Wagub NTB Tutup Y20 Indonesia 2022, 2nd Pre-Summit Lombok
Wagub Sitti Rohmi menyampaika terima kasih pada semua pihak sehingga acara Y20 Indonesia di Lombok berjalan lancar
MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menutup event Youth 20 (Y20) Indonesia 2022, 2nd Pre-Summit dengan tema “Digital Transformation” yang diselenggarakan di Lombok, NTB.
Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub NTB pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan para peserta Y20 Indonesia yang telah berpartisipasi untuk mensukseskan salah satu event internasional tersebut.
Wagub Sitti Rohmi
“Atas nama Pemerintah Provinsi NTB, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia. Untuk IYD, UGGp, Geopark Rinjani Lombok, LPP NTB, NTB Connect dan seluruh peserta. Berkat semua dukungannya, acara ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Ummi Rohmi saat menghadiri Closing Ceremony Y20 Indonesia di Hotel Merumatta Lombok, Minggu (24/04/22).
Selain itu ia berharap, hasil diskusi event Y20 Indonesia yang diselenggarakan di Lombok, NTB dapat ditindaklanjuti pada event utama Y20 di Jakarta dan Bandung.
“Tentunya kami juga berharap hasil dari diskusi selama acara ini akan dapat ditindaklanjuti pada acara utama nanti di Jakarta dan Bandung. Semoga para pemuda dapat memberikan dampak yang besar bagi NTB, Indonesia kedepannya,” tambahnya.
Y20 sendiri merupakan sebuah wadah bagi pemimpin muda di masa depan dari seluruh negara anggota G20 untuk berdiskusi, berargumen, dan bertukar ide, hingga mencapai kesepakatan bersama terkait agenda Presidensi G20.
Sebagai informasi, sebelumnya Y20 1st Pre-Summit telah diselenggarakan di Palembang. Kemudian Y20 2nd Summit telah sukses dilaksanakan di Lombok, NTB.
Selanjutnya Y20 3rd dan 4th Pre-Summit akan diselenggarakan di Balikpapan dan Manokwari. Sedangkan acara utama Y20 rencananya akan diadakan di Jakarta & Bandung.***
Jelang MXGP Samota, Pelabuhan Badas Segera Dibenahi
Pelabuhan Badas akan diperbaiki jelang MXGP Samota, agar layak untuk pendaratan logistik MXGP serta tempat bersandarnya Hotel Terapung
MATARAM.lombokjournal.com ~ Menjelang MXGP Samota, Pelabuhan Badas di Kabupaten Sumbawa akan segera diperbaiki.
Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB saat bertemu Direktur Pelindo, Boy Robyanto di Jakarta, Selasa (19/04/22).
“Bersama Direktur Pelindo, kita akan segera menyiapkan dan memperbaiki Pelabuhan Badas, sehingga layak untuk pendaratan logistik MXGP serta tempat bersandarnya Hotel Terapung untuk akomodasi para penonton MXGP yang berasal dari luar daerah,” katanya.
Ia menambahkan, menyelenggarakan event internasional memanglah tidak mudah.
Namun, ia optimis dan mengajak seluruh pihak untuk melakukan berbagai perubahan sebagai bentuk penyesuaian.
“Event internasional tidak mudah kita lakukan, tapi kita harus tetap melakukan banyak perubahan dan perbaikan. Rumah sakit, bandara, pelabuhan, listrik, telemomunikasi, jalan, perhotelan, homestay, sentra UKM, pusat kuliner, EO dan lain-lain harus berubah untuk melakukan penyesuaian,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB, Ridwan Syah juga menyampaikan, diperbaikinya Pelabuhan Badas menjelang MXGP Samota ditujukan agar Pelabuhan Badas siap menjadi pelabuhan utama, untuk kebutuhan logistik dan penumpang dari event MXGP.
“InsyaAllah Pelabuhan Badas sebagai pelabuhan utama untuk logistik dan penumpang MXGP 2022 akan segera dibenahi dan dipoles menyambut tamu yang hadir pada bulan Juni,” tutur Ridwan Syah, Komandan Lapangan MXGP Samota.
MXGP sendiri merupakan salah satu ajang balap Motocross paling elit di dunia yang berada di bawah naungan Federation Internationale de Motorcyclisme.
Sedangkan, MXGP Samota merupakan salah satu seri dari MXGP 2022 yang akan diselenggarakan di Samota, Kabupaten Sumbawa, NTB pada tanggal 24 hingga 26 Juni mendatang.***
Pra – KTT Y20 Indonesia 2022, Ajang Promosi NTB di Mata Dunia
NTB akan memanfaatkan Pra – KTT Y20 Indonesia 2022 momentum untuk mempromosikan NTB di tingkat nasional bahkan internasional
MATARAM.lombokjournal.com ~Pra Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20 Indonesia 2022 yang akan berlangsung di Provinsi NTB tidak hanya sebagai multiplier effect bagi kebangkitan ekonomi, tetapi juga sebagai ajang promosi NTB di mata dunia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si mengatakan itu saat membuka Konferensi Pers NTB Youth Conference yang berlangsung di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (14/04/22).
Menurutnya, itu momentum untuk mempromosikan NTB di tingkat nasional bahkan internasional
Lalu Gita Ariadi (kanan)
“Kita dapat mempromosikan daerah kita di tingkat nasional bahkan internasional, pada suatu saat mereka akan datang berkunjung lagi ke daerah kita,” tuturnya.
Miq Gite sapaan akrabnya juga mengatakan, Pemprov NTB siap mendukung suksesnya penyelenggaraan Pra – KTT Y20 Indonesia 2022 yang akan berlangsung di Hotel Merumatta, Senggigi Lombok pada tanggal 23 – 24 April 2022, dengan mengusung tema “Transformasi Digital”.
Kegiatan Pra-KTT Y20 akan dihadiri oleh seratus aktivis pemuda di NTB dan daerah sekitar untuk memberikan masukan kebijakan mengenai isu transformasi digital.
Selain itu, sebanyak 23 delegasi resmi yang hadir fisik di NTB dan 80 lainnya yang bergabung secara daring,
“Pemerintah NTB Siap mendukung penuh dan siap menyukseskan penunjukkan NTB sebagai tuan rumah dalam gelaran Y20,” ungkapnya.
Senada dengan Sekda NTB, Penanggung Jawab kegiatan, Mohamad Farid Zaini, ST.,MBA juga mengatakan, momen Y20 nanti akan menjadi ajang promosi NTB di mata dunia.
Karena pada saat acara berlangsung akan di tampilkan video virtual tour di NTB baik itu di pulau Lombok dan Sumbawa.
“Peserta yang mengikuti secara daring dapat menyaksikan berbagai potensi wisata yang ada di NTB, harapannya ini dapat mendongkrak pariwisata di NTB sebagai tuan rumah Y20,” katanya.
Sementara itu, Michael Victor Sianipar selaku Co – Chairs Y20 menjelaskan, terkait isu transformasi digital, yang akan berfokus pada bagaimana peran pemuda dalam menjadi pendorong perkembangan teknologi digital dunia.
Pandemi COVID-19 turut berpartisipasi dalam mempercepat transformasi digital pada sektor publik maupun swasta.
Hal ini menciptakan peluang yang besar bagi perkembangan pada lintas sektor.
Namun, percepatan transformasi ini juga dapat menimbulkan risiko dan tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
“Menyadari peluang dan tantangan dalam pertumbuhan dunia digital, Y20 Indonesia 2022 mengangkat dua sub tema pada isu prioritas transformasi digital, yaitu peranan pemuda dalam tata kelola digital dan bagaimana membangun kesadaran keuangan digital,” tambah Michael Victor Sianipar, Ketua Pelaksana Y20 Indonesia 2022. ***
NTB Tuan Rumah Y20, Beri Multiplier Effect bagi Kebangkitan Ekonomi
Jadi tuan rumah event the Youth 20, Wagub NTB tekankan semua pihak harus betul-betul komit dan berkoordinasi
MATARAM.lombokjournal.com ~ Terpilihnya NTB jadi tuan rumah event the Youth 20 (Y20) Indonesia, akan berikan multiplier effect bagi kebangkitan ekonomi di NTB dan Indonesia.
Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Jalillah mengatakan pada Rapat Finalisasi G20-Y20 Summit NTB 2022 di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Rabu (13/04/22).
