itu dikatakannya saat mengukuhkan pengurus Dewan Kebudayaan Daerah NTB periode 2023-2028, di pendopo Gubernur, Jumat (16/06/23).

BACA JUGA: LIMOFF 2023, Jadikan NTB Kiblat Tenun Dunia

“Dewan Kebudayaan Daerah harus berpikir besar. Bisa berkiprah di dunia global dengan identitas yang melekat sebagai orang NTB”, ujar Gubernur NTB yang biasa disapa Bang Zul.

Ditambahkannya, setiap orang harus memiliki peran penting dalam kepengurusan agar kebudayaan NTB tetap terjaga sebagai citra orang NTB. 

Fairuzzabadi, SH, Ketua Dewan Kebudayaan Daerah NTB mengatakan, strategi utama adalah pemajuan kebudayaan

“Artinya, seluruh perilaku kebudayaan kita harus mampu menyesuaikan dengan kekinian tanpa meninggalkan tradisi atau menafikan perubahan zaman,” jelasnya. 

BACA JUGA: BPKH di NTB Mudahkan Masyarakat Tunaikan Ibadah Haji

Dikatakannya, mempertahankan tradisi dan mengembangkan kebudayaan di era teknologi digital membutuhkan kearifan. 

Strategi kebudayaan menurut Fairuz adalah pelestarian, perlindungan, pengembangan,  pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan. 

Dewan Kebudayaan akan mengelola kekayaan budaya yang ada. Selebihnya adalah tugas kelompok kelompok masyarakat yang bekerja atas dasar kebudayaan, seperti tata kelola pertanian, perkebunan, transportasi, kesenian dan lain lain tetap memelihara tradisi yang baik. 

BACA JUGA: Memerangi Hoaks Tugas Stakeholder dan Masyarakat

Hadir pula dalam pengukuhan Dewan Kebudayaan Daerah, para Kepala OPD, perwakilan lembaga kemasyarakatan dan akademisi serta praktisi kebudayaan. ***

 

Exit mobile version