Terima Kasih dan Selamat Jalan Bang HBK

Sepenggal lirik lagu “Bila Tiba” nya Ungu ini, mengiringi tangis tanpa suara, atas berpulangnya Bapak H. Bambang Kristiono SE atau Bang HBK  Wakil Ketua Komisi I DPRRI dapil NTB 2 Pulau Lombok dari Partai Gerindra

Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara

Bila tiba saat berganti dunia
Alam yg sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua pertanyaan

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara

Lalu Gita Ariadi

MATARAM.LombokJournal.com ~ Saat awal-awal pesan WA berisi berita duka meninggalnya Bang HBK tiba, spontan saya jawab tidak benar. Saya benar-benar tidak siap terima berita itu. Pengirim pesan kembali mengirim info susulan mempertegas bahwa info awalnya itu benar.

Karena belum percaya, saya konfirmasi ke teman-teman yang akrab dengan Bang HBK. Satu persatu ternyata mengiyakan. Satu persatu pesan berantai bersusulan masuk membanjiri berbagai group WA. Innalillahi wainnailaihirojiun.

Di tengah kesibukannya sebagai politisi, wakil rakyat dan seabrek aktivitasnya, alhamdulillah saya sempat bertemu beberapa kali dengan Bang HBK. Bila bertemu, sillaturrahmi dan diskusi pun berlangsung hangat, gayeng dan pasti bermutu. 

Ide-idenya brilian dan penuh kejutan dari Bang HBK. Kesannya sebagai pribadi yang tegas dan bertanggung kian lengkap dengan kepedulian sosialnya yang tinggi. Sungguh Bang HBK adalah sosok sahabat yang baik dan berpikiran maju.

BACA JUGA: ASN Diingatkan Agar Tetap Teguh dan Disiplin

Ada tiga rencana HBK yang belum terwujud
Miq Gita dan HBK

Ada rasa sesal dan sedih yang mendalam, karena rencana bertemu dan diskusi minggu-minggu terakhir ini belum terwujud. Karena padatnya agenda Bang HBK. Saya sangat berharap untuk mendapatkan waktu luangnya karena rencananya akan mendiskusikan 3 topik menarik.

Pertama, terkait Lombok Football Club (LFC). Beliau memang sangat ingin ada club sepak bola dari NTB yang bisa menembus liga 2 dan syukur-syukur liga 1. Saya sangat antusias menanggapi ‘mimpi’ Bang HBK dan bila diajak diskusi tentang LFC sebagai iconic dan local hero baru yang akan membawa harum nama Lombok Nusa Tenggara Barat.

Komitmen Bang HBK membangun dan membesarkan LFC luar biasa. Sesungguhnya, Bang HBK bisa saja langsung “membeli” club sepak bola yang telah tampil di Liga 2. Namun, Bang HBK tetap memilih membina suatu club untuk berlaga secara berjenjang mulai liga 3. Melalui pembinaan LFC yg berlaga di Liga 3, maka ada peluang besar pesepak bola asal NTB banyak yg masuk.

Kedua, terkait GOR Turide. Bang HBK memandang perlu ada GOR di NTB yang representatif. Sebagai tempat digelarnya berbagai event olahraga yang berstandar nasional bahkan internasional. Ide ini sangat saya hargai. Pemerintah Provinsi NTB sangat berkepentingan akan hadirnya stadion yang sangat representatif.

BACA JUGA: Ritual Adat Selamatan Mata Air Tibu Buntetr Desa Jurit Baru

Rencana renovasi GOR Turide, akan menjadikan GOR Turide layak untuk menggelar pertandingan sepak bola Liga 2. 

Layak untuk lomba lari dengan 8 lintasan, termasuk terpenuhinya syarat untuk kelengkapan sebuah stadion, seperti kamar ganti atlit, kamar mandi, ruang rehat, lighting, digital scoring board, sanitasi, dan lain-lain

Sebagai catatan, tahun 2025 nanti NTB akan menjadi tuan rumah FORNAS (Festival Olah Raga Nasional) VIII KORMI (Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia) yang akan menghadirkan tidak kurang dari 25.000 orang pegiat olahraga tanah air bahkan mancanegara.

Tahun 2025, NTB telah ditetapkan oleh Dewan Pengurus KORPRI Nasional (DPKN) sebagai tuan rumah PORNAS VII KORPRI. Puncaknya, tahun 2028, NTB tuan rumah bersama penyelenggaraan PON XXII bersama Provinsi NTT. 

Dengan sentuhan tangan dingin Bang HBK bersama kolega-kolega investornya, sangat diarapkan mampu membantu Pemerintah Provinsi NTB membangun venue2 pertandingan olahraga yang berstandar itu.

BACA JUGA: Bantuan CSR UMKM Madu Trigona Bengkaung

Bersama HBK antusias diskusi tentang Lombok FC
HBK dan Miq Gita

Ketiga, ingin mendirikan SMA Taruna Nusantara di NTB. Bila ini terwujud ada ruang yg terbuka dan proporsional bagi putra putri terbaik di daerah untuk bisa mengakses pendidikan yang unggul tersebut. Tentunya berdasarkan sistem dan mekanisme perekrutan yang dipersyaratakan.

 Pendirian SMA Taruna Nusantara di NTB, bisa mengcover dan menjadi affirmative action bagi putra putri terbaik di kawasan Indonesia Timur. Selain untuk menyebar dan memeratakan sarpras di wilayah NKRI.

Terkait pendirian SMA Taruna Nusantara, Bang HBK sangat mengatensi penyiapan SDM Unggul dari daerah yang mampu berkompetisi pada level nasional dan global. Bang HBK sudah bincang-bincang pemanasan tentang alternatif lokasi dan penyiapan lahannya.

Sambil menunggu tibanya jenazah, saya membuat catatan kecil ini sembari menerawang 3 rencana besar yang ingin dipersembahkan Bang HBK kepada rakyat di daerah yang telah menghantarkannya duduk di Senayan. 

Kini dengan kepergian Bang HBK, NTB membutuhkan sosok HBK-HBK baru yang siap mewujudkan impian ini jadi nyata.

Bersama Bung Bezed, salah seorang sahabat Bang HBK, kami larut dalam suasana duka keluarga dan pelayat yang kian sore kian berduyun2 datang memberi penghormatan dan doa. 

Tepat pukul 17.00 wib disaksikan ratusan pasang mata jiran tetangga, sahabat dan kerabat para tokoh-tokoh penting Republik ini, jenazah almarhum Bang HBK tiba di rumah duka di Jalan Kemang Timur 18 nomor 8A RT 01/RW 003 Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. 

BACA JUGA: Pekerja Migran Asal Lombok, Korban Penyiksaan di Libya

Selanjutnya pukul 19. 30 jenazah almarhum Bang HBK dibawa menuju tempat peristirahatannya yang terakhir di San Diego Hills Fitrah Mansion.

Terima kasih dan selamat jalan Bang HBK. Allahumagfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Alfatehah. Aamiin YRA.***

Kemang, 20.7.2023




Aksi Kemanusiaan Rachmat Hidayat Bagikan Kursi Roda Adaptif 

“Rachmat Hidayat Elektrik” kembali melakukan aksi kemanusiaan di Lombok Tengah, bagikan kursi roda adaptif untuk penderita lumpuh layu 

LOTENG.LombokJournal.com ~ Aksi kemanusiaan Rachmat Hidayat kali ini membagikan kursi roda adaptif di Kabupaten Lombok Tengah, Senin (15/05/23). 

Tiga kursi roda dibagi kepada warga penderita lumpuh dari lansia hingga remaja. 

BACA JUGA: Kepala OPD NTB Diingatkan Fokus ke Masalah dan Kolaborasi

Aksi kemanusiaan dilakukan Rachmat Hidayat dengan membagi kursi roda adaptif di Lombok Tengah

Kalau dihitung, anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan dapil NTB II Pulau Lombok ini sudah membagikan hampir ratusan bantuan kursi roda elektrik yang ditebar politisi kawakan di NTB ini. 

Ada tiga jenis kursi roda yang dibagikan Rachmat Hidayat. Pertama, kursi roda adaptif, yang harganya mencapai Rp 40 juta-an. Kursi roda adaptif dibagikan bagi penderita lumpuh layu yang jumlah cukup banyak di NTB. 

Kedua, kursi roda elektrik. Kursi roda elektrik ini diujukan bagi para lansia, hingga para disabilitas, yang harga di pasaran harganya Rp 27 jutaan. 

Kemudian terakhir kursi roda manual. Kursi roda manual ini jumlahnya tak terbatas. Sementara stok kursi roda adaptif dan elektrik masih tersisa ratusan. 

BACA JUGA: Komisioner KPU Mataram Dinilai Langgar PKPU

Politisi kharismatik Bumi Gora itu berkomitmen akan rutin melakukan aksi kemanusiaan berbagi kursi roda setiap minggu untuk masyarakat yang membutuhkan di Pulau Seribu Masjid. 

Saat berbagi kursi roda itu dihadiri Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Ruslan Turmuzi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Tengah Suhaimi, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Timur Ahmad Amrullah dan Nasrulah , Pembina Yayasan Tulus Angen Community 

Serah terima bantuan kursi roda elektrik untuk dua orang yakni lansia penderita lumpuh atas nama Nilmah (60) warga Dusun Teduh, Desa Teduh, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah.

Dan remaja disabilitas Baiq Najwa Adining Quinsya (13)  warga Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah bertempat di Cafe Milenial The Pra-Ye Lounge Lombok  . 

Satu sisanya lagi, atas nama Baiq Hartini Rahmi (70) dikunjungi langsung Rachmat bersama rombongannya di kediamannya di Karang Bersatu, Kelurahan Tiwugalih, Praya. Raut haru sekaligus bahagia terpancar dari wajah para penerima bantuan kursi roda.

Rachmat menegaskan, apa yang dilakukannya untuk membantu kaum difabel dan para orang tua yang menderita lumpuh, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. 

BACA JUGA: Gubernur NTB Tak Lelah Hadirkan Event Berkelas Dunia

Rachmat menegaskan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.

“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata Rachmat.

Dia menekankan, apa yang dilakukannya ini adalah tindakan kecil. Namun, dia berharap, tindakan kecil tersebut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka, dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi mereka.

Menurutnya, para wakil rakyat harus punya rasa kepekaan dan kemanusiaan yang tinggi terhadap kondisi dan jerit tangis masyarakat. 

Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Ruslan Turmuzi mengatakan, gerakan aksi kemanusiaan yang tak henti-henti dilakukan PDI Perjuangan sebagai bentuk sumbangsih dan kepedulian partainya terhadap tangis masyarakat.

“Ini bentuk komitmen kami terhadap kemanusiaan. Masyarakatan kan bisa menilai apa yang telah kami lakukan. Kami tidak buat-buat,” jelas Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD NTB itu.

Senada dengan Ruslan Turmuzi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Tengah Suhaimi menyebut,  Rachmat Hidayat telah memberikan perhatian yang luar biasa terhadap masyarakat Pulau Lombok, khususnya Lombok Tengah.

Suhaimi menegaskan, Rachmat Hidayat sebagai wakil rakyat dapil Lombok yang bertugas di Komisi VIII DPR RI, tetap berkomitmen untuk memboyong bansos maupun program sosial lain di kementrian yang menjadi tupoksinya untuk masyarakat tidak mampu di Pulau Lombok. 

