Bunda Niken: di Dompu Kekerasan terhadap Perempuan Tertinggi 

Road Show di Dompu, Bunda Niken ungkapkan tahun 2020, di Dompu kasus kekerasan terhadap perempuan menempati posisi teratas

DOMPU.lombokjournal.com ~ Angka kekerasan terhadap perempuan di Provinsi NTB mengalami kenaikan secara konstan. 

Tahun 2020, jumlah angka kekerasan terhadap perempuan mencapai  363 kasus.

Bunda Niken atau Hj. Niken Saptarini Widiyawati Zulkieflimansyah,  Ketua TP.PKK Provinsi NTB memaparkan data itu saat memandu acara road show Kajian Bareng (Kabar) Bunda Niken melalui hybrid dan offline, Rabu (25/05/22) di aula pendopo Bupati Dompu.

Bunda Niken mengungkapkan angka kekerasan terhadap perempuan
Hj Niken Saptarini Widyawati

Ia tengah melakukan kunjungan kerjanya ke Kota Bima, Kabupaten  Bima dan Dompu, “Kabupaten Dompu, pada tahun 2020 yang lalu merupakan daerah yang menempati posisi teratas, dengan 26 kasus kekerasan perempuan lebih banyak dibanding daerah lain,” kata Bunda Niken.

Tapi tahun 2021, angka kekerasan di kabupaten Dompu tersebut mengalami penurunan menjadi 22 kasus.

Namun secara keseluruhan di NTB, pada tahun 2021,  angka kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami kenaikan hingga 462 .

BACA JUGA: Program TP PKK Diminta Selaras dengan Pemerintah Daerah

Diperlukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada kaum perempuan dan masyarakat, agar membangun kesadaran kolektif.

“Sehingga bentuk kekerasan itu dilakukan tidak hanya bentuk fisik, namun secara psikis, seksual dan ekonomi. Termasuk ekploitasi dan juga kekerasan lainnya,” jelas Bunda Niken.

Masyarakat juga harus lebih memahami hak-hak perempuan, sehingga tidak lagi terjadi angka kekerasan terhadap perempuan.

Keluarga merupakan tempat asuh yang baik untuk mendidik dan saling mencintai bagi orang tua, untuk mengajarkan anak tentang menghargai, melindungi serta menghormati hak perempuan dan anak.

“Betapa pentingnya keluarga dan peran orang tua untuk hal ini,” tutur Bunda Niken.

Saling memahami

Ketua PKK Kab. Dompu Hj. Lilis Suryani Kader Jaelani mengatakan, bersama gabungan organisasi wanita, selalu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak dan remaja.

“Lebih utama adalah saling memahami dan percaya dalam keluarga. Begitupun dalam lingkungan masyarakat agar perempuan juga dihormati haknya,” kata Lilis.

Ditambahkan, perempuan tidak pernah  mengharapkan apapun bentuk kekerasan terhadap perempuan. 

Namun kejadian seperti ini masih saja terjadi disekiling kita. Baik terjadi akibat adanya laporan atau tanpa diketahui oleh publik.

Psikolog Klinis UPTD PPA Dompu, Najwah Naeli, S.Psi. M.Psi menjelaskan, pada perempuan dapat pada sisi positif.  Artinya dari rahim perempuanlah terlahir generasi penerus. 

Kekerasan ini juga disebabkan oleh banyak faktor, adanya perbedaan perempuan dan pria, pendidikan, gangguan mental dan sebagainya.

“Faktor ini menjadi salahsatu perempuan menjadi korban kekerasan,” terang Najwah Naeli.

BACA JUGA: Penembakan Texas, 19 Siswa dan 2 Guru Tewas

Termasuk juga akibat pengasuhan yang otoriter dan keras dalam keluarga, dan biasanya sering dilakukan oleh orang tua laki-laki atau bapak.

Sehingga ketika anak sudah mulai memasuki umur 10 tahun, ia akan mulai milih untuk modeling atau mengikuti gaya salahsatu anggota keluarganya.

“Misalnya ayah yang melakukan pemukulan terhadap ibu, maka anak akan merekam dalam benaknya dan berpikir bahwa bila ada masalah maka kekerasanlah yang dilakukan,” ujarnya.

Kepala DP3AP2KB Kab. Dompu Hj. Shelly Andayani mengatakan, untuk menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak butuh kerjasama dan sinergi semua pihak.

“Seluruh komponen masyarakat, OPD, organisasi wanita, TP.PKK, aparat keamanan untuk memberikan edukasi dan bersama secara masif mensosialiasikan hak perempuan,” ajaknya.

Karena memang berdasarkan data, angka kasus kekerasan di Dompu masih tinggi. Maka kepedulian semua pihaklah kunci untuk ini semua.

Duta Genre NTB asal Dompu, Muh. Aditya mengatakan, kekerasan terjadi akibat masih ada stigma bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan.

“Misalnya, pria masih anggap perempuan lemah, padahal orang hebat itu terlahir dari perempuan hebat,” kata Adit.

Maka, kepedulian dan tindakan yang baik dari orang dewasa serta masyarakat menjadi contoh bagi anak, remaja dan generasi muda dimasa yang akan datang.

