LOTENG.lombokjournal.com — Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah SE M. Sc langsung turun ke desa dan dusun untuk mengedukasi dan mengampanyekan pola hidup sehat.
Terutama edukasi pencegahan stunting bagi para orang tua, anak dan remaja.
Hari Jumat (13/03/2020) ini, istri Gubernur NTB itu bertandang ke Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Di halaman kantor desa setempat, Hj. Niken bersama sejumlah pengurus Tim Penggerak PKK dari seluruh kabupaten/kota se-NTB, memberikan motivasi serta mengajak masyarakat untuk mencegah stunting sejak dini.
Gerarakan TP PKK NTB merupakan bukti Pemerintah Provinsi NTB yang sedang giat-giatnya mengedukasi masyarakat guna sama-sama mencegah stunting, tidak sendiri.
Berbagai program untuk menurunkan angka stunting itu telah digagas. Di antaranya Posyandu Keluarga, Minum TTD dalam Kegiatan Aksi Bergizi, sarapan bersama, Generasi Emas NTB, Gerakan Buang Air Sembarangan Nol dan Da’i Kesehatan.
“Anak gadis yang masih muda-muda, yang akan menjadi calon ibu juga harus diperhatikan asupan gizinya dan kesehatannya. Mereka harus dididik menjadi calon ibu yang baik, bertanggung jawab.
Sehingga anak-anak pun nanti bisa terhindar dari masalah stunting, karena masalah stanting itu dimulai sejak dalam kondisi ibu hamil,” katanya di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.
Kalau anak-anak perempuan itu tidak dididik dan tidak diberikan pemahaman untuk menjadi calon ibu yang baik serta tidak sehat, maka potensi untuk melahirkan anak yang tidak sehat bisa terjadi.
Karena itu katanya, pencegahan stunting, di samping menerapkan pola hidup sehat, juga perlu dukungan dan kerjasama semua pihak.
“Tidak mungkin Pak Kades dan aparat saja pak camat dan PKK saja yang melakukan. Perlu dukungan semua yang ada di sini. Tidak akan berhasil tanpa dukungan semua,” tegasnya.
Hj.Niken juga mengajak masyarakat untuk gemar makan ikan. Karena ikan memiliki sumber protein yang tinggi. Setidaknya sekali dalam sehari.
Kepala Desa Mertak, Satria melaporkan, jumlah stunting di desanya sebanyak 105 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2019 lalu yang mencapai 117 orang.
“Masalah stunting itu bukan hanya masalah makanan. Bisa saja dari gangguan psikologisnya, karena ditinggal meninggal dunia oleh orang tuanya. Atau karena orang tuanya ke luar daerah. Jadi, bukan hanya kekurangan makanan semata,” ungkpanya.
Ia berharap, semua komponen masyarakat dan pemerintah dapat bergotong royong menanggulangi masalah stunting tersebut. Mulai dari pemerintah provinsi, hingga dusun dan RT.
Pada kesempatan tersebut, Hj. Niken menyerahkan bibit tanaman sayur-sayuran kepada masyarakat.
Tidak hanya bibit, Ketua Forikan NTB itu juga menyerahkan makanan asupan gizi untuk ibu hamil dan anak-anak.
AYA/HmsNTB