Peristiwa Persekusi Kader PDI Perjuangan di Sekotong  

 Terjadinya persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong, Rachmat Hidayat jadi ingat peristiwa tragis yang juga menimpa kadernya 37 silam di Lombok Timur 

MATARAM.LombokJournal.com ~  Peristiwa persekusi yang menimpa kader PDI Perjuangan di Sekotong, Lombok Barat baru-baru ini, membuat Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat mengenang kembali peristiwa tragis di Lombok Timur 37 tahun silam. 

Saat itu terjadi peristiwa mengenaskan yang juga menimpa kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Lombok Timur bernama Amaq Nurita pada tahun 1986. Terjadi peristiwa mengenaskan, Amaq Nurita ditembak di batang lehernya, hingga gigi dan lidahnya rontok. 

BACA JUGA: Mentan Kagumi Pengembangan Sorgum di NTB

Rachmat Hidayat mengatakan, persekusi kader PDI P di Sekotong, mengingat peristiwa serupa 37 tahun silam
Rachmat Hidayat

Tubuhnya lalu dibuang di parit, namun Tuhan berkehendak lain, namun peristiwa tragis itu tak membuat Amaq Nurita kehilangan nyawanya. . 

Rachmat Hidayat berharap, semua pihak menjadikan peristiwa tiga dekade silam itu sebagai pembelajaran, termasuk bagi aparat penegak hukum.

Amaq Nurita Ditahan Polisi          

RACHMAT tak akan pernah lupa. Waktu itu, bulan Ramadan baru separo jalan. Dua hari menjelang peringatan Nuzulul Quran

Usai santap sahur, Rachmat yang kala itu menjabat Ketua DPD PDI Lombok Timur kedatangan tamu. Enam orang jumlahnya. Mereka adalah tokoh masyarakat dan para tetua dari Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.

Jika bukan karena ada hal yang sangat mendesak, tak mungkin mereka bertamu pada dinihari begitu. 

Rachmat tergopoh menyongsong para tetamu itu. Dengan takzim, dipersilakannya masuk. Dan benar. Tanpa banyak basa-basi, enam tokoh itu segera menyampaikan laporan.

BACA JUGA: Bang Zul Berharap Taman dan Hutan Ramai dengan Kicauan Burung

”Kawule pelungguh ditangkap polisi dan dibawa ke Polsek Keruak,” kata Amaq Rasine, memulai laporan. 

Rachmat menyebut, usia Amaq Rasine kala itu sudah 70 tahun, dan merupakan salah seorang tokoh yang sangat dihormati di Desa Beleka.

Hanya butuh sekejap, cerita dari enam tokoh dan tetua Desa Beleka itu pun tumpah. 

Hari Minggu (13/08/23), Rachmat menuturkan cerita 37 tahun silam itu dengan detail. Yang dilaporkan ditangkap itu adalah warga Desa Beleka bernama Amaq Nurita. Pekerjaannya penggembala kerbau. Ia adalah kader PDI tulen.

Pada masa itu, kader-kader militan PDI, sebelum kini menjadi PDI Perjuangan, memang banyak bermukim di daerah-daerah seperti di Beleka, Janapria, Saba, Jagawana, yang secara administratif merupakan desa-desa di wilayah Lombok Tengah. Tapi, kata Rachmat, mereka memiliki KTA sebagai Anggota PDI Lombok Timur.

Ihwal penangkapan Amaq Nurita pun dituturkan Anggota Komisi VIII DPR RI ini dengan lengkap. 

Semua bermula dari kegiatan Amaq Nurita menggembala puluhan kerbau di kawasan Gawah Sekaroh, wilayah yang kini merupakan ujung bagian selatan dari Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Kawasan hutan ini berada dekat pantai. Sekarang, beberapa di antara pantai itu sudah menjadi destinasi wisata dengan nama yang sangat kesohor.

Dulu, sebelum ada jalan aspal mulus seperti saat ini, gawah Sekaroh adalah tempat yang sangat terpencil. Karena itu, Amaq Nurita bisa menginap berhari-hari di sana untuk menggembala kerbau. 

Biasanya pula, setelah waktu tertentu, dia akan berpindah menggiring kerbaunya ke lokasi lain yang memiliki rumput lebih hijau, dan akan menginap lagi di sana hingga beberapa hari. 

Suatu malam, Amaq Nurita terjaga dari lelap. Kira-kira pukul tiga dini hari. Sebuah perahu besar merapat ke bibir pantai. Perahu itu sarat muatan ternak. Sapi-sapi dalam bobot besar. Entah dari mana. Entah pula terkait ternak apa.

BACA JUGA: Bunda Niken Launching Dapur Sehat Pita Putih 

Beberapa orang juga dilihatnya turun dari perahu menjejak pantai. Meski memerhatikan, Amaq Nurita memilih tidak berinteraksi dengan mereka. Dirinya hanya fokus dan awas pada kerbau-kerbaunya.

Dua hari setelah itu, Amaq Nurita ternyata ditangkap aparat kepolisian. Tak ada yang tahu bagaimana persisnya. 

Keluarganya di Beleka, tiba-tiba saja mendapati kabar kalau Amaq Nurita ditangkap dan dibawa ke Polsek Keruak.

 Hal yang kemudian membuat keluarga berembuk bersama para tokoh dan tetua di desa itu, dan mereka bersepakat melaporkan hal tersebut secara langsung kepada Rachmat Hidayat.

”Saya sampaikan kepada beliau-beliau waktu itu, kalau saya akan menindaklanjuti laporan itu begitu hari sudah terang,” kata Rachmat.

Para tetamu itu pun lega. Mereka lalu pamit. Saat matahari belum sepenggalan, Rachmat kemudian sudah memacu motor trail miliknya menuju Polsek Keruak. 

Di sana, Rachmat yang kala itu sudah menjabat sebagai Anggota DPRD Lombok Timur bertemu dengan Sersan Subari yang dikenalnya sangat baik. Dari Sersan Subari, Rachmat mendapat kabar, Amaq Nurita sudah tidak di Polsek Keruak, tapi dibawa ke Polsek Sakra.

Rachmat balik badan. Kendaraan trailnya kembali dipacu menuju ke Polsek Sakra. Namun, di sana, dia juga tidak mendapatkan informasi yang detail. 

Petugas kepolsian di polsek itu hanya menyampaikan, Amaq Nurita telah dibawa ke Polres Lombok Timur di Selong.

Atas informasi itu, Rachmat mulai sedikit lega. Selepas agenda kedinasan, dia bakal mengurus kembali hal tersebut. 

Namun, malam harinya, tokoh dan tetua dari Beleka kembali datang ke rumahnya. Kali ini, mereka mengenakan pakaian adat lengkap. Mereka datang menyampaikan informasi yang membuat Rachmat terperanjat.

”Amaq Nurita ditembak,” kata tetamu itu.

”Siapa yang menembak?” tanya Rachmat.

Tetamu kompak menggeleng. Tak seorang pun dari mereka tahu para penembak. Yang jelas, tubuh Amaq Nurita ditemukan di parit. Lima belas kilometer dari Desa Beleka. Kondisinya bersimbah darah. Amaq Nurita ditembak di batang lehernya. Gigi dan lidahnya rontok.

”Tapi dia masih hidup,” kata tamu melanjutkan.

Dalam kondisi masih terperanjat, Rachmat berkemas. Dia memerintahkan langsung agar Amaq Nurite malam itu langsung dibawa ke Rumah Sakit di Kota Mataram. Kendaraan disiapkan. Rachmat menyebut, dirinya juga akan langsung berangkat ke Mataram dan menunggu di rumah sakit di ibu kota provinsi NTB itu.

Seiring waktu, sedikit-demi sedikit informasi kian semakin jelas. Diketahui, bahwa Amaq Nurita ditembak oknum personel kepolisian. Informasi itu dipastikan sendiri oleh Rachmat. Qadarullah, Rachmat yang tiba lebih dulu di Rumah Sakit Provinsi NTB di Mataram malam itu, bertemu dengan Anggota POM ABRI yang merupakan sahabatnya bernama Rawitah. Saat itu, Rawitah sedang menunggu keluarganya yang sedang rawat inap di rumah sakit. Mendapati Rachmat di sana, Rawitah menghampiri.

“Ada apa Dik…?” kata Rawitah yang langsung menyapa Rachmat.

Cerita tentang apa yang menimpa Amaq Nurita pun meluncur deras. Tak ada yang ditutup-tutupi. Tak ada pula yang dilebih-lebihkan. Persis seperti yang diketahui langsung Rachmat.

Mendapati cerita tersebut, Rawitah kemudian meminjam telepon rumah sakit. Dia menghubungi instansinya. 

Tak berselang lama, satu truk personel POM ABRI datang ke rumah sakit. Sesuai perintah Rawitah, ruang perawatan yang akan ditempati Amaq Nurita harus disterilkan dan dijaga oleh personel POM ABRI secara ketat.