Hadir pada kegiatan tersebut Pimpinan DPRD, Sekda, Kepala OPD, Camat, Kepala Desa, DW, GOW dan ketua TP. PKK Kecamatan dan desa se Kabupaten Dompu. ***

 

 




Program TP PKK Diminta Selaras dengan Pemerintah Daerah

Peringatan HKG di Dompu, Bunda Niken ingatkan program TP PKK agar selaras dengan program Pemerintah Daerah 

DOMPU.lombokjournal.com ~ TP. PKK diminta menyelaraskan program-programnya  dengan kebijakan pemerintah melalui program kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widiyawati mengingatkan itu di aula Pendopo Bupati Dompu, Rabu (25/05/22)

Bunda Niken melakukan Road Show kunjungan kerja di Dompu, yang dirangkai dengan peringatan hari kesatuan gerak (HKG) tingkat Kabupaten Dompu. 

HKG PKK ke-50 tingkat kabupaten Dompu, yang merupakan tidaklanjuti peringatan HKG PKK tingkat provinsi NTB telah dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2022 yang lalu di mataram.

Mengingatkan perlunya menselaraskan program TP PKK dengan OPD

“Sinergitas dan kemitraan program antara PKK dan OPD termasuk instansi lainnya merupakan perwujudan akar budaya kita,” katanya.

Saat itu hadir Bupati Dompu, Ketua TP. PKK Dompu Hj. Llis Suryani dan Ketua GOW Dompu, Faridah H. Syahrul Parsan.

BACA JUGA: Joki Cilik Jadi Bahasan Ramai dalam Program Kabar Bunda Niken

Disampaikan Bunda Niken, TP. PKK Provinsi NTB telah melakukan rapat klinis sinergitas dengan OPD Provinsi NTB pada bulan Februari 2022 yang lalu. Ia berharap TP. PKK di Dompu juga bisa melaksanakan hal sama untuk menyamakan program.

Sehingga, dalam upaya mengatasi permasalahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, dapat teratasi dengan program-program yang bersifat strategis dan prioritas. 

“Seperti pembinaan karakter, pendidikan dan peningkatan ekonomi, penguatan ketahanan,  kesehatan keluarga dan lingkungan,” kata Bunda Niken.

Gerakan PKK di indonesia telah dilaksanakan selama 50 tahun dan pada diperingati hari kesatuan gerak (HKG) PKK  ke-50 ini, sebagai tahun emas gerakan PKK dengan tema “Limapuluh tahun gerakan PKK: Berbakti untuk bangsa berbagi untuk sesama”.

Tema tersebut diharapkan melekat dalam hati sanubari jajaran pengurus TP. PKK dan seluruh kader PKK. Dan jadi tekad bersama dalam pengabdian mengelola gerakan PKK secara berjenjang menuju NTB gemilang.

Selaras dengan visi misi pembangunan Kabupaten Dompu

Sementara itu, Bupati Dompu Kader Jaelani menyampaikan, sebagai mitra pemerintah, TP. PKK harus mampu berperan aktif dalam menuntaskan permasalahan dan tantangan yang semakin kompleks.

“Apalagi kita masih dihadapkan pada isu strategis nasional seperti degradasi moral, tingginya angka stunting, pandemi Covid 19, kerusakan lingkungan serta isu lainnya,” kata Bupati.

Program OPD dan PKK harus bersinergi, dengan prioritas menuntaskan berbagai persoalan tadi, baik itu program daerah dan nasional.

Lebih lanjut dikatakan Bupati, roadshow kunjungan kerja TP. PKK Provinsi, selain  harus selektif, efisien, efektif,  namun mampu menyentuh dan menjawab kebutuhan masyarakat.

“Saya harap, program dan kegiatan PKK Provinsi maupun Kabupaten Dompu dapat diselaraskan dengan visi misi pembangunan Kabupaten Dompu,  pada terwujudnya kehidupan keluarga yang lebih maju, bahagia, sehat dan sejahtera,” ujar Kader Jaelani

Sementara itu, Ketua TP. PKK Kabupaten Dompu Hj. Llis Suryani Kader Jaelani mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi kepada Ketua TP. PKK Provinsi NTB yang memilih Kabupaten Dompu sebagai tempat untuk puncak peringatan HKG ke-50.

“Terimakasih telah menyambangi dan membersamai kami Ibu ketua TP. PKK Provinsi NTB,” kata istri Bupati Dompu.

BACA JUGA: Progres MXGP Berjalan Baik, Pelaksanaan Sesuai Jadwal

Kunjungan ini menjadi penyemangat dan motivasi bagi TP. PKK se Kabupaten Dompu, agar lebih optimal mensukseskan program PKK dan membantu program serta visi misi Pemerintah Daerah. 

Di penghujung acara dilakukan pemberian penghargaan kepada TP. PKK Kabupaten Dompu yang melaksanakan sosialisasi secara aktif, dan melalui kegiatan bakti sosial HKG PKK ke 50, membagikan paket sembako kepada pasukan kebersihan kota, lansia dan ibu hamil. 

Sebelum peringatan HKG, di halaman aula pendopo Bupati Dompu, Ketua TP. PKK Provini NTB juga meninjau stand pelayanan KB gratis, display diversifikasi pangan lokal, dan stand UP2K PKK di halaman Kantor Bupati Dompu.***

 




Keberhasilan Program TP. PKK, Ditentukan Peran Ketuanya

Kunker Ke Kota Bima, Ketua TP PKK Provinsi NTB mengingatkan, keberhasilan berbagai program TP. PPK di kuncinya adalah peran ketuanya

KOTA BIMA.lombokjournal.com ~ Ketua TP. PKK kecamatan dan kelurahan se-Kota Bima diingatkan, betapa penting perannya untuk keberhasilan program dalam lembaga di daerah.