Wagub Sitti Rohmi
“Insya Allah ini akan memberikan multiplier effect terhadap kebangkitan ekonomi di NTB dan Indonesia, maka kita harus berani ada di depan,” kata Wagub.
Sebagai informasi, Youth 20 (Y20) merupakan wadah konsultasi resmi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk dapat saling berdialog.
Dalam wadah Y20 para pemuda sebagai pemimpin masa depan didorong untuk meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan global, untuk bertukar ide, berargumen, bernegosiasi, hingga mencapai konsensus.
Ummi Rohmi berharap event tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sukses dengan adanya komitmen dan koordinasi seluruh pihak.
“Ini gawe kita semua, sehingga semua pihak harus betul-betul komit dan berkoordinasi. Jangan bekerja sendiri-sendiri. Kita berharap sampai dengan penutupan nanti semuanya smooth. Insya Allah kita siap untuk menyelenggarakan Y20 sampai dengan penutupan sukses bersama-sama,” tandasnya.
Ditegaskan, Provinsi NTB sudah siap menjadi penyelenggara.
“Alhamdulillah, pada dasarnya ini sudah siap. Karena NTB ini juga komit untuk jadi penyelenggara Y20. Tidak ada alasan untuk kita tidak siap pada penyelenggaraan ini,” katanya.
Wagub menekankan, seluruh pihak yang bertanggung jawab agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga penyelenggaraan Y20 di NTB dapat berjalan lancar dan sukses.
“Kepada semua pihak yang bertanggung jawab harus betul-betul bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan berkoordinasi dengan baik,” tambahnya.
Turut hadir dalam rapat finalisasi tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Panitia Y20 Pusat dan Daerah, serta beberapa Kepala OPD ruang lingkup Provinsi NTB. ***
Tuan Rumah Pertemuan DEWG, Wagub NTB Sambut Menkominfo
Kedatangan Menteri Kominfo RI Johny G Plate disambut Wagub NTB sebagai tuan rumah pertemuan DEWG, yang membahas isu transformasi ekonomi berbasis digital oleh Working Groups
MATARAM.lombokjournal.com ~ Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang menjadi tuan rumah pertemuan Pertama Digital Economy Working Group (DEWG), yang mana termasuk dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia.
Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah secara khusus menyambut Menteri Kominfo RI Johny G Plate di Bandara BIZAM, Selasa (29/03/2022).
“Selamat datang kembali Menteri Komunikasi dan Informatika RI, di Nusa Tenggara Barat” sambut Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB.
Usai penyambutan, Menteri Jhony kemudian melanjutkan kegiatan dengan memberikan keterangan pers di Hotel Aruna, Sengigi.
“Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi momentum membahas transformasi digital di dunia yang lebih inklusif,” kata Menkominfo RI.
Lebih lanjut dijelaskannya, pada hari pertama, Forum DEWG sidang 1st DEWG akan membahas isu Post Covid-19 Recovery and Connectivity dan Digital Skills and Digital Literacy
Sementara hari kedua, yang dibahas isu Cross-Border Data Flow and Data Free-Flow with Trust serta konklusi secara keseluruhan.
Menurut Johnny, Presiden Joko Widodo telah menegaskan, Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum menunjukkan kepemimpinan strategis Indonesia dalam menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pascapandemi Covid-19.
“Pemilihan tema Recover Together Recover Stronger menjadi relevan untuk menjawab tantangan global saat ini. Kita ingin pulih dan bangkit bersama dan kita ingin pulih dalam posisi yang lebih kuat,” sambungnya.
Tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia antara lain Arsitektur Kesehatan Global yang Inklusif, Transformasi Ekonomi berbasis Digital, dan Transisi Energi Berkelanjutan.
Ketiga prioritas itu menjadi agenda pembahasan baru (flagship agenda) dalam 11 Working Group (WG), 1 inisiatif dan 10 Engagement Group (EG) dalam Sherpa Track.
Para menteri ekonomi digital G20 dan para Pemimpin G20 telah mengakui digitalisasi merupakan pendorong bagi kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Karena itu, pada tahun 2017 dibentuk Gugus Tugas Ekonomi Digital atau Digital Economy Task Force (DETF).
Melalui DETF, inisiatif dan pengembangan kerja sama ekonomi digital lebih intensif dibahas melalui diskusi dan konsultasi dengan engagement group (EG) G20 dan pemangku kepentingan lain.
Pada tahun 2021 DETF bertransformasi menjadi Digital Economy Working Group (DEWG) mencerminkan realitas di mana perangkat digital memungkinkan percepatan pertumbuhan sosial ekonomi dan ekonomi yang lebih inklusif.
“Presidensi G20 tahun ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong legacy melalui kesepakatan-kesepakatan di meja perundingan G20 dari Indonesia untuk dunia,” jelasnya. ***
Kementerian KP Diminta Antisipasi Lonjakan Permintaan Ikan
Lonjakan Permintaan Komoditas Perikanan jelang bulan Puasa dan Lebaran yang diperkirakan naik 20 persen, harus diantisipasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
MATARAM.lombokjournal.com ~ Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diingatkan agar lebih sigap mengantisipasi lonjakan permintaan komoditas perikanan, khususnya jelang bulan Puasa dan Lebaran.
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan mengatakan itu, karena kebutuhan konsumsi ikan saat puasa dan lebaran diperkirakan meningkat hingga 2,64 juta ton, atau meningkat sekitar 10 sampai 20 persen dibanding bulan lain.
Ia ingatkan KKP agar bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dengan kebijakan yang tepat.
Johan Rosihan
“Jangan terlena dengan perkiraan pasokan ikan yang cukup, sebab banyak faktor yang di luar kendali sering menyebabkan pasokan ikan terganggu,” kata Johan.
Menurut Johan, walaupun estimasi produksi dan ketersediaan ikan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa dan lebaran, namun ada beberapa hal yang mesti diwaspadai oleh KKP terkait ketersediaan stok ikan secara nasional.
“KKP mesti waspadai efek dari gejala el nino yang berpotensi terjadinya kebocoran stok ikan serta saat ini KKP mesti menyiapkan armada perikanan yang baik, agar mampu menjangkau zona ekonomi eksklusif agar dapat mengoptimalkan stok ikan,” papar Johan memberi masukan kepada jajaran KKP.
Ia menekankan agar KKP mempercepat investasi perikanan nasional supaya berdampak signifikan dalam perekonomian.
“Dengan potensi bahari dan komoditas perikanan yang lengkap maka kita tidak boleh ketinggalan dalam hal investasi. Saya selalu mendorong KKP bisa mempercepat laju investasi perikanan, dengan cara memperbaki data statistik perikanan dan selalu mendorong usaha perikanan berbasis sumberdaya lokal,” kata Johan.
Menurutnya, harus ada komitmen dari semua pihak untuk meningkatkan anggaran sektor kelautan perikanan demi mendongkrak potensi baharikita agar lebih maju.
“KKP harus kerja keras untuk realisasi berbagai program prioritas seperti penataan kampung nelayan, revitalisasi usaha garam rakyat, meningkatkan bantuan kepada nelayan, meningkatkan infrastruktur perikanan tangkap dan budidaya ikan, serta peningkatan nilai tambah komoditas perikanan,” ungkapnya.
Namun ia memberi apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan KKP, khususnya upaya penataan sistem perikanan, upaya peningkatan stok dan pasokan ikan serta peningkatan ekonomi daerah, dengan mengoptimalkan keunggulan lokal di bidang kelautan perikanan. “Kita berharap semua program prioritas akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan nelayan, petambak dan pembudidaya ikan serta masyarakat kelautan perikanan pada umumnya,” harap Johan Rosihan.***
Kerja belum rampung sepenuhnya, tapi perhelatan MotoGP Mandalika 2022 meraih sukses besar, dan memiliki daya ungkit ekonomi luar biasa, Tulisan ini bagian akhir laporan Naniek I Taufan yang menyaksikan langsung di Sirkuit Mandalika
MATARAM.lombokjournal.com ~ Gelaran MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika meraih sukses besar.
Meski pembangunan infrastruktur pendukung sirkuit ini belum rampung sepenuhnya dan masih terus berjalan, antusias penonton begitu tinggi.
