Indeks

Wagub NTB Kunjungi Energy Academy di Denmark

Mengunjungi Pulau Samsø, dikenal  pulau energi berkelanjutan

Wagub Ummi Rohmi bersama delegasi Provinsi NTB mengunjungi Energy Academy di Pulau Samsø, Denmark, Kamis (03/11/22) / Foto: irfn
Simpan Sebagai PDFPrint

Wagub NTB melakukan study trip energi terbarukan di Pulau Samsø untuk pelajari transisi energi 

DENMARK.lombokjournal.com ~ Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan bahwa  begitu tiba di Pulau Samsø, tanda-tanda transisi energi terbarukan telah nampak dengan pemandangan 10 turbin angin lepas pantai sejajar yang memanjang ke selatan pulau.

Hal tersebut disampaikan Ummi Rohmi, sapaannya, saat memimpin delegasi Provinsi NTB mengunjungi Energy Academy di Pulau Samsø, Denmark, Kamis (03/11/22).

BACA JUGA: Peringatan 53 Tahun RSUD Provinsi NTB

Wagub Ummi Rohmi di Denmark

“Pulau Samsø memiliki karakteristik yang sama dengan Provinsi NTB, dimana masyarakatnya berbasis agraris”, tuturnya.

Lebih lanjut, Ummi Rohmi menambahkan, saat ini capaian bauran energi di NTB mencapai 19 persen, dan upaya yang dilakukan sudah on the track

Pelaksanaan transisi energi dilakukan dengan menyesuaikan potensi dan melibatkan warga setempat. 

Di sisi lain, edukasi berperan penting untuk menyamakan pemahaman dan meyakinkan semua pihak terkait manfaat energi terbarukan baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan. Pertumbuhan ekonomi dapat diraih tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan. 

“Tentunya tidak mudah untuk memulai transisi energi di Pulau Samsø,” tutur Søren Harmensen, salah satu mantan Profesor Studi Lingkungan yang menonjol karena antusiasme dan dedikasinya terhadap energi  terbarukan.

Dijelaskan, awal tahun 1970an merupakan tantangan utama untuk meyakinkan penduduk pulau yang sebagian besar enggan dan terpecah konflik kepentingan. 

Ditunjuk sebagai manajer proyek, Ia mengadakan  pertemuan informal yang dihadiri oleh sebagian besar warga dan berdasarkan argumen ekonominya, Ia berhasil meyakinkan penduduk tentang manfaat energi terbarukan.

Menurut, Søren Harmensen, pendekatan dari bawah ke atas (bottom up) sangat penting dan tidak seharusnya Pemerintah atau perusahaan memaksakan teknologi kepada warga. Pendekatan sosial jauh lebih baik daripada teknologi.

Saat ini, Pulau Samsø telah menghasilkan sekitar 140 persen listrik jauh melebihi kebutuhannya. Kelebihannya dapat diekspor ke daratan lain di Denmark. 

Sekitar 70 persen kebutuhan minyak bumi untuk kebutuhan air panas warga sudah digantikan oleh kayu (woodchips), jerami dan surya.

BACA JUGA: Gubernur NTB akan Bantu Investor Nyaman Berinvestasi di NTB

Secara internasional, Pulau Samsø juga dikenal sebagai pulau energi berkelanjutan dan pusat studi yang telah dikunjungi oleh banyak delegasi dari seluruh dunia. ***

 

Penulis: Nina/IrfanEditor: Iwaga
Exit mobile version