“Kunci Keberhasilan Program TP. PKK disuatu wilayah atau daerah tergantung peran seorang ketua,” pesan Bunda Niken

Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widiyawati Zulkieflimansyah mengingatkan itu pada rangkian kunjungan kerja (Kunker) TP. PKK Provinsi NTB, Senin (23/05/22) di Gedung Seni dan Budaya Kota Bima.

Menurutnya, sukses dan lancar atau tidaknya berbagai program TP.PPK di suatu daerah salah satu kuncinya adalah keberadaan dan peran ketuanya. 

BACA JUGA: Pangan Lokal Berbahan Sorgun, Pengganti Karbohidrat

Maka Ibu-ibu TP. PKK di kota Bima harus memegang teguh dan memahami tupoksi dan perannya dalam sebuah organisasi. 

Salahsatunya dalam mendampingi suami dalam menjalankan tugas sebagai seorang ketua TP. PKK. 

Banyak program-program pemerintah dari pusat hingga di kelurahan, harus ikut dibantu dan disukseskan oleh lembaga seperti TP. PKK, yang memiliki jaringan luas, dan banyak hingga tersebar ke tingkat  keluarga.

Mengingatkan keberhasilan TP PKK

“Jadi satu-satunya organisasi yang bisa masuk hingga keluarga adalah PKK,” Bunda Niken.

Dengan adanya Dhasawisma diharapkan pengelolaan tiap keluarga, semakin terorganisir.

Dan makin banyak keluarga yang merasakan manfaat dari program PKK.

“Kita ingin ketua PKK menyadari, dirinya sangat penting, memiliki posisi yang luar biasa, yang akan menggerakan kesejahteraan pemberdayaan ibu-ibu diwilayahnya masing-masing,” pesannya.

Program PKK tidak hanya satu, namun ada 10 program PKK yang harus dilaksanakan bersama-sama.

Ia berharap pengurus dalam TP. PKK dapat bergerak dan berkoordinasi menggerakan program-program PKK. Sehingga lembaga ini harus memiliki sekretariat, plan nama lembaga, atribut, pengurus dan program kerja.

Apalagi, TP. PKK adalah mitra utama pemerintah. Baik pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan  hingga Pemerintah tingkat Desa dan Kelurahan. 

Begitu besarnya pengaruh dan keberadaan TP. PKK telah disebutkan oleh Presiden dan Menteri Dalam Negeri dalam berbagai kesempatan.

Sementara itu, Ketua TP. PKK Kota Bima Hj. Elly Alwain Muhammad Lutfi menyampaikan, menindakkanjuti program TP.PKK Provinsi, pihaknya terus bersinergi dengan TP. PKK kecamatan hingga kelurahan.

“Untuk terus menguatkan untuk program dasawisma dan program kerja PKK,” kata istri Walikota Bima ini.

BACA JUGA: Tim Riset ITI akan Meneliti Ciguatera di Gili Matra

Penguatan program kerja seperti Posyandu Keluarga, pelayanan KB, penyuluhan keluarga dan 10 program PKK untuk bersama mewujudkan NTB Gemilang.

Usai  kegiatan tersebut Ketua TP.PKK Prov. NTB secara simbolis menyerahkan bibit tanaman keluarga kepada Ketua TP.PKK Kota Bima dan penyerahan bantuan kerawanan pangan sebanyak 40 paket, kepada 6 orang perwakilan dari lansia, ibu hamil dan balita kurang gizi. 

Serta meninjau pelayanan KB serta display diversifikasi pangan lokal. 

Turut mendampingi ketua TP. PKK Prov. NTB  dalam kunker ke Pulau Sumbawa yaitu Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu yaitu, Dinas Ketahanan Pangan Prov. dan BP3AP2KB Provinsi NTB. 

Hadir juga pada kegiatan tersebut, Kepala BNN Bima, Kepala OPD lingkup Pemkot Bima, IBI Kota Bima, DKP Kota Bia dan UP2K PKK Kelurahan Rabanggodu Utara. ***

 

 




Pangan Lokal Berbahan Sorgum, Pengganti Karbohidrat

Kunker ke Kota Bima, Ketua PKK NTB mendorong TP PKK setempat mengembangkan pangan lokal pengganti karbohidrat untuk pemenuhan gizi keluarga

BIMA.lombokjournal.com ~ TP. PKK se Kota Bima, didorong mengembangkan panganan lokal, sebagai pengganti karbohidrat pemenuhan gizi, untuk keluarga.

“Ibu-ibu harus terus kembangkan dan berinovasi membuat kuliner berbasis panganan lokal,” kata Bunda Niken.

meninjau Display Meninjau diversifikai Pangan Lokal

Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widiyawati mengatakan itu, ketika mencoba kuliner berbahan dasar sorgum.

Ia didampingi Ketua TP. PKK Kota Bima Hj. Elly Alwain Muhammad Lutfi, saat meninjau Display Diversifikai Pangan Lokal dan Penilaian Pemeran UP2K-PKK, dalam rangkian roadshow kunkernya, Senin (23/05/22) di kota Bima.

BACA JUGA: Tim Riset ITI akan Meneliti Ciguatera di Gili Matra

Display produk yang ditampilkan ibu PKK sangat bagus, namun mestinya masih banyak potensi yang bisa dikembangkan.

Apalagi Kota Bima kaya akan pangan lokal.  