Alat-alat berat di sekitar sirkuit selama pergelaran tersebut masih tetap standby siap melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa lokasi yang masih dalam pembangunan terpantau antara lain halte-halte shuttle bus di pintu-pintu masuk sirkuit dan juga tempat-tempat parkir di Pintu Barat dan Pintu Timur.
60 ribuan tiket khususnya di hari ketiga, tanggal 20 Maret 2022 sesi utama MotoGP, habis terjual. Di hari pertama dan kedua 19-20 Maret 2022, juga tidak kurang dari 33 ribu tiket juga ludes.
Hotel-hotel dan penginapan penuh tidak hanya di Lombok Tengah dan Kota Mataram, termasuk juga di Lombok Utara dan sebagian Lombok Timur.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa sport tourism yang dihadirkan di Sirkuit Mandalika ini memiliki daya ungkit ekonomi luar biasa. Khususnya bagi bangkitnya ekonomi setelah dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun sebelum ini.
MotoGP menjadi momentum untuk menata kembali ekonomi, khususnya sektor pariwisata.
“Ini momentum bagi tatanan ekonomi baru pascapandemi,” ungkap Sandiaga dalam konferensi pers di Media Center Indonesia MotoGP Manfalika 2022, Jumat (18/03/22).
Bazar UMKM di Mandalika
Sementera itu, Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, memperkirakan perputaran uang atau transaksi UMKM selama MotoGP di Mandalika bisa mencapai Rp90 miliar.
“Dari 1.300 UMKM yang kita kurasi itu potensi yang kita hitung bisa sampai Rp90 miliar perputaran uang selama event MotoGP,” ujar Teten Masduki ketika membuka NTB Invotek Expo 2022 di Halaman Kantor BRIDA Provinsi NTB di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (18/03/2022).
Sejak beroperasi tahun 2011, event MotoGP 2022 membuat Bandara Internasional Lombok (BIL) mencatat sejarah dengan jumlah penumpang harian tertinggi dengan lebih dari 15 ribu orang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok, sampai dengan Senin (21/03/22) lalu.
Penumpang di bandara
“Jumlah pergerakan penumpang harian kemarin merupakan yang tertinggi. Tercatat ada 15.164 penumpang dengan rincian 4.154 penumpang yang tiba dan 11.010 penumpang berangkat. Tingginya angka pergerakan penumpang ini utamanya disokong oleh aktivitas keberangkatan para penonton, pembalap, serta ofisial kru ajang balap motor MotoGP Mandalika,” ujar Nugroho Jati, General Manager Bandara Lombok, dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Lombok, (22/3/2022).
Padahal biasanya rata-rata penumpang harian adalah berkisar 3.500 orang. Ini artinya selama gelaran MotoGP 2022, terjadi peningkatan lebih dari empat kali lipat. Pergerakan pesawat juga mencapai titik puncak dengan catatan 143 pergerakan pesawat, dengan rincian 72 pesawat tiba serta 71 pesawat yang berangkat dari Bandara Lombok. Biasanya, bandara ini hanya melayani sekitar 40 pergerakan pesawat yang tiba dan berangkat setiap harinya.
Ini artinya, meski kerja belum selesai, MotoGP Indonesia 2022 di sirkuit Mandalika Lombok, yang menempatkan pebalap Miguel Oliveira sebagai pemenang, disusul Fabio Quartararo di urutan kedua dan Johann Zarco di posisi ketiga, menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Artinya pula bahwa kepercayaan terhadap pemerintah yang membangun sirkuit ini juga sangat tinggi. MotoGP Mandalika 2022 meninggalkan kesan yang tak terlupakan.
Saking belum bisa move on dari kebanggaan bisa menonton langsung MotoGP di negeri sendiri, membuat event MotoGP masih saja terus dibicarakan. Perkara penonton sempat terbengkalai akibat belum termanajemen dengan baik sistem transportasi shuttle bus dalam penyelenggaraan event ini, mereka pulang membawa rasa puas.
Panas, hujan dan petir pun dinilai sebagai bagian dari keseruan bisa hadir langsung pada gelaran perdana MotoGP Indonesia.
Pemerintah tentu akan melakukan evaluasi yang ketat dan perbaikan terhadap sistem transportasi yang sangat vital bagi penonton ini. Evaluasi untuk perbaikan ini, jelas dibutuhkan untuk kelangsungan penyelenggaraan MotoGP di tahun-tahun berikutnya. Lagi pula Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah sudah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penonton MotoGP Mandalika atas hal ini.
“Kami meminta maaf kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan,” kata Zulkieflimansyah di Mataram, sehari setelah MotoGP berakhir.
Kekaguman dan kebanggaan atas hadirnya sirkuit MotoGP di Mandalika Lombok ini, diungkapkan oleh penonton yang tersentuh hatinya tatkala lagu Indonesia Raya bergema di Pertamina Mandalika International Street Circuit sesaat sebelum balapan utama MotoGP dilepas.
Presiden Joko Widodo
Penonton turut hikmat, larut dalam kebangaaan sekaligus rasa haru yang mendalam. Mereka ikut berdiri menyanyikan lagu kebangsaan. Apalagi gelaran perdana MotoGP 2022 dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo. Presiden yang mewujudkan sirkuit bergengsi ini dalam satu kali kesempatan (tanpa mangkrak). Ada yang tak mampu menahan haru, ada pula yang merinding karena rasa bangga juga seperti tidak percaya.
“Seperti tidak percaya, kita (Indonesia) punya sendiri sirkuit kelas dunia ini (Mandalika). Indah pula,” kata Diandra asal Jakarta.
Ia mengaku benar-benar merasa beruntung bisa nonton MotoGP di kampung halaman sendiri, tak perlu jauh-jauh ke negeri orang. Antusiasme menonton MotoGP Mandalika memang terlihat dari lautan manusia yang memenuhi sirkuit dibangun di atas lahan seluas 133,1 hektar ini.
MotoGP Mandalika 2022 memang sangat dinantikan, khususnya bagi mereka yang selama ini fans MotoGP namun belum pernah bisa menonton secara langsung. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan jika menonton MotoGP ke luar negeri menjadi faktor utama mengapa mereka sangat antusias datang ke sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
“Mau nonton keluar negeri, mahal banget. Hari ini terbayar sudah, puas. Ini momen yang bertahun-tahun saya nanti-nantikan, bisa lihat langsung aksi para riders, bisa dengar langsung raungan mesin motor pebalap dan bisa lihat langsung mereka melintas di depan saya. Wow… amazing,” ungkap Diandra yang menonton dari tribun I zona hijau.
Bagi Diandra dan puluhan ribu penonton lainnya, kesempatan hadir di tribun-tribun Pertamina Mandalika International Street Circuit yang megah, pada MotoGP Mandalika 2022 ini tidak akan terulang kedua kali. Sebab mereka ikut menjadi penonton pertama yang mengukir sejarah di sirkuit kebanggaan bangsa Indonesia ini.
“Pokoknya beda rasanya nonton perdana, meskipun tahun depan bisa nonton lagi, jelas tidak sama,” ujar Said asal Kalimantan Timur.
Event MotoGP Mandalika 2022 memang bukan semata-mata tontonan bagi pencinta olah raga otomotif, melainkan turut serta sebagai pelampiasan rasa bangga bagi anak bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, terbilang banyak dari mereka yang menonton event ini sesungguhnya bukan penggemar berat MotoGP. Namun karena rasa bangga punya sirkuit mentereng milik bangsa sendiri membuat beberapa di antaranya jauh-jauh hari sudah memastikan diri tiba di Lombok pada H-2 sebelum rangkaian MotoGP digelar.
“Saya nontonnya tanggal 19 dan 20 Maret. Sirkuitnya ada di Indonesia masak saya tidak nonton? Sirkuitnya juga cantik bisa sekalian liburan di bibir pantai dan tepi laut Kuta Lombok yang terkenal itu” kata Rara asal Surabaya yang mengaku hanya sesekali nonton MotoGP lewat televisi.
Jadi, selain aksi para riders dunia yang ditonton, Rara juga bisa melihat langsung dan mengenal lebih jauh sirkuit Mandalika serta menikmati berbagai peristiwa yang terjadi selama event ini digelar. Dan itu merupakan hiburan menarik yang tidak boleh dilewatkan. Tepuk tangan dan sorak sorai penonton (khususnya para fans) saat para riders lewat di depannya, memberi energi tersendiri bagi penonton.