“Tahun 2023 ini Insya Allah ada banyak program bantuan sosial yang bisa beliau bawa untuk masyarakat Lombok,” imbuhnya. 

Kepala Desa Teduh, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah Jumadil Awal mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada politisi senior NTB Rachmat Hidayat. 

Jumadil Awal mengatakan bahwa baru kali ini warganya mendapatkan bantuan dari anggota DPR RI.

BACA JUGA: Peran Wanita Penting Menanamkan Moderasi Beragama

Warganya yang dibantu itu yakni Nilmah, dijelaskan Juamdil Awal telah menderita lumpuh hampir 10 tahun.

“Kondisinya sangat memprihatinkan, butuh alat bantu untuk berjalan, akhirnya dengan bantuan Pak Rachmat Hidayat bantuannya bisa terwujud berkat kedermawanan beliau selaku anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan,” kata Jumadil Awal saat ditemui di lokasi penyerahan bantuan.

Apa yang dilakukan Rachmat Hidayat, kata Jumadil Awal merupakan bentuk perhatian yang begitu luar biasa. 

Ia berujar, pengabdian Rachmat Hidayat kepada masyarakat bisa dilihat secara langsung. Ia berharap, ke depan Rachmat Hidayat terus menujukkan soliditas kemanusiaannya kepada masyarakat.

“Kami juga atas nama Pemerintah Desa Teduh bersama seluruh masyarakat mengucapkan terima kasih atas perhatian Pak Rachmat Hidayat beserta Partai PDIP  yang sudah membantu mewujudkan harapan warga kami. Semoga sukses dan sehat selalu,” paparnya.

Masih di tempat yang sama, Lalu Mariadin yang merupakan orang tua dari Baiq Najwa Adining Quinsya (13) yang merupakan anak penderita lumpuh layu mengaku, tidak bisa berkata-kata atas berkah yang keluarganya terima dari Rachmat Hidayat. 

Ia mengaku akan sangat terbantu dengan bantuan kursi roda tersebut. 

“Terima kasih kepada Pak Rachmat Hidayat,  saya sebagai orang tua Najwa sangat bersyukur dengan bantuan kursi roda ini. Paling tidak kami akan merasa sangat terbantu, sehingga ke depan insyaAllah kami tidak akan terlalu repot untuk terlalu sering menggendong,” ucap Lalu Mardian. (*)

 

 




Rachmat Hidayat Menebar Bantuan usai Ramadhan

Selama bulan Ramadhan hingga Lebaran, Rachmat Hidayat konsisten berbagi kebahagiaan bagi warga yang membutuhkan 

MATARAM.LombokJournal.com ~ H Rachmat Hidayat kali ini membantu kursi roda untuk Hj Rahmah, perempuan penderita kelumpuhan, kelahiran tahun 1941 warga Karang Baru, Kecamatan Selarang, Kota Mataram. 

Di usianya yang kini 82 tahun, Hj Rahmah hanya banyak menghabiskan waktu dengan berbaring di tempat tidur.

BACA JUGA: Gubernur NTB Hadiri Hannover Messde di Jerman

Rachmat Hidayat juga bagi-bagi sembako dan Alquran

Rachmat Hidayat, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu menunjukkan konsistensinya berbagi kebahagiaan dan membantu kaum difabel, serta orang-orang tua yang menderita lumpuh di Pulau Lombok. 

Kepada Hj Rahmah, Rachmat mengantarkan langsung bantuan kursi roda  tersebut, Rabu (26/04/23), dengan mendatangi rumah Hj Rahmah untuk membesuk sekaligus menyerahkan bantuan kursi roda. 

Bantuan itu merupakan program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja Rachmat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Keluarga dan anak-anak Hj Rahmah menyongsong kedatangan Rachmat dan menyalami politisi kharismatik itu dengan takzim. Bagi Rachmat, Hj Rahmah tak ubahnya keluarga yang sudah sangat dekat. 

BACA JUGA: Armada Baru Tanki Air Berrsih untuk Lotim dan Loteng

Karena itu, Rachmat pun diminta langsung untuk ke kamar tempat Hj Rahmah terbaring. Rachmat pun menyapa dan menyalami Hj Rahmah dan berbincang hangat sejenak.

Kegembiraan terpancar sangat jelas, atas perhatian dan bantuan yang diberikan Rachmat. Sri Wahyuni, putri Hj Rahmah merasa bersyukur. 

Dia pun tak menunda untuk menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung.

“Bantuan ini akan menjadikan ibu kami merasa lebih mudah untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Termasuk menopang aktivitas ibadahnya,” katanya.

Kursi roda tersebut akan menjadikan ibunya menjadi lebih mandiri sehingga hal tersebut akan turut pula mengurangi ketergantungan pada anggota keluarga yang lain.

“Apresiasi dan terima kasih kami yang tinggi untuk seluruh perhatian yang sudah diberikan Pak Haji Rachmat Hidayat untu ibu dan keluarga kami,” imbuh Sri Wahyuni.

Menurut Rachmat, apa yang dilakukannya untuk membantu kaum difabel dan para orang tua yang menderita lumpuh, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. 

Doitegaskan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.

BACA JUGA: Lombok FC Rombak Total Mulai Squad hingga Manajemen

“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata tokoh yang kini mulai dijuluki dengan sebutan “Rachmat Hidayat Elektrik” tersebut.

Ia berharap, tindakan kecil tersebut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang telah dibantu, dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi mereka.

Bantuan kursi roda  tersebut pun diharapkan dapat membuat perbedaan dalam hidup mereka yang dibantu. 

Politisi lintas zaman ini menekankan, dengan sedikit usaha dan kepedulian, sesungguhnya kita dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

“Saya mengajak kita semua bersama-sama menjaga kepedulian terhadap sesama dan membantu mereka yang membutuhkan,” imbuh Rachmat sembari memberikan bantuan uang tunai kepada Hj Rahmah juga. 

Bantuan Alquran dan Sembako

Selain bantuan kursi roda, Rachmat Hidayat juga menebar bantuan Alquran dan bantuan sembako di Pulau Lombok. 

Total ada 1.500 eksemplar Alquran yang disebar Rachmat Hidayat untuk masjid dan musala di seluruh kabupaten/kota di Pulau Lombok, terutama untuk masyarakat pedesaan

Untuk masjid, mendapat bantuan 10-20 eksemplar Alquran, sementara untuk musala mendapat bantuan 5-7 eksemplar.

Penyerahan bantuan Alquran telah dilakukan sepanjang bulan Ramadan. Dalam penyerahan bantuan tersebut, Rachmat Hidayat diwakili oleh politisi muda PDI Perjuangan Ahmad Amrullah.

Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur tersebut berkeliling membagikan bantuan Alquran dari Rachmat Hidayat antara lain di Lombok Barat dan Lombok Tengah. 

Di Gumi Patut Patuh Patju misalnya, bantuan Alquran tersebut diserahkan kepada pengurus Musala Nurul Yaqin, di Dusun Bile Kedit Utara Desa Babusssalam, Kecamatan Gerung, dan Musala Almujahidin di Dusun Lemokek di desa yang sama. 

Sementara di Lombok Tengah antara lain diserahkan kepada Takmir Masjid Ukhuwah, di Dusun Selong Paok, Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat.

Ahmad Amrullah menekankan, bantuan Alquran tersebut untuk masjid dan musala tersebut, menjadi salah satu prioritas Rachmat Hidayat. Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang harus selalu tersedia di tempat-tempat ibadah. 

Namun, tidak semua masjid atau musala memiliki cukup Alquran untuk dipergunakan oleh jamaah.

“Berbagi bantuan Alquran untuk masjid dan musala ini menjadi salah satu cara Pak Rachmat Hidayat turut berkontribusi menjaga keberlangsungan ibadah umat Islam,” kata politisi yang juga pengusaha ini.

Sementara itu, Ustad Nasir, pengurus Masjid Ukhuwah, Bonder, menyampaikan ucapan terima kasihnya atas bantuan Alquran dari Rachmat Hidayat untuk Masjid Ukhuwah. 

Dia mengatakan, bantuan Alquran tersebut, menunjukkan besarnya komitmen politisi berambut perak tersebut, dalam ikhtiar untuk terus membumikan Alquran di Pulau Seribu Masjid.

“Mewakili seluruh masyarakat mukim Masjid Ukhuwah, Bonder, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi untuk Pak Haji Rachmat. Bantuan Alquran ini sangat bermanfaat untuk warga kami, dan anak-anak kami yang mengaji,” katanya.

BACA JUGA: Bang Zul Minta Wings Grup Segera Bangun Hotel di Mekaki

Untuk bantuan Sembako, Rachmat Hidayat menyalurkan lebih dari 2.500 paket untuk warga yang membutuhkan. 

Melalui program aspirasinya di Komisi VIII DPR RI, Rachmat Hidayat bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional antara lain menyerahkan bantuan sembako sebanyak 250 paket untuk warga Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. 

Masih dengan BAZNAS, Rachmat juga menyerahkan bantuan sembako sebanyak 800 paket yang disebar merata di empat kabupaten/kota lainnya di Pulau Lombok.

Selain bekerja sama dengan BAZNAS, Rachmat juga menyalurkan bantuan sembako sebanyak 1.000 paket dengan bekerja sama dengan Kementerian Sosial. 

Bantuan ini masing-masing 200 paket untuk tiap kabupaten/kota di Pulau Lombok.

Di luar itu, Rachmat juga selama bulan Ramadan, menyalurkan bantuan 650 paket kain sarung dan 500 paket aneka sembako untuk kalangan manula dan para perempuan kepala keluarga atau janda yang tidak mampu. 

Dalam penyerahan bantuan sembako ini, Rachmat antara lain diwakili Ketua DPC PDIP Lombok Timur, Ahmad Sukro.

Ahmad Sukro mengatakan, bantuan sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula, dan mie isntan tersebut bagian dari perhatian Rachmat Hidayat kepada masyarakat Pulau Lombok yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pak Rachmat Hidayat ingin agar masyarakat Pulau Lombok tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk mereka yang baru kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan,” katanya.

Dia menekankan, seluruh kader PDI Perjuangan sebelumnya selalu diingatkan oleh Rachmat Hidayat. 

Membantu sembako untuk sesama, selain memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, juga dapat membantu meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial antarasesama.

“Inilah wujud nyata dari semangat gotong-royong dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Tentunya ini akan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan,” kata Ahmad Sukro.

Inaq Pur, salah seorang penerima bantuan sembako dari Rachmat Hidayat tiada henti mengucap rasa syukur. Dia mengatakan, bantuan sembako tersebut, telah membuat asal dapur mereka tetap mengepul.

“Pak Haji Rachmat Hidayat sudah menjadi pahlawan bagi kami para keluarga yang tidak mampu,” katanya. (*) 

 

 




Aksi Kemanusiaan untuk Umat di Bulan Ramadhan

Terus Gelar Aksi Kemanusiaan untuk umat, Guru Besar Unram nilai kiprah Rachmat Hidayat melebihi kader Partai Religius

MATARAM.LombokJournal.com ~ Politisi PDI Perjuangan, H. Rachmat Hidayat  menyalurkan bantuan kursi roda elektrik untuk pensiunan abdi negara yang tinggal di Kota Mataram.