Tak lama kemudian, kendaraan yang membawa Amaq Nurita tiba dan langsung menjalani perawatan intensif di bagian gawat darurat. Dan selama proses perawatan tersebut, personel POM ABRI berjaga. Berkat kesigapan dokter, Amaq Nurite tertolong.

“Beliau juga masih hidup sampai hari ini,” kata Rachmat.

Malam itu, Rachmat turut bermalam di rumah sakit. Esok harinya, dia kemudian bergegas menemui Lalu Fatrhurrahman yang merupakan Ketua Fraksi PDI di DPRD NTB. Rachmat melaporkan apa yang telah terjadi. Menerima laporan tersebut, Fathurrhaman kemudian bergegas ke RSUD Mataram utuk memastikan langsung hal tersebut. 

Meminjam telepon rumah sakit, Lalu Fathurrhaman kemudian menghubungi jajaran Muspida Pemprov NTB. Mulai dari Kepala Polisi Wilayah, dimana waktu itu, NTB masih berada di bawah wilayah hukum Polda Bali dan Nusa Tenggara. Komandan Korem juga ditelepon. Termasuk Gubernur NTB kala itu, H Gatot Suherman.

Hari itu juga, sejumlah anggota Polsek dan Polres di Lombok Timur diamankan oleh tim POM ABRI. Kasus ini pun diusut dan sampai persidangan di Mahkamah Militer di Surabaya. Mahkamah Militer menyatakan tiga orang terbukti bersalah. Yang pertama AKBP Djais, yang menjabat Kapolres Lombok Timur kala itu. Dihukum enam tahun penjara dan dipecat dari kepolisian. 

Yang kedua, Lalu Lukman Ris, Kapolsek Keruak kala itu. Mendapat hukuman yang sama dengan Kapolres. Satu personel lagi yakni Mahdi, yang disebut dalam persidangan sebagai yang menembak Amaq Nurita. Divonis tiga tahun penjara dan dipecat dengan tidak hormat dari anggota kepolisian. 

Dari ketiganya, hanya Lalu Lukman Ris yang saat ini masih hidup. Lalu Lukman sendiri masih memiliki hubungan keluarga dengan Rachmat.

“Lalu Lukman Ris sepupu saya. Ibunya adalah bibi saya,” kata Rachmat.

Ada Kemiripan

Rachmat menegaskan, dirinya mengungkap peristiwa 37 tahun silam tersebut ke publik, lantaran politisi lintas zaman Bumi Gora ini melihat ada kemiripan dengan tindakan persekusi terhadap kader PDI Perjuangan di Sekotong, Lombok Barat, yang dihakimi massa dan rumahnya dirusak, lantaran dituding melakukan tindakan rudapaksa terhadap anak kandungnya. 

Hal yang belakangan tidak terbukti, dan kasusnya dihentikan oleh aparat kepolisian.

Rachmat menegaskan, semua orang harus bisa belajar terhadap apa yang terjadi pada kader PDI di Lombok Timur tiga dekade silam tersebut. Termasuk aparat penegak hukum.

”Jangan sampai kejadian 37 tahun lalu ini terulang lagi. Kejadian itu harus jadi pembelajaran agar jangan sampai ada yang begini,” ucapnya.

Sudah menjadi komitmen PDI Perjuangan untuk membela dengan teguh kadernya yang tidak bersalah. Kasus yang menimpa Amaq Nurita menjadi contoh. Bahkan, pembelaan itu dilakukan saat Indonesia masih dibawah pemerintahan Orde Baru yang dicatat sejarah sebagai pemerintahan yang represif dan tidak ramah pada lawan politik pemerintah.

”Apalagi zaman reformasi saat ini. PDI Perjuangan akan berada di garis depan, membela kadernya yang tidak bersalah,” kata Rachmat.

Karena itu, dia ingin kasus persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong diusut tuntas. Dibuka pula dengan terang benderang. Sebab, kata Rachmat, dirinya mendapat informasi yang disertai bukti foto, sebelum tindakan persekusi terhadap kader PDI Perjuangan, sempat ada rapat warga di rumah salah seorang tokoh di Sekotong. Dari bukti foto tersebut, kata Rachmat, terlihat Kapolsek Sekotong ada di sana.

”Begitu pula saat persekusi terjadi. Hingga perusakan rumah kader kami. Ada aparat kepolisian di lokasi. Namun, keberadaan mereka justru tidak signifikan bertindak untuk menghentikan tindakan persekusi tersebut. Ada bukti terkait ini dan bukti-bukti itu juga sudah kami serahkan ke Komisi III DPR RI,” tandas Rachmat.

Politisi kharismatik Bumi Gora ini menegaskan, dirinya dan PDI Perjuangan sangat mencintai kepolisian. Apalagi dirinya, terlahir dan besar dari keluarga polisi. 

Hanya saja, Rachmat menegaskan, dirinya tak ingin ada oknum di kepolisian yang lalai atau justru melakukan pembiaran terhadap tindakan yang melawan hukum. Karena itu, dia ingin kasus persekusi di Sekotong diusut tuntas.

”Kalau memang benar ada kelalaian, atau ada yang terlibat, atau ada pembiaran, kita tahu bahwa itu adalah perbuatan oknum. Dan kalau benar ada oknum seperti ini terhadap kasus persekusi ini. Oooooo… nggak ada cerita!” tandas Rachmat.

Dalam hal ini, hukum kata Anggota DPR RI tiga periode ini, harus menjadi panglima. Tidak boleh pula ada kegaduhan baru. Apalagi kegaduhan akibat statement aparat penegak hukum yang prematur seperti yang telah terjadi sebelumnya. 

Sekali lagi, tragedi yang menimpa Amaq Nurita harus menjadi contoh. Bagaimana penegakan hukum dilakukan tanpa ada kegaduhan.

Rachmat pun yakin seyakinnya, meski saat ini belum ada perkembangan signifikan, kasus persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong akan selesai dan ditangani hingga tuntas. Sebagai muslim yang taat, Rachmat menegaskan tentang pentingnya berlaku adil seperti dalam Ayat Suci Alquran, Surat al-Madidah Ayat 8.

”Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa,” kata Rachmat menyitir sebagian terjemahan Surat al-Maidah Ayat 8 tersebut.

Rachmat menegaskan, hukum Tuhan pasti akan berlaku. Cepat atau lambat.

BACA JUGA: Aksi Kemanusiaan Rachmat Bagikan Kursi Roda Adaktif

”Saya memiliki keyakinan. Dan keyakinan saya itu seperti makna dalam Surat al-Maidah ayat delapan. Inilah modal kami menjaga harkat dan martabat partai. Menjaga harkat dan martabat hukum, harkat dan martabat negara, juga harkat dan martabat kemanusiaan dan pergaulan berkehidupan,” tandasnya ***

 

 




Nyaman dan Murah Transportasi Umum di Warsawa 

Mimpi saya untuk selalu menggunakan transportasi umum yang nyaman akhirnya kesampaian selama belajar di Warsawa

Catatan Iwa Gandiwa Dhiras – ASN Pemprov NTB dan Awardee Beasiswa NTB

WARSAWA.LombokJournal.com ~ Dulu saya sering membayangkan bagaimana rasanya jika mobilitas keseharian saya jalani dengan transportasi umum. Saya bermimpi merasakan hari-hari berjalan menggunakan bus dan kereta bawah tanah. 

BACA JUGA: Mahasiswa NTB Mulai Hidup di Warsawa, Polandia

Berpacu dengan waktu, namun cukup santai karena tidak harus memikirkan lalu lintas dan jalanan yang padat ketika harus mengendarai kendaraan pribadi. 

Akhirnya, bayang-bayang itu jadi nyata. Selama melanjutkan studi S2 saya di kota Warsawa, saya kemana-mana naik transportasi umum.

Seperti yang saya jelaskan di tulisan sebelumnya, ada 3 moda trasportasi di kota Warsawa, Mungkin juga di semua negara di Eropa. 

Moda transportasi itu adalah bus, tram dan kereta bawah tanah (metro). 

Bagaimana penggunaan moda transportasi itu? Nah, ini perlu diceritakan.

Moda transportasi ini bisa digunakan jika kita membeli tiket melalui mesin tiket, kantor penjualan dan juga dari aplikasi di gawai kita. 

Ada sekitar 30 jalur tram, lebih dari 200 rute bus dan 2 jalur metro yang beroperasi di pusat kota dan sekitarnya.

Transportasi di kota Warsawa ini menggunakan sistem zonasi. Pada Zona 1 jalur transportasi umum mencakup pusat kota dan destinasi wisata utama di kota Warsawa. Sedangkan untuk Zona 2 melingkupi daerah luar pusat kota hingga pemukiman di pinggiran kota Warsaw. 

Pemberlakuan sistem zonasi ini dimaksudkan untuk mempermudah akses ke tempat-tempat tertentu bagi warga atau pengunjung di kota Warwasa. Yang perlu diperhatikan adalah sistem zonasi ini berpengaruh pada harga tiket transportasi umum tersebut.