Peristiwa-peristiwa tidak biasa yang terjadi sejak sirkuit ini dibuka dalam gelaran perdana World Superbike (WSBK) dan Idemitsu Asian Talent Cup IATC di bulan November 2022, saat Pramusim MotoGP bulan Februari 2022 serta saat event utama MotoGP Mandalika 2022 digelar, merupakan keunikan tersendiri dari Sirkuit Mandalika. Yang tentu saja tidak ditemukan di sirkuit lain.
Meskipun Sirkuit Mandalika merupakan salah satu sirkuit terbaik di dunia dengan diperolehnya pengakuan berstandar internasional grade tertinggi (A) dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sport serta International Road racing Team Association (IRTA)/Asosiasi Tim Balap Internasional, sirkuit ini tetap dengan kesederhanaannya yang apa adanya.
Berada di wilayah Lombok bagian Selatan, di sebuah desa dengan penduduk yang sederhana, sejak awal sirkuit modern ini juga tetap menampilkan kesederhanaan dan keunikan peristiwa-peristiwa yang menyertainya.
Penduduk Kuta yang apa adanya, yang aktivitas kesehariannya (seperti ibu-ibu yang berboncengan dengan 4 anak), orang bersarung menonton di balik pagar sirkuit, kondisi warung dan kios yang apa adanya tempat pebalap membeli kartu sim seluler, yang dipublikasikan di instagram pribadi para pebalap.
Rara si Pawang Hujan
Termasuk pula yang paling fenomenal ada aksi Rara si pawang hujan dan keramahan Risman yang membuat juara pertama MotoGP Indonesia Mandalika 2022 di kelas primer, Miguel Oliveira, mendedikasikan kemenangannya itu untuk pemuda sederhana ini. Pebalap Red Bull KTM terkesan pada Risman, staf hotel yang melayaninya selama bersiap dalam laga balap MotoGP di sirkuit Mandalika Lombok.
“Aku ingin mendedikasikan podium ini untuk seorang pria bernama Risman, staf hotel tempatku menginap. Dia sudah menyemangati saya selama akhir pekan ini. Ia benar-benar mendukung saya sepanjang pekan, dan dia orang yang baik. Saya janji saya akan mendedikasikan podium saya kepadanya. Jadi, ini untukmu, Risman,” ungkap Miguel Oliveira dalam wawancara resmi bersama MotoGP.
Demikian pula ketika hujan dan petir turun dengan derasnya yang membuat sesi utama balap MotoGP ditunda beberapa kali, sebuah momen tak terduga pun terjadi. Seorang pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari tiba-tiba tersorot kamera resmi Dorna saat melakukan aksinya di depan pit lane Sirkuit Mandalika. Saat kamera Dorna menyorotnya, para penonton di tribun-tribun bersorak dengan gemuruh tepuk tangan.
Tentu ini sangat mengejutkan. Event berkelas internasional yang tidak main-main ini, bisa-bisanya menghadirkan aksi pawang hujan.
Untuk bisa berada di areal pit lane itu, mestilah atas ijin resmi dengan peraturan yang sangat ketat dari Dorna Sport selaku pengelola MotoGP. Rupanya, (dikutip dari CNNIndonesia.com), kehadiran Rara di pit lane tersebut atas permintaan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Dorna Sport.
Atraksi Rara membawa singing bowl sembari membuat gerakan-gerakan ritual itu mencuri perhatian para pembalap MotoGP. Pebalap dengan julukan Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, bahkan menirukan gerakan pawang hujan tersebut dengan menggunakan wadah makan dan garpu.
Berbagai peristiwa ini menjadi hiburan tersendiri bagi penonton. Di sinilah letak bahwa MotoGP Indonesia bukan semata-mata olahraga otomotif, melainkan memiliki unsur entertain yang unik dengan sebab bangsa ini kaya dengan tradisi dalam kebudayaannya.
Memang banyak pro kontra terkait aksi pawang hujan tersebut, tetapi inilah Sirkuit Mandalika dengan segala keunikan dan kesederhanaan yang menyertainya.
Dan segala kesederhanaan serta keunikan itu terpublikasi dengan masif dan menjadi trending topik bukan hanya di Indonesia melainkan juga diperbincangkan banyak warganet dunia di media sosial.***
Penonton MotoGP Terlantar, Gubernur Zul Minta Maaf
Animo penonton MotoGP, dari Minggu sangat besar, sehingga menimbulkan kemacetan sehingga shuttle bus terlambat datang
MATARAM.lombokjournal.com ~ Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penonton MotoGPatas ketidaknyamanan, karena shuttle bus gratis yang disediakan Pemprov NTB bagi para penonton datang terlambat.
Banyak penonton kemudian merasa ditelantarkan usai acara, termasuk penonton dari luar daerah Lombok
Penonton MotoGP terlambat dijemput
Animo masyarakat menonton MotoGP, Minggu ( 20/03/22) sangat besar, sehingga menimbulkan kemacetan.
Tak sedikit pula masyarakat yang mengeluhkan kualitas bus yang sudah tua dan macet di tengah jalan sehingga ikut memperparah keadaan.
Gubernur menjelaskan, panitia sudah bekerja maksimal dalam mengatur alur bus untuk mengantar dan menjemput penonton.
Namun karena tumpah ruahnya penonton yang sangat antusias menghadiri hari balapan, maka kemacetan yang terjadi tak bisa dihindari.
“Kami meminta maaf, kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan,” kata Zulkieflimansyah di Mataram, Senin (21/03/22).
Gubernur minta permakluman para penonton yang merasa kecewa, dan. meminta dukungan agar bisa lebih baik kedepannya.
“Saya sendiri pernah jadi saksi sejarah ketika di Sentul dan itu lebih parah dari kemarin. Bukan bermaksud apologi, tapi kita tidak menyangka kendaraan pribadi sebanyak itu. Jadi kalau ada antusiasme di hari ketiga, apalagi yang kita saksikan di TV sebanyak itu, sehingga wajar membludak seperti itu,” ucap Bang Zul.
Terkait aduan bus yang sudah tua, ditekankan Ban Zul akan menjadi catatan panitia.
“Bus yang melayani tidak boleh tua. Ini akan kami cek ke depannya. Kami juga tidak bisa mengomeli petugas yang sudah bekerja maksimal. Tetapi mudah-mudahan ini jadi feedback yang baik untuk ajang selanjutnya, seperti WSBK di November 2022 dan ini menjadi catatan cukup baik, apalagi kontrak ini 10 tahun pasti setiap tahun ada peningkatan,” tandasnya. ***
MotoGP Mandalika 2022, Catatan Transportasi yang Kacau (2)
Dalam perhelatan MotoGP Mandalika 2022, penonton dikecewakan layanan shuttle bus yang kacau, dan petugas pun pasrah. Ini laporan Naniek I Taufan dari Mandalika
MATARAM.lombokjournal.com ~ Kekacauan shuttle bus, dimulai sejak pemberangkatan menuju Mandalika, dan usai perhelatan MotoGP usai.
Bahkan saat penonton harus berjuang untuk pulang dengan berjalan kaki menuju tempat jemputan, dan harus berebutan naik bus, banyak di antaranya harus berpisah dengan rombongan.
Lulusnya Pertamina Mandalika International Street Circuit dalam uji hasil track inspection oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sports dan IRTA, dengan nilai tertinggi (grade A), merupakan bukti bahwa sirkuit Mandalika dibangun sesuai ketentuan.
Kabar ini diperoleh tanggal 17 Maret 2022 atau sehari sebelum event MotoGP digelar secara resmi.
Ini artinya layak sebagai tempat mengaspal bagi para riders dunia sekelas MotoGP. Dan setelah digelar tiga hari berturut-turut, 18-20 Maret 2022, event ini meraih kesuksesan.
Tapi sukses di sirkuit tentu tidak serta merta berarti semua aspek berjalan baik. Ada kekurangan di sana-sini tentu wajar, mengingat event ini baru pertama kali digelar.
Segala (management) fasilitas khususnya bagi penonton juga baru pertama kali digunakan atau dioperasikan.