Sehari sebelum menjalankan ibadah puasa, Rachmat menyambangi Gang Kecubung III di Kelurahan Gomong, Kecamatan Mataram. 

Disana, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu menyambut kedatangan bulan suci Ramadan dengan menggelar aksi kemanusiaan. 

BACA JUGA: Puasa Ramadhan, Perjalanan Menjadi Insan Muttaqin

Rachmat Hidayat mengawali Ramadhan dengan aksi kemanusiaan, membantu pensiunan kursi roda elektrik

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut membesuk H Sukartadji Anwar, pensiunan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, yang kini tidak lagi leluasa bisa berjalan akibat kondisi kesehatannya. 

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk mantan Sekretaris KONI NTB tersebut. Menyerahkan langsung kepada pensiunan abdi negara yang bulan depan akan genap berusia 72 tahun itu, Kamis (23/03/23).

“Kegiatan aksi kemanusiaan ini adalah wujud dari rasa syukur kita bersama. Tak ada kaitannya sama sekali dengan politik. Allah itu menciptakan kita bukan untuk saling menyakiti, tapi untuk kita saling berbagi,” katanya..

Rachmat segera menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI. 

Hal itu dilakukan manakala mendapat informasi tentang kondisi Sukartadji. Rachmat bersyukur, tidak butuh waktu lama, kursi roda elektrik ini disiapkan dan dikirim Kemensos ke Mataram.

“Mudah-mudahan dengan keberadaan kursi roda elektrik ini, saudara saya, Pak Sukartadji Anwar, bisa lebih mandiri dalam beraktivitas dan beribadah. Apalagi kita semua saat ini diperjumpakan kembali oleh Allah dengan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah,” ujar Rachmat.

BACA JUGA: Wagub NTB: Pembangunan Kesehatan Kebijakan Prioritas 

Dia menegaskan, jika kini dirinya begitu responsif membantu kursi roda elektrik saat menerima kabar kondisi Sukartadji, hal itu kata Rachmat adalah wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan Sukartadji untuk pembangunan daerah.

“Bantuan ini tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan untuk NTB,” ucap Rachmat.

Kerabat Sukartadji Anwar menyongsong kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan ini dengan suka cita. 

Di antara keluarga yang menyambut antara lain ada Prof H Zainal Asikin, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram. Ada pula Dr Widodo Dwi Putro, pengajar di FH Unram yang rumahnya memang bersebelahan dengan Sukartadji.

Semenjak istrinya dipanggil Yang Mahakuasa, Sukartadji kini tinggal sendiri di rumahnya. Pada malam hari, baru anaknya-anaknya yang telah memiliki keluarga masing-masing, datang secara bergiliran untuk berjaga dan menemaninya. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, seluruhnya telah lebih dahulu dipenuhi.

Rona kebahagiaan terpancar sangat jelas dari raut wajah alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tersebut, manakala mendapati Rachmat telah berada di pintu rumahnya. Rachmat kemudian menghampiri Sukartadji yang duduk di sofa ruang tamu. 

Keduanya lalu berbagi pelukan hangat. Melepas kerinduan bersama.

“Ini oleh-oleh kita jadinya ini,” kata Sukartadji pada Rachmat, begitu politisi berambut perak itu menyilakan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Sukartadji.

BACA JUGA: Kado Istimewa Rachmat Hidayat untuk Loteng dan KLU

Rachmat dan Sukartadji adalah sahabat karib. Keduanya hanya terpaut usia satu tahun. Mereka sama-sama menempuh pendidikan di sekolah yang sama di Lombok Timur. Menempuh masa remaja dengan penuh lika-liku, suka dan duka. Rachmat bahkan acap menginap di rumah Sukartadji dan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Sukartadji.

Lama malang melintang menjadi Syahbandar dengan mengepalai sejumlah pelabuhan yang menjadi unit kerja milik Kementerian Perhubungan, Sukartadji kemudian mendapat promosi menjadi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB. 

Saat Sukartadji memangku jabatan eselon II tersebut, Rachmat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.

Maka jadilah, pertemuan sore itu tak ubahnya seperti pertemuan keluarga. Kecuali kondisi kakinya yang tidak memungkinkan berjalan dengan leluasa lagi, selebihnya Sukartajdji masih sangat sehat. 

Suara mantan pejabat yang dikenal sebagai karateka ini pun masih sangat lantang.

Banyak cerita-cerita masa lalu yang menggelitik, terutama bagaimana dirinya dengan Rachmat menjalani masa muda. 

Keduanya pun menuturkannya dengan begitu rinci, sehingga menjadi pertemuan suka cita itu pun penuh dengan gelak tawa.

Sukartadji menuturkan, meski rajin berolahraga dan tidak merokok, situasi kesehatannya memang mulai menurun. Tahun 2015, dirinya menjalani operasi jantung untuk pasang ring. Dokter juga mendiagnosa dirinya menderita diabetes. 

BACA JUGA: Perempuan UMKM Dibekali agar Naik Kelas

Faktor makanan yang dominan asupan karbohidrat berasal dari nasi menjadi penyebab utama. Tahun 2016, Sukartadji juga didiagnosa menderita hernia.

“Kalau duduk, sakit di pangkal paha,” tuturnya.

Dengan didampingi sang istri, segala ikhtiar sudah dijalani Sukartadji untuk berobat. Terutama ketika kondisinya mulai susah untuk berdiri dan berjalan. Bahkan, tidak hanya di NTB. Namun, juga berobat ke dokter-dokter terbaik di luar NTB. 

Salah seorang dokter di NTB kemudian mendiagnosa ada masalah pada lututnya. Direkomendasikan operasi untuk mengganti bantalan lutut. Namun, di tengah menunggu jadwal operasi, Sukartaji malah tidak bisa bangun sama sekali dari tempat tidur. Hanya tergeletak.

Akhirnya, pemeriksaan dilakukan menyeluruh dengan CT Scan. Sampai kemudian diketahui, bahwa masalahnya bukan di lutut, melainkan di tulang lumbar. 

Sukartadji kemudian menjalani operasi selama lebih dari tujuh jam. Sebanyak delapan pen dipasang di tulang punggung bagian bawah. Setelah operasi, kondisinya terus membaik. Namun begitu, aktivitas berjalannya tidak lagi leluasa.

Karena itu, mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat, membuatnya begitu bersyukur. 

Sukartajdi bahkan sudah menyusun rencana. Kursi roda elektrik itu akan mengantarnya untuk menunaikan ibadah salat berjamaah lima waktu di musala yang berjarak 250 meter dari rumahnya.

Sukartadji pun sudah mendapatkan penjelasan secara seksama dari Kustadi, Tim Sentra Paramita Mataram, bagaimana kursi roda elektrik tersebut dioperasikan. 

Sukartadji kemudian langsung mempraktikkan pengoperasian kursi roda yang harganya mencapai Rp 27 juta tiap unitnya tersebut karena dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna mengoperasikannya secara mandiri.

Sementara itu, mewakili keluarga, Prof Zainal Asikin menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi atas perhatian yang sudah diberikan Rachmat kepada kakaknya Sukartadji Anwar.

“Terima kasih banyak untuk bantuan kursi roda ini. Alat ini sungguh dibutuhkan kakak kami,” ujar mantan Wakil Rektor IV Universitas Mataram ini.

Prof Asikin mengungkapkan, Rachmat Hidayat adalah figur yang harusnya menjadi contoh bagi siapa saja. 

Dia mengungkapkan, bagaimana Rachmat begitu hormat kepada orang tua dan kepada guru. Juga memberikan perhatian yang begitu besar kepada sahabat-sahabatnya.

“Hubungannya dengan sahabat-sahabat beliau, sungguh tidak pernah pupus. Wujudnya seperti yang kita saksikan hari ini,” ucap Prof Asikin.

Diakui Prof Asikin, sebagai tokoh NTB yang kini berkhidmat di tingkat nasional, Rachmat memang disebutnya sebagai figur yang jarang bicara di hadapan publik. Misalnya dengan muncul di televisi. 

BACA JUGA: Prabowo Subianto Menggema di Arena Musra XXIV NTB

Tapi dalam mewujudkan hal-hal nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat NTB, Rachmat nyaris tidak pernah alpa.

“Itu menunjukkan betapa beliau benar-benar memahami persoalan NTB dan persoalan daerah,” imbuhnya.

Prof Asikin mengaku, dirinya mengetahui dan mengikuti dari pemberitaan media, bagaimana Rachmat hadir di tengah-tengah persoalan kemanusiaan yang dihadapi masyarakat. 

Mulai dari membantu memugar rumah tidak layak huni milik warga tidak mampu. Membantu penyandang disabilitas. 

Membantu pondok pesantren, sekolah, dan juga tempat ibadah. Hadir pula secara langsung untuk membantu kepentingan seluruh umat.

Prof Asikin bahkan sempat bertanya pada diri sendiri. Sebab, Rachmat berasal dari PDI Perjuangan yang merupakan partai nasionalis. 

Namun, dalam aksi nyata untuk membantu masyarakat NTB, apa yang dilakukan politisi lintas zaman tersebut, sudah melebihi dari apa yang dilakukan kader partai yang berbasis religius.

“Kami begitu bangga, memiliki sosok pemimpin seperti Pak Rachmat,” ujar Prof Asikin. (*)

 

 




Sumbangan Kursi Roda untuk Janda Tua dan Manula Lumpuh

Selain sumbangan kursi Janda tua dan Manula lumpuh di tiga dusun Desa Bagikpapan, Lotim, Rachmat Hidayat juga bantu operasi katarak Imam Masjid 

LOTIM.LombokJournal.com ~ Sumbangan kursi roda kembali dibagikan Rachmat Hidayat untuk janda tua dan manula lumpuh, warga dusun Bagikpapan, Bampak, dan Dasan Imba di Desa Bagik Papan, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Selasa (07/03/23). 

Dalam melakukan aksi kemanusiaan, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat didampingi sejumlah politisi PDI Perjuangan, seperti Hakam Ali Niazi, Mamiq Lukman yang merupakan mantan Ketua DPC PDIP Lombok Timur.

BACA JUGA: Kado Istimewa Eachmat Hidayat untuk Lombok Tengah dan Lombok Utara

Rachmad Hidayat memberio sumbangan kursi roda untuk janda
Bertemu imam masjid

Selain itu hadir pula Bhabinkamtibmas Polsek Pringgabaya Bripta Agus Salim.

Rachmat bergegas menuju kediaman Inaq Humaeni, salah seorang warga yang sudah menderita Lumpuh empat tahun terakhir.

Inaq Humaeni menurut penuturan warga setempat adalah cucu dari Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi. 

Rumahnya pun hanya berjarak puluhan meter dari rumah lama H Rumaksi. Inaq Humaeni juga baru sebulan ini ditinggal sang suami yang menghadap Sang Pencipta.

Saat Rachmat menyerahkan kursi roda, Inaq Humaeni tak kuasa menahan tangis haru. Bripka Agus Salim pun terlihat berkali-kali berusaha menenangkannya. Hal yang sama dilakukan anak-anaknya. 