Bicara soal harga tiket, harganya bisa sangat beragam namun tidak bergantung pada jenis transportasinya. Kita hanya butuh memberi 1 tiket untuk menggunakan bus, tram dan metro di Warsawa. 

Selain zonasi, yang membedakan adalah durasi validasi tiketnya. Ada tiket sekali jalan (single-ride ticket) yang punya durasi sekitar 75 menit setelah validasi. Ada juga tiket terusan dengan pilihan durasi 24 jam, 72 jam, mingguan bahkan bulanan. 

BACA JUGA: Alumni UI Adakan Lombok Panoramic Fun Ride

Yang perlu diingat adalah melakukan validasi ketika kita mulai menggunakan transportasi umum ini. Jika tiket kita tidak divalidasi dan kita terjaring pemeriksaan, maka kita dianggap penumpang gelap serta harus membayar denda yang jumlahnya tidak sedikit.

Buat saya sebagai mahasiswa, sistem transportasi umum yang terkoneksi dan terintegrasi ini sangat membantu. 

Jika pada tulisan sebelumnya saya hanya menjelaskan 1 cara saya pergi ke kampus, setelah 4 bulan ini saya belajar bahwa ada kurang lebih 5 cara saya untuk pergi ke kampus. Belum lagi proses ini dimudahkan dengan adanya aplikasi “Jakjojade”, yang memungkinkan kita melihat jenis transportasi apa dan di halte atau stasiun mana kita bisa mengakses transportasi tersebut. 

BACA JUGA: Sineas NTB Raih Siberkreasi Awards untuk Film Pendek Literasi Digital

Bisa juga nyaman sebagai tranmsportasi umum
Bis ke kampus

Sebagai mahasiswa saya punya akses untuk diskon 50 persen tarif transportasi umum. Cukup dengan membayar kurang dari Rp500.000 saya bisa mengakses semua transportasi umum di Zona 1 selama 3 bulan tanpa Batasan waktu. 

Melihat angka rupiahnya terkesan mahal. Padahal, ini jelas jauh lebih hemat ketimbang biaya transportasi saya di Mataram. ***

 

 

 




Mahasiswa NTB Memulai Hidup di Warsawa, Polandia

Kuliah di luar negeri tentu sangat menarik bagi mahasiswa, tapi sekaligus penuh tantangan hidup di negeri orang

Iwa Gandiwa Dhiras – ASN Pemprov NTB dan Awardee Beasiswa NTB

WARSAWA.LombokJournal.com ~ Ini cerita tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tengah menuntut ilmu di negeri orang. Ini seperti mimpi yang tak terduga, tapi nyata. Sebagai ASN Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat, saya tak pernah menduga bisa belajar di Warsawa. Mengalami pengalaman baru penuh tantangan, tapi menyenangkan.

 Pada 16 Oktober 2022, saya memulai kehidupan baru di Kota Warsawa, Polandia. Berbeda dengan hari-hari sebagai ASN di Pemprov NTB, saya sekarang menjadi mahasiswa S2 Fakultas Sosiologi di Collegium Civitas dengan konsentrasi Manajemen Media Sosial (Medson). Ini studi yang menarik. 

Alhamdulillah, mimpi saya untuk melanjutkan pendidikan S2 ini terwujud karena lulus seleksi Beasiswa NTB. Sebuah program dari Pemerintah Provinsi NTB yang tujuan besarnya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan juga daya saing anak-anak muda NTB. 

BACA JUGA: Lima Siswa asal NTB Ikut Konferensi Internasional di Turkey

Kuliah di luar negeri itu memang menarik tapi juga menantang dalam waktu yang bersamaan. Menarik karena kita jadi punya pengalaman dan koneksi internasional. Belajar dan hidup di luar negeri tidak akan melupakan kampung halaman, sebaliknya bahkan menambah rasa cinta pada negeri sendiri. Makin kuat kerinduan pada kampung halaman, makin dalam kecintaan pada negeri sendiri yang indah dan masyarakatnya yang selalu hangat bertegur sapa.

Saya sedang menuntut ilmu, karena itu sangat beruntung punya kesempatan bertukar pikiran dan menimba ilmu dari dosen-dosen yang tidak hanya terkenal di civitas akademika di Polandia. Mereka juga punya pengalaman di perusahaan-perusahaan besar seperti Disney, Fox dan Starbucks. Nah, wawasan pun berkembang.  

Dan bagian menantangnya adalah menjalani keseharian yang amat sangat berbeda dari kehidupan sebelumnya. Saya tinggal di distrik Zoliborz. Jarak ke kampus saya yang terletak di Centrum, sebutan untuk pusat kota Warsawa, sekitar 5-6 km. Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan jarak rumah saya ke tempat kerja saya di Mataram. Yang sangat berbeda adalah mobilitasnya. 

Tantangan bagi mahasiswa di negeri orang
Menunggu kereta bawah tanah

Kalau di Mataram saya bisa menggunakan kendaraan pribadi, disini kita “dipaksa” untuk terbiasa dengan angkutan umum. Seperti bus, tram dan metro atau kereta bawah tanah. Ini juga memberi pengalaman menarik, bisa berinteraksi dengan penduduk setempat. 

Tentu saja, di Waesawa jangan bayangkan kita mudah bertegur sapa seperti di negeri sendiri. Di negeri sendiri betapa mudahnya orang bertegur sapa, bersakap-cakap dan tiap orang tidak sulit melempar senyum. Di Warsawa untuk bisa ngobrol dengan orang yang baru kita kenal, harus bekerja keras  

BACA JUGA: Event WSBK Mandalika 2023 Ditonton 59 Ribu Orang

Sehari-hari saya berangkat kuliah dimulai dengan berjalan kaki ke halte bus, yang terletak sekitar 200 meter dari tempat saya tinggal. Di halte, saya menunggu bus dengan nomor 157, 181 atau 185 untuk nantinya mengantarkan saya ke stasiun metro. 

Bus-bus ini biasanya datang setiap 15-20 menit sekali. Setelah naik bus, saya turun di halte bus stop ke 3 yaitu di depan stasiun metro Plac Wilsona. Di stasiun metro ini saya akan naik kereta jurusan Kabaty.

Jika tidak ada kendala teknis, metro akan datang sekitar 3 menit sekali. Di metro ini, saya akan turun di stasiun Centrum yang lokasinya tepat di depan kampus saya.

Bagi saya pribadi, pengalaman ini sangat menantang karena kita seperti diatur oleh waktu. Setiap perjalanan harus benar-benar dipikirkan jarak dan waktunya karena kita sangat bergantung dengan transportasi umum yang punya waktu-waktu tertentu.  

Tidak seperti di Mataram yang semua tempat bisa diakses mudah dan cepat karena punya kendaraan sendiri. Inilah tantangannya, beradaptasi dengan ritme hidup baru. Butuh waktu beberapa minggu bagi saya untuk menyesuaikan diri. Untungnya saya punya modal aplikasi “Jakdojade” yang berfungsi untuk menjadi petunjuk jalan dan memperlihatkan jadwal dan rute transportasi umum di Polandia. 

Soal transportasi umum ini, ada untungnya sebagai mahasiswa. Dengan bantuan kartu mahasiswa dari kampus, saya mendapat diskon 50 persen tarif transportasi umum. Lumayan, hidup berhemat di negeri orang.

BACA JUGA: Bautista Tak Terbendung, Menjuarai WSBK Indonesian Round 2023

Menyesuaikan diri di kehidupan yang baru memang tidak mudah, ada tantangannya. Kita butuh kesabaran dan waktu agar bisa terbiasa dengan pola-pola hidup yang tidak pernah kita temui sebelumnya. 

Jika kita punya kekuatan dan keinginan untuk melalui ini semua, Insyaa Allah karakter untuk bertahan hidup akan semakin kuat, serta pintu untuk pengalaman baru akan makin terbuka lebar. ***

 




Kesombongan Monyet pada Lumba-Lumba Penolongnya

Lumba-Lumba telah menyelamatkan Monyet yang nyaris ditelan ombak laut, namun pertolongan itu dibalas dengan kesombongan

Cukup Wibowo bercerita tentang kesombongan MonyetLombokJournal.com ~ Suatu hari, beberapa pelaut berangkat ke laut dengan kapal layar mereka. Salah satu dari mereka membawa serta monyet peliharaannya untuk perjalanan panjang. 

Ketika mereka berada jauh di laut, badai yang mengerikan menjungkirbalikkan kapal mereka. Semua orang jatuh ke laut, dan monyet itu yakin kalau dirinya akan tenggelam. Tiba-tiba seekor lumba-lumba muncul dan mengangkatnya.

BACA JUGA: Jangan Ubah Dunia (Kisah Sakit Kaki sang Raja)

Diselamatkan dari laut, Monyet mnembalas dengan kesombongan
Monyet dan Lumba-Lumba / IST

Mereka segera mencapai pulau itu dan monyet itu turun dari punggung lumba-lumba. Lumba-lumba bertanya kepada monyet, “Apakah kamu tahu tempat ini?” 

Monyet itu menjawab, “Ya, aku tahu. Raja di pulau ini adalah sahabat baikku. Tahukah kamu, aku sebenarnya seorang pangeran?”