Penonton juga rata-rata baru pertama kali datang menonton MotoGP ke Sirkuit Mandalika yang begitu luas, sehingga sangat wajar jika mengeluh soal jarak yang jauh dari satu pintu masuk ke pintu masuk lainnya.
Meski semua masih baru, terutama pihak penyelenggara MotoGP bagian transportasi bus yang disiapkan untuk penonton juga baru bekerja, bukan menjadi alasan pembenaran pada kekacauan yang terjadi di hari pamungkas MotoGP Mandalika.
Sebab, walau transportasi hanya satu dari banyak bagian lain yang sukses dalam event ini, soal amburadulnya transportasi bagi penonton ini adalah sesuatu yang fatal. Panitia rupanya tidak siap dengan managemen transportasi.
Tidak menghitung dengan baik keseimbangan antara penonton yang jumlahnya melebihi 60 ribu orang, yang pasti menimbulkan kerumunan yang luar biasa, dengan ketersediaan jumlah shuttle bus.
Tampaknya pula, keliru menghitung kemacetan yang ditimbulkan dari keramaian yang pasti terjadi yang jelas akan menunda perjalanan bus. Serta tidak menghitung jarak tempuh shuttle bus dari dan ke Mandalika.
Bisa dibayangkan penonton yang menginap di Lombok Utara, yang jarak tempuh rata-ratanya sekitar 2,5,-3,5 jam baru bisa tiba di Sirkuit Mandalika. Artinya shuttle bus yang bertugas menjemput penonton di Lombok Utara via Bangsal, membutuhkan waktu 5-7 jam untuk mengantar ke Mandalika dan kembali ke Bangsal untuk angkutan berikutnya.
Begitu pula dengan penonton dari Mataram yang membutuhkan waktu 1-1,5 jam untuk bisa tiba di Mandalika. Shuttle bus membutuhkan waktu 2-3 jam untuk PP Mataram Mandalika. Belum lagi di titik terjauh Lombok Timur.
Sementara itu puluhan ribu orang menanti bus tersebut dalam waktu nyaris bersamaan di hari yang sama. Semua ingin lekas tiba di Mandalika. Dan semua ingin segera meninggalkan Mandalika begitu MotoGP berakhir di sore hari.
Dan yang melayani transportasi ribuan orang itu hanya sebanyak 278 unit Shuttle bus yang disiapkan Dishub Provinsi NTB terdiri atas 27 bus ukuran besar, 70 bus ukuran medium, dan 181 minibus. Semuanya gratis untuk penonton.
Kemacetan saat pulang
Nanti juga ditunjang angkutan sewa khusus dan alat angkut konvensional, sesuai ketentuan.
Kekacauan soal transportasi ini sesungguhnya sudah dimulai sejak pagi, saat penonton mulai dijemput di titik-titik penjemputan yang sudah ditentukan. Dengan jumlah penonton yang sangat banyak, bahkan di titik penjemputan eks Bandara Selaparang Mataram, medsos sudah mulai riuh dengan keluhan. Shuttle bus yang menjemput sampai agak siang tak tiba-tiba, sementara mereka sudah menunggu sejak pagi.
Apa penyebabnya? Selain bus yang kurang juga akibat kemacetan parah yang terjadi mulai dari depan Bandara Internasional Lombok, lalu di jalur setelahnya dan semakin parah saat mendekati Parkir Barat dan Parkir Timur. Ini yang menyebabkan bus-bus terlambat menjemput penonton.
Akibat lain dari keterlambatan bus, membuat penonton yang sudah tumpah menanti bus, terpaksa harus berebut, dulu-duluan agar bisa segera naik bus. Kemacetan ini bahkan memakan waktu sampai 5 jam dari Mataram hingga ke Sirkuit Mandalika.
Sebab bukan hanya soal kemacetan dalam perjalanan dari Mataram menuju ke Parkir Timur (PT) dan Parkir Barat (PB) yang menyebabkan lamanya penonton tiba di Sirkuit Mandalika, melainkan juga harus berebut bus dari PB dan PT untuk menuju pintu-pintu masuk sesuai dengan zona tiket yang dibeli.
Banyaknya penonton yang memenuhi PB dan PT membuat petugas yang jumlahnya tidak banyak, benar-benar kewalahan. Sopir-sopir dan petugas bus lainnya tak mampu membendung situasi. Mereka terlihat seperti pasrah.
Bus-bus di PB dan PT yang seharusnya menjemput penonton menuju pintu-pintu masuk (gate 1,2 dan 3) sesuai dengan warna dan abjad tiket (merah gate 1, biru gate 2 dan hijau gate 3), sudah tidak lagi sesuai dengan aturannya.
Hal ini terutama saat hari semakin siang dan semua penonton merasa harus segera tiba di tribun untuk menonton sebab mereka juga membeli tiket dengan harga yang tidak murah. Itu baru saat penonton datang ke Mandalika hingga ke pintu masuk masing-masing.
Penonton yang begitu antusias menantikan momen menonton langsung MotoGP di negeri sendiri ini, sesungguhnya sangat menikmati kesempatan yang tidak semua orang bisa datang kembali di Sirkuit Mandalika. Khususnya bagi mereka dari luar Lombok yang harus rela menyiapkan budget bukan semata untuk membeli tiket, melainkan untuk biaya transportasi laut/darat/udara, ke dan dari Lombok.
Biaya menginap dan akomodasi lainnya serta biaya konsumsi selama di Lombok. Ditambah lagi biaya transportasi lokal selama berada Lombok.
Bagaimana tidak, mereka kelihatan asyik-asyik saja. Meski masuk kepanasan dan pulang kehujanan. Termasuk pula ketika angin kencang, hujan yang mengguyur sangat deras disertai petir, yang membuat basah kuyup (penonton di tribun terbuka).
Juga ketika balapan MotoGP ditunda hingga sekitar dua jam akibat hujan deras, semua itu tidak menyurutkan semangat para penonton.
Mereka tetap nikmati semua peristiwa itu, sebagai bagian dari keseruan menonton langsung event internasional sekelas MotoGP yang selama ini hanya bisa ditonton lewat layar kaca. Raungan mesin motor para riders yang dipacu dengan kecepatan tinggi rata-rata di atas 300km/jam, kecepatan riil di aspal lintasan yang bisa dilihat langsung di depan mata itu, tidak bisa dideskripsikan oleh kamera secanggih apa pun.
Kamera tidak bisa menjelaskan hal itu sebaik kenyataannya. Tidak bisa menggantikan emosi penonton saat ‘bertemu’ langsung aksi para riders yang mengaspal di Sirkuit Mandalika Lombok.
Para penonton di hari Minggu (20 Maret), yang tiba sejak pagi di Sirkuit Mandalika bisa menyaksikan seluruh sesi balapan. Mulai dari sesi pemanasan (Warm Up), Moto3 pukul 10:00 wita. Lalu Moto2 pada pukul 10:20 wita dan dilanjutkan kelas MotoGP pada 10:40 wita.
Setelah itu, pada pukul 12.00 wita para pebalap Moto3 akan mulai berlomba sepanjang 18 lap untuk menjadi yang terdepan. Dilanjutkan dengan Moto2 pada 13:20 wita yang melintasi 20 lap. Sementara itu para pebalap utama MotoGP mulai mengaspal sekitar jam 5 sore (seharusnya terjadwal 15.00 wita, ditunda karena hujan) untuk memperebutkan posisi terdepan dalam lomba yang berlangsung dalam 20 putaran.
Sesi utama MotoGP di Pertamina Mandalika International Circuit ini semestinya berlangsung 27 putaran (lap). Tapi karena kondisi lintasan balapan MotoGP dikurangi dari sebelumnya 27 menjadi 20, karena kondisi lintasan aspal terlalu panas karena terik matahari.
“Kami memutuskan mengurangi jarak tempuh balapan untuk menjaga kondisi trek karena masalah aspal,” begitu konfirmasi yang dikeluarkan Franco Uncini, selaku Grand Prix Safety Officer, dikutip dari situs resmi MotoGP.
Semua enjoy dan puas bisa menonton secara langsung. Aksi para riders benar-benar menghibur hati mereka yang dinilai sebanding dengan mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk bisa sampai di tribun Sirkuit MotoGP ‘milik sendiri’ ini.