“Catat ya, Inaq Humaeni ini cucunya Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi yang tinggal di Dusun Bagik Papan,” kata Rachmat Hidayat di sela-sela penyerahan bantuan kursi roda tersebut.

Pada saat yang sama, Rachmat juga menyerahkan bantuan uang tunai kepada Inaq Humaeni.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini menambahkan, aksi kemanusiaan bagi kursi roda tersebut dilakukan dirinya bekerja sama dengan Kementerian Sosial. 

Rachmat mendapat informasi adanya warga yang membutuhkan bantuan kursi roda di Desa Bagik Papan dari Bripka Agus Salim. Rupanya, di desa tersebut, jumlah penyandang disabilitas dan orang tua lumpuh cukup signifikan.

BACA JUGA: Gubernur Bang Zul Ajak Warga Sumbawa Tetap Bersemangat

“Beberapa hari lalu saya menghubungi Bripka Agus Salim minta diberitahu tempat warga yang difabel dan menderita lumpuh agar bisa dibantu kursi roda di wilayah Lombok Timur,” ungkap Rachmat. 

Dalam kesempatan tersebut, Bripka Agus menjelaskan, berdasarkan data lapangan,setidaknya ada sekitar 1.300 warga yang menderita lumpuh layu di seluruh Lombok Timur. Sementara mereka yang menderia lumpuh karena penyakit dan kecelakaan jumlahnya tidak terhitung.

Bripka Agus bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Lombok Timur dari tahun 2014 hingga sekarang. 

“Sebab jumlahnya jauh lebih banyak,” tutur Agus Salim, yang kerap membantu masyarakat yang kurang mampu ini.

Sementara itu Sekretaris Desa Bagik Papan Muhammad Jaelani menyampaikan terima kasih kepada Rachmat Hidayat atas bantuan kursi roda untuk warganya. 

“Jika diperkenankan, mohon kiranya Bapak Rachmat Hidayat bisa membantu warga Bagik Papan lainnya,” pinta Jaelani. 

Menanggapi hal tersebut, Rachmat meminta Kepala Desa dan Kepala Dusun di desa tersebut untuk mendata warganya yang tidak mampu dan tidak memiliki rumah layak huni. Agar dimaksukkan dalam program pemugaran rumah tidak layak huni yang menjadi bagian dari aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

“Tolong didata warganya yang belum punya rumah agar bisa saya masukkan lewat program pemugaran RTLH,” kata politisi berambut perak ini. 

Dari rumah Inaq Humaeini, dengan dipandu Bripka Agus, Rachmat bergerak menuju Dusun Bampak untuk menyerahkan kursi roda kedua. 

Di sana, Rachmat mengunjungi Inaq Sahuri yang juga sudah empat tahun menderita lumpuh. Rachmat disambut penuh kekeluargaan oleh anak-anak Inaq Sahuri. 

“Kami sangat bersyukur Bapak Rachmat Hidayat memberi sumbangan kursi roda buat ibu kami,” ujar salah satu putri Inaq Sahuri. 

Matanya terlihat sembab karena haru. Tak kuasa ia menahan bulir-bulir air matanya yang akhirnya jatuh.

Kepada Inaq Sahuri, selain kursi roda, Rachmat juga tampak memberikan sumbangan uang tunai. Untuk digunakan membeli bahan makanan pokok yang kaya nutrisi. 

“Semoga lekas sembuh ya ibunya,” imbuh Rachmat sembari memberikan salam hormat kepada Bripka Agus Salim, sudah dibawa ke rumah Inaq Sahuri.

Alasan Rachmat memberikan hormat sebagai apresiasi lantaran Bripka Agus kerap terlibat membantu masyarakat tidak mampu dengan berbagai aksi kemanusiaannya. 

BACA JUGA: Menparekraf Sandiaga Uno Naik Jaran Kamput

“Bripka Agus Salim ini contoh teladan Polisi yang humanis yang berempati terhadap masyarakat miskin lewat aksi nyata kemanusiaan,” kata Rachmat. 

Bantu Operasi Katarak

Saat menyerahkan bantuan kursi roda untuk Inaq Lis di Dusun Dasan Imba, Desa Bagik Papan, Rachmat tampak terkejut saat di depannya melintas seorang warga berjalan menggunakan tongkat menuju masjid. 

Warga tersebut bernama Amaq Maskur Hadi, seorang imam masjid di Dusun Dasan Imba. Dia menderita katarak, sehingga penglihatannya terganggu.

“Pak Kadus, saya minta datanya Amaq Maskur Hadi untuk syarat operasi katarak. Untuk biaya dan lain-lain, saya yang menanggung,” ujar Rachmat kepada Kepala Dusun Dasan Imba. 

Mendapati dirinya akan mendapat bantuan untuk operasi katarak, Maskur Hadi menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung kepada Rachmat. 

Pada kesempatan tersebut, Rachmat menekankan kembali agar Kadus-Kadus di Bagik Papan mendata warga yang tidak mampu, kaum difabel, maupun yang menderita lumpuh.

Agar bisa dibantu lewat program aspirasinya yang bekerja sama dengan Kemensos maupun kemetrian lain yang menjadi mitra kerja Komisi VIII DPR RI tempat Rachmat berkhdimat.

Dalam kesempatan tersebut, Kadus Bagik Papan Daya Kasri menyampaikan secara langsung kalau di wilayahnya terdapat dua orang penyandang disabilitas dan empat orang yang kini menderita lumpuh.

BACA JUGA: Mahasiswa NTB Memulai Hidup di Poldandia, Warsawa

Atas informasi tersebut, Rachmat berjanji dalam waktu dekat akan mengirim Tim Aksi Kemanusiaan bentukannya untuk membawakan aneka bantuan sosial untuk warga Lombok Timur. (*)

 

 




Kado Istimewa Rachmat Hidayat untuk Loteng dan KLU

Penuntasan 49 RTLH dan RKB Ponpes merupakan kado spesial dari Rachmat Hidayat untuk warga KLU dan Lombok Tengah

KLU.LombokJournal.com ~ Rachmat Hidayat, memberikan Kado spesial untuk masyarakat di Pulau Lombok. 

Kali ini, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini menuntaskan pemugaran 49 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) untuk Pondok Pesantren di Lombok Utara dan Lombok Tengah.

“Bantuan-bantuan dari program aspirasi saya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI ini semata-mata didasari oleh aspek sosial kemanusiaan, agar masyarakat tidak mampu memiliki rumah layak tinggal,” kata Rachmat Hidayat .

BACA JUGA: Aksi Solidaritas Sosial dan Kemanusiaan Rachmat Hidayat

Rachmat Hidayat menyampaikan kado spesial untuk Ponpes di KLU

Ia menyampaikan itu di sela-sela meninjau salah satu RTLH yang telah tuntas dipugar di Lombok Tengah dan Lombok Utara, sepanjang akhir pekan lalu.

Di Lombok Tengah, peninjauan antara lain dilakukan di Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur. 

Menurut Rachmat, membantu masyarakat tidak mampu agar memiliki rumah layak huni merupakan komitmennya yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial maupun Badan Pengelola Keuangan Haji.

Angka warga tidak mampu sendiri di NTB memang masih mencapai 746 ribu jiwa.

Khusus di Pulau Lombok yang menjadi Daerah Pemilihan Rachmat Hidayat, data BPS NTB menyebutkan, pada 2021 jumlah penduduk miskin di Pulau Seribu Masjid sebanyak 524.170 jiwa. 

Jumlah terbanyak ada di Lombok Timur dengan 180.840 warga miskin. Disusul Lombok Tengah dengan 131.940 jiwa. Lalu Lombok Barat dengan 105.240 jiwa. Lombok Utara 61.700 jiwa, dan Kota Mataram dengan 44.450 jiwa.

Sebanyak 49 RTLH yang dipugar melalui program aspirasi Rachmat diperuntukkan untuk Lombok Utara sebanyak 20 unit, ditambah dengan Pembangunan RKB untuk MTs Malaka dan Ponpes Nurul Yaqin Malaka Kabupaten Lombok Utara. 

BACA JUGA: Menparekraf Sandiaga Uno Naik  Jaran Kaput

Di Lombok Tengah, terdapat 29 unit untuk masyarakat tidak mampu di wilayah Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur. 

Di Semoyang, saat meninjau rumah-rumah yang sudah selesai dipugar tersebut, Rachmat disambut ratusan warga dari dua desa, yakni Desa Semoyang dan Desa Marong. 

Mereka datang sebagian besar mengenakan kaos berwarna merah. Rachmat dan rombongan bahkan dielu-elukan warga desa sepanjang jalan masuk menuju lokasi RTLH yang selesai dibangun tersebut. 

Tampak hadir beberapa Pengurus dan Anggota Legislatif dari PDI Perjuangan antara lain, H Ruslan Turmuzi, anggota DPRD NTB yang juga Caleg DPRD NTB dari Lombok Tenah Dapil Utara pada Pemilu 2024. 

Ada pula Ketua DPC PDIP Lombok Tengah yang juga Legislator DPRD Loteng, Suhaimi. Pada Pemilu 2024, Suhaimi mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD NTB dari dapil Lombok Tengah bagian Selatan. 

Hadir juga caleg dapil 3 Praya Timur Haji Senirah yang akrab disapa masyarakat dengan nama Kasiron. Juga hadir Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur yang juga Caleg dapil II yakni Ahmad Amrullah.

Dari kelompok masyarakat, hadir puluhan anggota P3A (Persatuan Petani Pengguna Air), Petugas Program Keluarga Harapan (PKH ), serta sejumlah tokoh masyarakat, perangkat desa dan kepala dusun di lingkungan Desa Semoyang. 

BACA JUGA: Pariwisata NTB Ke Depan Makin Dikenal Dunia

Di hadapan Rachmat Hidayat, Amaq Roli salah seorang penerima bantuan pemugaran rumah dari Dusun Kebon, Desa Semoyang, mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Rachmat Hidayat.

“Saya menerima bantuan dari Bapak Rachmat Hidayat untuk pemugaran rumah saya senilai Rp 20 juta. Sudah saya pakai untuk menyelesaikan pembangunan rumah 4 x 5 meter dengan dibimbing oleh tim dari PKH,” katanya.

Selanjutnya Amaq Roli bercerita, sebelum mendapat bantuan tersebut, dirinya tinggal di rumah bedek reot. Rumah juga tidak memiliki ventilasi. 

“Kebaikkan Bapak Rachmat Hidayat dan PDI Perjuangan tidak akan pernah saya lupakan,” katanya.

Selain meninjau dan menginspeksi rumah yang telah selesai dipugar, Rachmat juga menggelar temu wicara untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait beberapa isu. 

Rachmat juga minta mereka terbuka dan menyampaikan apa adanya permasalahan sosial kemasyarakatan.

Dalam kesempatan tersebut, Amaq Nurisam dari Dusun Kebon meminta bantuan agar dibuatkan sumur bor. sehingga pada musim kemarau mereka tidak kesulitan mendapatkan air bersih untuk berbagai keperluan sehari-hari.

Sementara itu Amaq Rizal dari Dusun Batimaling, meminta bantuan rabat jalan agar mobilitas warga lebih cepat dan efisien.

