Indeks

Memerangi Hoaks Tugas Stakeholder dan Masyarakat

Bang Najam: tugas pemerintahan harus dilakukan sinergi dan kolaboratif

Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks terkait Isu Kesehatan di tujuh Kota di Indonesia di Lombok Plaza Convention & Hotel Mataram, Selasa (13/06/23) / Foto: her
Simpan Sebagai PDFPrint

Dalam memerangi hoaks jadi tanggung jawab semua elemen bangsa, yakni pemerintah, semua stakeholder dan nasyarakat

MATARAM.LombokJournmal.com ~  Tugas pemerintahan, pelayanan dan kemasyarakatan di era ini harus dilakukan secara sinergi dan kolaboratif. 

Termasuk memerangi Hoax, fakenews, hate speech di media sosial menjadi tanggung jawab dan peran kolaborasi bersama semua elemen bangsa.

Kadis Kominfotik NTB, Najamuddin Amy, yang akrab disapa Bang Najam, menyatakan itu pada Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks terkait Isu Kesehatan di tujuh Kota di Indonesia di Lombok Plaza Convention & Hotel Mataram, Selasa (13/06/23).

“Dalam teorinya itu ada tiga domain yang berperan agar negara dan pemerintahan dan  masyarakat kita ini maju yakni Government (Pemerintah), Private Sector (Dunia Usaha) dan Civil Society (Masyarakat). Masyarakat ini direfresentasikan oleh Komunitas, NGO dan kelompok2 pemerhati berbagai persoalan bangsa,” kata Bang Najam.

Ia mengingatkan, tiga unsur ini harus berperan.

Menurutnya, kegiatan Mafindo ini setidaknya telah meringankan tugas pemerintah. Semua unsur harus memiliki komitmen dan berkewajiban untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan yang masih rendah sampai dengan urusan berita bohong atau hoaks. 

“Saya sudah lama bertemu dengan banyak teman-temen CSO NGO baik dalam dan luar negeri terkait untuk mempasilitasi programnya ke Provinsi maupun di kabupaten/kota di NTB,” kata Bang Najam di hadapan seluruh Kepala Bidang lingkup Diskominfotik NTB dan puluhan peserta lainnya.

Menurut Bang Najam, sosialisasi, edukasi dan penyebaran informasi masif oleh Diskominfotik terkait pencegahan dan penanggulangan informasi hoaks ini, sudah dilakukan dan terus berkelanjutan. 

Karena itu dari tujuh kota di Indonesia yang menjadi sasaran kegiatan Mafindo ini, tidak salah memilih Provinsi NTB. Seluruh stakeholder dilibatkan. 

Ia mencontohkan, salah satu bukti nyatanya itu sangat erat kaitannya dengan kesehatan yakni keterlibatan Dinas Kominfotik NTB dengan membuat Aplikasi Corona pada saat Covid-19 dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada.

Ia juga menyebut contoh lain seperti menyebarnya berita hoaks di tahun 2019, dimana akan terjadi gempa besar di selatan Lombok. 

Tentu saja dengan berita hoaks tersebut berdampak negatif bagi pada seluruh aktivitas keseharian masyarakat bahkan melumpuhkan roda perekonomian masyarakat.

“Karena itu saya mengajak kita semua untuk tetap berjuang dan menjadi yang terdepan dalam melawan dan memerangi hoax ini. Karena jangan sampai NTB ini rugi karena persoalan berita hoaks yang menyesatkan dan merugikan semua pihak,” katanya.

Manager Patnership Mafindo Pusat Dewi Sari melaporkan, tujuan acara ini diskusi bagi penguatan penanganan dan pencegahan informasi hoaks, khususnya di Kota Mataram. Selain itu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemahaman isu kesehatan dan cara menyikapinya. 

Selanjutnya, membangun kepedulian pemangku kepentingan setempat melalui aksi nyata dalam menangani hoaks pada isu kesehatan (kejadian ikutan pada pasca Imunisasi, kesehatan Ibu dan Anak, Vaksin dan penyakit tidak menular lainnya. 

Menghasilkan kesepakatan bersama untuk tindak lanjut di lapangan dan pada diskusi berikutnya akan dilakukan pembahasan  lebih jauh mengenai hasil dari tindaklanjut ini. ***

 

 

Exit mobile version