Hal tersebut sebenarnya sempat membuat penonton melupakan kroditnya perjalanan mereka tadi untuk bisa tiba di tribun. Tapi kekacauan transportasi berikutnya, di saat pulang menonton, benar-benar membuat penonton rata-rata mengeluh dan kecewa.
Sekitar pukul 17.30 wita, usai sesi utama MotoGP yang menempatkan Miguel Oliveira, rider dari Red Bull KTM sebagai pemenang Pertamina Grand Prix of Indonesia, penonton sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan tribun keluar dari pintu keluar masing-masing. Di sinilah kekacauan yang menyedihkan bagi penonton itu terjadi.
Puluhan ribu orang yang berkumpul secara bersamaan keluar menuju lokasi shuttle bus yang sedianya mengantar mereka ke PB dan PT. bersamaan dengan keluarnya penonton itu, mobil-mobil yang ada di areal parkir dalam sirkuit pun bersamaan ikut keluar.
Alhasil lalu lintas macet. Para penonton yang berjalan di bawah gerimis yang terus turun, awalnya tertib menanti bus di perhentian yang sudah ditentukan. Para petugas lapangan yang mengatur juga terus bekerja.
Tapi, menit demi menit selanjutnya, penonton yang berkumpul itu semakin banyak menjadi lautan manusia yang bergerak menuju titik yang sama. Di saat itu pula, shuttle bus yang diharapkan datang, tidak banyak yang tiba. Karena itu, setiap kali bus tiba, semua berebutan naik sembari saling dorong satu sama lain.
Areal halte yang becek penuh lumpur akibat hujan, tidak lagi dipedulikan oleh penonton. Yang mereka nanti hanyalah segera bisa mendapatkan bus yang akan mengantar mereka ke PB dan PT, tempat di mana mereka memarkir kendaraan atau akan melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus juga, menuju tujuan masing-masing.
Rebutan dan saling berdesakan naik bus, membuat petugas lagi-lagi kewalahan. Mereka terlihat pasrah. Membiarkan para penumpang berduyun-duyun berjalan ke arah terjauh di mana mereka bisa menyetop bus lebih cepat. Dan itu jaraknya sangat jauh. Tapi para penonton rela berjalan jauh berkilo-kilo meter demi mendapatkan bus menuju PB dan PT.
Saat ditanya di mana penonton harus menunggu bus untuk menuju PT dan PB? Petugas hanya menjawab lemah.
“Seharusnya di sini, tapi karena semua penonton sudah mencegat bus di ujung jalan yang jauh di sana (sambil menunjuk arah beberapa kilometer), bus tak bisa sampai ke mari,” kata petugas di halte bus pintu 1, pasrah.
Kemacetan parah tak bisa dihindari. Jalan-jalan di depan Sirkuit Mandalika ramai. Mereka yang tidak mendapatkan bus terpaksa berjalan kaki berkilo-kilo meter, berharap bisa menemukan bus. Harapan itu sirna, sebab jumlah bus tidak sebanding dengan banyaknya penonton.
Salah satu peristiwa terjadi di area sekitar pintu 1 Sirkuit Mandalika, penonton akhirnya memaksa bus dengan stiker warna hijau, bertuliskan zona, H,I,J,K, untuk berhenti dan mengangkut mereka menuju PT.
Bus ini sejatinya harus menjemput penonton di pintu 3 zona hijau untuk dibawa ke PT. Tapi perjalanan mereka mustahil sampai ke pintu 3 mengingat ratusan penonton sudah mengerubungi bus yang terlihat dalam keadaan kosong itu. Supir dan petugas bus tak berdaya, sebab para penonton mulai memukul-mukul bus.
Pintu bus pun dibuka, penonton menyerbu naik. Tampak sekali kesedihan, kekecewaan sopir dan petugas bus yang terpaksa tidak bisa melaksanakan tugas menjemput penonton zona hijau di pintu 3.
“Kami ini hanya melaksanakan tugas, bapak-bapak, ibu-ibu seharusnya tolong mengerti bahwa bus ini sesuai warna stikernya harus menjemput penonton di pintu 3 zona hijau. Kalau kami sekarang harus kembali ke PT mengantar bapak-bapak, ibu-ibu ke sana, bagaimana dengan penonton di pintu 3 yang menjadi tanggung jawab kami untuk dijemput,” ujar sopir dan petugas bus, setengah memohon namun tak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya, dengan terpaksa bus ini berputar balik dari depan pintu 1 menuju PT. gagal melaksanakan tugas menjemput penonton di pintu 3 zona hijau.
Akibat peristiwa ini, penonton yang sudah mengantri lama menunggu bus di pintu 3, jelas semakin kekurangan bus penjemputan. Dan tidak mustahil peristiwa ini terjadi di jalan sekitar sirkuit dan di pintu-pintu sirkuit lainnya.
Masalah belum selesai sampai di sini. Hingga sekitar pukul enam sore, bus tidak bisa masuk terminal PT. tertahan dan stagnan jauh dari terminal PT. Selama sekitar 1 jam penonton yang ada di atas bus pun memilih turun dan berjalan kaki menuju PT yang masih sangat jauh. Tak ada pergerakan sedikit pun. Penonton yang turun terpaksa melanjutkan berjalan kaki menuju PT dan tempat-tempat parkir yang jaraknya bisa sampai 30 menit atau lebih jalan kaki.
Ini sungguh membIngungkan. Dan bukan lelucon yang perlu ditertawakan.
Bahkan ada penonton yang sejak dari jam 6 pagi meninggalkan penginapan via Bangsal Lombok Utara dan masih ‘terkurung’ di Mandalika hingga malam hari, tak jua mendapatkan bus untuk pulang. Mereka pun tertinggal oleh rombongan yang sudah terlebih dahulu harus meninggalkan lokasi Mandalika.
Hingga pukul 8 malam, belum juga ada pergerakan yang berarti lalu lintas sekitar PT. Yang membawa kendaraan sendiri, semua stand by di dalam mobil, menanti kapan kemacetan itu terurai. Pada sekitar setengah 9 malam, kendaraan mulai bergerak, namun hanya beberapa meter lalu stagnan. Begitu seterusnya hingga lebih dari pukul 9 malam.
Beberapa saat kemudian, barulah kendaraan yang terkunci di sekitar PT mulai bisa bergerak. Keramaian terlihat masih sangat banyak. Penonton kebingungan menanti bus. 7 orang yang kehilangan jejak rombongannya, terpaksa memohon untuk menumpang di mobil penonton lainnya. beruntung mereka bisa masuk dan ikut hingga ke Mataram.
Mereka berasal dari Pontianak Kalimantan Barat dan Bandung Jawa Barat. Bersama 60 orang lainnya, mereka satu rombongan dan menginap di Lombok Utara. Mengingat jarak tempuh Lombok Utara ke Mandalika yang cukup jauh, mereka berangkat dari hotel tempat menginap menggunakan kendaraan carter rombongan sejak pukul 6 pagi hingga sekitar pukul 9 baru bisa keluar dari Mandalika.
Beruntung rombongan menunggu mereka di Mataram. Kemacetan di perjalanan menuju Mataram juga membuat ke 7 orang ini tiba di Mataram sekitar pukul 11 malam untuk bergabung makan malam dengan rombongan. Lalu jam berapa mereka akan tiba di Lombok Utara? Jika jam 12 malam mereka menuju Lombok Utara, maka bisa dipastikan paling cepat mereka tiba jam 1 dini hari. Sementara esok pagi-pagi mereka harus berangkat pulang via Bali.
Begitulah perjuangan para penonton MotoGP di momen perdana ini. Berjalan kaki, berebutan bus hingga kehilangan rombongan dan tentu saja banyak cerita lainnya yang lebih menyedihkan dari itu akibat tidak siapnya transportasi untuk penonton ini.
Apakah ini akan terulang di MotoGP berikutnya? Jelas puluhan ribu penonton itu tidak menginginkan hal ini terjadi. Perbaikan management transportasi tersebut, wajib dibenahi. Para birokrat tidak perlu banyak bicara dalam jumpa pers-jumpa pers dengan percaya diri mengungkap kesiapan yang semu yang jauh dari kenyataannya. Bekerja dalam diam, itu lebih baik dari banyak bicara tapi tak paham apa yang harus dilakukan dengan tepat.