Menanggapi aneka permintaan warga, Rachmat Hidayat akan mencarikan solusi terbaiknya agar hal tersebut bisa terlaksana.

Rachmat kemudian meminta para calegnya baik dari provinsi dan kabupaten tampil ke depan untuk diperkenalkan kepada warga desa yang hadir. 

“Saya minta kepada bapak ibu sekalian untuk Pileg 2024 agar memilih calon legislatif dari PDI Perjuangan, untuk dapil 3 Praya Timur pilih dan menangkan Senirah yang akrab disapa Kasiron. Untuk Dapil Utara DPRD Provinsi, pilih Ruslan Turmuzi. Sementara untuk Selatan DPRD Provinsi, pilih dan coblos Suhaimi,” kata Rachmat.

BACA JUGA: Event WSBK Mandalika 2023 Ditonton 59 Ribu Orang

Ia bercerita, seputaran Desa Semoyang dulunya salah satu basis PDIP yang kuat dan solid. 

Bantuan di KLU

Dalam kunjungan road show-nya ke Lombok Utara, Rachmat Hidayat meresmikan Bangunan RKB untuk MTs Malaka, lembaga pendidikan milik Yayasan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Lombok Utara.

Sebelum melakukan pengguntingan pita , Rachmat Hidayat disambut dengan tarian NU Wonderland Indonesia oleh para santri.

 Tarian tersebut menggambarkan tentang keindahan, kebhinnekaan dan marwah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai sebuah perwujudan Ideologi Pancasila.

Dalam orasi nya di hadapan para santri, Rachmat menya menyampaikan rasa kagumnya dengan rasa kebangsaan yang begitu besar meskipun di tempat yang terpencil.

“Di sinilah saya yakin NKRI harga mati,” imbuhnya. 

Selain itu, Rachmat menginformasikan ada program aspirasinya masuk di Ponpes Nurul Yaqin berupa pembangunan RKB untuk kelas ruang MTs Malaka. 

“Saya kagum sama Ustad Thoha Mahsun yang menyisati pembangunan alokasi untuk satu Ruang Kelas Baru menjadi dua ruangan,” tandas Rachmat Hidayat.

Ketua DPD PDI perjuangan ini pun berjanji ke depan ia akan membantu lagi untuk Ponpes Nurul Yaqin agar proses belajar mengajar para siswa menjadi lebih baik lagi. 

“Tidak perlu saya ucapkan sekarang apa bentuk bantuannya, tapi saya pasti akan datang lagi membawa bantuan,” ujar Rachmat. 

Selain itu Rachmat meminta kepada Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara kalau besok terpilih kembali, membantu menyumbang paving blok agar halaman Ponpes Nurul Yaqin terlihat rapi. 

“Mana besok yang jadi duluan jadi legislatif, dia yang nyumbang. Kalau saya yang duluan jadi legislatif, saya yang akan bergegas menyumbangnya,” kata Rachmat. 

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Ustad Thoha Mahsun secara terbuka meminta sumbangan keramik kepada Rachmat untuk aula serba guna agar selama bulan Ramadhan mendatang bisa dipakai kegiatan Ponpes  

“Saya menyumbang 125 kotak keramik ukuran 40 x 40 sekarang juga,” imbuh Rachmat.

Bantuan keramik itu telah tiba di Ponpes tersebut, pada Jumat (03/03), pekan lalu.

Usai acara seremonial dan dialog dengan para satri dan guru di lingkungan Ponpes, Rachmat didaulat melakukan peresmian dan penguntingan pita RKB yang bersumber dari program aspirasinya. 

Turun Hadir dalam acara peresmian RKB ini adalah sejumlah fungsionaris PDIP Kabupaten Lombok Utara antara lain, politisi PDIP yang merupakan anggota DPRD NTB dari Lombok Utara, Raden Nuna Abriadi, dan Ketua DPC PDIP Lombok Utara Raden Miling. 

Tiga orang legislator PDIP lombok Utara yakni Made Kariyasa, Tusen La Sima, dan Lalu Muhammad Zaki juga hadir. Turut hadir pula Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur Ahmad Amrullah.  

Dari Ponpes tersebut, Rachmat kemudian bertolak menuju lokasi 20 RTLH yang sudah selesai dipugar di Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung. 

BACA JUGA: UMKM Didorong untuk Kembangkan Produk Ekspor

Sesampai di lokasi Rachmat disambut penerima bantuan. Antara lain Nyingkranep. Sebelum mendapat bantuan pemugaran rumah, pria 60 tahun tersebut sehari-harinya tidurnya di berugak sekenem yang dijadikan tempat tidurnya.

“Akhirnya saya memiliki rumah layak huni yang sudah saya impikan sejak puluhan tahun,” ujar Nyingkranep berkaca-kaca. Dia menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada Rachmat. (*) 

 




Sumbangan Kursi Roda untuk Warga Mataram dan Lombok Tengah

Rachmat Hidayat targetkan membagikan sumbangan 100 kursi roda untuk penyandang disabilitas di Pulau Lombok

LOTENG.LombokJournal.com ~  Sumbangan kursi roda dibagikan Rachmat Hidayat kepada warga di Kota Mataram dan Lombok Tengah penyandang disabilitas.

Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu, hari Kamis (02/03/23), membagikan kursi roda untuk dua warga Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. 

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Apresiasi Atlet Porprov dari Kota Mataram

Pertama untuk anak seorang penghulu di Dusun Sulin, dan kedua untuk penyandang disabilitas anak seorang tukang bangunan. 

Pada hari yang sama, dibagikan pula kursi roda untuk seorang petani penggarap di Dusun Sebowok, Desa Ubung. 

Rachmat Hidayat berjanji hingga bulan Maret menyampaikan sumbangan 100 kursi roda

Sementara di Kota Mataram, kursi roda dibagikan kepada warga perantauan.

Penyerahan bantuan kursi roda dilakukan di aula Kantor Desa Labulia, yang dipimpin Kepala Desa Labulia Mahjat. 

Hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD NTB dari PDIP H Ruslan Turmuzi, Anggota DPRD Lombok Tengah Suhaimi, Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur, Ahmad Amrullah, Babinsa Desa Labulia serta sejumlah tokoh dan perangkat desa Labulia. 

Kades Labulia Mahjat menyampaikan terima kasih atas sumbangan dua kursi roda untuk warganya.

“Baru tadi malam saya WA Bapak Rachmat Hidayat untuk minta sumbangan kursi roda buat warga saya, hari ini beliau langsung merespons dan membawakan dua kursi roda,” ungkap Mahjat. 

BACA JUGA: Aksi Solidaritas Sosial dan Kemanusiaan Rachmat Hidayat

Menurutnya, saat ini ada enam warganya yang memerlukan bantuan kursi roda. Ada pula sejumlah warga yang menderita penyakit lain seperti stroke yang jumlahnya 12 orang. 

Sehingga total ada 18 orang warga yang perlu dibantu kursi roda baik manual, elektrik, ataupun adaptif. 

Selanjutnya Mahjat juga menginformasikan banyak warga Desa Labulia yang belum punya BPJS karena berbagai faktor. Sementara sedikitnya ada 80 kk yang rumahnya tidak layak karena miskin.

“Untuk itu kami mohon kiranya Bapak Rachmat Hidayat bisa membantu Warga saya dengan program RTLH. Kalaupun tidak bisa 80 KK cukup 20 KK saja. Yang penting ada program RTLH aspirasi Bapak Rachmat masuk Desa Labulia, karena baru kali ini ada Anggota DPR RI Dapil Lombok yang memberikan bantuan kepada warga saya,” ulas Mahjat. 

Terhadap permintaan Kades Labulia tersebut, Rachmat Hidayat berjanji akan menindak-lanjuti meskipun tidak bisa semuanya.

“Saya akan perhatikan dan catat permintaan program dari Kades Labulia, termasuk untuk program RTLH maupun lainnya,” kata Rachmat Hidayat.

Kepada Kades ia menanyakan apakah ada anggota DPR RI yang sudah masuk dan beri bantuan di Desa Labulia. 

“Tidak ada sama sekali,” kata Mahjat yang dibenarkan warga dan tokoh yang hadir. 

Selanjutnya Rachmat Hidayat menambahkan, terkait sumbangan dua kursi roda untuk warga Desa Labulia, tidak ada unsur kepentingan politik apa pun. 

Hal ini semata-mata didorong oleh rasa kemanusiaan untuk saling membantu sesama. Juga sudah menjadi tupoksinya sebagai Wakil Rakyat Dapil Lombok. 

“Semalam saya di-WA sama Pak Kades minta dibantu 18 kursi roda untuk warganya. Dengan pertimbangan urgensi dan pemerataan, saya putuskan hari ini sumbangkan dua kursi roda bersumber dari aspirasi saya yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial,” ujarnya. 

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini menambahkan, pembagian kursi roda gratis dari program aspirasinya dipastikan akan terus berjalan selama dirinya masih dipercaya masyarakat Lombok menjadi wakilnya di DPR RI. 

“Untuk bulan Maret ini saya targetkan 100 kursi roda berbagai spesifikasi sudah terbagi untuk masyarakat di Lombok. Khususnya untuk para penderita disabilitas agar hidup mereka lebih berarti,” ujar politisi senior NTB ini.

BACA JUGA: World Superbike (WSBK) Indonesian Round 2023 Dimulai

Rachmat menegaskan, sebagai wakil rakyat dapil Lombok yang bertugas di Komisi VIII DPR RI, dirinya berkomitmen memboyong bansos maupun program sosial lain di Kementerian yang menjadi tupoksinya untuk masyarakat tidak mampu di Pulau Lombok. 

“Tahun 2023 ini Insya Allah ada banyak program bantuan sosial yang bisa saya bawa untuk masyarakat Lombok,” imbuhnya. 

Sementara itu, prosesi penyerahan sumbangan kursi roda berlangsung dengan penuh haru. Hal ini karena penerima bantuan kursi roda seorang bocah berumur 11 tahun yang bernama Emha Istafadi. Ayah Emha, sehari-hari berprofesi sebagai tukang bangunan.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Haji Rachmat Hidayat yang telah menyumbangkan kursi roda untuk anak bungsu saya. Tyang tidak akan pernah lupa budi baik Pak Rachmat,” ujar Hafizin, orang tua Emha Istafadi. 

Selain memberikan bantuan kursi roda untuk anak tukang bangunan, Rachmat Hidayat juga memberikan sejumlah uang tunai untuk Hafizin. 

Usai menyerahkan bantuan kursi roda di kantor desa, Rachmat Hidayat dan rombongan bergegas menuju Dusun Sulin, untuk menyerahkan kursi roda untuk anak perempuan Penghulu Desa Labulia yang bernama Muniam, yang kini berusia 30 tahun. 

Kedatangan Rachmat dan rombongan yang diiringi Kades Labulia dan Babinsa disambut hangat oleh Penghulu Dusun Sulin Mahfud.

“Putri saya, ini menderita cacat sejak kecil dan tidak bisa berjalan secara normal. Syukur Alhamdulillah hari ini Bapak Rachmat Hidayat berkenan memberikan sumbangan kursi roda. Setidaknya nanti putri saya beraktivitas dengan kursi rodanya,” kata Mahfud.