Potensi pangan lokal bisa itu dimanfaatkan dan diolah jadi makanan lokal khas daerah, yang memiliki cita rasa khas dan bernilai gizi tinggi.

“Contohnya sorgum atau witi (bahasa bima) dapat dimasak menjadi bubur, sushi dan olahan pangan lainnya,” ujarnya.

Bunda Niken berharap pangan lokal ini menjadi makanan favorit di lingkungan keluarga. Dan peran ibu-ibu PKK secara masif mengkampanyekan konsumsi panganan lokal ini.

Sementara itu, Ketua TP. PKK Kota Bima Hj. Elly Alwain Muhammad Lutfi, mengapresiasi kepedulian ketua TP.PKK Prov. NTB terhadap produk olahan panganan lokal.

BACA JUGA: Rumah Bahasa 2922, Ada Kelas Khusus untuk Pelaku UMKM dan Pariwisata

“Kami terus mendorong untuk berkreasi membuat panganan lokal lebih disukai dilingkungan keluarga dan masyarakat,” kata Ummi Ely.***

 

 




Wagub NTB Apresiasi Produktivitas Organisasi Wanita 

Kata Wagub NTB, produktivitas organisasi-organisasi wanita di NTB jadi resep survive untuk NTB

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi produktivitas berbagai organisasi wanita di NTB, seperti Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), PKK, dan Dharma Wanita dalam proses pembangunan.

Ia menyampaikan itu saat mengahdiri acara Halal Bihalal Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur Provinsi NTB, Kamis (19/05/22).

Wagub NTB mengapresiasi organisasi wanita
Wagub Sitti Rohmi

BACA JUGA: Wagub: Rekomendasi DPRD NTB Jadi Koreksi Konstruktif

“Saya melihat produktivitas daripada BKOW dan juga organisasi-organisasi wanita yang ada, seperti PKK dan Dharma Wanita di masa pandemi,” kata wagub.

Itulah yang menjadi resep kita kenapa bisa survive untuk NTB, tambahnya.

Walaupun masih banyak masalah yang datang silih berganti, namun dengan semangat, kekompakan, sinergi dan kolaborasi bersama, seluruh masalah akan dapat teratasi dengan baik.

“Walaupun memang masih ada masalah, tapi insyaAllah kalau kita semangat, tetap kompak, bersinergi, kolaborasi dan kerjasama, tidak ada yang berat,” tambahnya.

Ummi Rohmi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi wanita, pemuda dan para stakeholders atas dukungannya terhadap pembangunan di NTB.

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi NTB mengucapkan terima kasih kepada BKOW, PKK Dharma Wanita dan semua Organisasi Wanita, NGO, dan Organisasi Pemuda yang telah betul-betul mensupport pembangunan di NTB,” tutur Ummi Rohmi.

BACA JUGA: Sukses itu Hasil Kerja Keras, Ini Pesan Wagub NTB

Turut hadir pada acara tersebut, yaitu TGH. Ahmad Zainuri., M.H, Ibu Danlanud Provinsi NTB, Ketua Dharma Wanita Provinsi NTB dan seluruh Pimpinan BKOW Provinsi NTB. ***

 

 




Pelakor, Kenapa Hanya Perempuan yang Disalahkan?

Pelakor itu cap yang diberikan untuk perempuan yang selalu menjadi pihak paling disalahkan dalam kasus perselingkuhan, seolah-olah laki-laki yang terlibat pihak yang pasif, benarkah?

lombokjournal.com ~ Perempuan simpanan atau perempuan yang menjadi ‘cinta kedua’ seorang suami, dalam istilah kekinian disebut sebagai pelakor (perebut laki orang). 

Bagi perempuan umumnya, istilah ini sungguh menyakitkan. Betapa tidak?

Sebab dengan istilah pelakor itu berarti pihak perempuan saja yang berperan sangat aktif. Bagaima dengan peran laki-laki (kita sebut saja pihan yang juga berburu ‘cinta kedua’?).

Itulah soalnya. Dengan adanya istilah pelakor, secara tidak langsung akan dikatakan bahwa seakan-akan laki-laki yang sebenarnya juga terlibat itu adalah pihak yang pasif. Apakah ini seperti anak-anak yang merebut mainan dari temannya?

BACA JUGA: Warga Mareje Kembali ke Kmapung Halamannya

Istilah pelakor itu muncul karena dalam kasus perselingkuhan hanya perempuan yang menjadi pelaku aktif, bagaimana dengan laki-laki yang terlibat dalam perselingkuhan itu?

Dalam kasus perselingkungan tidak mungkin ada hasrat yang muncul dari salah satu pihak semata. Perselingkuhan bisa ada atau terjadi karena peran aktif kedua belah pihak. Dengan kata lain, dalam kasus perselingkuhan memang tidak cuma satu pihak yang bersalah, tapi si perempuan dan laki-laki. Nah.

Istilah pelakor juga secara umum digunakan seolah-olah hanya ada pelaku tunggal yang aktif yakni perempuan. Laki-laki secara terang-terangan absen dalam cerita tersebut. 

Dari sudut kebahasaan, istilah ini meminggirkan perempuan atau mempermalukan perempuan. Sama sekali tidak menyalahkan laki-laki yang sebenarnya ikut berperan aktif dalam kasus perselingkuhan itu. 

Perempuan selalu menjadi pelaku tunggal yang harus disalahkan dalam sebuah perselingkuhan. Jika istri berselingkuh maka perempuan akan disalahkan, jika suami berselingkuh maka pihat atau ‘orang ketiga’ yaitu perempuan juga yang disalahkan. 