Kekacauan yang terjadi pada sektor transportasi ini, jelas memperlihatkan sejauh mana kualitas kerja birokrasi khususnya di daerah yang diserahi tugas dan tanggung jawab ini.
Ajang internasional sekelas MotoGP ini semestinya menjadi tantangan bagi birokrasi dalam mengelola kapasitas dan kapabilitasnya dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang inovatif.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi NTB, Adhar Hakim yang mantan wartawan televisi nasional mengungkapkan, bahwa ajang-ajang internasional seperti MotoGP ini sebenarnya adalah sebuah momentum untuk mengklarifikasi berkali-kali, apakah birokrasi di daerah siap bergerak cepat, berinovasi dan dapat bergerak sebagai entrepreneurship birokrasi yang mampu menggalang publik untuk ikut berpartisipasi baik secara ekonomi maupun sosial dunia.
“NTB masih terus harus belajar lebih banyak. Pengembangan konsep kerja birokrasi yang kreatif, inovatif dan memiliki basis wawasan yang kuat soal membaca kebutuhan entrepreneurship sektor wisata amat sangat dibutuhkan. Wisata tidak boleh lagi dibaca hanya dengan skala statistik, soal berapa angka pertumbuhan kamar dan kunjungan wisata, tapi sudah harus melebar pada sektor sosial ekonomi lainnya, seperti potensi UMKM, skill terampil, dan jaringan pengembangan,” begitu kritiknya.***
MotoGP Mandalika 2022, Catatan Event Internasional di Lombok (1)
Perhelatan event MotoGP Mandalika 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit berjalan mulus, tapi di balik cerita sukses masih ada yang perlu perbaikan
MATARAM.lombokjournal.com ~ Perhelatan MotoGP Mandalika 2022 baru saja usai. Hiruk pikuk dan gegap gempitanya sudah dimulai jauh sebelum event ini digelar.
Ungkapan kebanggaan datang dari rakyat Indonesia, khusus Nusa Tenggara Barat yang akhirnya memiliki sirkuit yang diberi nama Mandalika. Disebut sebagai sirkuit yang indah, Pertamina Mandalika International Street Circuit begitu prestisius.
Begitu pula saat mendekati hari H MotoGP, bahkan saat digelarnya World Superbike (WSBK) bulan November 2021, terutama pada Pramusim MotoGP 2022 di bulan Februari 2022, media sosial Indonesia (khususnya) sudah riuh dengan dengan aksi para riders yang memposting segala aktivitas dan keindahan Lombok.
Semua berlomba untuk bisa menyaksikan secara langsung aksi para riders yang memacu motor dengan kecepatan maksimal di atas 300 km/jam. Banyak yang tidak kebagian tiket, mengaku kecewa sebab tak bisa menonton langsung aksi para riders dunia ini.
Aksi yang sebelumnya hanya bisa disaksikan di sirkuit-sirkuit MotoGP di negara-negara maju di dunia, di antaranya Sirkuit Silverstone di Inggris, Sirkuit Internasional di Sepang Malaysia, Sirkuit of the Americas yang terletak di negara bagian Texas, Amerika Serikat, tepatnya di kota Austin, Sirkuit Internasional Losail merupakan sebuah sirkuit balap yang terletak di luar Lusail di utara Doha, Qatar, Autodromo Internazionale del Mugello, di italia, Termas de Rio Hondo di Argentina, Twin Ring Motegi di Jepang.
Lalu ada Circuit de Barcelona-Catalunya di Spanyol, Kymi Ring di Finlandia juga MotorLand Aragon di negeri matador Spanyol.
Tapi kini, sudah bisa menyaksikan para riders yang memacu motor tanpa rasa takut seolah memiliki 9 nyawa, langsung di negeri sendiri.
Dan pada hari H MotoGP digelar, puluhan ribu orang berduyun-duyun datang ke Lombok, memperlihatkan antusiasmenya yang hebat dengan membawa kebangaan dan kebahagiaan saat bisa duduk di tribun untuk melihat dan mendengar langsung raungan mesin motor para riders di depan mata.
Para penonton ini rela membayar mahal sebuah tiket untuk itu. Membayar hotel dan akomodasi untuk menginap, menyiapkan sejumlah uang untuk kulineran selama di Lombok serta membayar transportasi dari dan menuju ke Lombok. Bukan main.
Dari perjalanan pembangunan sirkuit Mandalika hingga seluruh proses menuju MotoGP Indonesia 2022, sudah dilakukan. Lalu bagaimana menilai event sebagai hasil dari kerja keras dan kesuksesan penyelenggaraannya dengan segala kelebihan dan kekurangannya?
Tentu saja ada dua sudut pandang yang harus dilihat dari kacamata yang fair, yakni urusan dalam sirkuit dengan urusan yang berada di luar sirkuit.
Dibangunnya Sirkuit MotoGP berkelas internasional di Indonesia, apalagi lokasi yang dipilih adalah Lombok yang notabene bukan kota besar yang terbiasa dengan hiruk pikuk keramaian yang menghadirkan puluhan ribu orang, jelas menjadi hal yang luar biasa.
Selain itu, penyelenggaraan event MotoGP memiliki kelas tersendiri di mata masyarakat dunia.
Bukan hanya bagi mereka pecinta olahraga otomotif melainkan digandrungi pula oleh masyarakat umumnya. Sebabnya, gelaran MotoGP (Mandalika) yang disaksikan (400 juta pasang mata di seluruh dunia) tidak semata soal olahraga otomotif melainkan sport tourism yang kemasannya lengkap dengan entertainmentnya.
Bagaimana masyarakat di dunia mengidolakan para riders MotoGP, lalu mengikuti media sosial mereka, bagaimana penonton berbondong-bondong datang untuk menonton secara langsung aksi para pembalap, hingga terciptanya kreativitas sebagai efek dari MotoGP.
Pertanyaannya, siap dan sanggupkah Indonesia khususnya Lombok menjadi tuan rumah yang baik dalam penyelenggaraan gelaran MotoGP ini?
Perhelatan MotoGP Mandalika 2022, 18-20 Maret, telah membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah event internasional bergengsi ini. Rangkaian persiapan hingga gelaran berakhir, semua pihak bekerja sama, bahu membahu dan bekerja keras untuk mensukseskannya.
Mulai dari Presiden RI Joko Widodo, sang eksekutor Mandalika yang memerintahkan ITDC dan MGPA (pemilik sirkuit dan penyelenggara lokal MotoGP), seluruh jajaran kementerian terkait, Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Lombok Tengah hingga pihak terkait lainnya untuk mengawal segala proses persiapan sejak hingga hingga hari H. Memastikan semua berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Berkali-kali Presiden RI ini datang untuk memastikan sendiri bahwa pembangunan Sirkuit Mandalika sampai dengan persiapannya berjalan lancar. Ia bahkan hadir menjadi penonton MotoGP Mandalika 2022, di Sirkuit Mandalika Lombok pada tanggal 20 Maret 2022.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), yang merupakan BUMN Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Mandalika) telah merintis pembangunan sirkuit ini sejak kurang lebih lima tahun.
Dan akhirnya terwujud berkat kolaborasi dukungan seluruh stakeholders, mulai pemerintah pusat dan daerah, BUMN, pihak swasta, bahkan seluruh masyarakat. Ini menunjukkan bahwa event MotoGP bukan hanya milik ITDC dan MGPA saja, tapi milik seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah Pusat menggelontorkan dana yang tidak sedikit mewujudkan sirkuit prestisius ini. Dalam siaran pers ITDC menulis, Kementerian PUPR memiliki peran penting dalam mendukung penyelenggaraan event MotoGP dengan membangun infrastruktur pendukung dan menata kawasan The Mandalika seperti bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) ke Kawasan The Mandalika, sepanjang 17,3 km.
Membangun sarana hunian pariwisata (sarhunta) yang menjadi dukungan alternatif penginapan bagi penonton yang menuju The Mandalika selama event MotoGP berlangsung.
Selain berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) dan PT PP (Persero) dalam pembangunan Sirkuit, ITDC Group juga berkolaborasi dengan sejumlah BUMN dan perusahaan di Indonesia untuk penyelenggaraan MotoGP 2022 melalui sponsorship Mandalika GP Series.