Di sela-sela penyerahan kursi roda tersebut, tiba-tiba datang Kepala Bangkespoldagri NTB Lalu Abdul Wahid. Pejabat eselon II Pemprov NTB ini pun memberikan apresiasi yang tinggi atas aksi kemanusiaan yang selama ini digencarkan Anggota DPR RI Dapil Lombok, H Rachmat Hidayat.

“Pembagian kursi roda yg dilakukan oleh beliau kepada masyarakat kurang mampu adalah wujud dari kepedulian beliau sebagai wakil rakyat. Pengabdian seperti yang beliau lakukan patut dicontoh oleh kita semua. Semoga menjadi berkah untuk keharmonisan dan keutuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Lalu Abdul Wahid.

Silaturahmi dengan TGH Samsul Rijal Najamuddin

Setelah menyelesaikan kunjungan lapangan dengan membagikan kursi roda, Rachmat kemudian mengecek langsung progress pemugaran 29 Rumah Tidak Layak Huni yang dibangun melalui program aspirasinya di Dusun Kebon, Desa Semoyang, Lombok Tengah.

Kemudian melanjutkan bersilaturahmi dan mengunjungi Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muhajirin TGH Samsul Rijal Najamuddin yang sedang sakit.

Kedatangan Rachmat ke Ponpes Darul Muhajirin bermula dari Permintaan TGH Samsul Rijal Najamuddin, agar dipanggilkan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB agar bisa menyempatkan waktunya ke Ponpes Darul Muhajirin. 

Pesan tesebut dititipkan melalui Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan H Ruslan Turmuzi, yang merupakan politisi senior di Gumi tatas Tuhu Trasna.

“Beliau berpesan demikian kepada saya agar menyampaikan pesannya kepada Bapak H Rachmat Hidayat bisa berkenan membezuk dan bersilahturahmi dengan TGH Samsul Rijal Najamuddin,” kata Ruslan.

Dalam silaturahmi tersebut, Rachmat Hidayat langsung menemui ulama kharismatik NTB tersebut yang berada di pembaringan. Keduanya pun terlibat pembicaraan hampir selama 30 menit dan saling mendoakan satu sama lain.

Dari Ponpes Darul Muhajirin, Rachmat dan rombongan bergegas bergerak menuju rumah Papuk Atik di Dusun Sebowok, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat. 

BACA JUGA: Pertunjukan Kolosal INEN GUMI Meriahkan WSBK 2023

Papuk Atik yang sudah renta tidak bisa berjalan. Kepadanya, Rachmat menyerahkan kursi roda yang diterima putra Papuk Atik yakni Amaq Atik. Sehari-hari dia adalah petani penggarap. 

Dari Jonggat, Rachmat kembali ke Mataram, dan melanjutkan pembagian kursi roda untuk warga perantauan. Antara lain kepada warga perantauan asal Sunda yakni Hermansyah dan Imas Rodiah. Keduanya dari Tasikmalaya dan sudah puluhan tahun menetap di Mataram.

Hermansyah dan Imas menderita lumpuh. Namun, dalam tiga bulan ini Imas sudah mulai bisa berjalan meskipun masih tertatih-tatih.

“Terima kasih Bapak Rachmat Hidayat sudah membantu kursi roda untuk kedua orang tua saya yang sakit,” kata putri bungsunya, Wiwik Mulyati sembari mengatakan kursi roda ini nantinya bisa dipakai bergantian sama orang tuanya.

Menanggapi hal itu, Rachmat Hidayat mengatakan, bantuan tersebut nanti akan dilengkapi dengan bantuan makanan sehat kaya nutrisi dan susu kaya protein.***

 

 




Modern Bakery Kelas Dunia dari Kota Bima, ILLO CAKE

Membuka jalan kuliner khas daerah naik kelas, Iman Suryo Wibowo membangun modern bakery kelas dunia dari Kota Bima

MATARAM.LombokJournal.com ~ Pengusaha muda sukses Kota Bima, Iman Suryo Wibowo, membangun usaha kuliner ILLO CAKE, sebuah modern bakery dengan standar kelas dunia dari kampung halamannya. 

Iman adalah contoh nyata, brand ternama juga bisa terlahir dari tangan-tangan kreatif anak-anak muda Bumi Gora.

Ini bermula dari gambling. Begitulah Iman memulai usaha bakery modern miliknya, ILLO CAKE. Salah satu unit bisnis yang kini sudah berjalan sembilan tahun tersebut, berawal dari sang istri yang sangat doyan roti, namun acap kepayahan menemukan tempat menikmati roti dengan nyaman di kota dengan julukan “Kota Tepian Air” itu.

BACA JUGA: Bekraf Seleksi 100 Pengusaha Start up Kuliner Indonesia untuk Ikuti FSI 

Gerai ILLO CAKE modern bakery di Kota Bima

“Istri saya kebetulan orang Surabaya,” kata Iman, Kamis (02/03/23). Iman memang menamatkan pendidikan sarjananya pada salah satu perguruan tinggi ternama di Kota Pahlawan tersebut.

Tentu sebuah hal yang mustahil kala itu di Kota Bima, bisa menemukan gerai roti modern dengan produk premium, yang selain bisa take away tapi bisa dine in dengan tempat yang sangat nyaman layaknya gerai-gerai modern bakery di mal-mal Surabaya. 

Sebagai pengusaha dengan insting bisnis jempolan, Iman melihat kegelisahan sang istri sebagai peluang. Maka, ide mendirikan modern bakery pun mulai muncul di benak.

“Kenapa gambling? Karena kita mendirikan usaha yang produknya harus mengalahkan satu bungkus nasi yang saat itu harganya masih Rp 5.000,” kata Iman.

Karena itu, di awal-awal pendiriannya, Iman tak menampik, ILLO CAKE tentulah melalui berbagai tantangan. Namun, pelan tapi pasti, dengan seluruh ikhtiar dan doa, jalan terang terbuka untuk ILLO CAKE. 

Insting bisnis pengusaha muda kelahiran 1986 ini sekali lagi benar-benar terbukti.

Dari semula menyewa tempat, hanya butuh empat tahun bagi ILLO CAKE untuk bisa membangun gerai milik sendiri. 

Gerai ILLO CAKE kini berada di bilangan Jalan Soekarno Hatta, salah satu jalan protokol utama di Kota Bima, dimana Kantor Wali Kota juga berada. 

BACA JUGA: Banyak Perusahaan dan Mapan di Usia Muda, Ini profilnya

Gerai ILLO CAKE berdiri megah menempati lahan seluas empat are. Dilihat dari desain gerai dan penamaannya, para penikmat kuliner akan langsung tahu, bahwa brand ILLO CAKE benar-benar dirancang mengadopsi standar pasar luar negeri.

Ketika masuk ke gerai, pengunjung akan langsung disuguhkan dengan suasana yang nyaman, bersih, rapi, dan terkesan mewah. 

Jangan heran, jika kini, ILLO CAKE menjelma menjadi pilihan utama untuk berbagai acara di kota terbesar ujung timur NTB ini. Mulai dari acara kumpul keluarga, kejutan ulang tahun untuk kolega, hingga menjadi suguhan rutin dalam kegiatan meeting kantor-kantor pemerintah yang dihadiri para pejabat.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur ILLO CAKE diresnpons sangat baik oleh masyarakat,” kata Iman.

Berada di gerai ILLO CAKE, pengunjung tak ubahnya akan merasakan sesansi yang sama seperti ketika berada di gerai BreadTalk, salah jaringan toko roti populer asal Singapura. Atau akan merasakan suasana yang sama cozy-nya seperti tatkala berada di gerai J.CO Donuts, salah satu jaringan restoran modern bakery ternama di tanah air.

Sedari awal, Iman memang menghajatkan brand ternama di dunia tersebut sebagai kiblat. Karena itu, jangan heran jika cita rasa dan kualitas produk ILLO CAKE juga tak kalah bersaing dengan brand yang sudah lebih dulu kesohor itu. 

Iman memilih bahan baku yang sama dan mengolahnya dengan ketepatan dan ketelitian yang sama pula. Selain itu, menikmati kuliner di ILLO CAKE juga akan menghadirkan prestise, hal yang tentu tak akan mudah didapat di gerai-gerai kuliner lain.

Produk-produk ILLO CAKE juga menerapkan strategi display. Produk juga dikemas dengan packaging terbaik dan selalu fresh. Menghadirkan pula pelayanan dari staf-staf dengan kualifikasi tinggi untuk kenyamanan customer.

Dengan cita rasa dan standar brand-brand ternama di dunia, banyak juga yang menduga, kalau ILLO CAKE adalah bisnis franchise. Padahal, kata Iman, nama ILLO CAKE terinspirasi dari nama putra pertamanya Ilham Aprilio. 

Dari nama itulah lahir kata ILLO. Kebetulan juga, kata ILLO ada dalam bahasa Bima. Artinya lampu penerang.

BACA JUGA: Lima Siswa Asal NTB Ikuti Konferensi Internasional di Turkey

“Kami memang menghajatkan unit bisnis ini bisa menjadi penerang di tengah kegelapan untuk semua,” ucap Iman.

ILLO CAKE juga menunjukkan bagaimana totalitas Iman dalam mengelola dan mengembangkan lini bisnisnya. Untuk ILLO CAKE, Iman secara khusus meng-hire manajer kelas wahid. 

Iman “membajaknya” dari Hotel Royal Ambarukmo, sebuah hotel bintang lima ternama di Jogjakarta. Hotel ini, belum lama menjadi tempat akad nikah putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Sudah barang tentu, butuh investasi besar untuk menjadikan ILLO CAKE seperti sekarang. Namun, hasil yang didapat kata Iman, sebanding dengan apa yang telah diinvestasikan.

“Alhamdulillah, pencapaiannya selalu melampaui target yang telah ditetapkan,” kata ayah tiga anak ini, seraya menolak secara halus untuk menyebut omzetnya secara mendetail.

Enterpreneur yang terlahir dari keluarga tukang tambal ban ini mengemukakan, pencapaian ILLO CAKE ini menunjukkan, daya beli warga Kota Bima tak kalah dengan warga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Sejak semula, dirinya menargetkan ILLO CAKE membidik kelas menangah ke atas. Seiring membaiknya perekonomian, jumlah kelas menengah memang akan terus tumbuh. 

Iman memberi contoh, bagaimana terlihat di bandara, warga Bima yang baru kembali dari kunjungan ke berbagai kota, rata-rata menenteng oleh-oleh makanan dengan brand-brand ternama.

Itulah pula yang turut melecut dirinya. Iman ingin mereka yang berkunjung ke Kota Bima, sekembalinya ke kampung halamannya, memiliki kebanggaan yang sama. 

Menenteng oleh-oleh makanan dengan brand lokal dari Kota Bima tapi memiliki kualitas yang sama baiknya dengan brand-brand ternama di dunia.

Karena itu, di Bandara Sultan Salahuddin Bima, ILLO CAKE kini juga memiliki gerai yang telah menjelma menjadi primadona bagi para penumpang pesawat untuk membeli buah tangan saat mereka terbang pulang. 

Sekali lagi, pelan namun pasti, ILLO CAKE pun menjadi salah satu penopang sektor pariwisata di Kota Bima di bidang kuliner.