Label pelakor kemudian disandangkan kepada perempuan, seolah laki-laki yang terlibat dalam hubungan tersebut bebas dari dosa.

Mirisnya perundung dengan menyebut perempuan selaku orang ketiga dalam suatu hubungan sebagai pelakor yang marak di media sosial, kerap dilakukan oleh perempuan juga. 

BACA JUGA: Aksi Blokir Jalan 4 Hari, 10 Provokator Ditangkap

Seakan-akan tindakan tersebut adalah hukuman yang pantas bagi perempuan yang menjadi ‘orang ketiga’ dalam sebuah hubungan. ***

 




Organisasi Perempuan NTB Diajak Sukseskan Program Pemerintah

Organisasi perempuan diharapkan jadi garda terdepan ajak masyarakat melestarikan lingkungan

LOBAR.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., berharap peran organisasi wanita di Provinsi NTB dapat membantu menyukseskan berbagai program pemerintah. 

Di antaranya pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan dan pencegahan stunting.

organisasi perempuan diajak bantu program pemerintah
Wagub Sitti Rohmi

“Saya sangat yakin organisasi perempuan bisa membantu program – program di NTB, termasuk juga pemberdayaan ekonomi. Wanita – wanita yang berdaya yang bisa menghasilkan sesuatu, yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya, keluarganya, umat, bangsa dan negara,” tutur Ummi Rohmi.

Ia mengatakan itu saat memberikan sambutan dalam Halal Bihalal bersama yang tergabung dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) NTB, Puantiara Lombok, Majlis Ta’lim Nur – Raudoh dan Perempuan Bintang Keluarga (Puan Tang – Ga). 

BACA JUGA: Persiapan MXGP, Matangkan Akomofasi dan Infrastruktur

Pada acara yang bertajuk “Mempererat dan Senantiasa Menjaga Silaturahmi” yang berlangsung di Hotel Aruna, Selasa (10/05), Ummi Rohmi juga memberikan perhatian pada kampanye pengelolaan limbah rumah tangga. 

Ia berharap agar seluruh organisasi perempuan di NTB agar dapat menjadi garda terdepan dalam mengajak masyarakat untuk terus melestarikan lingkungan, dengan cara menjaga kebersihan dan memilah sampah yang dilakukan mulai dari rumah. 

“Kita sangat berharap agar IWAPI bersama dengan seluruh organisasi perempuan yang lainnya  berada didepan untuk bagaiamana kita sama – sama mengkampanyekan  agar ibu – ibu dirumah dapat melakukan pemilahan sampah dari rumah,” jelasnya.

Adanya sampah bukan menjadi suatu musibah, melainkan sumberdaya apabila dari awal sudah dilakukannya pemilahan sampah, sehingga sampah organik dapat menjadi pupuk dan sampah anorganik dapat diolah di Bank Sampah.

Selain itu, Ummi Rohmi juga membahas terkait masalah stunting di Provinsi NTB, saat ini pendataan balita stunting di NTB dapat dilakukan di puskesmas by name by address.

BACA JUGA: Peran BKAD di Balik Opini WTP untuk Lombok Utara

“Alhamdulillah di NTB ada program revitalisasi posyandu, sekarang kasus stunting di NTB sudah terdata secara by name by address, jadi semua posyandu di NTB memiliki data balita stunting. Kemudian data itu di input dipuskesmas, sehingga kita sudah 100 persen dapat menginput data stunting tersebut, di NTB datanya sebanyak 19,23 persen, jadi kalau selama ini kita mendapatkan data sebanyak 33 persen atau 34 persen itu didapatkan dari data survey yang dilakukan 5 tahun sekali,” ungkapnya.***

 

 




Bunda Niken Sambut Baik “Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita”

Bunda Niken menganggap ‘gerakan bersih-bersih rumah kita’ sebagai suntikan yang menggerakkan Tim PKK

MATARAM.lombokjournal.com ~ “Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita” yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB mendapat sambutan baik dari Gerakan PKK.

Ketua Tim Penggerak (TP)-PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah siap mensukseskan gerakan tersebut.

Bunda Niken menyampaikan, “Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita” seperti suntikan yang menggerakkan Tim PKK.

Bunda Niken sambut baik inisiatif Dinas LHK

“Satu suntikan kembali untuk menggerakkan Tim PKK dalam mewujudkan “Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita,” ujar Bunda Niken saat menerima audiensi Dinas LHK Provinsi NTB di Pendopo Gubernur NTB, Kamis (28/04/22).

Senada dengan itu, Kepala Bidang PSPPL Dinas LHK Provinsi NTB, Firmansyah, S.Hut., M.Si menyatakan, branding tentang Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita harus terus dilakukan untuk mengurangi sampah.

BACA JUGA: Jelang Idul Fitri, Harga Bapok di Beberapa Pasar di NTB Stabil

“Dalam melakukan pengurangan sampah, kampanye atau brandingnya dapat disampaikan terus-menerus agar masyarakat luas paham betul tentang pentingnya Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita ini,” jelas Firmansyah.

Sebagai informasi, Gerakan Bersih-Bersih Rumah Kita merupakan sebuah gerakan untuk membangun inisiatif dan partisiasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui edukasi. 

Tujuan gerakan tersebut untuk branding Gerakan Pilah dan Olah Sampah dari sumbernya, meningkakan jumlah local champion di daerah. 