Mengetahui tidak ada siapa pun yang tinggal di pulau itu, lumba-lumba itu berkata, “Yah, baiklah, jadi kamu adalah seorang pangeran! Sekarang kamu bisa menjadi raja!” 

Monyet itu heran, dan serta merta bertanya, “Bagaimana aku bisa menjadi raja?” 

Sambil berenang menjauh, lumba-lumba menjawab, “Itu mudah. Karena kamu adalah satu-satunya makhluk di pulau ini, kamu dengan sendirinya akan menjadi raja!”

BACA JUGA: Kisah Bocah Gembala tentang Seekor Srigala

Inspirasi dari kisah ini:

Mereka yang berbohong dan menyombongkan diri akan menghadapi masalah yang diciptakannya sendiri. ***

 

 

 




Jangan Ubah Dunia (Kisah sakit kaki sang Raja)

Hanya menghindari terantuk batu tajam,  jangan melakukan tindakan yang tak semestinya

KISAH INSPIRASI

LombokJournal.com ~ Dahulu kala, ada seorang Raja yang memerintah negara yang makmur. Suatu hari, dia melakukan perjalanan ke beberapa daerah yang jauh dari kerajaannya. Ketika dia kembali ke istananya, dia mengeluh bahwa kakinya sangat sakit.

Karena ini merupakan pertama kalinya dia melakukan perjalanan yang begitu panjang. Dan jalan yang dia lalui sangat kasar dan berbatu. Dia kemudian memerintahkan rakyatnya untuk menutupi setiap jalan di seluruh negeri dengan kulit.

tentu membutuhkan ribuan kulit sapi, dan akan menghabiskan banyak uang. Kemudian salah satu hambanya yang bijaksana berani mengatakan kepada Raja.

“Mengapa Paduka harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak perlu itu? Mengapa Paduka tidak memotong sepotong kecil kulit untuk menutupi kaki Paduka?” 

Raja terkejut. Tapi kemudian menyetujui sarannya, untuk membuat “sepatu” untuk dirinya sendiri.

 Pelajaran dalam cerita ini: 

Untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang membahagiakan untuk kita tinggali, lebih baik kita mengubah diri sendiri dan hati kita, dan bukan justru berupaya mengubah dunia ***

BACA JUGA:

JoUrnaliana

 




Kisah Bocah Gembala tentang Seekor Srigala

Ada kisah anak gembala yang kerap iseng minta tolong, padahal tidak ada bahaya apa pun,  karena itu saat ia benar-benar menghadapi bahaya penduduk desa pun tak menolongnya

LombokJournal.com ~ Ada seorang anak gembala yang harus menjaga sekawanan domba. Suatu hari, ia merasa bosan dan memutuskan untuk mempermainkan penduduk desa. Tanpa sebab tiba-tiba ia berteriak, “Tolong! Ada serigala! Ada serigala!”
Penduduk desa yang mendengar teriakannya bergegas menuju ke arahnya bermaksud menolong. Sesampai di tempat itu, mereka bertanya, “Di mana serigala itu?”
Bocah gembala itu tertawa keras, “Ha, Ha, Ha! Aku sengaja memainkan kalian semua untuk mengisi kebosananku saja.” Para penduduk menggerutu oleh cara bocah gembala itu memainkan mereka.
Beberapa hari kemudian, bocah gembala itu memainkan trik ini lagi. Sekali lagi dia berseru, “Tolong! Tolong! Ada serigala! Ada serigala!”
Sekali lagi, penduduk desa bergegas ke atas bukit untuk membantunya, namun sekali lagi mereka menemukan bahwa anak laki-laki itu telah menipu mereka. Mereka sangat marah oleh kebohongan yang diulang.
Tak lama setelah itu, seekor serigala pergi ke ladang dan menyerang sekumpulan domba. Anak gembala itu berlari menuju desa sambil berteriak, “Tolong! Tolong! Ada serigala! Ada serigala!”
Penduduk desa mendengar teriakan yang kali ini disertai oleh tangisan sang bocah tetapi mereka tertawa karena mereka pikir itu adalah trik lain. Mereka tak ingin dihongi lagi. Anak laki-laki itu berlari ke penduduk desa terdekat dan berkata, “Seekor serigala sedang menyerang dombaku. Aku memang berbohong sebelumnya, tapi kali ini aku bekata benar!”
Akhirnya, penduduk desa pergi juga untuk melihat apakah itu benar. Mereka melihat serigala melarikan diri dan terlihat banyak domba mati tergeletak di rumput.

Inspirasi dari KISAH ini:
Sulit untuk percaya pada seseorang yang sering berbohong, bahkan ketika dia sedang mengatakan yang sebenarnya. ***

BACA JUGA:




Kekerasan Seksual yang Jadi Sorotan Publik

Peristiwa kekerasan seksual juga terjadi di lingkungan pendidikan bahkan ada kejadian di lingkungan kantor Kementerian

LombokJournal.com ~ Kaum perempuan yang sering kali menjadi korban kasus kekerasan seksual, yang kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. 

Komnas Perempuan mencatat, selama Januari hingga November 2022 menerima 3.014 laporan kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan, termasuk 860 kasus kekerasan seksual di ranah publik/komunitas, dan 899 kasus di ranah personal.

Hadirnya Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang disahkan bulan April 2022 membawa angin segar, yang berkontribusi pada keberanian dan kepercayaan korban untuk melaporkan kasusnya.

Namun masih cukup banyak kasus kekerasan seksual sepanjang 2022 ini. 

Seperti dikutip dari Beautynesia ada beberapa kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menjadi sorotan publik Indonesia sepanjang tahun 2022.

BACA JUGA: Tempat Wisata Harus Bebas dari Kekerasan Sosial

Pria cium anak di bawah umur di Gresik, Jawa Timur

Ini kasus pelecehan seksual yang bikin netizen geram, viral di media sosial potongan video dari rekaman CCTV yang memperlihatkan seorang pria mencium anak di bawah umur di Gresik. Ini terjadi bulan Juni 2022.

Anak-anak jadi korban kekerasan seksual
Pelecehan anak di Gresik

Polisi setempat pernah mengatakan, kejadian tersebut bukanlah pelecehan , ini mendapat kritik dan kecaman. 

Rekaman CCTV yang beredar di media sosial berdurasi 1 menit 58 detik. Seorang pria memakai kemeja putih dan celana coklat, duduk di sebuah toko,  ia sedang membeli minuman.

Datang seorang perempuan dewasa bersama seorang anak perempuan. Ketika perempuan dewasa masuk ke toko, sang anak yang mengenakan jilbab coklat menunggu di luar, di dekat pria yang duduk itu.

Terlihat pria itu tampak sedang mengawasi keadaan sekitar, lalu ia menarik tangan anak perempuan untuk mendekat ke arahnya. Situasi yang sepi dan tidak ada yang memperhatikan, pria itu lalu memeluk tubuh anak perempuan dan menciumnya.

Setelah dicium pria itu, sang anak perempuan nampak mengusap mulutnya dengan wajah bingung. Tak puas, pria tersebut kembali mencium perempuan di bawah umur itu lalu pergi meninggalkan toko.

Diketahui aksi dugaan pelecehan seksual tersebut terjadi di Desa Mriyunan, Sidayu, Gresik.

Pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, Buchori (49) akhirnya diamankan polisi pada Kamis (23/06/22) malam. Usai melakukan penyelidikan terhadap rekaman CCTV dan memeriksa beberapa saksi, pihak Satreskrim Polres Gresik bekerja sama dengan Polda Jatim, menangkap pelaku. Kepada polisi, Buchori menyebut aksinya karena nafsu birahinya meningkat usai empat tahun menduda. 

Buchori mengaku baru pertama kali melakukan pencabulan. Namun ia memang memiliki niat melampiaskan nafsunya ketika melihat korban yang berusia 12 tahun.

BACA JUGA: Pelecehan Seksual Jurnalis, AJI Desak Polisi Tindak Tegas Pelaku

Pencabulan Santriwati di Jombang, Jawa Timur

Masih ingat kasus pencabulan santriwati di Jombang yang sempat bikin geger masyarakat Indonesia? 

Kekerasan seksual yang menimpa santiwati
MSAT alias Mas Bechi

Setelah beberapa kali gagal ditangkap, MSAT alias Mas Bechi, pelaku pencabulan terhadap santriwati di Jombang, akhirnya menyerahkan diri kepada polisi pada awal Juli 2022 lalu sekitar pukul 23:00 WIB.

MSAT telah ditetapkan menjadi tersangka sejak 2 tahun lalu setelah menjadi DPO selama 6 bulan atas dugaan pencabulan terhadap santriwati. 

Kasus pencabulan Mas Bechi terhadap santriwati ini telah dilakukan sejak 2017. Pada 2018, ada santri yang berani melapor ke Polres Jombang. Laporan ini atas dugaan pencabulan, persetubuhan hingga kekerasan seksual pada tiga santriwati, seperti dilansir dari detikJatim.