Secara keseluruhan, dari lini bisnis ILLO CAKE saja, Iman kini memiliki 50 orang karyawan. Sebanyak 40 orang merupakan anak-anak muda dari Kota Bima. Mereka membangun karir profesional mereka di ILLO CAKE.

Atas seluruh pencapaian tersebut, apresiasi untuk Iman pun berdatangan. Tak tanggung-tanggung, Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi dan Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri memberikan apresiasi tersebut secara langsung.

Wali Kota Bima menyebut, ILLO CAKE sebagai restoran terbaik di Kota Bima dan sangat representatif. DiharapKAN, ILLO CAKE dapat terus mempertahankan kualitas rasa dan kenikmatan produknya, termasuk keyamanan tempatnya. 

Sementara Bupati Bima ingin agar ILLO CAKE bisa terus memberikan warna dan kepuasan bagi masyarakat Kabupaten Bima dan Kota Bima.

Makanan Lokal Naik Kelas

Seiring meningkatnya permintaan konsumen, ILLO CAKE kini tidak hanya menyajikan produk-produk modern bakery. Namun sudah bertransformasi menjadi restoran yang komplet. 

Selain produk modern bakery, ILLO CAKE juga menghadirkan menu-menu makanan utama untuk santap siang hingga santap malam. Menu yang dihadirkan pun beraneka ragam dan disajikan layaknya menikmati makanan di hotel berbintang.

 Mulai dari menu western seperti steak, asian food, maupun makanan Nusantara. Demi memanjakan para customer, tiap bulan pun ILLO CAKE selalu memiliki menu baru.

Selain menu-menu tersebut, ILLO CAKE juga menyajikan makanan khas Bima. Di ILLO CAKE inilah, makanan khas masyarakat Mbojo benar-benar naik kelas. 

Belum lama, ILLO CAKE misalnya merilis cita rasa luar biasa yang merupakan makanan khas Bima seperti Londe Puru Tota Fo’o, sebuah menu bandeng bakar yang disajikan dengan sambel mangga yang sangat menggugah selera. 

Ada pula menu Nasi Bima Mangge Mada Sepi Kangare Daun Sambi, sebuah olahan seafood dengan rasa terbaik. Selain itu ada juga Palumara Londe dengan Nasi putih, menu olahan bandeng dengan kuah kuning yang kaya rempah. 

Sajian-sajian makanan khas Bima tersebut bersanding dengan menu-menu Nusantara seperti Lumpia Semarang dan Sosis Solo.

ILLO CAKE juga akan memulai ekspansi bisnis. Jika tidak ada aral melintang, akan dibuka gerai baru di Dompu. Iman menargetkan pada 2024, gerai tersebut sudah beroperasi. 

Saat ini, lahan sudah siap. Desain bangunan gerai juga sudah hampir rampung. Gerai di Dompu tersebut sepenuhnya mengadopsi cita rasa dan standar pelayanan yang sudah dimulai di Kota Bima.

Iman juga bertekad menjadikan ILLO CAKE memberi kemanfaatan yang besar bagi masyarakat. Dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan, ILLO CAKE kini sedang mengagas kerja sama dengan SMK Negeri di Kota Bima dan di Dompu. 

Ide ini tak lepas dari pilihan SMK Negeri yang memiliki kelas boga, menjadikan ILLO CAKE sebagai lokasi praktik kerja bagi para siswa dan siswinya.

“Saya ingin ILLO CAKE menjadi semacam kampus tempat belajar bagi mereka,” kata Iman.

Melalui program kerja sama ini, nantinya, Iman ingin merekrut mereka yang baru menuntaskan praktik kerja menjadi karyawan ILLO CAKE. Atau membuka jalan untuk mereka menjadi pengusaha di bidang kuliner yang andal. 

Kerja sama terrsebut kini sudah terjalin dengan SMKN 1 Kota Bima dan SMKN 1 Hu’u di Dompu.

BACA JUGA: Pertunjukan Kolosal INEN GUMI Meriahkan WSBK 2023

Kemanfaatan yang lain yang diinginkan Iman adalah suplai bahan baku yang mengandalkan rantai pasok dari masyarakat. Hal tersebut kini sudah dimulai dari pasokan telur, gula, dan minyak goreng.

Hal ini bagian dari upaya untuk turut menggerakkan ekonomi warga Kota Bima sekaligus juga menggairahkan ekosistem usaha yang dimiliki masyarakat secara langsung. (*)

 

 




Angkat Marwah Kota Bima melalui Olahraga

Pengusaha muda Iman Suryo Wibowo, mendirikan klub futsal, dipersiapkan berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023 untuk angkat marwah daerahnya

MATARAM.LombokJournal.com ~ Iman Suryo Wibowo, salah satu pengusaha muda Kota Bima yang sukses, yang berupaya mengangkat marwah daerahnya.

Kini Iman terjun langsung membina olahraga dengan mendirikan klub futsal dan memimpin Asosiasi Futsal Kota Bima. 

Buat Iman, olahraga adalah jalan mempersatukan warga sekaligus merupakan kiat terbaik menggerakkan ekonomi daerah.

BACA JUGA: Peserta Rally NTB Gemilang Disambut Meriah

Imam Sury0 Wibowo; melalui olahraga angkat marwah daerah
Imam Suryo Wibowo (kanan)

“Masyarakat Bima ini gila bola. Larinya oke. Mainnya oke. Jadi sangat gemar sepak bola,” kata Iman, dalam perbincangan, Minggu (12/02/23).

Iman kini sedang disibukkan mempersiapkan kontingen Futsal Kota Bima menuju laga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023. 

Ajang olahraga multievent paling bergengsi di NTB tersebut akan dibuka pada 18 Februari mendatang di Kota Mataram, di mana Kota Bima memasang target tinggi pada Cabor Futsal. Kota Bima ingin meraih medali emas.

Iman pun memantau langsung secara intensif latihan yang dilakukan tim. 

“Dalam sepekan, latihan dilakukan selama enam hari. Dalam sehari, latihan digelar selama empat jam.Ada latihan sesi pagi dan sesi latihan malam. Masing-masing sesi dua jam,” kata Iman.

Owner PT Ulet Jaya, sebuah holding company yang membawahi lebih dari 20 unit bisnis di Kota Bima ini mengemukakan, latihan untuk mengasah teknik dan taktik. 

Untuk menjaga fisik pemain, pihaknya sengaja tidak melakukan pertandingan melawan tim atau klub lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pemain yang cedera.

BACA JUGA: Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Aplikasi di NTB

“Kami juga latihan di pantai. Kami benar-benar fokus pada target untuk meraih medali emas,” kata Iman.

Pengusaha muda kelahiran 1986 ini dikenal warga Kota Bima sebagai penggemar berat sepak bola. Kini ia banyak mencurahkan tenaganya klub futsal miliknya yang masyhur di Kota Bima. Klub futsal binaannya malang melintang dalam kompetisi futsal di Bumi Gora.

Secara khusus, Iman juga membangun dua lapangan futsal di Kota Bima yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk semua itu. 

Menurutnya, pengembangan olahraga butuh pengorbanan besar, termasuk dari sisi finansial. Namun ia meyakini, tak ada investasi pemberdayaan masyarakat yang hasilnya sia-sia.

Ia bangga, seorang pemain futsal Kota Bima turut mengharumkan nama NTB di ajang PON XX Papua yang dihelat pada Oktober 2021. Pada ajang tersebut, Tim Futsal NTB meraih medali perunggu.

Di luar itu, ia juga memberi perhatian pada pembinaan sepak bola usia dini di kotanya. Dalam waktu dekat, Iman akan mendirikan akademi futsal.

Akademi yang akan dibesutnya merupakan franchise dari Akademi Futsal V8, sebuah akademi yang didirikan legenda fustal Indonesia, Vennard Hutabarat. 

BACA JUGA: Insan Pers Diajak Terus Kembangkan Kemampuan

Iman dan Vennard  memang berkawan karib.

 “Sebentar lagi insya Allah sudah penandatanganan MoU,” ungkap Iman.

Menurutnya, jika hanya menyandarkan pengembangan pada kompetisi, baik futsal maupun sepak bola di Kota Bima tak akan pernah berkembang. 

Dengan akademi ini, akan menjaring bakat-bakat sepak bola terbaik dari Kota Bima semenjak dini, lalu mengenalkan dan mendidik mereka dengan kultur sepak bola modern.

“Nanti anak-anak usia SD skillnya kita didik dan kita asah di akademi. Sehingga begitu menginjak usia SMP saja, mereka sudah jadi pemain yang bagus,” kata Iman.

Dengan hadirnya akademi dan kompetisi reguler yang profesional, bakat besar yang dimiliki anak-anak muda maka kelak Kota Bima akan menjadi salah satu daerah yang memasok pemain-pemain tim nasional. 

Sebuah kebanggaan dan marwah yang tak ternilai bagi seluruh masyarakat Kota Bima yang dijuluki “Kota Tepian Air” ini.

Iman meyakini, betapa olahraga adalah media perekat yang bisa mewujudkan kebersamaan.  Olahraga yang dikelola secara profesional pada akhirnya akan mampu menghadirkan kebanggaan dan prestasi bagi daerah. 

Pada akhirnya pula akan menghadirkan pula kebaikan bagi masyarakat, bagi pemerintah, dan bagi semua pihak.

“Olahraga memiliki nilai-nilai universal. Olahraga itu mempersatukan,” kata Iman.

Di sisi lain, olahraga juga menghadirkan kemanfaatan ekonomi yang besar bagi masyarakat dan daerah. 

Daya akomodasi olahraga sangat strategis karena bisa menggeliatkan dan mengakselerasi sektor lain dalam proses pembangunan daerah. Olahraga kata Iman, bisa menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi daerah.  

Paguyuban Bikers

Selain aktif membina pengembangan futsal, di Kota Bima, Iman juga aktif membina komunitas penggemar sepeda motor yang tergabung dalam klub-klub bikers. 

Saat ini, Iman menjadi Pembina Paguyuban Bikers Bima (PBB). Paguyuban tersebut secara resmi berdiri pada 25 September 2022.

“Paguyuban ini menaungi 17 klub di Kota Bima dan juga di Kabupaten Bima,” katanya.

Dokumen dan plakat peresmian paguyuban ini ditandatangani oleh Kepala Dinas Pariwista Kota Bima, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, dan Kasat Lantas Polres Bima Kota.

Paguyuban ini kata Iman, dihajatkan hadir untuk memberi kemanfaatan yang besar bagi masyarakat. 

Paguyuban ini aktif melakukan kegiatan sosial, menggalang dan menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang tidak mampu.

Secara rutin, paguyuban ini bersama Polres Bima Kota dan Polres Bima, tiap dua bulan membagikan dua lusin helm berstandar nasional Indonesia kepada masyarakat. 

Pembagian helm SNI tersebut, sebagai bagian dari aksi nyata untuk terus mengajak masyarakat mengedepankan keselamatan berkendara. 

Dengan cara memperhatikan seluruh kelengkapan berlalu lintas sesuai standar nasional, dan memperhatikan dengan seksama rambu-rambu lalu lintas.

Iman menekankan, paguyuban ini memang dihajatkan bukan sebagai sarana menyalurkan hobi belaka. Namun, hadir untuk berkontribusi pada masyarakat dan mendongkrak pula pembangunan daerah. 