Selain itu juga meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah dari rumah, meningkatkan cakupan edukasi dan meningkatkan angka pengurangan sampah.

TP PKK Provinsi NTB digandeng sebagai mitra penggerak utama, karena memiliki struktur organisasi hingga ke tingkat Desa/kelurahan. 

BACA JUGA: Mudik Lebaran 2022, Transportasi Dijamin Aman dan Lancar

Harapannya, para Kader PKK dapat memperluas cakupan wilayah edukasi Gerakan Pilah Olah Sampah hingga tingkat Rumah Tangga secara efektif dan efisien. ***

 

 




Jenazah Perempuan Warga Lobar Ditemukan di Pantai Setangi

SAR Mataram terjunkan Tim Rescue bersama untuk proses evakuasi jenazah perempuan 

KLU.lombokjournal.com ~ Jenazah perempuan warga RT 04 Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten  Lombok Barat, ditemukan di pantai 3 setangi Dusun Setangi Desa Malaka Kec. Pemenang kab. Lombok Utara, Jum’at (15/04/22) sekitar pukul 09.00 Wita.

Pihak kepolisian mengidentifikasi jenazah perempuan itu bernama dr. Rika Hastuti Setyorini, kelahiran 18 Januari 1984, pertama kali ditemukan oleh nelayan yang sedang memancing bersama keluarganya.

Setelah menemukan jenazah itu, nelayan tersebut memberitahukan ke penjaga pantai, Gusti Kadek Suarjana.

Kadek Suarjana selanjutnya melaporkan temuan jenazah itu ke Polsek Pemenang saat itu juga.

Tim SAR Matarambantu evakuasi jenazah perempuan

Sementara itu, Kantor SAR Mataram menerima Informasi itu dari pihak kepolisian. Jenazah yang ditemukan dalam keadaan terlentang di atas batu pinggir pantai. 

BACA JUGA: Safari Ramadhan Pj Sekda KLU di Masjid Assalam, Bayan

“Kami berangkatkan tim rescue untuk membantu proses evakuasi bersama potensi SAR yang sudah berada di lokasi penemuan,” kata Nanang Sigit PH, Kepala Kantor SAR Mataram.

Bersama dengan unsur dari TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, warga setempat, dan lainnya mengevakuasi jenazah dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Menurut keterangan dari keluarga yang ditemui di lokasi, korban pergi meninggalkan rumah pada hari Kamis (14/04/22) pukul 14.30 wita. 

Ia keluar rumah dengan mengendarai motor Yamaha jupiter Z warna putih nomor polisi  DR 6980 HN, baju warna biru, sandal jepit warna putih hijau, dan jilbab warna coklat .  

Menurut keterangan dari suami korban, Listianto Ardi, korban mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2006. Pihak keluarga sudah sering mengambil tindakan pengobatan ke Rs jiwa Selagalas. ***

BACA JUGA: Rakor Sinkronkan Data Kepemudaan dan Olahraga di KLU

 




Sate Tanjung, Cita Rasa Kuliner Khas  Lombok Utara

Sate ikan khas Tanjung, Lombok Utara, tidak kalah sedapnya untuk dinikmati seperti juga sate daging. Sate khas Tanjung dengan bahan baku ikan laut ini, di Lombok dikenal dengan sebutan sebagai SATE TANJUNGIni petualangan kuliner Naniek I Taufan  di Lombok Utara

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Orang menyebutnya demikian karena sate ini, puluhan tahun yang lalu, memang berasal dari Tanjung, ibukota Kabupaten Lombok Utara. 

Tidak ada yang mengetahui secara pasti, sejak kapan sate ikan laut ini menjadi salah satu pilihan menu masyarakatnya. 

Berbagai sumber hanya menyebutkan bahwa mereka mendapat ilmu membuat Sate Tanjung, dari orang tua mereka sebelumnya secara turun-temurun.

Ini diungkapkan Ibu Nining yang menjual sate ikannya di emperan toko di Tanjung

“Dari kecil saya sudah ikut membuat sate ikan bersama orang tua saya,” ungkapnya.

Beberapa  penjaja Sate Tanjung lain, tersebar di emper-emper toko di pinggir jalan lainnya.

Bahkan sebagian dari penjaja sate tersebut membuat tenda-tenda sederhana, terlihat asyik mengipasi sate yang tengah dibakar, sambil duduk di atas tikar.

Biasanya Sate Tanjung dijual sore hari
Penjual Sate Tanjung di pinggir jalan

Sate Tanjung memang tidak dijual di restoran, rumah makan, warung atau dijual keliling. Ia bisa ditemui di emper-emper toko dan trotoar jalan. 

Penjual Sate Tanjung hampir tidak ada yang menggunakan meja sebagai tempat untuk pelanggan saat menikmati sate atau tempat untuk membakar sate. 

“Semua kami lakukan dengan cara duduk seperti ini,” ujar Durialis, penjual Sate Tanjung lainnya. 

Meski begitu, sate Tanjung yang bercita rasa khas Lombok Utara sangat digemari. Karena harganya terjangkau, ditambah kekhasan rasa sate ikan laut tersebut.

Menurut Rasmini, salah seorang penjaja Sate Tanjung yang biasa mangkal di depan ACC, langganannya tidak hanya berasal dari orang kebanyakan tapi juga dari kalangan tertentu.