Pada Oktober 2019 Polres Jombang menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan. Ini karena pelapor dianggap tidak memiliki bukti lengkap.

Usai penolakan laporan korban karena tak cukup bukti, akhirnya korban lain pun melaporkan MSAT ke Polres Jombang. Laporan ini juga dilakukan pada tahun 2019. 

Hingga akhirnya Januari 2020, penyidikan kasus ini resmi diambil alih Polda Jatim.

Korban pencabulan dan pemerkosaan Mas Bechi buka suara. Sambil terisak, para korban menceritakan kisah pilu yang mereka alami.

Ada dua korban yang berani bersuara dan membeberkan aksi keji yang dilakukan Mas Bechi. Pengakuan tersebut disampaikan melalui wawancara dengan CNNIndonesia TV pada Maret 2020 lalu. 

Terungkap, Mas Bechi tidak hanya melakukan aksi pencabulan dan pemerkosaan, namun ia juga menyekap hingga menghajar korban.

Korban pertama mengaku sempat menjalin hubungan asmara dengan Mas Bechi dan berjalan selama 5 tahun. Ketika korban berusia 15 tahun, ia mengaku dicabuli untuk pertama kalinya. 

Di tahun keempat menjalani hubungan, korban ingin berpisah dengan Mas Bechi. Namun, ia malah dipaksa, diancam hingga dihajar oleh MSAT.

Korban pun sempat mencari perlindungan untuk melepaskan diri dari Mas Bechi. Namun, upaya tersebut diketahui Mas Bechi. 

Ia kemudian dijemput paksa oleh orang suruhan Mas Bechi dan dibawa ke sebuah tempat yang disebut Puri. Di sana, ia dihajar dan diperkosa oleh Mas Bechi.

Kabar terbaru, pelaku pencabulan yang menjadi terdakwa, Moch Subchi Azal Tzani (MSAT) alias Mas Bechi (42) divonis 7 tahun penjara.

 Mas Bechi terbukti bersalah dalam kasus perbuatan cabul terhadap santriwati. Namun, vonis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa sebelumnya, yaitu 16 tahun pidana penjara.

BACA JUGA: Dispensasi Nikah, Ini Dampak Buruk Perkawinan Anak

Kekerasan Seksual Motivator di SPI

Nama motivator Julianto Eka Putra, jadi sorotan pada pertengahan Juli 2022 lalu. Julianto Eka Putra (JE) menjadi tersangka kasus kekerasan seksual terhadap siswi di SMA SPI Kota Batu, Malang, di mana ia merupakan pendiri sekolah terkenal tersebut.

Kekerasan seksual yang memakan korban para muridnya
Julianto Eka Putra

Kasus ini sebenarnya sudah bergulir cukup lama, mencuat pada akhir Mei 2021. Butuh waktu sekitar 67 hari sebelum akhirnya Julianto Eka Putra ditetapkan sebagai tersangka, yaitu pada 5 Agustus 2021 lalu. Setelah hampir satu tahun ditetapkan sebagai tersangka, motivator Julianto Eka Putra akhirnya resmi ditahan pada Senin (11/07/22).

Julianto Eka Putra mendirikan SMA SPI dengan tujuan untuk membantu anak-anak yatim piatu dan kurang mampu dalam bidang pendidikan. 

Namun siapa sangka, tersimpan cerita kelam di dalamnya. Diduga belasan siswi menjadi korban kekerasan seksual Julianto Eka Putra.

Dari belasan korban, ada dua korban yang berani bersuara dan membeberkan aksi keji Julianto Eka Putra terhadap mereka. Salah seorang korban, mengaku masuk ke sekolah SPI karena berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia berharap dengan mengenyam pendidikan di sekolah SPI, bisa membuat masa depannya cerah.

Tragedi bermula ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu ia masih berusia 16 tahun. Ia baru saja mengikuti sebuah perlombaan, kemudian ia dibawa oleh Julianto Eka Putra ke sebuah bukit. Di situ, ia diberi motivasi oleh pria yang kerap disapa Ko Jul tersebut.

Saya dimotivasi oleh JE, si JE bilang kalau ‘kamu itu anak yang punya potensi, kamu mau nggak Koko didik untuk bisa menjadi seorang leader?'” ungkap salah seorang korban kepada Karen Pooroe, dilansir dari YouTube CokroTV, jum’at (08/07).

Pria yang akrab disapa Ko Jul itu meminta korban untuk menganggapnya sebagai sosok ayah atau kakak. Pria tersebut juga berpesan jika korban ingin sukses, maka ia harus menuruti apa perkataan dirinya.

Setelahnya, aksi pelecehan seksual terjadi. Korban mengaku dipeluk, dicium, hingga dipaksa berhubungan badan. Julianto Eka Putra mengancam korban agar tidak memberi tahu siapapun soal kejadian tersebut. Korban pun ketakutan dan tidak berani melawan.

Jika ia tidak menurut, ia akan dimaki-maki bahkan dipukul. Korban mengaku kekerasan seksual yang diterimanya berlangsung hingga ia lulus dari sekolah SPI. Tak hanya itu, korban mengaku juga disuruh bekerja oleh Julianto Eka Putra. Namun, ia tidak digaji.

Motivator yang menjadi pelaku kekerasan seksual
Julianto Eka Putra

Pada bulan September 2022 lalu, Julianto Eka Putra divonis penjara 12 tahun. Ia  terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual hingga pemerkosaan terhadap siswanya.

Pemerkosaan Siswi SD di Medan oleh Kepsek dan Tukang Sapu Sekolah

Heboh di media sosial soal seorang siswi SD di Medan diduga diperkosa oleh kepala sekolah dan tukang sapu. Kasus ini menjadi viral setelah orangtua korban, melaporkan kejadian tersebut ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pada September 2022 lalu.

BACA JUGA: Cegah Perkawinan Anak, Wujudkan Indonesia Layak Anak 2030

Melalui video yang diunggah Hotman di akun Instagramnya, @hotmanparisofficial, ia menjelaskan, ada seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang diduga diperkosa oleh beberapa orang.

“Ada satu kasus, ini lah anak kecil, cewek umur 10 tahun yang diduga diperkosa oleh berbagai orang. Oleh oknum pimpin sekolah, pimpinan administrasi bahkan tukang sapu dari sekolah tersebut ikut diduga memperkosa anak kecil ini,” kata Hotman.

bu dari korban, kemudian menceritakan kronologi kejadian yang dialami sang anak. Diduga sang anak diperkosa oleh beberapa orang di gudang sekolah. Awalnya, sang anak diberi serbuk putih oleh tukang sapu. 

“Anak saya dibawa ke gudang, awalnya anak saya dikasih serbuk putih sama tukang sapu. Setelah habis, mulutnya dilakban, kakinya diikat, setelah itu digendong dibawa ke gudang,” tuturnya kepada Hotman.

Di dalam gudang tersebut dceritakan, sudah ada kepala sekolah yang menunggu. Setelah itu, korban diduga diperkosa secara bergilir oleh kepala sekolah dan tukang sapu sekolah.

“Pimpinan masuk dan terjadi lah pelecehan. Iya diperkosa bergantian,” tuturnya.

Kasus ini disebut sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan dan sudah ditarik ke Polda Sumut. Hotman Paris mengatakan laporan pemerkosaan ini bernomor 1769 tanggal 10 September 2021.

“Bapak Kapolda Sumatera Utara tolong segera kasus ini mendapat perhatian,” sebut Hotman Paris.

Pemerkosaan Pegawai Kemenkop

Kasus pemerkosaan yang dilakukan oknum pegawai negeri sipil atau Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap pegawai honorer di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) bikin publik geger. 

Dugaan kasus asusila ini terjadi pada 2019 silam, namun kembali mencuat usai korban berinisial ND kembali membuka kasusnya. Mengajukan praperadilan atas keputusan penghentian kasus oleh Polresta Bogor pada 2020.

Di tahun 2019, polisi mendapat aduan dari ayah korban dengan isi aduan terkait tindakan asusila yang dialami ND. Terduga asusila yang berjumlah 4 orang sempat ditahan dengan dugaan tindak asusila selama 21 hari oleh pihak Polres Kota Bogor, Februari 2020. 

Satu bulan setelahnya, polisi menghentikan penyelidikan kasus usai pelaku dan korban disebut telah berdamai.

Pelecehan diduga terjadi pada 5-6 Desember 2019 saat Kemenkop melakukan kegiatan di luar kantor yang diikuti oleh Bidang Kepegawaian. Korban berinisial ND menjadi salah satu pesertanya.

Pada 5 Desember 2019, usai kegiatan, sekitar pukul 23.30 WIB, ND beserta tujuh orang lainnya makan di sebuah restoran. Pada 6 Desember 2019, sekitar pukul 04.00 WIB, ND kembali ke hotel.

“Setelah kembali ke hotel terjadi dugaan tindak asusila oleh empat orang, W, Z, MF, dan N, terhadap ND di dalam kamar di sebuah hotel di Bogor,” ungkap Sekretaris Kemenkop UKM, Arif Rahman Hakim di Kemenkop UKM, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/10).