Dalam hal mengakselerasi pembangunan daerah, paguyuban ini secara rutin menggelar touring yang diikuti pula oleh berbagai komunitas motor. Touring tersebut dilakukan ke lokasi-lokasi wisata, yang akan menjadikan lokasi wisata terekspos sehingga akan menarik minat wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Selain itu, para bikers bersama komunitas lainnya biasanya suka berpetualang dan mencari suatu lokasi baru yang memiliki potensi wisata. 

Tentunya kata Iman, hal tersebut akan membantu pemerintah dan juga warga masyarakat sekitar lokasi dalam hal kepariwisataan dan perekonomian.

“Sembari menyalurkan hobi, kami juga ingin berkontribusi tiada henti bagi masyarakat dan juga kemajuan ekonomi daerah,” kata Iman. ****

 

 




Banyak Perusahaan dan Mapan di Usia Muda, Ini Profilnya

Terlahir sebagai anak penambal ban, kini Iman Suryo Wibowo jadi wirausaha dari Kota Bima yang menjalankan banyak perusahaan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Tampil menjadi pengusaha dengan pencapaian gemilang, Iman Suryo Wibowo, menjadi buah bibir di Kota Bima.

Pasalnya, Iman lahir dari keluarga tukang tambal ban, namun dengan dengan kerja keras, ia bisa menjadi figur yang luar biasa. 

BACA JUGA: Perempuan Terjerat Pinjol Karena Tekanan Ekonomi

Iman Suryo Wibowo, pengusaha muda banyak mimpin perusahaan di Kota Bima
Iman Suryo Wibowo

“Hidup itu memang harus dari bawah. Karena hidup itu butuh proses,” kata Iman, mengawali perbincangan, Sabtu (04/02/23) malam.

Menjelang pergantian hari, Imam baru sampai di rumahnya di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasana’E Barat, Kota Bima. 

Di akhir pekan, Iman rupanya masih melakukan aktivitas yang padat. Menjawab dan membaca sejumlah pesan yang masuk di telepon genggamnya pun, secara seksama baru sempat dilakukannya saat itu.

“Kebetulan saya sedang membuka lini bisnis yang baru. Jadi butuh koordinasi intensif,” katanya.

Bekerja keras adalah habitat Imam. Sewaktu masih duduk di bangku SD pun, dia sudah terbiasa menukar waktu bermainnya, untuk memilih bekerja dan menghasilkan uang. Orang tuanya memang mendidiknya demikian.

“Saya memang dididik berbeda oleh almarhum ayah. Sejak waktu SD, saya kalau mau ada uang, maka saya harus bekerja,” kata Iman.

Pemuda 37 tahun ini, lahir dan besar di Kota Bima. Namun, ayahnya, Saripan, adalah perantau di Bima. Iman anak paling bontot dari tiga bersaudara. Saat kedua orang tuanya merantau ke Bima di era 1980-an, dua kakak Iman masih kecil-kecil.

Ayahnya tidak tamat sekolah dasar. Datang ke Bima pun untuk menjadi tukang tambal ban. Dari tambal ban, ayahnya membuka bengkel, melayani ganti dan tambah oli. 

Lalu berkembang lagi dan membuka usaha vulkanisir ban, yakni usaha ban bekas yang dilapisi dengan kompon baru sehingga terlihat seperti ban baru. 

BACA JUGA: Awas, Jangan Terperosok Pinjaman Online (Pinjol)

Usaha yang diberi nama Ulet Jaya itu, melayani ban vulkanisir untuk truk dan kendaraan pick up.

Semenjak masih SD, Iman sudah membantu seluruh pekerjaan ayahnya. Mulai dari tambal ban, ganti dan tambah oli, hingga vulkanisir ban. Hal itu dilakukannya hingga duduk di bangku sekolah menengah atas. 

Tangan dingin ayahnya, membuat Ulet Jaya semakin berkembang. Seiring perkembangan usaha itu, ekonomi keluarga Iman pun membaik. Tapi bukan berarti Imam boleh berleha-leha.

Iman ingat persis. Selepas pulang sekolah, dia sudah ada untuk bekerja di tempat usaha ayahnya, dan baru pulang pada pukul 17.00 Wita. Dia tak bermain bersama teman-temannya. 

Padahal, tak berbilang, silih berganti teman sebayanya datang mengajak untuk sekadar main playstation, atau jalan-jalan naik sepeda motor berkeliling-keliling.

“Saya bahkan sampai dijauhi teman-teman. Tapi itu dulu ya, kalau sekarang tidak,” kata Iman tertawa mengenang masa itu.

Selepas menamatkan sekolah menengah, ImaN melanjutkan pendidikan tinggi di Universias Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya. 

Imam mengambil jurusan ekonomi dengan konsentrasi pemasaran. Pada 2008, dia menamatkan studi, lalu kembali ke kampung halaman.

Iman lalu diberi tanggung jawab oleh ayahnya sevagai manajer di Ulet Jaya. Pelan dan pasti, usaha Ulet Jaya kian berkembang pesat. Usaha bengkel tersebut kian membesar.

Sudah ada pula usaha pengelasan dan mesin bubut. Sampai kemudian pada tahun 2014, sang ayahanda berpulang, dipanggil Yang Maha Kuasa, yang menjadikan Ulet Jaya sepenuhnya tanggung jawab Iman.

Di bawah kendali Iman, Ulet Jaya melakukan sejumlah ekspansi bisnis. Hingga kini, tercatat tak kurang dari 20 jenis lini bisnis yang dikelola Imam. 

Ulet Jaya pun telah menjadi perseroan terbatas, dan menjadi perusahaan induk dari anak-anak usaha di bawahnya. Seluruh usaha itu berpusat di Kota Bima.

“Saya sudah terlalu cinta sama kampung halaman saya. Saya sudah terlalu cinta sama Kota Bima,” kata Iman soal lini bisnisnya yang seluruhnya berpusat di kota terbesar di timur NTB tersebut.

Akademi Futsal

Toh, meski memiliki pusat usaha di Kota Bima, bukan berarti Iman tak memiliki jejaring pengusaha di tingkat nasional. Usaha kacang mete milik Imam misalnya, sudah bermitra dengan pengusaha di Pulau Jawa untuk ekspor kacang mete ke berbagai negara. 

Dalam waktu dekat, Imam juga akan mendirikan Akademi Futsal di Kota Bima. Akademi itu merupakan franchise V8, akademi futsal yang didirikan legenda fustal Indonesia, Vennard Hutabarat.

“Sebentar lagi sudah penandatanganan MoU,” ungkap Iman.

BACA JUGA: Daycare Ramah Anak, Optimalkan Produktivitas Perempuan 

Baik Imam dan Vennard, keduanya adalah karib. Iman memang penggila sepakbola. Dia bahkan memiliki klub futsal dengan nama yang masyhur di Kota Bima. Klub futsal tersebut malang melintang dalam berbagai kompetisi di Bumi Gora. 

Secara khusus, Imam juga membangun dua lapangan futsal di Kota Bima. Dan hingga saat ini, memasuki periode kedua, Imam masih mendapatkan kepercayaan memimpin Asosiasi Futsal Kota Bima.

Menjadi pemimpin perusahaan dan mapan di usia yang masih begitu muda, Iman mengaku semuanya tak lepas dari didikan orang tuanya. Imam mengaku, sedari kecil, ayahnya telah menanamkan kultur dan mindset entrepreneurship. 

Dalam hal kultur, ayahnya mengajarkan pentingnya kerja keras, ulet, kerja cerdas, dan tuntas. Berani mengambil risiko dengan tiada henti menekankan, bahwa di balik risiko ada kesuksesan yang menunggu.

Pun begitu tentang mindset. Iman diajarkan tentang tanggung jawab. Pantang pulang sebelum masalah diselesaikan. Diajarkan cekatan, diajarkan tentang pentingnya etos kerja.

Tidak lupa salat dan ibadah dan terus berikhtiar dan mensyukuri apa yang didapat hari ini, dan besok berusaha lebih giat lagi.

Iman bahkan menuturkan, saat ayahnya masih hidup dan dirinya menjadi manajer di Ulet Jaya, ayah tiga putra ini tak ubahnya seperti karyawan pada umumnya. Bukan petantang petenteng. Imam bekerja dan mendapat gaji seperti karyawan lainnya. 

Selain itu, Iman setiap satu kali dalam sepekan, diharuskan untuk menginap di mess para pekerja. Hidup membaur bersama mereka. 

Mengetahui problem harian yang mereka hadapi. Menjadi orang pertama yang mengetahui dan membantu para pekerja ketika mereka sedang sakit.

Semua itu kata Iman, dilakukan ayahnya dalam mendidik dirinya, agar jika memimpin perusahaan, Imam sudah tahu apa yang akan dilakukan pada saat hendak mengambil keputusan. Tahu cara terbaik ketika hendak memberi perintah kepada karyawan.

Seluruh hal tersebut pun, hingga kini masih dipraktikkan Iman. Tentu ada modifikasi sejumlah hal. Mengingat perkembangan zaman yang sedemikian pesat, mengharuskan sejumlah hal di-update dan dilakukan dengan cara yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama.

Karena itu, sebagai owner PT Ulet Jaya, Iman yang memiliki 300 karyawan, kini selalu memastikan seluruh pekerjanya benar-benar bisa bekerja dengan suasana yang nyaman. Sehingga menjadikan mereka tetap produktif. 

Bahkan kini, dua orang karyawannya, masih merupakan generasi pertama Ulet Jaya, yang bahu membahu bersama ayahanya membangun usaha.

Buat Iman, jika mereka kini masih nyaman bekerja di Ulet Jaya, bukan semata karena mereka karyawan yang loyal belaka. Namun, karena kultur kerja yang nyaman. 

Dan mereka tahu, bahwa Ulet Jaya dipimpin oleh orang yang tepat, dan mampu menjadikan Ulet Jaya kian berkembang pesat.

Jumat Berkah

Sementara itu, dari seluruh hal yang ditanamkan ayahandanya, hal yang tak boleh ditawar-tawar kata Iman, adalah pentingnya berbagi kepada sesama. Begitulah cara terbaik untuk bersyukur kepada Sang Pencipta.

Itu sebabnya, Ulet Jaya kini memiliki program Jumat Berkah. Yakni sebuah program yang membantu sesama setiap hari Jumat. PT Ulet Jaya dan seluruh anak usahanya juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat. 

Misalnya berbagi sembako kepada warga yang membutuhkan. Iman juga menyiapkan bantuan untuk para penyandang disabilitas

Bahkan, kini, Iman bekerja sama dengan

Satuan Lalu Lintas di Polres Bima Kota, menyiapkan dua lusin helm dengan standar SNI setiap dua bulan, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada warga, sebagai kampanye pentingnya berkendara dengan aman dan nyaman serta tertib lalu lintas.

“Sudah menjadi komitmen Ulet Jaya, untuk terus melakukan kegiatan berbagi ini tanpa henti,” imbuh Iman.

Kini Iman menjadi buah bibir di Kota Bima, adalah buah dari kerja kerasnya. Pada Imam-lah, para generasi muda seharusnya menoleh. Sebab, usia muda bukanlah penghalang untuk berbuat besar bagi kemajuan daerah dan juga bagi masyarakat.***