BACA JUGA: Puasa Ramadhan; Memahami Syarat, Rukun dan Ketentuannya

Bahkan, Sate Tanjung yang dijualnya hampir setiap hari diboyong pembeli ke luar daerah, terutama Bali, sebagai oleh-oleh. 

Bahkan, oleh-oleh Sate Tanjung yang dijual Rasmini sudah dibawa ke Jakarta, Jogjakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain. 

Pelanggan yang warga keturunan Tionghoa, yang kebetulan banyak menetap di sekitar tempatnya berjualan, kerap membeli satenya untuk dijadikan oleh-oleh ketika mereka pulang ke Hongkong misalnya, lanjut Rasmini yang sudah 16 tahun berjualan Sate Tanjung ini.

Walaupun ada penjaja yang menjualnya menjelang siang hari, salah satu kekhasan sate ini, dijual setiap menjelang sore antara pukul 14.00 sampai dengan pukul 20.00. 

Di waktu-waktu inilah, Sate Tanjung sedang ramai dijajakan, kecuali jika ada pelanggan yang memesan lebih awal. Mereka biasanya hanya berjualan sekitar tiga sampai empat jam di waktu tersebut. 

Di Tanjung sendiri, penjual Sate Tanjung ini banyak berasal dari Karang Pande, Kandang Kaok dan Karang Bayan. Dan dijajakan di sepanjang jalan raya Tanjung. 

Sementara di Mataram, Sate Tanjung bisa didapatkan antara lain, di depan ACC tadi atau di samping sebuah toko kue di Jalan AA. Gde Ngurah, Cakranegara, di jalan Airlangga, jalan Udayana, Rumah Sakit Umum dan di pasar Kebon Roek, Ampenan saat sore hari.

Bulan Puasa Pembeli Berjubel

Menikmati Sate Tanjung, selain bisa langsung ke Tanjung tempat asal sate tersebut, di Mataram pun sudah cukup banyak yang menjajakannya. Walaupun Sate Tanjung dijual di Mataram, rata-rata penjual tersebut berasal dari Tanjung. 

Ada yang sudah menetap di Mataram ada pula yang pulang-pergi Tanjung-Mataram setiap hari. Penjaja sate Tanjung yang memang tinggal di Mataram, kelihatannya sedikit lebih berkembang, setidaknya menurut mereka, rasa satenya mengikuti perkembangan.

“Karena satenya sudah dijual di sini, ya kita harus pandai membaca selera orang kota,” ujar Rasmini berseloroh. 

Yang tetap dan tidak bisa tidak harus dipertahankan, katanya, kekhasan Sate Tanjung tersebut, setidaknya menggunakan santan kental tanpa air sedikit pun. Dan biasanya dijual sore hari. 

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan bahwa Sate Tanjung dijual pagi atau siang hari. Namun hal ini sedikit sulit dilakukannya, mengingat untuk menjaga kualitas sate, maka ikan yang digunakan harus ikan dalam keadaan segar dan santan segar tanpa dimasak. Tetapi, dijajakan pagi, siang atau sore hari itu merupakan pilihan masing-masing penjual.

“Ikan yang benar-benar segar ada pada pagi hari untuk dijual sore harinya,” katanya. Sementara, jika ikan segarnya sore hari tidak mungkin langsung bisa dikerjakan. 

Karena, rutinitas mengerjakan sate ini biasanya dimulai pagi hari. Dimulai memilih dan membeli ikan segar yang besar-besar, menguliti, memotong dan mengiris, merendamnya dengan air jeruk atau air cuka. Kemudian mengaduknya dengan santan kental sedikitnya setengah jam sampai masa menunggu bumbu meresap ke dalam daging ikan dan menusuk-nusuknya pada tusukan sate. 

BACA JUGA: Archi Indonesia, Agensi Lokal Penyedia Camping Ground MotoGP

“Waktunya lumayan panjang,” katanya. 

Belum lagi, santan kental tersebut daya tahannya, tidak bisa lama, kata Ibu Nining.

Waktu pengerjaan yang cukup panjang inilah yang membuat Sate Tanjung lebih banyak dijual sore hari. 

Dan pelanggan Sate Tanjung setiap sore selalu antri menunggu giliran karena alat pembakaran yang dipakai kecil. Ini terjadi bukan saja di Tanjung, di Mataram lebih-lebih lagi. Semakin sore pembeli sate Tanjung semakin banyak berdatangan.

 “Kalau bulan puasa, pembeli berjubel-jubel,” ujar Rasmini. 

Untuk “mengantisipasi” berjubelnya pembeli di bulan puasa, Rasmini sengaja berjualan lebih awal dari biasanya dan juga ikut membakar Sate Tanjung tersebut di rumahnya yang tidak jauh dari tempatnya berjualan. Sate yang sudah dibakar tersebut ia bawa ke tempat suaminya berjualan. 

“Tapi, biar pun jualan lebih awal, pembeli tetap saja numpuk menjelang buka puasa,” tuturnya.

Kalau pada hari-hari biasa para penjaja sate Tanjung hanya menyiapkan 30 sampai 50 kg sehari atau 700 hingga 1200 tusuk, maka pada bulan puasa bisa dua kali lipat. 

“Kalau puasa pembeli ramai, makanya saya selalu nambah ikan,” kata Ibu Nining. Demikian juga jam berjualannya pada bulan puasa lebih cepat dari biasanya.