Kemudian pada 20 Desember 2019, Arif mengatakan orangtua korban yang juga pegawai di Kemenkop melaporkan adanya pelecehan seksual yang dialami anaknya. Usai mendapat laporan itu, pihaknya langsung memberikan pendampingan kepada ND.

Pada 30 Desember 2019, bidang kepegawaian melakukan pemanggilan kepada dua pelaku. Pada 1 Januari 2020, Polres Bogor mulai melakukan penyelidikan dengan memanggil empat terduga pelaku.

Pada 13 Februari 2020, empat terduga pelaku ditahan selama 21 hari oleh Polres Bogor Kota. Pada 14 Februari 2020, Kemenkop memberikan sanksi pemutusan kontrak kepada pelaku MF dan N yang berstatus non-ASN. Sedangkan W dan Z diberi sanksi turun jabatan dari kelas jabatan 7 ke kelas jabatan 3.

Di bulan Maret, pelaku diproses dan ditangguhkan dari tahanan serta diwajibkan lapor 2 kali seminggu. Arif mengatakan kasus tersebut selesai dengan mediasi antara korban dengan pelaku. Kemudian, pada 13 April 2020, korban ND menikah dengan pelaku Z.

“Setelah tercapai kesepakatan antara keluarga korban dan pelaku untuk diselesaikan secara kekeluargaan, pihak kepolisian terbitkan SP3,” katanya.

Adanya kesepakatan damai tersebut dibantah oleh pihak korban. Tim Advokasi dan Komunikasi Publik Kasus Korban Pemerkosaan di Kementerian Koperasi dan UKM (TAKON Kemenkop) mewakili pihak keluarga membantah klaim yang disampaikan Kemenkop UKM.

Koordinator TAKON Kemenkop, Kustiah Hasim, mengatakan kakak korban menyebut klaim fakta tersebut tak berdasar kebenaran alias bohong.

Kustiah memaparkan, ide terkait pernikahan pelaku dengan korban didorong oleh pihak kepolisian, bukan dari keluarga atau orangtua korban. 

Pernikahan inilah yang akhirnya menjadi dasar penerbitan SP3 atau surat perintah penghentian penyidikan oleh Polresta Bogor. Padahal, menurut Kustiah, pihak keluarga korban tidak pernah mengetahui perihal SP3 tersebut.

Selain itu, pihak keluarga juga membantah soal pengunduran diri korban. Justru, kakak korban menanyakan alasan mengapa korban tidak diperpanjang masa kerjanya alias tidak dipekerjakan lagi di Kemenkop UKM.

Wakapolresta Bogor Kota AKBP Ferdy Irawan menjelaskan soal kasus pelecehan seksual di Kemenkop UKM. Dia menjelaskan alasan penyelidikan kasus tersebut disetop. Kasus sempat diproses dan para pelaku sempat ditahan Mapolresta Bogor Kota pada Februari 2020.

Namun kemudian, kata Ferdy, pihak korban dan keluarga datang ke Polresta Bogor Kota pada Maret 2020 untuk mencabut laporan. Dia mengatakan kedua pihak sudah berdamai dan pelaku akan menikahi korban sebagai bentuk pertanggungjawaban.

“Kemudian Maret 2020 itu datanglah korban dengan keluarganya membawa surat pencabutan laporan dan perdamaian yang sudah ditandatangani oleh para pihak, pelapor maupun terlapor, terus dengan juga menunjukkan ternyata mereka sudah sepakat akan melakukan pernikahan,” sebut Ferdy, dikutip dari detikNews.

Ferdy mengatakan pernikahan antara pelaku dan korban merupakan kesepakatan kedua belah pihak. Ia membantah jika polisi dituding mendorong pernikahan itu dijadikan alat untuk membebaskan pelaku dari jeratan hukum.

Pada November 2022 lalu, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki memecat dua PNS pelaku kasus dugaan kekerasan seksual di Kemenkop UKM. Keputusan ini merupakan hasil penelusuran tim independen.

BACA JUGA: Launching WSBK 2023, Penonton Luar NTB akan Bertambah

“Setelah melalui suatu proses koordinasi dengan BKN, Kemen PPPA, KASN, dan juga hasil penelusuran Tim Independen, kami putuskan memberikan sanksi disiplin berupa pemecatan kepada pelaku kekerasan seksual kepada dua PNS atas nama ZPA dan WA,” ujar Teten dalam konfrensi pers di kantor Kemenkop UKM, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (28/11/22), dilansir dari detikNews.

Sementara untuk pelaku berinisial EW tak ikut dipecat namun dikenakan sanksi penurunan jabatan. Pelaku lainnya, berinisial MM diberikan sanksi pemutusan kontrak kerja. ***

 




Bersin Merupakan Firasat akan Terjadinya Sesuatu

Dalam pengertian medis, bersin itu merupakan gejala yang menyangkut hidung atau tenggorokan, tapi dalam primbon Jawa dinilai merupakan firasat akan terjadinya sesuatu 

lombokjournal.com ~ Tiap orang tentu pernah mengalami bersin atau sternutasi, sebab ini gejala umum menyangkut hidung atau tenggorokan. Bersin-bersin membuat kita terganggu, namun bukanlah gejala masalah kesehatan yang serius

Menurut dokter, bersin merupakan gejala atau juga disebut sebagai proses pengusiran bakteri ke udara secara paksa dan kuat. Kecepatan bersin sekitar 160 km/jam dan dapat mengeluarkan 100.000 bakteri dalam sekali hentakan. 

BACA JUGA: Kesehatanmu saat Memasuki Usia 50 Tahun

Bersin merupakanm gejala terkait tenggorokan atau hidung

Secara medis disebutkan penyebab bersin, antara lain alergi, infeksi, atau iritasi. Kadang-kadang saat berolahraga kita juga mengalaminya.

Tapi tahukah, ada pandangan yang berbeda dengan pandangan medis. Ada yang mengatakan, bersin punya kaitan dengan firasat. Orang yang bersin di pagi, siang, sore dan malam, merupakan firasat akan datangnya kejadian atau peristiwa tertentu. 

Soal firasat ini, bisa dijelaskan dalam primbon Jawa. Masyarakat Jawa punya beragam kepercayaan mengenai berbagai hal, termasuk peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Ternyata, bersin dapat diartikan sebagai firasat dalam kepercayaan orang-orang Jawa, apalagi jika bersinnya tidak wajar.

Bukan hanya orang Jawa, mungkin sebagai orang Indonesia juga pernah mendengar tentang firasat yang timbul karena bersin-bersin. 

Pada pagi hari dapat diartikan tergantung jam berapa kita bersin. Dari bersin di pagi dini hari, hingga pagi menjelang siang, semuanya ada artinya masing-masing.

Seperti apa arti bersin berdasarkan waktunya menurut kepercayaan orang Jawa?

Dalam bacaan Kitab Primbon Jawa Betaljemur Adammakna, pertanda bersin yang tidak biasa berdasarkan waktu kejadiannya.

Pagi hari

Bila bersin tidak wajar pada pukul 1-2 dini hari, pertanda akan berjumpa dengan seorang perempuan.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 3-4 pagi, pertanda akan ada tamu yang membawa keberuntungan dan rezeki.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 5-6 pagi, pertanda akan mendapatkan kebahagian dan kesejahteraan.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 7-8 pagi, pertanda akan mendapatkan rezeki dan pangan yang berlimpah.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 9-10 pagi, pertanda akan kedatangan tamu yang berniat baik.

Bukan hanya bersin di pagi hari saja yang memiliki arti tersendiri bagi yang mempercayainya.

Berikut ini arti bersin di siang, sore, dan malam hari berdasarkan jam terjadinya.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 11-12 siang, pertanda akan ada tamu yang berniat buruk dan berkata kasar.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 1-2 siang, pertanda akan mendapatkan kebaikan dan keberuntungan.

BACA JUGA: Kadar Gula Darah Sangat Mempengaruhi Kesehatan Tubuh

Sore hari

Bila bersin tidak wajar pada pukul 3-4 sore, pertanda akan ada perselisihan dan pertengkaran.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 5-6 sore, pertanda akan kedatangan tamu yagn tidak membawa manfaat dan banyak omong.

Malam hari

Bila bersin tidak wajar pada pukul 7-8 malam, pertanda akan segera mendapatkan jodoh atau pasangan.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 9-10 malam, pertanda akan ada pencurian dan si maling akan tertangkap beramai-ramai.

Bila bersin tidak wajar pada pukul 11-12 malam, pertanda akan mendapatkan jodoh.

Itulah arti bersin tidak wajar berdasarkan jam terjadinya.

BACA JUGA: RSUD NTB Jadi Rumah Sakit Kelas Dunia

Dalam primbon Jawa disebut bersin merupakan firasat akan terjadinyas kejadian tertentu

Dari sisi medis, bersin sendiri merupakan mekanisme yang digunakan tubuh untuk membersihkan hidung.