BUMN dan perusahaan tersebut adalah PT Pertamina (Persero) untuk track naming right serta PT Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., PT PGN Tbk. sebagai venue partner, PT GoTo Gojek Tokopedia, dan PT PP (Persero) sebagai main sponsor, serta Aprillia Indonesia, Astra Honda Motor, J&T Express, PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk., TDR High Performance Technology, RCB (Racing Boy) dan KYT Helmet sebagai supporting sponsor.
Jadi tidak main-main. Meski tidak mudah bagi Pemerintah RI untuk mewujudkan sirkuit sekelas Pertamina Mandalika International Street Circuit, lalu menuju persiapan hingga hari H event MotoGP Indonesia, dilakukan dengan kesungguhan yang luar biasa.
Sirkuit ini kemudian berhasil dibangun dengan segala infrastruktur pendukungnya. Sampai akhirnya sirkuit dengan detilisasi berstandar internasional tersebut diakui oleh FIM dan Dorna Sport serta International Road racing Team Association (IRTA)/ Asosiasi Tim Balap Internasional dan telah meraih grade tertinggi (Grade A).
“Berdasarkan hasil track inspection oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sports dan IRTA pada hari Kamis (17/03/22), Pertamina Mandalika Circuit berhasil lolos homologasi grade A, grade tertinggi yang dimiliki FIM dan juga berarti, sirkuit kami (Mandalika) sangat layak untuk menggelar event MotoGP,” ungkap Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.
Homologasi adalah proses pengecekan resmi yang dilakukan oleh pihak FIM untuk memberikan lisensi layak atau tidaknya sirkuit untuk melangsungkan balapan.
Ini soal sirkuit dan infrastrukturnya. Disiapkan, dibangun diwujudkan. Sudah tidak ada masalah dan telah berstandar internasional dengan apresiasi tertinggi dari yang berwenang menentukan standar tersebut.
Apakah ini sudah cukup? Tentu saja cukup bagi performa sebuah sirkuit bergengsi, karena wujud dan material Sirkuit Mandalika sudah diakui dunia dengan spesifikasi tertinggi.
Bangga? Tentu saja.
Sejak dibangunnya Pertamina Mandalika International Street Circuit, Pemerintah RI juga telah memastikan bahwa multiplier effect harus dicapai dari agenda besar ini sehingga mampu membangkitkan ekonomi dalam berbagai sektor yang juga dapat dinikmati oleh masyarakat.
Pariwisata, bisnis transportasi (darat, laut dan udara), telekomunikasi, akomodasi, kuliner, merchandise hingga usaha oleh-oleh dan lainnya.
Sektor pariwisata memang yang paling kelihatan geliatnya. Sport tourism yang dihadirkan di Sirkuit Mandalika ini memiliki daya ungkit luar biasa bagi bangkitnya ekonomi, setelah dihantam pandemi Covid 19 selama dua tahun sebelum ini. Dan ini harus dipelihara agar event ini membawa berkah bagi bangsa ini.
Apalagi penyelenggaraan MotoGP-WSBK di Mandalika Lombok Indonesia ini sudah direncanakan selama 10 tahun ke depan.
Sebagaimana yang diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Jumat, (18/03/22) di Mandalika Lombok, perhelatan MotoGP Mandalika 2022 merupakan momentum bagi tatanan ekonomi baru pasca pandemi Covid 19.
Salah satu efeknya pada UMKM yang dilibatkan (selama event) berlangsung, memperoleh omset dengan nilai yang sama dengan omzet selama 2 tahun berada dalam keadaan sulit di masa pandemi.
Berkah lain dari MotoGP Mandalika adalah peningkatan jaringan telekomunikasi di Lombok menjadi lebih baik. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI melakukan peningkatan kualitas jaringan atau optimasi sebanyak 16 titik lemah sinyal di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Serangkaian pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dimulai pada 2019 ini, telah menghilangkan area blank spot sinyal sehingga jaringan komunikasi semakin kuat. Sehingga kita bisa mengucapkab selamat tinggal blank spot di Lombok
Menkominfo RI Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa cakupan jaringan telekomunikasi 4G dan 5G di sekitar Sirkuit MotoGP Pertamina Mandalika memiliki kecepatan upload sampai dengan 100 Mbps dan download antara 25 sampai 35 Mbps untuk jaringan 4G, yang didukung tiga operator yang bekerja saling berkolaborasi yaitu Telkom group, XL Axiata dan indosat.
Selain itu MotoGP didukung dengan coverage 4G dan 5G.
Upaya maksimal juga dilakukan pemerintah di sektor transportasi, terutama jalur udara demi suksesnya gelaran MotoGP Mandalika 2022.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi mengungkapkan adanya tambahan 168 penerbangan dengan kapasitas 29.300 kursi untuk mendukung Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang berlangsung di Sirkuit Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada 18-20 Maret 2022.
Ada 135 ekstra flight dengan kapasitas 25 ribu penumpang, yang terdiri rute Jakarta – Lombok 19 ribu orang, Denpasar – Lombok 2.718 orang dan Surabaya – Lombok 3.834 orang. Sementara itu pesawat carter sebanyak 22 flight yang kapasitas muatnya 3.500 orang yang berasal dari Jakarta 12 flight kapasitas 2.023 orang, dari Denpasar ada 8 flight berkapasitas 1.116 orang.
Dan masih banyak hal lain yang sudah dilakukan untuk MotoGP Indonesia ini. Sebelum MotoGP Mandalika 2022 resmi digelar, segala kesiapan sudah dicek secara mendetail. Masing-masing mengurus dan menjalankan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Meski begitu, tentu saja tidak ada gading yang tak retak.
Di saat urusan dalam sirkuit sudah sampai mencapai pujian tertinggi (Grade A), sampai-sampai CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta meyakini gelaran MotoGP Mandalika akan berumur panjang, namun di sisi lain masih ada urusan di luar sirkuit yang benar-benar harus di benahi. Peristiwa keluhan dan kekecewaan penonton MotoGP Mandalika 2022 soal transportasi di hari H penyelenggaraannya, adalah catatan penting untuk 10 tahun ke depan.
Jika ini tidak dibenahi, maka sulit berharap Sirkuit Mandalika bisa berumur panjang. Para penonton yang terlantar akibat ketidaksiapan transportasi dalam event ini, menyebar melalui media sosial masing-masing.
Meski tidak semua dari 63 ribu penonton itu meluapkan keluhan dan kekecewaannya, namun sebagian besar mengungkap kritik dengan nada yang sama.
D hari pertama dan kedua penyelenggaraan, tanggal 18-19 Maret 2022, semua berjalan baik dan lancar. Alur transportasi yang mengangkut penonton dari titik-titik penjemputan sampai dengan transportasi dalam sirkuit, nyaris tidak ada keluhan berarti selain keluhan terkait jauhnya perjalanan yang harus ditempuh penonton dari pintu masuk ke terminal shuttle bus.
Namun di hari ke tiga, hari H balap MotoGP, penonton menumpahkan keluhan dan kecewa berat terkait hal ini. Keluhan dan kekecewaan ini sangat dimengerti. Sebab skema transportasi yang ‘konon’ managemannya sudah diatur sedemikian rupa, nyatanya di hari itu semrawut dan berantakan.
Keluhan di mulai dari sedikitnya titik penjemputan dari lima pintu masuk di Pulau Lombok, yakni, Pelabuhan Bangsal dengan menggunakan bus kecil, Kota Mataram dengan bus medium, Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Gili Mas dengan bus kecil, Bandara Internasional Lombok dengan bus besar, dan Pelabuhan Kayangan menggunakan bus kecil.
Sebanyak 278 unit bus dipastikan akan melayani penjemputan dan pengantaran penonton MotoGP. Pengoperasiannya dimulai 17 Maret atau sehari sebelum rangkaian MotoGP dimulai di Pertamina Mandalika International Street Circuit 18‒20 Maret.
Bus dioperasikan H-1 sampai dengan sehari setelah balapan MotoGP. Shuttle bus yang disiapkan dishub terdiri atas 27 bus ukuran besar, 70 bus ukuran medium dan 181 minibus.
Nanti juga ditunjang angkutan sewa khusus dan alat angkut konvensional. Semuanya gratis. Begitu kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB HL. Mohammad Faozal dengan nada penuh percaya diri, saat Media Briefing MotoGP Mandalika 2022 di Mataram, tanggal 16 Maret 2022. ***