Ikan Besar dan Segar

Penjaja Sate Tanjung, biasanya tidak melulu menjual satenya saja, namun juga ada daging atau kepala ikan yang biasa mereka sebut dengan pes. Makanya meski yang dijadikan sate hanya daging ikan saja, bukan berarti kepala dan tulang ikan tersebut terbuang atau dimasak untuk konsumsi penjaja sendiri. Kepala dan tulang tersebut pun bisa menghasilkan.

Tulang dan kepala ikan dipepes dalam satu daun sementara pepes daging ikan berasal dari potongan-potongan kecil daging ikan yang tidak bisa ditusuk untuk dijadikan sate.

“Orang lebih suka membeli pes kepala ikan daripada dagingnya,” kata Ibu Nining. 

Mungkin, lanjut Rasmini, makan pepes daging ikan sama saja dengan makan sate biasa karena bumbu pepes tersebut sama dengan bumbu sate tanjungnya. Tetapi, setiap hari kedua pepes tersebut sama-sama digemari seperti halnya sate, ujar Durialis.

Para penjaja sate ikan ini mengaku, setiap hari sedikitnya mereka menjual 50 sampai dengan 200 pepes daging dan kepala ikan. Daging, tulang dan kepala ikan semua bisa dijual. Bahkan, bagi Rasmini, kulit ikan ia buat krupuk yang juga dijual bersama sate dan pepes. 

“Tidak ada yang terbuang percuma,” katanya.

Untuk membuat Sate Tanjung ini, ikan yang digunakan adalah yang berukuran besar seperti ikan Languan, Cakalan, Kacangan, Pasuh, Putihan bahkan ikan Tengiri. Sebenarnya semua jenis ikan bisa dibuat sate, tetapi kalau ikannya besar pengerjaannya lebih gampang dan kemungkinan kecil ikannya hancur saat diaduk dengan santan atau saat ditusuk, ujar Melasmin. 

Selain itu, sate yang berasal dari ikan besar sama sekali terpisah dari tulang ikan yang biasanya mengganggu.

Ikan jenis Languan dan Kacangan, lebih banyak seratnya sehingga ketika dikerjakan tidak gampang pecah.

 “Ikan yang seratnya sedikit harus ekstra hati-hati mengerjakannya,” kata Sunardi. 

Lebih gampang pecah terutama saat mengaduknya dengan bumbu dan santan. Ikan untuk sate juga harus ikan yang benar-benar segar agar tidak lebur dengan adukan santan. 

Ikan segar, kata Sunardi yang sejak kecil sudah menjadi nelayan ini, jangan dilihat dari mata atau insangnya karena itu bukan jaminan.

Sebaiknya periksa daging di bagian punggungnya, jika masih keras maka ikannya tergolong masih segar. Atau jika masih ada lendir pada insangnya, berarti ikannya masih segar.

Santan Kental Tanpa Air

​Salah satu ciri khas Sate Tanjung, yaitu menggunakan santan kelapa tanpa air.

 “Yang dipakai hanya santan asli dari kelapa,” ungkap Rasmini. 

Ini menjadi salah satu keistimewaan Sate Tanjung, sehingga rasanya menjadi sangat gurih. Tentu saja, kelapa yang digunakan akan menjadi sangat banyak dan diperas menggunakan kain kasa. 

Bumbu yang digunakan sederhana saja, ada di sekitar kita. Lombok merah, kunyit, laos, bawang putih, kemiri, garam dan gula putih yang digiling hingga halus. Jika ingin pedas bisa juga ditambah dengan cabe.

​Sebelumnya, ikan dikuliti dan dipisahkan dari tulang dan kepalanya, lalu dipotong besar-besar. Kemudian, potongan-potongan tersebut diiris dan dipisahkan antara daging yang berwarna putih dan hitam agar sate kelihatan lebih menarik barulah diiris kecil-kecil sesuai ukuran sate yang diinginkan. Daging ikan yang putih dan sudah diiris kecil tersebut, direndam dengan air yang dicampur jeruk atau cuka beberapa saat. “Untuk menghilangkan amis,” kata Melasmin. 

Jika amisnya sudah hilang, daging ikan tersebut ditiriskan hingga airnya benar-benar kering.

​Sementara itu, santan asli yang kental dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan sebelumnya. Kemudian ikan yang sudah ditiriskan hingga kering diaduk dan dibolak-balik sampai rata dan menjadi satu dengan santan yang sudah dicampur bumbu. 

“Tempat untuk mengaduk ikan, sebaiknya yang licin,” saran Rasmini. 

Ini diperlukan, agar ikan dapat bercampur dengan sempurna yang menurut istilah para penjual Sate Tanjung, “agar cepat jadi”.

Penjual Sate Tanjung di pinggir jalan

​Cepat jadi maksudnya, campuran ikan, santan asli dan bumbu tadi diaduk lebih kurang setengah jam sampai jadi seperti setengah berlendir. Santan dan bumbu yang tadinya cair, akhirnya mengental. Ikan dan bumbu jadi menyatu dan sebelum dibakar bumbu tersebut dengan gampang ditambahkan pada sate dan tidak jatuh layaknya air. Bumbu jadi ini tentunya dipengaruhi oleh kekentalan santan.

Makanya, kalau santan dibuat dengan ditambahkan air, selain lebih lama jadinya juga kemungkinannya tidak akan bisa mengental sampai setengah berlendir, ujar Rasmini.

Setelah ikan bercampur baik dengan santan dan bumbu maka diamkan beberapa saat. Semakin lama bumbunya semakin meresap, barulah irisan daging ikan tersebut ditusuk dan dibakar seperti sate layaknya.***