Saat benda asing seperti kotoran, serbuk sari, asap, atau debu masuk ke lubang hidung, hidung bisa teriritasi yang memunculkan sensasi menggelitik.

Ketika hal itu terjadi, maka tubuh melakukan apa yang perlu dilakukan untuk membersihkan hidung, yakni menyebabkan bersin.

Dengan kata lain, bersin adalah salah satu pertahanan pertama tubuh terhadap berbagai hal yang bisa membahayakan tubuh.

Bersin juga bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan. Hal ini terjadi terutama saat bersin disertai dengan pilek.

Tentunya, Anda boleh percaya ataupun tidak mengenai firasat bersin di pagi hari, siang, maupun malam berdasarkan jam terjadinya..

Tapi para pembaca, boleh percaya tentang firasat yang dimaksud ini. Boleh saja kita menganggapnya sebagai mitos yang dipercayai masyarakat Jawa sebagai tambahan pengetahuan untuk mengetahui warisan budaya masyarakat Jawa. ***.

 




Dugaan Catcalling di Trawangan, Pemrov NTB Respon Cepat 

Respon cepat Pemprov NTB menanggapi dugaan catcalling, untuk mengembalikan nama baik dan citra pariwisata NTB

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pesona Gili Trawangan yang berada di deretan gugusan pulau Tiga Gili, sudah tidak diragukan lagi. 

Keindahan pantai dan air lautnya yang jernih menjadi magnet bagi pelancong dunia. Begitupun kearifan lokal dan keramahan warga desa Gili Indah dalam menyambut pengunjung, yang datang ke pulau yang dijuluki potongan surga oleh wisatawan dalam negeri hingga luar negeri.

Melihat potensi wisata yang luar biasa, warga dan pemerintah membangun lokasi tersebut secara perlahan. 

Wisatawan mulai ramai ke Trawangan

Adat dan budaya serta kearifan lokal menjadikan keunikan tersendiri ini. Suasana alami khas pantai Nusantara, banyak memikat semua orang untuk berlibur ke pulau ini.

BACA JUGA: Sail to Indonesia-Lombok, Berakhir di Medana by Marina

Tidak hanya itu, untuk memanjakan pengunjung, Gili Trawangan juga menyediakan beragam akomodasi, restoran, dan aktivitas berlibur, seperti menyelam untuk melihat keindahan alam bawah lautnya yang sangat mempesona. 

Air lautnya sangat jernih dan bebas polutan sehingga biota laut hidup sangat nyaman tanpa terganggu.

Selain biota lautnya yang sangat terjaga kelestariannya, arus air laut nya pun bisa dibilang cukup tenang sehingga akan menambah keseruan Anda selama menyelam.

Di Gili pengunjung dapat menikmati udara segar dan bebas dari Kemacetan dan polusi Kendaraan. 

Pelaku wisata dan masyarakat setempat hanya menyediakan sepeda dan cidomo atau delman sebagai alat transportasi mengelilingi pulau dengan panjang 3 km dan lebar 2 km.

Tidak hanya itu, selain wisata alam dan pantai, masyarakat disuguhi juga spot wisata yang eksotik, fasilitas penginapan yang murah hingga yang mahal. 

Begitu pun dengan  wisata kulinernya yang tidak kalah menarik. Rangkaian kuliner murah meriah khas local hingga internasional tersedia. 

Beragam menu makanan mulai dari menu seafood dengan ikan yang masih fresh, hingga makanan lain seperti ayam goreng dan bakar, bahkan makanan tradisional Lombok pun tersedia di sini. 

Dugaan Catcalling

Namun, beberapa hari yang lalu, dunia pariwisata NTB, dikejutkan oleh persoalan dugaan catcalling yang viral beberapa hari yang lalu di media sosial. Unggahan wisatawan perempuan Mia Earliana yang mengalami pelecehan verbal saat liburan di Gili Trawangan Lombok Utara, dinilai merusak nama baik dan citra pariwisata yang sudah dikenal dunia internasional.  

Video dugaan catcalling

Pemerintah Provinsi NTB bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara (KLU), tidak tinggal diam, mereka bergerak cepat mengembalikan nama baik dan citra pariwisata NTB, akibat  persoalan dugaan catcalling yang viral tersebut. 

BACA JUGA: Keagungan Adat Sasak di Pernikahan Putri Sekda NTB

Bahkan persoalan tersebut diatensi khusus oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah.

Melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Yusron Hadi,  bergerak cepat untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemda KLU. Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dan melakukan langkah dan upaya untuk menghadapi persoalan yang sudah viral didunia maya. 

Mereka menggandeng juga asosiasi usaha wisata di Gili Trawangan, pelaku wisata dan Kepala Desa Gili Indah, melakukan upaya pembinaan dan edukasi terkait persoalan tersebut kepada pelaku wisata dan masyarakat Gili Terawangan.

Upaya dan langkah tersebut dilakukan untuk menghindari kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang. 

Yusron juga mengajak supaya para pelaku usaha wisata stakeholder terkait di NTB memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, untuk menghadirkan hospitality yang  berkualitas dan menjamin wisatawan nyaman ketika berlibur di NTB.

Yusron juga dengan tegas mengatakan, kejadian ini sementara sedang ditangani Polda NTB. Jadi tidak bisa menggeneralkan contoh dugaan persoalan ini terjadi di pulau Gili Terawangan secara keseluruhan. 

Tapi kejadian tersebut terjadi oleh oknum di tempat kejadian tersebut. 

Belum ada kejadian seperti yang dilakukan oleh masyarakat dan pelaku pariwisata disana. Puluhan tahun masyarakat bersahabat dan ramah dengan wisatawan yang berkunjung.

Setelah unggahan video awalnya viral, wisatawan perempuan yang diduga mengalami Catcalling tersebut, memposting klarifikasinya dan pernyataan, Gili Terawangan aman untuk dikunjungi. 

Walaupun sebagian masyarakat NTB yang resah, terutama masyarakat pariwisata di Gili Trawangan merespon dan melaporkannya kepada pihak berwajib.

Atensi Menparekraf

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Ekraf RI Sandiaga Salahudin Uno, mengapresiasi kinerja dan tanggapan cepat Pemprov NTB bersama dengan Pemda KLU. Merespon cepat dan menelusuri dan mengatasi persoalan tersebut, serta melakukan upaya pembinaan dan kordinasi dengan pelaku wisata dan dunia usaha di Gili Trawangan.

Menparekraf juga meminta agar pelaku wisata dan masyarakat menjaga bersama-sama citra baik, nama baik dan reputasi pariwisata Gili Trawangan, Provinsi  NTB dan umumnya Indonesia yang ramah dan sudah dikenal sejak dulu, sebagai surganya pariwisata dunia.

Sementara itu, pengamat pariwisata Provinsi NTB, Taufan Rahmadi mengapresiasi upaya dan langkah cepat yang ditempuh Pemprov.NTB dan Pemda KLU, berkoordinasi menangani persoalan tersebut. 

Menurutnya, keluhan dan dugaan pelecehan yang dialami wisatawan tersebut, memang harus ditanggapi serius dan bijak oleh pemerintah, pemangku kebijakan dan pelaku wisata di Gili Trawangan.

Taufan Rahmadi mengaku sudah melihat respon cepat dari Pemerintah Provinsi NTB yang melakukan koordinasi dengan jajaran Pemkab KLU dan para pelaku wisata di 3 Gili untuk membicarakan langkah – langkah nyata dalam menanggapi hal ini. Keluhan ini harus ditelusuri asal usulnya agar publik mengerti duduk perkara sebenarnya. 

Jika memang  ada oknum yang benar melakukan hal-hal yang membuat si wisatawan merasa tidak nyaman, para pemangku awig-awig desa ataupun pejabat terkait melakukan teguran sekaligus pembinaan kepada oknum tersebut.

Ia yakin, masyarakat di Gili adalah masyarakat yang ramah dan memahami bagaimana harus berprilaku yang santun kepada wisatawan. 

Terlebih selama ini masyarakat di Gili sangat bergantung pada sektor pariwisata, jadi sangat tidak mungkin mereka akan merusak periuk tempat mereka mengais rejeki

Sehingga, pemerhati pariwisata tersebut meminta agar semua pihak melakukan konsolidasi antar stakeholder pelaku pariwisata pariwisata di Gili, untuk perkuat awig – awig yang menyesuaikan dengan kondisi terkini pasca pandemi. 

Selanjutnya  penguatan kelembagaan DMO Gili yang bisa menjadi cikal bakal pembentukan Badan Otoritas Pengelola Wisata Tiga Gili , yang bertugas bersama, menyepakati segala aturan- aturan terkait manajemen destinasi , mulai pengaturan masuk wisatawan , manajemen sampah,  SOP mitigasi dan lainnya.

Kemudian, harus ada Gili Hotline untuk menjadi media komunikasi 24 jam bagi para wisatawan disaat mereka ingin mengadukan keluhan – keluhan yang mereka rasakan selama berwisata di Gili.

Sementara Polda NTB terus mendalami dugaan tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait video catcalling di Gili Trawangan, yang dilaporkan oleh kelompok masyarakat Kabupaten Lombok Utara.

Konten video TikTok @miaerliana berdurasi 2 menit 50 detik tersebut, menimbulkan reaksi sejumlah masyarakat, dan melaporkannya ke Polda NTB terkait dugaan penghinaan dan atau pencemaran nama baik, berdasarkan dugaan pelanggaran pidana Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

Pengunjung Wisata Gili Terwangan, Mia Erlina yang merupakan pemilik akun @miaerlina, memosting kejadian cat calling disalah satu penginapan saat ia berwisata ke Gili Trawangan. 

Dalam video tersebut, ia meminta wisatawan tidak datang ke Gili Trawangan.

BACA JUGA: Festival Balap Sampan Tradisional Ditutup Gubernur NTB

Humas Polda NTB, Artanto menjelaskan, laporan tersebut masih ditelaah. Dalam waktu dekat, Polda NTB akan memanggil dan mengklarifikasi kedua belah pihak. 

Catcalling termasuk dalam salah satu bentuk pelecehan seksual jenis street harrastment, yakni melontarkan komentar sensual dengan nada menggoda yang dilakukan di tempat umum. 

Pelaku catcalling disebut sebagai catcaller. Catcalling memang paling sering dialami oleh wanita. 

Catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual di ruang publik, biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya. Pelakunya bisa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. ***

 




Keagungan Adat Sasak di Pernikahan Putri Sekda NTB

Prosesi pernikahan putri Sekretaris Daerah Nusa (Sekda) Tenggara Barat, HL Gita Ariadi diliputi keagungan adat Sasak 

LOTENG.lombokjournal.com ~ Sebagai tokoh dan putra daerah NTB, Miq Gita melaksanakan adat Merariq bagi Lalu Moh Puguh Darmawan dengan Lale Yustika Dilla Gumita yang pada 9 Oktober lalu besejati-selabar dan bait janji, Ahad (18/09/22) kemarin menikahkan putri bungsunya. 

Hari Sabtu (24/09/22) diparipurnakan dengan sorong serah aji krame di antara rasa mengharu biru, bahagia dan syukur. 

Lalu Gita Ariadi (berdiri) bersama tokoh masyarakat Sasak

“Mohon doa restu. Semoga anak anak kami mampu membina keluarga Sakinah Mawaddah waa Rahmah. Aamiin YRA,” tulis Miq Gita di akun media sosialnya. 

Hadir pula dalam prosesi  sorong serah aji krama adat di Gedeng Beleq, Puyung, Loteng tokoh dan sesepuh masyarakat  adat Sasak, tamu undangan pejabat pemerintah dan kerabat keluarga. 

Sorong Serah Aji Krame merupakan salah satu karya puncak para pemimpin Sasak dalam bidang penataan sistem sosial dengan pintu masuk yaitu pernikahan.

Secara harfiah Sorong Serah Aji Krame bermakna persaksian tentang derajat kemartabatan. Sorong-serah beratikan persaksian,  Aji bermakna derajat atau nilai dan Krame bermakna kemartabatan. 

BACA JUGA: Sail to Indonesia-Lombok Berkhir di Medana by Marina KLU

Sorong Serah Aji Krame adalah tuntunan berperilaku (Code of Behavior) bagi setiap orang Sasak yang baru memasuki jenjang berumah tangga. 

Sorong Serah Haji Krame didesain dengan seksama sebagai sebuah acara meletakan pondasi nilai agama secara tidak membosankan. Proses ini merujuk kepada nilai agama dalam konteks Syariat, Tarekat, Hakekat, bahkan sampai tingkat Ma’rifat. 

Begitulah dalamnya nilai yang terkandung dalam proses Sorong Serah, dalam proses ini dipersaksikan tentang esensi kejadian manusia, pada apa manusia bertanggung jawab dan kemana manusia itu akan berpulang.

Sorong  Serah Aji Krame adalah metode syiar. Tujuan dari proses Sorong Serah Haji Krame adalah mempersaksikan derajat kemartabatan, Aji Krame mempelai, mempersaksikan setiap rangkaian prosesi yang ditempuh sudah berlangsung dengan baik, serta sebagai permakluman kepada masyarakat.

Proses Sorong Serah Aji Krame ini ditentukan berdasarkan proses pernikahan yang dilalui dan memastikan proses itu sudah ditempuh secara benar dan baik. 

Proses dari tahapan tersebut adalah: 

1) Mbait/jemput  

2) Baik Wali atau Permohonan wali nikah 

3) Akad nikah 

4) Rebaq Pucuk atau Bait Janji (perundingan atau negosiasi) yang merupakan proses penentuan kesepakatan Aji Krame, kemudian disepakati mengenai hari resepsi atau Begawe, yang berlangsung dengan proses Sorong Serah Aji Krame lalu diikuti dengan proses Nyongkolan. 

Sebagai bentuk akhir dari proses ini adalah Bales Ones Nae (kunjungan antar keluarga dekat belah pihak).

Filosofi Aji Krame dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi ukhrawi dan sisi duniawi. 

Pada sisi ukhrawi, proses ini mengandung pesan spiritual yang mempertautkan kakekat diri manusia dalam hubungan dengan ‘sang pemiliknya. 

Pada sisi duniawi, mengandung pesan tentang bagaimana mempelai harus merealisasikan tanggung jawab kehidupan. Dalam design Sorong Serah Aji Krame, sisi ukhwari disebut sebagai ‘Nampak lemah’ (tanah pijakan) yang berarti pondasi spiritual dimana ia berpijak di dalam kehidupannya. Sisi duniawi disebut sebagai ‘Olen’ yang dimaknai sebagai lakon kehidupan. 

BACA JUGA: Festival Balap Sampan Tradisional Ditutup Gubernur NTB

Kedua istilah ini (Nampak Lemah & Olen) dipresentasikan melalui piranti berupa sejumlah uang satuan material tertentu, paling baik berbahan logam mulia atau dikonversi dengan sejumlah nilai satuan mata uang.

Terdapat beberapa undakan sosial dalam Proses Aji Krame yaitu: 

  1. a) Aji Krame Pituq Olas (Tujuh Belas/17). 

Pada tingkatan ini persaksian yang dimunjulkan adalah tentang pengetahuan, kerja-kerja dan tanggung jawab sosial yang paling mendasar dan umum. Rahasia yang terkuak pada tingkatan ‘Aji Krame Pituq Olas 17’ adalah keberadaan ke 17 lubang yang ada pada tubuh manusia, baik itu lubang yang nampak maupun tersembunyi yang mana semua lubang itu harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan baik oleh kedua mempelai. 

  1. b) Aji Krame Telong Dse Telu (Tiga Puluh Tiga/33). 

Tingkatan ini dalah tempat dipersaksikannya tema yang bersifat terbuka terkait syariat. Dalam konteks syariat, 33 merupakan penjumlahan bilangan, 20 mewakili 20 sifat Allah ditambah 13 jumlah rukun shalat. 

  1. c) Aji Krame Enam DAse Enam (Enam Pluh Enam/66). 

Di undakan sosial ini terjadi lompatan besaran angka symbol secara berlipat ganda. Itu merupakan angka bonus bagi seseorang yang mengamalkan ilmunya melalui paramudiata (pengamar) atau kerja-kerja sosial lainnya. 

  1. d) Aji Krame Seratus (Seratus/100). 

Seseorang pada nilai kemartabatan ini memiliki tanggung jawab mengejar dan mendekati 99 asma’ul husan + 1 jati dirinya.

  1. e) Aji Krame Satak (Dua Ratus/200). 

Pada derajat kemartabatan ini, seseorang telah mendekati manusia paripurna (Insan Kamil). Pada orang ini, berpadu secara nyaris sempurna antara sifat kepemimpinan duniawi dan tingkat spiritual yang tinggi.

Menyadari bahwa penikahan adalah salah satu tahap dari daur kejadian manusia, para pemimpin Sasak dari wilayah kedaulatan  (kerajaan) Selaparang, Bayan, Pejanggik dan Pujut bersepakat menciptakan sebuah penataan sosial yang bernilai sangat dalam dan mendasar bagi kehidupan manusia yaitu Sorong Serah Aji Krame. 

Sorong Serah Aji Krame adalah persaksian tentang derajat kemartabatan. Sorong-serah (persaksian), Aji (derajat atau nilai), dan Krame (kemartabatan).

Keagungan prosesi sorong serah aji krama dalam pernikahan Sasak

Dalam filosofinya, terlahir, menjadi dewasa (akil baligh), menikah, memasuki usia tua dan meninggal merupakan tahapan dari daur hidup manusia.

 Setiap tahap dari daur hidup ini dirayakan oleh setiap suku dimana pun berada dengan cara yang berbeda beda yang dilatarbelakangi oleh sejarah, dinamaika yang alami sebagai komunitas dan agama yang dipeluk.***

BACA JUGA: Wagub NTB Mendorong Permainan Tradisional Dipertahankan